Anda di halaman 1dari 9

Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

4 (2018) : 64 - 72 64

“PIBER LEDFRESUR” (PENANGKAPAN IKAN BERBASIS LED DAN FREKUENSI


SUARA)

“PIBER LEDFRESUR” (FISH CATCHING BY LED AND VOICE FREQUENCY)

Hermawati1), Adil2), Muhammad Nurjumadil3) Jamaluddin 4)


1, 2, dan 3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
4 Dosen PTP FT UNM

Hermawati_tawil@yahoo.com

ABSTRAK

Kondisi sumberdaya perikanan di Kabupaten Barru masih dapat dikategorikan perikanan


yang baik dan belum banyak dimanfaatkan, karena kurang tesedianya armada perikanan
tangkap yang memadai. Salah satu lokasi operasi penangkapan ikan di Barru yaitu
perairan Mallusetasi. Jenis alat tangkap yang dominan digunakan dalam kegiatan operasi
penangkapan ikan di Barru diantaranya pukat pantai, pancing, jaring insang, bagan tancap
dan bagan apung namun masih belum memberikan hasil yang optimal. Tujuan dalam
program ini yaitu penerapan teknologi alat penangkapan ikan berbasis LED dan penentuan
frekuensi suara dapat berguna bagi masyarakat nelayan dan menambah jumlah
tangkapan serta ramah lingkungan. Kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap awal
(persiapan), tahap pelaksanaan, dan tahap akhir yang dilaksanakan kurang lebih selama 5
bulan. PKM ini memiliki potensi yang menjanjikan baik dari segi pengetahuan maupun
terhadap penerapannya. PIBER LEDFRESUR selama pengaplikasiannya memberikan
pengaruh terhadap jumlah tangkapan nelayan dan jumlah pendampatan/perekonomian
nelayan Bojo Baru kabupaten Barru. Dengan penggunaan PIBER LEDFRESUR energi
yang digunakan relatif sangat sedikit serta ramah lingkungan. Hasil tangkapan nelayan
yang biasanya 1 kali penangkapan dalam 4 jam kini dengan menggunakan FIBER
LEDFRESUR meningkat menjadi 4 kali penagkapan dalam 4 jam, dengan persentasi hasil
tangkapan rata-rata 20 kg per tangkapan.
Kata Kunci: Bagan Apung, Frekuensi Suara, Lampu Celup, LED

ABSTRACT

The condition of fishery resources in Barru Regency can still be categorized as good
fishery and not yet widely used, due to lack of adequate fishing catch fisheries. One of the
locations of fishing operations in Barru namely Mallusetasi waters. The dominant fishing
gear used in fishing operations in Barru include seine trawl, fishing rod, gill net, tap chart
and floating chart but still not giving optimal result. the goal in this program is the
application of LED-based fishing technology and the determination of the frequency of
sound can be useful for the fishermen community and increase the number of catch and
environmentally friendly. This activity is divided into 3 stages namely the initial stage
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 65

(preparation), the stage of implementation, and the final stage all of which was carried out
approximately for 5 months. PKM has a promising potential both in terms of knowledge
and its application. PIBER LEDFRESUR during its application gives effect to the number of
fisherman catch and the amount of compression / economy of new bojo fishermen in new
regency. With the use of PIBER LEDFRESUR the energy used is relatively small as well
as the most gterpenting environmentally friendly. The catch of a fisherman usually 1
capture in 4 hours now using FIBER LEDFRESUR rose to 4 times in 4 hours, with a catch
of 20 kg per catch.
Keywords: Floating Chart, Voice Frequency, Lights, LED

PENDAHULUAN memikat ikan (Sudirman & Nessa 2011).


