Anda di halaman 1dari 15

TRANSPORTASI ONLINE

SEBAGAI SOLUSI BAGI KETENAGAKERJAAN

Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum perburuhan

Oleh :

Kelompok 2

Khairunnisa Isyarah Tanjung (150200256)

Datuk
Abstrak

G
Kata Pengantar

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah yang Maha Esa , atas berkat Rahmat dan Hidayah Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Transportasi Online Sebagai Solusi Dalam
Bidang Ketenagakerjaan .
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya . Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu , kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini
Semoga makalah ini memberikan informasi bai masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua

Medan, 25 Mei 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

ABSTRAK..................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ........................................................................................1

B. Rumusan masalah ....................................................................................

C. Tujuan dan manfaat penulisan ....................................................................................

Bab II KAJIAN TEORI...............................................

2.1 Tinjauan Umum Tentang Transportasi Online

2.1.1Pengertian Transportasi Online....................................................................................

.2.1.2 Asas dalam transportasi online..................................................................................

2.2 Tinjauan Umum Tentang Ketenagakerjaan

2.2.1Pengertian Ketenagakerjaan ..................................................................................

2.2.2. Teori dalam ketenagakerjaan...................................................................................

2.2.3. Asas dalam ketenagakerjaan......................................................................................

BAB III METODE PENULISAN ...........................................................

3.1 Jenis Penulisan.................................................................................

3.2.Sumber Data .......................................

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data.............................................................................

3.4 Analisis Data ................................................................................

BAB IV ANALISIS DAN SITESIS....................................................................

4.1 Penerapan ............................................................................................

4.2.Faktor-faktor .....................................................................................................

............................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Rekomendasi

DAFAR PUSTAKA...............................................................................................
ABSTRAK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,


Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama, dan sesudah masa kerja.
Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak peluang kerja bagi para pengusaha dan
pekerja,Salah satunya dalam bidang Transportasi
Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya peranan transportasi, maka lalu lintas
dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu
mewujudkan ketersediaan jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan
pelayanan angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah.
Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
kesejahteraan hidupnya. Kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi dalam satu lokasi, oleh karena itu
manusia memerlukan transportasi untuk melakukan perpindahan orang dan/atau barang dari satu
tempat ketempat yang lain dengan menggunakan kendaraan.
Secara umum, di Indonesia jenis transportasi ada tiga, yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan
tansportasi udara. Dari ketiga jenis transportasi tersebut, transportasi angkutan jalan darat merupakan
media yang paling sering digunakan oleh penumpang bila dibandingkan dengan transportasi lainnya.
Karakteristik transportasi orang dapat dibedakan menjadi angkutan pribadi dan angkutan
umum. Angkutan umum paratransit merupakan angkutan yang tidak memiliki rute dan jadwal yang
tetap dalam beroperasi disepanjang rutenya, sedangkan angkutan umum masstransit merupakan
angkutan yang memiliki rute dan jadwal yang tetap serta tempat pemberhentian yang jelas.
Tumbuh kembang kecanggihan teknologi di Era Globalisasi ini sangat berpengaruh
terhadap ketenagakerjaan khususnya di Indonesia , Transportasi online saat ini sudah berjalan,
banyak pro dan kontra antar masyarakat terkait dengan kecanggihan teknologi pada masa kini ,
fenomena yang terjadi saat ini adalah berkembangnya transportasi online , pada hakikatnya
taransportasi tetap transportasi, tetapi sistemnya yang berbeda, memudahkan pekerja untuk
mendapatkan konsumen , dan memudahkan konsumen , karena sistem yang digunakan sangatlah
efektif, ini merupakan solusi bagi ketenagakerjaan
Namun ,yang masih menjadi masalah adalah kurangnya kesiapan pemerintah dan aturan
yang menjadi payung perusahaan angkutan berbasis aplikasi. baik angkutan online maupun
konvensional harus tunduk pada regulasi. Aplikasi online yang lebih murah karena mengganti
salah satu proses, namun perusahaan aplikasi tetap harus bermitra dengan perusahaan yang
memiliki kendaraan dan supir. Aturan regulasi dari pemerintah belum jelas untuk mitra
perusahaan aplikasi tersebut yang seharusnya membayar tarif yang sama dengan perusahaan
angkutan lainnya.
Secara sosiologis angkutan online dirasa masyarakat juga lebih efisien, karena hanya
menunggu saja ditempat pemesanan tersebut berada. Pemerintah yang harus tegas dalam memilih
regulasi karena nyatanya yang menjadi korban bukanlah pengusaha . melainkan sesama pelaku
kecil , para sopir yang cemburu satu sama lain. Pemicunya perbedaan tarif pelat kuning dan pelat
hitam. Regulated price harus dibuat seadil mungkin. Semua perkembangan teknologi ini harus
mengarahkan negara menjaga keseimbangan dan perubahan yang sehat dan menguntungkan
semua pihak
Maka dari itu , selaku mahasiswa fakultas hukum, kita perlu meganalisis fenomena
transportasi online , apakah merupakan solusi bagi ketenagakerjaan atau tidak dilihat dari segi
hukum dan sosiologis para pengusaha, pekerja dan konsumen .
Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk membahas dan meneliti mengenai
transportasi online sebagai solusi dalam ketenagakerjaan
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaturan transportasi online pada peraturan perundang-undangan di Indonesia ?
bagaimana transportasi online merupakan solusi dalam bidang ketenagakerjaan?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan


