Anda di halaman 1dari 20

http://makalah-elektrical-enginering.blogspot.com/2017/08/blog-post_76.html?

m=1

Makalah.co.id

Makalah.co.id

Kumpulan makalah

Makalah.co.id

Search...

Go

Home » ELE46028 — ISOLASI TEGANGAN TINGGI » SEMESTER III » MAKALAH TUGAS AKHIR - MINYAK
TRAFO SEBAGAI BAHAN ISOLATOR

BY CI BAREQ SUNDAY, 20 AUGUST 2017 ELE46028 — ISOLASI TEGANGAN TINGGI SEMESTER III

MAKALAH TUGAS AKHIR - MINYAK TRAFO SEBAGAI BAHAN ISOLATOR

MINYAK TRAFO SEBAGAI BAHAN ISOLATOR

disusun untuk memenuhi tugas akhir Isolasi Tegangan Tinggi

OLEH :

NAMA : EVAN JOSUA PARDOSI


NIM : 5123331015

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada
saya, sehingga saya bisa menyusun tugas akhir yang berjudul “Minyak Trafo Sebagai Bahan Isolator”

Pengembangan pembelajaran dari materi yang ada di makalah ini dapat dilakukan dalam bimbingan
dosen. Saya berharap makalah ini dapat mengoptimalkan pembelajaran untuk menguasai materi tentang
Isolasi Tegangan Tinggi.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik isi
maupun cara penulisannya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari saudara/i sekalian.

Semoga makalah ini berguna bagi kita semua khususnya bagi yang membaca makalah ini. Karena di
dalam makalah ini banyak informasi yang sangat berguna buat menambah pengetahuan kita.

Medan, Desember 2015

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................. ii

Bab I

Pendahuluan........................................................................................................................ 1

Bab II

A. Pengertian Minyak Trafo................................................................................................ 2

B. Analisis Kegagalan Minyak Trafo.................................................................................. 2


I. Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair............................................................................. 2

C. Sifat-sifat Listrik Cairan Isolasi...................................................................................... 5

D. Kekuatan Dielektrik.......................................................................................................

I. Pengujian Kualitas Minyak Transformator............................................................ 7

II. Pengukuran Konduktivitas Arus Searah Minyak Transformator.......................... 10

III. Pengukuran Faktor Dissipasi Minyak Transformator............................................ 11

IV. Tembus Jembatan Serat dalam Minyak Isolasi.............................................. 12

V. Prosedur Pengujian Tegangan Gagal Minyak Transformator dengan Berbagai Macam


Elektroda .................................................................................. 13

BAB III

Kesimpulan.......................................................................................................................... 15

BAB I

PENDAHULUAN

Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan juga sebagai
pendingin Sehingga banyak digunakan pada peralatan seperti transformator, Pemutus Tenaga, switch
gear.

Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi ketembusan minyak transformator seperti
luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda
dan minyak ), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi
pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak
transformator.

Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal antara lain
isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut
dikenakan tegangan lebih.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Minyak Trafo


Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak mentah. Dalam
pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam transformator akan timbul
hidrokarbon.

Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam
minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar,
karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga
berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.

B. Analisis Kegagalan Minyak Transformator

Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian bagian yang mempunyai beda tegangan agar supaya diantara
bagian bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash-over) atau percikan (spark-over). Kegagalan
isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa
menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinyuitas sistem menjadi terganggu.

Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya
partial discharge. Partial discharge ini dapat terjadi pada material isolasi padat, material ioslasi cair dan
juga material isolasi gas. Mekanisme kegagalan pada material isolasi padat meliputi kegagalan asasi
(intrinsik), elektro mekanik, streamer, termal dan kegagalan erosi. Pada material isolasi gas kegagalan
terutama disebabkan oleh mekanisme Townsend dan mekanisme streamer. Sedangkan kegagalan pada
material isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya
material isolasi cair.

I. Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair

Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi cair
memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan
dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang
yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.

Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan minyak transformator seperti luas
daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan
minyak ), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian
atau minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator.

Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal antara lain
isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut
dikenakan tegangan lebih. Pada perinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau
tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak gagal.
Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini
mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus
pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan
tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga
timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut
kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang
dapat menurunkan tegangan gagal.

