Oleh :
Kelompok 2
Datuk
Abstrak
G
Kata Pengantar
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah yang Maha Esa , atas berkat Rahmat dan Hidayah Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Transportasi Online Sebagai Solusi Dalam
Bidang Ketenagakerjaan .
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya . Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu , kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini
Semoga makalah ini memberikan informasi bai masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua
ABSTRAK..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
4.2.Faktor-faktor .....................................................................................................
............................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi
DAFAR PUSTAKA...............................................................................................
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
a. Asas Transparan
keterbukaan dalam menyelenggarakan lalu lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat
luas dalam hal memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur sehingga masyarakat mempunyai
kesempatan berpartisipasi bagi pengembangan lalu lintas dan angkutan jalan.
b. asas Akuntabel
Yaitu penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. asas berkelanjutan
yaitu penjamin kualitas fungsi lingkungan melalui pengaturan persyaratan teknis laik
kendaraan dan rencana umum pembangunan serta pengembangan jaringan lalu lintas dan
angkutan jalan.
d. asas partisipatif
yaitu pengaturan peran serta masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan, pengawasan
terhadap pelaksana kebijakan, penanganan kecelakaan, dan pelaporan atas periswtiwa terkait
dengan lalu lintas dan angkutan jalan.
e. asas bermanfaat
yaitu semua kegiatan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang dapat
memberikan nilai tambah sebesar-besarnya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
f. Asas Efisien dan Efektif yaitu pelayanan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil
guna.
g. Asas Seimbang yaitu penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang harus dilaksanakan
atas dasar keseimbangan antara sarana dan prasarana serta pemenuhan hak dan kewajiban
pengguna jasa dan penyelenggara.
h. Asas Terpadu yaitu penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang dilakukan
dengan mengutamakan keserasian dan kesaling bergantungan kewenangan dan tanggumg jawab
antar instansi pembina.
i. Asas Mandiri yaitu upaya transportasi asas tersebut dimaksudkan bahwa pengangkutan
dijadikan alat transportasi yang dapat menunjang bagi masyarakat dan negara agar terdapat
keterpaduan intra maupun antar trasnportasi lain, baik darat, laut, ataupun di udara.
Asas ini mengandung bahwasannya penyelenggaraan transpotasi harus memiliki manfaat bagi
pengguna transportasi agar mendapatkan keuntungan yang sama.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama, dan sesudah masa kerja. Demikian pengertian Ketenagakerjaan dalam Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003. Sedangkan tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap
dapat bekerja adan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara
15 tahun sampai dengan 64 tahun.
Sedangkan berikut ini pengertian tenaga kerja menurut para ahli dan peraturan perundang-
undangan di Indonesia:
1. Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini
maka pembinaan tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk
melakukan pekerjaan.
2. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
3. Menurut Dr.A.Hamzah SH, tenaga kerja meliputi tenaga kerja yag bekerja di dalam
maupun di luar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya dalam proser produksi tenaga
kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.
4. Menurut Dr. Payaman dikutip A.Hamzah (1990), tenaga kerja adalah (man power) adalah
produk yang sudah atau sedang bekerja. Atau sedang mencari pekerjaan , serta yang sedang
melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah, ibu rumah tangga. Secara praktis, tenaga kerja
terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja: a) angkatan kerja (labour
force) terditi atas golongan yang bekerja dan golongan penganggur atau sedang mencari kerja; b)
kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang bersekolah, golongan yang
mengurus rumah tangga, dan golonganlain lain atau menerima penghasilan dari pihak lain, seperti
pensiunan dll.
1. Menurut Eeng Ahman & Epi Indriani tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang
dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja.
1. Menurut ALAM. S tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja
adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.
1. Menurut Suparmoko dan Icuk Ranggabawono tenaga kerja adalah penduduk yang telah
memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
melakukan kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.
1. Menurut Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph tenaga kerja merupakan faktor
produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak identik)
antar negara.
Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi
utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya
kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi
kehidupan. Dalam hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi
sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi
tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh.
Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
B. Teori Malthus
Sesudah Adam Smith, Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap sebagai pemikir klasik
yang sangat berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Buku Malthus yang
dikenal paling luas adalah Principles of Population. Menurut Mulyadi (2003), dari buku tersebut
akan dilihat bahwa meskipun Malthus termasuk salah seorang pengikut Adam Smith, tidak semua
pemikirannya sejalan dengan pemikiran Smith. Disatu pihak Smith optimis bahwa kesejahteraan
umat manusia akan selalu meningkat sebagai dampak positif dari pembagian kerja dan
spesialisasi. Sebaliknya, Malthus justru pesimis tentang masa depan umat manusia. Kenyataan
bahwa tanah sebagai salah satu faktor produksi utama tetap jumlahnya. Dalam banyak hal justru
luas tanah untuk pertanian berkurang karena sebagian digunakan untuk membangun perumahan,
pabrik-pabrik dan bangunan lain serta pembuatan jalan. Menurut Malthus manusia berkembang
jauh labih cepat dibandingkan dengan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan
umat manusia. Malthus tidak percaya bahwa teknologi mampu berkembang lebih cepat dari
jumlah penduduk sehingga perlu dilakukan pembatasan dalam jumlah penduduk. Pembatasan ini
disebut Malthus sebagai pembatasan moral.
C. Teori Keynes
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar
akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan semua sumber daya,
termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (full-employed). Dengan demikian di bawah
sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Kalau tidak ada yang
bekerja, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja
dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih
rendah ini akan menarik perusahaan untuk memperkerjakan mereka lebih banyak.
Kritikan Jhon Maynard Keynes (1883-1946) terhadap sistem klasik salah satunya adalah tentang
pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian (adjustment) otomatis
yang menjamin bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan
kerja penuh. Dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik di
atas. Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan
berusaha memperjuangkan kepentingan pekerja dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat
upah diturunkan maka boleh jadi tingkat pendapatan masyarakat akan turun. Turunnya
pendapatan sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang
pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan akan berkurang. Berkurangnya
daya beli masyarakat akan mendorong turunnya harga-harga.
Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal tenaga kerja (marginal value of
productivity of labor), yang dijadikan sebagai patokan oleh pengusaha dalam memperkerjakan
tenaga kerja akan turun. Jika penurunan dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai
produktivitasnya hanya turun sedikit. Meskipun demikian jumlah tenaga kerja yang bertambah
tetap saja lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-
harga turun drastis maka kurva nilai produktivitas marginal dari tenaga kerja juga turun drastis
dimana jumlah tenaga kerja yang tertampung menjadi semakin kecil dan pengangguran menjadi
semakin bertambah luas (Mulyadi, 2003).
D. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini dalam Mulyadi (2003),
investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Peran
modal fisik di dalam model pertumbuhan sangat penting, akan tetapi kapasitas produksi hanya
dapat meningkat bila sumber daya lain (modal fisik) membesar. Di samping itu dalam model
pertumbuhan, jumlah penduduk yang besar tidak mengurangi pendapatan per kapita asalkan
modal fisiknya meningkat. Model yang sama juga dikemukakan oleh model Solow di mana dalam
model ini dipakai suatu fungsi produksi Cobb-Douglas. Angkatan kerja diasumsikan tumbuh
secara geometris dan full employment selalu tercapai. Tetapi, dalam model ini pekerja sudah
diperluaskan secara jelas sebagai salah satu faktor produksi, dan bukan sekedar pembagi (untuk
memperoleh output pekerja). Dalam model ini juga dilihat substitusi antara modal fisik dan
pekerja.
Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, di perlukan pembangunan ketenagakerjaan
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peranan sertanya dalam pembangunan serta
peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusian.
Untuk itulah di perlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja di maksudkan untuk
menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesaman dan kesempatan serta perlakuan tampa
diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dan
tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.
2. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyedian tenaga kerja yang sesuai dengan
pembangunan nasional dan daerah.
Asas pembangunan ketenagakerjaan pada dasarnya sesuai dengan asas pembangunan nasional,
khususnya asas demokrasi, asas adil dan merata. Pembangunan ketenagakerjaan menyangkut
multidimensi dan terkait dengan berbagai pihak, yaitu antara pemerintah, pengusaha dan pekerja.
Pembangunan ketenagakerjaan di lakukan secara terpadu dalam bentuk kerjasama yang saling
mendukung.