KENAKALAN REMAJA
ROSALINDA MOURANTES S
X MIA 1
BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku
kenakalan remaja saat ini sulit diatasi, khususnya di kalangan pelajar. Baru-baru ini sering sekali kita
mendengar berita-berita di televisi yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran,
pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar SMA, pemakaian narkoba dan lain-lain. Kenakalan seperti itu
biasanya dilakukan di luar sekolah, adapun bentuk kenakalan yang sering dilakukan oleh para pelajar di
lingkungan sekolah diantaranya merokok, mencoret-coret dinding sekolah, mencuri barang milik teman
sendiri, bolos sekolah, merusak fasilitas sekolah dan lain sebagainya.
Etika,moral dan tingkah laku remaja di era sekarang ini dapat kita ketahui secara garis besar
sangat buruk. Hal ini dapat di lihat dari segi pergaulan, lingkungan dan segi lainya. Padahal mereka
sudah diberi tuntunan pendidikan di sekolah dengan baik.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan
manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan
masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa
awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
12-15 tahun
Masa remaja awal 15-18 tahun
Masa remaja pertengahan 18-21 tahun
Masa remaja akhir
Kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau dursila yang terjadi pada anak-anak remaja secara
sosial yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial , sehingga mereka mengembangkan bentuk
tingkah laku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran norma yang berlaku.
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran
dalam masyarakat.
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di lingkungan sekolah, antara lain yaitu :
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya
kenakalan remaja.
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan
yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak
menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan
agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan
norma yang berlaku.
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah
selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke
masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan
sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan
terasingkan.
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar terhadap pengaruh moral remaja. Biasanya
remaja saat ini berkelompok dan melakukan sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya.
Sedangkan banyak remaja itu sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan
dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum, yaitu :
Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga
tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hokum.
Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang
dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang
dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan,
yaitu :
Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit .
Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa
SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan
dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan
sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan
akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang
berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan
remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan
kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika
dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang
membimbing dan mengarahkan.
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga
apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan
putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat
mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama
teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi
narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh
remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya
terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
Usaha yang bisa dilakukan dalam mengatasi kenakalan remaja di lingkungan sekolah adalah
sebagai berikut :
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan
melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana
banyak terjadi kenakalan remaja.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan
sosial yang baik.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan
dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan
pribadi yang wajar
memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan
tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan
psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap
remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah
laku remaja di rumah dan di sekolah.
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri.
Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok
kecil tersebut.
2.7. Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan
remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan
keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif
bagi remaja.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap
pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman
yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah.
Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-
kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk
memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan
pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
Mengingat pentingnya pendidikan , rasanya sangat baik apabila pendidikan yang baik itu
ditanamkan sejak dini, agar kelak dapat tumbuh dan terbentuk karakter dan jiwa para remaja yang
benar-benar berkualitas. Penanaman pendidikan sejak dini ini dapat diawali dari penanaman pendidikan
yang diajarkan di lingkungan keluarganya . Apabila keluarganya menanamkan pendidikan yang tidak baik
, maka karakter anaknya juga akan menjadi buruk.Sebaliknya , apabila orangtua mengajarkan
pendidikan yang baik maka anak-anaknya akan menumbuhkan karakter anak bangsa yang baik dan
berkualitas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau dursila yang terjadi pada anak-anak remaja secara
sosial yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial , sehingga mereka mengembangkan bentuk
tingkah laku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran norma yang berlaku.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di lingkungan sekolah , antara lain
yaitu faktor kepribadian, faktor Pendidikan dari orangtua, faktor perubahan sosial budaya yang begitu
cepat, faktor status dan peranannya di masyarakat,dan faktor hubungan di sekolahnya
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu.
Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman,
maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.
3.2. Saran
Dengan mempelajari ini, kita dapat lebih mengetahui apa saja bentuk-bentuk dan faktor-faktor
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Sebagai seorang remaja, kita seharusnya bisa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada
perkembangan kenakalan remaja yang sudah memprihatinkan saat ini. Oleh karena itu sebagai salah
satu bentuk implementasi dari tanggung jawab tersebut terhadap kenakalan remaja adalah dengan
berusaha semaksimal mungkin menjadi remaja yang baik