Mengetahui pengaturan transportasi online pada peraturan perundang-undangan di Indonesia
Mengetahui transportasi online merupakan solusi dalam bidang ketenagakerjaan
BAB II
LANDASAN TEORI
i.Tinjauan umum tentang tranportasi online
Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996) diartikan sebagai pemindahan
barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka
terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut
dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Dengan adanya pemindahan barang dan manusia
tersebut, maka transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi
(the promoting sector) dan pemberi jasa ( the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh Soesilo (1999) yang mengemukakan bahwa transportasi
merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri
maupun barang.
Dalam literatur pearturan perUndang-Undang di Indonesia yaitu Undang-Undang No 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 ayat (3), transportasi (Angkutan) diartikan
sebagai Perpindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan di ruang lalu lintas jalan.
Maka berdasarkan dari kedua defenisi diatas transportasi merupakan alat angkut dalam
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi juga menjadi alat
penunjang perekonomian seperti membantu perekonomian masyarakat dalam mendistribusikan
alat produksi ke Konsumen. Transportasi menjadi kebutuhan masyarakat dalam segala aktifitas
dengan dibuktikan semakin pesatnya pertumbuhan transportasi di negara Indonesia.

ii. asas-asas hukum transportasi (Pengangkutan)

Peraturan perUndang-Undang di Indonesia mengatur asas-asas dalam hal transportasi


(pengangkutan) sebagaimana yang tertcantum pada UU No 22 Tahun 2009, yaitu :

a. Asas Transparan
keterbukaan dalam menyelenggarakan lalu lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat
luas dalam hal memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur sehingga masyarakat mempunyai
kesempatan berpartisipasi bagi pengembangan lalu lintas dan angkutan jalan.

b. asas Akuntabel
Yaitu penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan yang dapat dipertanggung jawabkan.

c. asas berkelanjutan
yaitu penjamin kualitas fungsi lingkungan melalui pengaturan persyaratan teknis laik
kendaraan dan rencana umum pembangunan serta pengembangan jaringan lalu lintas dan
angkutan jalan.

d. asas partisipatif
yaitu pengaturan peran serta masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan, pengawasan
terhadap pelaksana kebijakan, penanganan kecelakaan, dan pelaporan atas periswtiwa terkait
dengan lalu lintas dan angkutan jalan.
e. asas bermanfaat
yaitu semua kegiatan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang dapat
memberikan nilai tambah sebesar-besarnya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
f. Asas Efisien dan Efektif yaitu pelayanan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil
guna.