Cahaya merupakan alat bantu untuk
Kondisi sumberdaya perikanan di mengumpulkan ikan di daerah cakupan
Kabupaten Barru masih dapat alat tangkap sehingga ikan-ikan dapat
dikategorikan perikanan yang baik dan ditangkap (Notanubun & Patty 2010).
belum banyak dimanfaatkan, karena Bermacam sumber cahaya yang
kurang tesedianya armada perikanan digunakan pada bagan diantaranya
tangkap yang memadai karena nelayan lampu petromaks. Setelah pencabutan
masih banyak menggunakan kapal-kapal subsidi bahan bakar minyak tanah pada
yang berukuran kecil. Salah satu lokasi tahun 2010 lampu petromaks di nilai
operasi penangkapan ikan di Barru yaitu tidak lagi ekonomis. Nelayan bagan
perairan Mallusetasi. Hasil tangkapan beralih ke lampu neon dengan
ikan di perairan Mallusetasi sebagian menggunakan bahan bakar sumber
besar berupa jenis ikan pelagis kecil energi listrik yang di hasilkan dari
seperti ikan teri, kurisi, ekor kuning, generator set (genset).
selar, kuniran, yang berharga rendah, Menurut nelayan, penggunaan
dibandingkan hasil tangkapan ikan petromaks yang beralih kelampu neon
pelagis besar seperti ikan tongkol, tuna, karena pencabutan subsidi bahan bakar
cakalang, yang nilai jualnya lebih tinggi. minyak tanah dinilai tidak ekonomis, tapi
Jenis alat tangkap yang dominan jauh dari harapan jawaban yang kami
digunakan dalam kegiatan operasi dapat, penggunaan cahaya dalam hal ini
penangkapan ikan di Barru diantaranya lampu neon digunakan sebagai
pukat pantai, pancing, jaring insang, pencahayaan saja bukan sebagai alat
bagan tancap dan bagan apung. Jenis bantu tangkap. Ketidaktahuan para
alat tangkapan ikan masih belum nelayan tentang fungsi lampu yang
memberikan hasil yang optimal. Jenis sesungguhnya mendorong kami untuk
alat tangkap yang biasa digunakan oleh menerapkan sasaran mitra pada nelayan
nelayan Mallusetasi yakni bagan apung. Mallusetasi.
Salah satu faktor pendukung Berdasarkan pengetahuan mitra,
keberhasilan perikanan bagan adalah penjelasan singkat kami kepada nelayan
cahaya,sebagai alat bantu untuk bahwa penggunaan lampu neon tidak
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 66

efektif dalam penangkapan ikan karna perbedaan jarak jangkau dari kedua alat
selain cepat panas, lampu dipermukaan yang dimodifikasi ini akan menambah
mengakibatkan cahaya yang jatuh pada jumlah tangkapan pada nelayan dan
air menyebar, sehingga menyebabkan tentunya ramah lingkungan. Tujuan
penangkapan ikan tidak optimal. Lampu dalam program ini yaitu penerapan
permukaan kurang efektif karena teknologi alat penangkapan ikan
terjadinya pemantulan cahaya yang di berbasis LED dan penentuan frekuensi
akibatkan oleh permukaan air (Syafrie suara dapat berguna bagi masyarakat
2012). nelayan dan menambah jumlah
Solusi yang ditawarkan penerapan tangkapan serta ramah lingkungan.
LED (Light Emitting Diode) berwarna biru Kabupaten Barru dengan Kota Barru
untuk digunakan pada program ini. sebagai ibukota kabupaten terletak
Karna jarak terjauh ditentukan dengan sekitar 102 km dari ibukota Propinsi
warna LED dan LED berwarna biru Sulawesi Selatan dengan ketinggian
memiliki jarak terang dalam air dengan antara 0 – 1.700 m dari permukaan laut.
jarak ±200 meter (Sudirman & Nessa, Luas wilayah Kabupaten ini adalah
2011). 1.174,71 km dengan batas-batas wilayah
Faktor pendukung selain sebagai berikut: sebelah utara dengan
penggunaaan cahaya bisa juga Kota Parepare dan Kabupaten Sidrap,
modifikasi berupa penambahan frekuensi sebelah timur dengan Kabupaten
suara, dimana ketika suara dipancarkan Soppeng dan Bone, sebelah selatan
dari sebuah sumber, mencoba untuk dengan Kabupaten Pangkep, dan
menarik perhatian ikan untuk sebelah barat dengan Selat Makassar.
menghampiri dimana sumber suara Secara administratif, kabupaten ini terdiri
tersebut berada. LED mempunyai atas tujuh kecamatan, 14 kelurahan dan
berfungsi sebagai pengarah sasaran 40 desa. Kabupaten Barru adalah salah
untuk ikan yang ada di sekitar alat satu daerah potensial di bidang Kelautan
dengan jarak jangkauan ±200 meter. dan Perikanan. Luas wilayah
Sedangkan pemancar suara mempunyai penangkapan ikan laut sekitar 56.160
fungsi sebagai pemancar frekuensi suara Ha, tambak sekitar 2.570 Ha, pantai
yang akan ditangkap oleh ikan. Dengan 1.400 Ha dan areal budidaya kolam/air
kedua alat tersebut dapat membuat tawar 39 Ha. Produksi perikanan saat ini:
perhatian ikan untuk mencari dimana 1. Udang : 633,01 ton
asal sumber suara dan cahaya berada. 2. Bandeng : 1.556,08 ton
Dari data yang didapatkan bahwa 3. Cakalang/Tongkol : 260,6 ton
ikan akan tertarik dan akan 4. Kerapu/Kakap : 744 ton
mengeluarkan suara frekuensi ultrasonik. 5. Ikan Merah : 97,02 ton
Dengan semua asumsi ini modifikasi alat 6. Rumput Laut : 251,07 ton yang sudah
penangkapan ikan yang sangat aman diuji coba dan hasilnya sangat baik
dan terjangkau ditambah lagi dengan (Sumber: Sudirman & Nesa 2011).
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 67