Gradien tegangan dv/dx yang melalui sebuah isolator tidak konstan walaupun elektrodanya adalah pelat
pelat sejajar, gradien tegangan paling curam terjadi dekat kepingan-kepingan. Bila dimensinya besar
dibandingkan dengan jarak antara kedua pelat maka pada bagian tengah antara kedua pelat gradiennya
seragam.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme kegagalan yaitu :

Partikel

Ketidakmurnian memegang peranan penting dalam kegagalan isolasi. Partikel debu atau serat selulosa
dari sekeliling dielektrik padat selalu tertinggal dalam cairan. Apabila diberikan suatu medan listrik maka
partikal ini akan terpolarisasi. Jika partikel ini memiliki permitivitas e 2 yang lebih besar dari permitivitas
carian e 1, suatu gaya akan terjadi pada partikel yang mengarahkannya ke daerah yang memiliki tekanan
elektris maksimum diantara elektroda elektroda. Untuk partikel berbentuk bola (sphere) dengan jari jari
r maka besar gaya F adalah :

Jika partikel tersebut lembab atau basah maka gaya ini makin kuat karena permitivitas air tinggi. Partikel
yang lain akan tertarik ke daerah yang bertekanan tinggi hingga partikel partikel tersebut bertautan satu
dengan lainnya karena adanya medan. Hal ini menyebabkan terbentuknya jembatan hubung singkat
antara elektroda. Arus yang mengalir sepanjang jembatan ini menghasilkan pemanasan lokal dan
menyebabkan kegagalan.

Air

Air yang dimaksud adalah berbeda dengan partikel yang lembab. Air sendiri akan ada dalam minyak yang
sedang beroperasi/dipakai. Namun demikian pada kondisi operasi normal, peralatan cenderung untuk
mambatasi kelembaban hingga nilainya kurang dari 10 %. Medan listrik akan menyebabkan tetesan air
yang tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis, tetesan itu
menjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang sehingga
menghasilkan kegagalan total.

Gelembung

Pada gelembung dapat terbentuk kantung kantung gas yang terdapat dalam lubang atau retakan
permukaan elektroda, yang dengan penguraian molekul molekul cairan menghasilkan gas atau dengan
penguatan cairan lokal melalui emisi elektron dari ujung tajam katoda. Gaya elektrostatis sepanjang
gelembung segera terbentuk dan ketika kekuatan kegagalan gas lebih rendah dari cairan, medan yang
ada dalam gelembung melebihi kekuatan uap yang menghasilakn lebih banyak uap dan gelembung
sehingga membentuk jembatan pada seluruh celah yang menyebabkan terjadinya pelepasan secara
sempurna.

C. Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi

Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah :

Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan dalam kondisi tekanan listrik
(electric stress ) yang tinggi.

Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.

Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena meruapakan campuran cairan
hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan permitivitas
subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan
yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki
permitivitas 5 untuk gelombang mikro.

Faktor daya

Faktor daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena
dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi
daya merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki
faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20 oC dan 10-3 pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.

Resistivitas

Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar dari 109

W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m
atau lebih. (W=ohm)

D. Kekuatan Dielektrik

Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material untuk bisa tahan terhadap tegangan
tinggi tanpa berakibat terjadinya kegagalan. Kekuatan dielektrik ini tergantung pada sifat atom dan
molekul cairan itu sendiri. Namun demikan dalam prakteknya kekuatan dielektrik tergantung pada
material dari elektroda, suhu, jenis tegangan yang diberikan, gas yang terdapat dalam cairan dan
sebagainya yang dapat mengubah sifat molekul cairan. Dalam isolasi cairan kekuatan dielektrik setara
dengan tegangan kegagalan yang terjadi.
Dalam upaya memberikan gambaran tentang kekuatan dielektrik maka akan lebih memudahkan bila dua
dielektrik seri ditinjau. Dalam hal ini medan dianggap seragam, arus bocor diabaikan dan konsentrasi
fluks pada pinggiran juga diabaikan.

Oleh karena perpindahan (displacement) netral sama, maka :

En1 En2 Dn1=Dn2

e1En1=e2En2

x1 x2 En1=(v1/x1) dan En2=(v2/x2)

e1, e2 adalah permitivitas

v1, v2 adalah tegangan tiap dielektrik

Jika n buah dielektrik dalam hubungan seri maka gradien atau kuat medannya pada titik x adalah:

Jika terdapat lapisan udara, minyak dan padat yang tebalnya 0.5 inci dengan permitivitas masing-masing
1, 2 dan 4; tegangan V=280 kV. Berdasarkan rumus diatas gradien tegangan udara 320 volt/mil, minyak
160 volt/mil dan bahan padat 80 volt/mil. Oleh karena itu udara mulai gagal saat 54 volt/mil, minyak
pada saat 200 volt/mil dan bahan padat pada saat 25- - 300 volt/mil.