g. Asas Seimbang yaitu penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang harus dilaksanakan
atas dasar keseimbangan antara sarana dan prasarana serta pemenuhan hak dan kewajiban
pengguna jasa dan penyelenggara.
h. Asas Terpadu yaitu penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang dilakukan
dengan mengutamakan keserasian dan kesaling bergantungan kewenangan dan tanggumg jawab
antar instansi pembina.

i. Asas Mandiri yaitu upaya transportasi asas tersebut dimaksudkan bahwa pengangkutan
dijadikan alat transportasi yang dapat menunjang bagi masyarakat dan negara agar terdapat
keterpaduan intra maupun antar trasnportasi lain, baik darat, laut, ataupun di udara.

Asas ini mengandung bahwasannya penyelenggaraan transpotasi harus memiliki manfaat bagi
pengguna transportasi agar mendapatkan keuntungan yang sama.

iii. Pengertian Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama, dan sesudah masa kerja. Demikian pengertian Ketenagakerjaan dalam Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003. Sedangkan tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap
dapat bekerja adan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara
15 tahun sampai dengan 64 tahun.

Sedangkan berikut ini pengertian tenaga kerja menurut para ahli dan peraturan perundang-
undangan di Indonesia:

1. Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini
maka pembinaan tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk
melakukan pekerjaan.
2. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
3. Menurut Dr.A.Hamzah SH, tenaga kerja meliputi tenaga kerja yag bekerja di dalam
maupun di luar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya dalam proser produksi tenaga
kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.
4. Menurut Dr. Payaman dikutip A.Hamzah (1990), tenaga kerja adalah (man power) adalah
produk yang sudah atau sedang bekerja. Atau sedang mencari pekerjaan , serta yang sedang
melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah, ibu rumah tangga. Secara praktis, tenaga kerja
terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja: a) angkatan kerja (labour
force) terditi atas golongan yang bekerja dan golongan penganggur atau sedang mencari kerja; b)
kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang bersekolah, golongan yang
mengurus rumah tangga, dan golonganlain lain atau menerima penghasilan dari pihak lain, seperti
pensiunan dll.
1. Menurut Eeng Ahman & Epi Indriani tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang
dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja.
1. Menurut ALAM. S tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja
adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.
1. Menurut Suparmoko dan Icuk Ranggabawono tenaga kerja adalah penduduk yang telah
memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
melakukan kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.
1. Menurut Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph tenaga kerja merupakan faktor
produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak identik)
antar negara.

iv. Teori-Teori Ketenagakerjaan

A. Teori Klasik Adam Smith

Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi
utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya
kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi
kehidupan. Dalam hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi
sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi
tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh.
Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi pertumbuhan ekonomi.