Perairan Mallusetasi dapat tanah pada tahun 2010 lampu petromaks


dikategorikan perikanan yang baik dan di nilai tidak lagi ekonomis. Nelayan
belum banyak dimanfaatkan, karena bagan beralih ke lampu neon dengan
kurang tesedianya armada perikanan menggunakan bahan bakar sumber
tangkap yang memadai karena nelayan energi listrik yang di hasilkan dari
masih banyak menggunakan kapal-kapal generator set (genset). Mitra yang
yang berukuran kecil. Hasil tangkapan bersangkutan berasumsi bahwa cahaya
ikan di perairan Mallusetasi sebagian lampu yang dipakai hanya sebatas
besar adalah jenis ikan pelagis kecil penerangan bukan sebagai bantuan alat
seperti ikan teri, kurisi, ekor kuning, tangkap. Selain itu,penggunaan lampu
selar, kuniran, yang berharga rendah, neon dianggap paling baik. Namun
dibandingkan hasil tangkapan ikan penggunaan lampu neon tidak efektif
pelagis besar seperti ikan tongkol, tuna, dalam penangkapan ikan karna selain
cakalang, yang nilai jualnya lebih tinggi. cepat panas, lampu dipermukaan
Jenis alat tangkap yang dominan mengakibatkan cahaya yang jatuh pada
digunakan dalam kegiatan operasi air menyebar, sehingga menyebabkan
penangkapan ikan di Barru diantaranya penangkapan ikan tidak optimal. Lampu
adalah pukat pantai, pancing, jaring permukaan kurang efektif karena
insang, bagan tancap dan bagan apung. terjadinya pemantulan cahaya yang di
Jenis alat tangkapan ikan masih belum akibatkan oleh permukaan air (Syafrie
memberikan hasil yang optimal. Jenis 2012).
alat tangkap yang biasa digunakan oleh Kelemahan lampu neon antara
nelayan Mallusetasi adalah bagan lain umurnya lebih pendek dan
apung. membutuhkan arus (watt) yang lebih
besar untuk menerangi area
penangkapan. Penggunaan lampu neon
ini membuat pengeluaran yang tinggi
pada unit alat tangkap bagan apung.
Penggunaan lampu yang hemat energi
merupakan salah satu cara untuk
menekan biaya operasional, karena
hampir seluruh daya yang dihasilkan
Gambar 1 oleh generator set digunakan untuk
Bagang Apung menyalakan lampu. Penggunaan jumlah
Berdasarkan hasil observasi dan dan daya lampu yang digunakan
wawancara terhadap mitra program menyebabkan perbedaan laju konsumsi
penggunaan alat tangkap yang dominan bahan bakar disebabkan karena daya
digunakan adalah bagan apung dengan yang dihasilkan berbeda.
penggunaan lampu petromaks. Setelah
pencabutan subsidi bahan bakar minyak
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 68