I. Pengujian Kualitas Minyak Transformator

Pengujian kekuatan elektrik minyak Transformator

Kekuatan listrik merupakan karakteristik penting dalam material isolasi. Jika kekuatan listrik rendah
minyak transformator dikatakan memiliki mutu yang jelek. Hal ini sering terjadi jika air dan pengotor ada
dalam minyak transformator. Pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui kegagalan minyak
transformator.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan uji kegagalan ini antara lain:

Ø Jarak elektroda 2.5 mm

Ø Bejana dan elektroda harus benar-benar kering dan bersih setiap sebelum pengujian, elektroda harus
dicuci dengan minyak transformator yang akan diuji.

Ø Minyak yang akan diuji harus diambil dengan alat yang benar-benar bersih, minyak pertama yang
keluar dibuang supaya kran-kran menjadi bersih. Minyak lama pada waktu pertama alirannya dibuang.

Ø Botol tempat minyak transformator ditutup dengan lilin supaya kotoran dan uap air tidak masuk.
Pengujian Viskositas Minyak Transformator

Viskositas minyak adalah suatu hal yang sangat penting karena minyak transformator yang baik akan
memiliki viskositas yang rendah, sehingga dapat bersirkulasi dengan baik dan akhirnya pendinginan inti
dan belitan trasformator dapat berlangsung dengan baik pula.

Titik Nyala (flash point)

Temperatur ini adalah temperatur campuran antara uap dari minyak dan udara yang akan meledak
(terbakar) bila didekati dengan bunga api kecil. Untuk mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran dari
peralatan dipilih minyak dengan titik nyala yang tinggi. Titik nyala dari minyak yang baru tidak boleh lebih
kecil dari 135 oC, sedangkan suhu minyak bekas tidak boleh kurang dari 130 oC. Untuk mengetahui titik
nyala minyak transformator dapat ditentukan dengan menggunakan alat Close up tester.

4. Pemurnian Minyak Transformator

Minyak transformator dapat terkontaminasi oleh berbagai macam pengotor seperti kelembaban, serat,
resin dan sebagainya. Ketidakmurnian dapat tinggal di dalam minyak karena pemurnian yang tidak
sempurna. Pengotoran dapat terjadi saat pengangkutan dan penyimpanan, ketika pemakaian, dan
minyak itu sendiri pun dapat membuat pengotoran pada dirinya sendiri. Beberapa metode pemurnian
minyak transformator adalah sebagai berikut :

a. Mendidihkan (boiling)

Minyak dipanaskan hingga titik didih air dalam alat yang disebut Boiler. Air yang ada dalam minyak akan
menguap karena titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik didih air. Metode ini merupakan metode
yang paling sederhana namun memiliki kekurangan. Pertama hanya air yang dipindahkan dari minyak,
sedangkan serat, arang dan pengotor lainnya tetap tinggal. Kedua minyak dapat menua dengan cepat
karena suhu tinggi dan adanya udara.

Kekurangan yang kedua dapat diatasi dengan sebuah boiler minyak hampa udara (vacum oil boiler). Alat
ini dipakai dengan minyak yang dipanaskan dalam bejana udara sempit (air tight vessel) dimana udara
dipindahkan bersama dengan air yang menguap dari minyak. Air mendidih pada suhu rendah dalam
ruang hampa oleh sebab itu menguap lebih cepat ketika minyak dididihkan dalam alat ini pada suhu
yang relatif rendah. Alat ini tidak menghilangkan kotoran pada kendala pertama, sehingga pengotor
tetap tinggal.
b. Alat Sentrifugal (Centrifuge reclaiming)

Air serat, karbon dan lumpur yang lebih berat dari minyak dapat dipindahkan minyak setelah
mengendap. Untuk masalah ini memerlukan waktu lama, sehingga untuk mempercepatnya minyak
dipanaskan hingga 45 - 55 oC dan diputar dengan cepat dalam alat sentrifugal. Pengotor akan tertekan
ke sisi bejana oleh gaya sentrifugal, sedangkan minyak yang bersih akan tetap berada ditengah bejana.
Alat ini mempunyai efesiensi yang tinggi. Alat sentrifugal hampa merupakan pengembangannya.

Bagian utama dari drum adalah drum dengan sejumlah besar piring / pelat (hingga 50) yang dipasang
pada poros vertikal dan berputar bersama-sama. Karena piring mempunyai spasi sepersepuluh
millimeter, piring piring ini membawa minyak karena gesekan dan pengotor berat ditekan keluar.

c. Penyaringan (Filtering)

Dengan metode ini minyak disaring melalui kertas penyaring sehingga pengotor tidak dapat melalui pori-
pori penyaring yang kecil, sementara embun atau uap telah diserap oleh kertas yang mempunyai
hygroscopicity yang tinggi. Jadi filter press ini sangat efesien memindahkan pengotor padat dan uap dari
minyak yang merupakan kelebihan dari pada alat sentrifugal.