B. Teori Malthus
Sesudah Adam Smith, Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap sebagai pemikir klasik
yang sangat berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Buku Malthus yang
dikenal paling luas adalah Principles of Population. Menurut Mulyadi (2003), dari buku tersebut
akan dilihat bahwa meskipun Malthus termasuk salah seorang pengikut Adam Smith, tidak semua
pemikirannya sejalan dengan pemikiran Smith. Disatu pihak Smith optimis bahwa kesejahteraan
umat manusia akan selalu meningkat sebagai dampak positif dari pembagian kerja dan
spesialisasi. Sebaliknya, Malthus justru pesimis tentang masa depan umat manusia. Kenyataan
bahwa tanah sebagai salah satu faktor produksi utama tetap jumlahnya. Dalam banyak hal justru
luas tanah untuk pertanian berkurang karena sebagian digunakan untuk membangun perumahan,
pabrik-pabrik dan bangunan lain serta pembuatan jalan. Menurut Malthus manusia berkembang
jauh labih cepat dibandingkan dengan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan
umat manusia. Malthus tidak percaya bahwa teknologi mampu berkembang lebih cepat dari
jumlah penduduk sehingga perlu dilakukan pembatasan dalam jumlah penduduk. Pembatasan ini
disebut Malthus sebagai pembatasan moral.
C. Teori Keynes
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar
akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan semua sumber daya,
termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (full-employed). Dengan demikian di bawah
sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Kalau tidak ada yang
bekerja, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja
dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih
rendah ini akan menarik perusahaan untuk memperkerjakan mereka lebih banyak.
Kritikan Jhon Maynard Keynes (1883-1946) terhadap sistem klasik salah satunya adalah tentang
pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian (adjustment) otomatis
yang menjamin bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan
kerja penuh. Dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik di
atas. Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan
berusaha memperjuangkan kepentingan pekerja dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat
upah diturunkan maka boleh jadi tingkat pendapatan masyarakat akan turun. Turunnya
pendapatan sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang
pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan akan berkurang. Berkurangnya
daya beli masyarakat akan mendorong turunnya harga-harga.
Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal tenaga kerja (marginal value of
productivity of labor), yang dijadikan sebagai patokan oleh pengusaha dalam memperkerjakan
tenaga kerja akan turun. Jika penurunan dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai
produktivitasnya hanya turun sedikit. Meskipun demikian jumlah tenaga kerja yang bertambah
tetap saja lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-
harga turun drastis maka kurva nilai produktivitas marginal dari tenaga kerja juga turun drastis
dimana jumlah tenaga kerja yang tertampung menjadi semakin kecil dan pengangguran menjadi
semakin bertambah luas (Mulyadi, 2003).

D. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini dalam Mulyadi (2003),
investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Peran
modal fisik di dalam model pertumbuhan sangat penting, akan tetapi kapasitas produksi hanya
dapat meningkat bila sumber daya lain (modal fisik) membesar. Di samping itu dalam model
pertumbuhan, jumlah penduduk yang besar tidak mengurangi pendapatan per kapita asalkan
modal fisiknya meningkat. Model yang sama juga dikemukakan oleh model Solow di mana dalam
model ini dipakai suatu fungsi produksi Cobb-Douglas. Angkatan kerja diasumsikan tumbuh
secara geometris dan full employment selalu tercapai. Tetapi, dalam model ini pekerja sudah
diperluaskan secara jelas sebagai salah satu faktor produksi, dan bukan sekedar pembagi (untuk
memperoleh output pekerja). Dalam model ini juga dilihat substitusi antara modal fisik dan
pekerja.

E. Teori Ester Boserup


Boserup berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk justru menyebabkan dipakainya sistem
pertanian yang lebih intensif disuatu masyarakat dan meningkatnya output di sektor pertanian.
Boserup juga berpendapat bahwa pertambahan penduduk berakibat dipilihnya sistem teknologi
pertanian pada tingkatan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, inovasi (teknologi) ada lebih dahulu.
Inovasi itu hanya menguntungkan bila jumlah penduduk lebih banyak. Inovasi menurut Boserup
dapat meningkatkan output pekerja, tetapi hanya dilakukan bila jumlah pekerjanya banyak.
Pertumbuhan penduduk justru mendorong diterapkannya suatu inovasi (teknologi) baru (Mulyadi,
2003).
Dari keseluruhan teori tenaga kerja dan pertumbuhan yang mendominasi sebagian besar teori-teori
pembangunan pada tahun 1950-an dan 1960-an dan pada awal tahun 1980-an dikenal bentuk
aliran ekonomi sisi penawaran atau supply-side economics, yang memfokuskan pada kebijakan-
kebijakan untuk meningkatkan output nasional melalui akumulasi modal. Karena model ini
menghubungkan tingkat penyediaan kesempatan kerja dengan tingkat pertumbuhan GNP, artinya
dengan memaksimumkan penyerapan tenaga kerja, untuk memaksimumkan pertumbuhan GNP
dan kesempatan kerja dengan cara memaksimumkan tingkat tabungan dan investasi.