bawah air adalah suara, komunikasi ini


terjalin melalui pencaritahuan gejala apa
yang terjadi dari getaran atau suara yang
ditimbulkan hewan. Sinyal adanya
bahaya baik alam maupun gangguan
makhluk lainnya, penangkapan ikan
yang ramah lingkungan dan berwawasan
konservasi, penentuan potensi setiap
jenis ikan tertentu dilaut, atau juga
Gambar 2 migrasi hewan pada musim-musim
Lampu Neon Permukaan tertentu untuk melestarikan kelanjutan
Lampu LED sudah digunakan kehidupan satwa.
Maka dari itu landasan utama
secara luas oleh masyarakat pada
program penerapan teknologi
kehidupan sehari-hari, seperti sebagai
penangkapan ikan dengan memodifikasi
lampu kendaraan bermotor, lampu
alat tangkap bagan apung menggunakan
emergency, lampu penerangan rumah,
lampu celup dengan warna lampu biru
televisi, komputer, proyektor, liquid
LED berwarna biru mempunyai fungsi
crystal display (LCD), dan lampu rambu
sebagai pengarah sasaran untuk ikan
lalu lintas. Dengan demikian, lampu LED
yang ada di sekitar alat dengan jarak
juga kemungkinan besar dapat
jangkauan ±200 meter. Sedangkan,
digunakan sebagai alat bantu
faktor pendukung selain penggunaaan
penangkapan ikan pada perikanan
cahaya adalah modifikasi berupa
bagan. Keunggulan lampu LED antara
penambahan frekuensi suara, dimana
lain: hemat listrik, ukurannya kecil,
ketika suara dipancarkan dari sebuah
cahayanya dingin dan usia pakainya
sumber, mencoba untuk menarik
hingga 100 ribu jam. Warna cahaya yang
perhatian ikan untuk menghampiri
digunakan cukup bervariasi antara lain
dimana sumber suara tersebut berada.
putih, merah, kuning atau biru yang
pemancar suara mempunyai fungsi
bergantung pada karakteristik daerah
sebagai pemancar frekuensi suara yang
penangkapan dan ikan target (Susanto &
akan ditangkap oleh ikan.
Hermawan 2013).
Bagi beberapa ikan menjadikan METODE PELAKSANAAN
media terbaik untuk komunikasi bawah
air adalah suara, gelombang suara Kegiatan ini dibagi menjadi 3
dalam kaitannya sebagai alat komunikasi tahapan yaitu tahap awal (persiapan),
ikan memiliki beberapa keunggulan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir
antara lain dapat merambat hingga jarak yang dilaksanakan selama 5 bulan.
yang cukup jauh tanpa dipengaruhi oleh Adapun tahapan kegiatan yang
keberadaan terumbu karang atau batu dilaksanakan adalah sebagai berikut:
karang. Media terbaik dalam komunikasi
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 69

Tahap Awal (Persiapan) Tahap Akhir


Pada tahap ini, tim pelaksana Hal terakhir adalah menganilisis
mengumpulkan segala persiapan yang pencapaian tujuan yang dicapai,
dipakai seperti pencarian tempat keberlangsungan program selanjutnya,
pengerjaan dan pengadaan alat/bahan serta menyusun laporan Akhir.
serta mempelajari konsep yang telah
didesain sebelum dirangkai. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap Pelaksanaan Desain LED


Tahap pelaksanaan kegiatan ini
Perakitan LED, Setelah LED
dibagi kedalam beberapa tahap yaitu:
selesai didesain, kemudian tahap
1. Perancangan Produk (Perakitan)
validasi atau perakitan LED.
Menggambar sketsa produk
pemkombinasian lampu LED dan
frekuensi suara, lalu menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan dalam
perakitan LED dan Frekuensi suara,
terakhir melakukan proses perakitan alur
rangkaian LED berdasarkan gambar
sketsa.
2. Uji Coba Produk
Tahap pengujian Produk, sebagai
berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Pengujian LED. Pada tahap
pengujian lampu LED, dimasukan
kedalam bak yang berisi air untuk
Gambar 3
mengamati apakah lampu LED
Desain PIBER LEDFRESUR
cahayanya tembus didalam air.
c. Mengamati tabung pembungkus Perbandingan Sebelum dan setelah
lampu (akrilik), apakah kedap air atau penerapan PIBER LEDFRESUR
bocor. Perbandingan penggunaan alat
d. Kemudian mengamati bagian-bagian bantu penangkapan ikan pada bagan,
kabel atau arus listrik. dengan menggunakan lampu neon dan
e. Memastikan semua perlengkapan menggunakan PIBER LEDFRESUR.
aman. Persentasi harga jual hasil tangkapan
f. Memperhatikan kedalaman air laut nelayan berkisar 18 rb/kg, dengan
dengan penggunaan kabel yang ingin mengkategorikan ikan plagis kecil dan
dimasukan ke dalam laut. besar.
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 70

1. Sebelum penerapan PIBER waktu pukul 18.00-22.00. Hasil


LEDFRESUR tangkapan ikan yang diperoleh selama 4
Nelayan di perairan Mallusetasi malam pada tanggal 25- 28 juni 2018
biasanya melakukan penangkapan ikan disajikan pada gambar berikut ini:
sekali dalam semalam pada rentang

Sebelum Penerapan Alat


26 24,65
22,35
Jumlah tangkapan

24 20,71 21,39
22
20
18
(Kg)

Sebelum Penerapan
Alat

Waktu

Sumber: Data PKM-T


Gambar 4
Persentase Jumlah Tangkapan Sebelum Penerapan Alat
Persentasi hasil tangkapan nelayan tangkapan 21,75 kg/malam, dengan
sebelum penerapan PIBER varietas waktu penangkapan permalam
LEDFRESUR atau menggunakan lampu selama 4 jam yang dimulai dari jam 6
neon permukaan pada 4 malam penurunan alat sampai jam 10 malam
pengamatan yang dimulai pada 25 juni- pengangkatan alat.
28 juni 2018 menghasilkan rata-rata hasil
2. Setelah penerapan PIBER LEDFRESUR

Setelah Penerapan Alat


90 84,83
Jumlah Tangkapan (Kg)

83,55
85 81,54 80,63
80
75
29-Jun 30-Jun 01-Jul 02-Jul
Waktu

setelah…

Gambar 5
Jumlah Setelah Penerapan Alat
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 71

Persentasi hasil tangkapan lampu neon, PIBER LEDFRESUR ini


nelayan setelah penerapan PIBER diangkat setiap 1 jam sekali.
LEDFRESUR pada 4 malam Pengangkatan alat setiap varietas waktu
pengamatan yang dimulai pada 29 juni-2 1 jam sekali dikarenakan ikan yang
juli 2018 menghasilkan rata-rata hasil berkumpul pada lampu cukup banyak
tangkapan 82 kg/malam, dengan sehingga tidak membutuhkan waktu 4
varietas waktu penangkapan permalam jam untuk pengangkatan alat, sehingga
selama 4 jam yang dimulai dari jam 6 diputuskan untuk setiap jam dalam
penurunan alat sampai jam 10 malam. varietas waktu 4 jam alat tangkap
Namun berbeda dengan penggunaan diangkat.
3. Perbandingan Lampu Neon dan PIBER LEDFRESUR dalam Satu Malam