F. Teori Pasar Tenaga Kerja


Solmon (1980) dalam Sinaga (2005) menjelaskan, bahwa pasar tenaga kerja adalah tempat
aktivitas dari bertemunya pelaku-pelaku, pencari kerja dan pemberi lowongan kerja. Proses
bertemunya pencari kerja dan pemberi lowongan kerja dapat terjadi sebentar saja namun dapat
pula memakan waktu yang lama, masalah yang dihadapi oleh kedua belah pihak di pasar yaitu:
setiap perusahaan yang menawarkan lowongan kerja maka menginginkan kualitas serta keahlian
pekerja berbeda-beda sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat upah. Sedangkan
pencari kerja memiliki keahlian juga berbeda-beda sehingga pekerja menginginkan tingkat upah
yang juga berbeda-beda pula. Di mana letak masalah dari kedua belah pihak adalah keterbatasan
informasi.

G. Teori penawaran dan permintaan tenaga kerja


Suparmoko dan Maria (2000) dalam Sinaga (2005) menjelaskan bahwa pada prinsipnya teori
penawaran tenaga kerja dan teori permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat upah, di
mana pendapat dari kaum klasik menyatakan, jika semakin tinggi tingkat upah yang diminta oleh
kaum pekerja maka akan semakin sedikit jumlah penawaran tenaga kerja (lowongan kerja) yang
dapat diberikan dan akan berlaku sebaliknya. Dalam memahami mekanisme pasar tenaga kerja
harus dilihat bagaimana individu pekerja terdapat perbedaan, maka untuk menentukan kuva
penawaran tenaga kerja pada suatu daerah adalah dengan menjumlahkan kurva-kurva penawaran
dari setiap individu, oleh sebab itu kurva dari penawaran tenaga kerja berbentuk melengkung
kebelakang (backward bending curve).
V. Azas-Azas Ketenagakerjaan

a. Asas pembangunan ketenagakerjaan

Pembangunan nasional di laksanakan dalam rangka pembangunan manusia indonesia seutuhnya


dan pembangunan masyarakat indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera,adil,makmur,yang merata, baik materil maupun sepritual berdasarkan pancasila dan
UUD 1945. Dalam pelaksanan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, di perlukan pembangunan ketenagakerjaan
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peranan sertanya dalam pembangunan serta
peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusian.

Untuk itulah di perlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja di maksudkan untuk
menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesaman dan kesempatan serta perlakuan tampa
diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dan
tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Berdasarkan ketentuan pasal 2 UU No.13 Tahun 2003 yaitu, pembangunan ketenagakerjaan


berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan ketentuan pasal3 UU No.13 tahun 2003
pembangunan ketenagakerjaan diselengarakan atas asas keterpaduan melalui kordinasi fungsional
lintas sektor pusat dan daerah.

Selanjutnya berdasarkan ketentuan pasal 4 UU no.13 tahun 2003 pembangunan ketenagakerjaan


bertujuan:

1. memperdayakan dan mendayagunakan tenaga kerjaan secara optimal dan manusiawi.

2. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyedian tenaga kerja yang sesuai dengan
pembangunan nasional dan daerah.

3. memberikan perlindungan kepadtenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan

4. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

Asas pembangunan ketenagakerjaan pada dasarnya sesuai dengan asas pembangunan nasional,
khususnya asas demokrasi, asas adil dan merata. Pembangunan ketenagakerjaan menyangkut
multidimensi dan terkait dengan berbagai pihak, yaitu antara pemerintah, pengusaha dan pekerja.
Pembangunan ketenagakerjaan di lakukan secara terpadu dalam bentuk kerjasama yang saling
mendukung.

Anda mungkin juga menyukai