Perbandingan 2 Bagan Menggunakan


Lampu Neon dan PIBER LED FRESUR
100
Jumlah Tangkapan

50 25,75 20,31 24,05 22,03


0 Lampu
(Kg)

Neon

Waktu

Gambar 6
Perbandingan Lampu Neon dan PIBER LEDFRESUR dalam Satu Malam

Dalam hal perbandingan memiliki perbedaan yang sangat


penggunaan energi lampu neon signifikan
permukaan dan PIBER LEDFRESUR
Tabel 1. Perbandingan Lampu Neon dan PIBER LEDFRESUR dalam Satu Malam
Lampu Neon PIBER LEDFRESUR
Bahan Bakar 5 Liter/Malam Tenaga Aki 220 volt/minggu
Penggunaan lampu 15 buah dengan 45 biji LED dalam 1 Rangkaian 180
masing-masing 25-50 watt Volt
Menggunakan 2 jenis warna lampu, merah LED Biru
dan putih
Penggunaan kabel yang banyak yang bisa 1 rangkaian
menimbulkan konsleting
Persentasi hasil tangkapan masing-masing yang sudah dijelaskan
nelayan dengan membandingkan alat diatas. Hal ini dilakukan untuk
tangkap secara bersamaan dalam 4 membuktikan bahaw PIBER
malam dan dengan varitas waktu LEDFRESUR ini benar-benar bekerja
Hermawati, Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 64 - 72 72

dengan baik dibandingkan dengan lampu DAFTAR PUSTAKA


neon permukaan dan menjaminkan
bahwa keadaan laut homogen dengan Notanubun J, Patty W. 2010. Perbedaan
membandingkan 2 bagan apung, bagan Penggunaan Intensitas Cahaya
1 menggunakan lampu neon permukaan lampu terhadap hasil tangkapan
dan bagan 2 menggunakan PIBER bagan apung di Perairan Selat
LEDFRESUR. Pengamatan yang dimulai Rosenberg Kabupaten Maluku
pada 7 juli-10 juli 2018 menghasilkan Tenggara Kepulauan Kei.
rata-rata hasil tangkapan lampu neon Program Studi Pemanfaatan
permukaan 22,75 kg/malam dengan Sumberdaya Perikanan, Fakultas
varietas waktu penangkapan permalam Perikanan dan Ilmu Kelautan,
selama 4 jam yang dimulai dari jam 6 Universitas Surakarta. Solo. Vol
penurunan alat sampai jam 10 malam, VI-3.
sedangkan rata-rata hasil tangkapan Sudirman H, Nessa N. 2011. Perikanan
PIBER LEDFRESUR 80,75 kg/malam Bagan dan Aspek
dengan varietas waktu 4 jam PIBER Pengelolaannya. Malang: UMM
LEDFRESUR ini diangkat setiap 1 jam Press.
sekali.
Susanto A, Hermawan D. 2013. Tingkah
KESIMPULAN laku ikan nila terhadap warna
cahaya lampu yang berbeda.
PIBER LEDFRESUR selama Jurnal Ilmu Pertanian dan
pengaplikasiannya memberikan Perikanan. 2(1):47-53.
pengaruh terhadap jumlah tangkapan Syafrie H. 2012. Efektivitas Lampu
nelayan dan jumlah pendapatan/ Tabung pada Perikanan Bagan
perekonomian nelayan bojo baru [Tesis].Bogor: Institut Pertanian
kabupaten barru. Dengan penggunaan Bogor.
PIBER LEDFRESUR energi yang
digunakan relatif sangat sedikit serta
yang paling gterpenting ramah
lingkungan. Hasil tangkapan nelayan
yang biasanya 1 kali penangkapan
dalam 4 jam kini dengan menggunakan
FIBER LEDFRESUR naik menjadi 4 kali
penagkapan dalam 4 jam, dengan
fersentasi hasil tangkapan rata-rata 20
kg per tangkapan.

Anda mungkin juga menyukai