Walaupun cara ini sederhana dan lebih mudah untuk dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit
jika dibandingkan dengan alat sentrifugal yang menggunakan kapasitas motor penggerak yang sama.
Filter press ini cocok digunakan untuk memisahkan minyak dalam circuit breaker (CB), yang biasanya
tercemari oleh partikel jelaga (arang) yang kecil dan sulit dipisahkan dengan menggunakan alat
sentrifugal.

d. Regenerasi (Regeneration)

Produk-produk penuaan tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan cara sebelumnya. Penyaringan
hanya baik untuk memindahkan bagian endapan yang masih tersisa dalam minyak. Semua sifat sifat
minyak yang tercemar dapat dipindahkan dengan pemurnian menyeluruh yang khusus yang disebut
regenerasi.

Dalam menggunakan absorben untuk regenerasi minyak transformator sering dipakai di gardu induk dan
pembangkit. Adsorben adalah substansi yang partikel partikelnya dapat menyerap produk produk
penuaan dan kelembaban pada permukaannya. Hal yang sama dilakukan adsorben dalam ruang
penyaring tabung gas yang menyerap gas beracun dan membiarkan udara bersih mengalir. Regenerasi
dengan adsorben dapat dilakukan lebih menyeluruh bila minyak dicampur dengan asam sulfur. Ada dua
cara merawat minyak dengan adsorben yaitu :

· Pertama, minyak yang dipanasi dapat dicampur secara menyeluruh dengan adsorben yang
dihancurkan dan kemudian disaring.
· Kedua, minyak yang dipanaskan dapat dilewatkan melalui lapisan tebal adsorben yang disebut
perkolasi.

Adsorben untuk regenerasi minyak transformator terdiri dari selinder yang dilas dengan lubang pada
dasarnya dimana adsorber ditempatkan dengan minyak yang dipanaskan (80-100o C) hingga mengalir ke
atas melalui adsorber. Ketika minyak mengalir ke atas, filter tersumbat oleh partikel halus adsorber dan
udara dibersihkan dari adsorber lebih cepat dan lebih menyeluruh pada awalnya. Adsorber yang
digunakan untuk regenerasi minyak transformator kebanyakan yang terbuat silica gel dan alumina atau
sejenis tanah liat khusus yang dikenal sebagai pemutih (bleaching earth), lempung cetakan (moulding
clay).

Transformator tentunya harus diistirahatkan (deenergized) ketika minyaknya akan dimurnikan atau
diregenerasi dengan salah satu metode diatas, walaupun demikian hal di atas dapat dilaksanakan dalam
keadaan berbeban jika dilakukan perlakuan khusus. Pengembangan metode regenerasi minyak
transformator dalam kedaan berbeban adalah dengan filter pemindah pemanas (thermal siphon filter)
yang dihubungkan dengan tangki minyak transformator. Filter ini diisi dengan adsorben sebanyak 1 %
dari berat minyak transformator.

II. Pengukuran Konduktivitas Arus Searah Minyak Tansformator

Konduktivitas minyak (k) sangat tergantung pada kuat medan, suhu dan pengotoran. Nilai konduktivitas
diakibatkan oleh pergerakan ion. Pengukuran k dapat menunjukkan tingkat kemurnian minyak
transformator. Penguraian pengotor elektrolitik menghasilkan ion positif dan negatif . Untuk satu jenis
ion dengan muatan q1 denmgan rapat ion n1 maka kontribusi rapat arus yang ditimbulkan pada kuat
medan E yang tidak terlalu tinggi adalah :

S1=q1n1v1

S1=q1n1E

dimana v1 dan n1 adalah kecepatan dan mobilitas ion.

Mobilitas ion akan bernilai konstan hanya jika berlaku hukum Ohm. Jika terdapat kuat medan tertentu
dalam medan dielektrik, maka akan berlangsung mekanisme kompensasi yang menyeimbangkan
kerapatan berbagai jenis ion hingga tercapai keseimbangan antara penciptaan, rekombinasi serta
kebocoran ion terhadap elektroda elektroda. Karena mobilitas ion yang berbeda, maka mekanisme juga
berlaku dengan laju yang berbeda pula sehingga nilai k merupakan fungsi waktu. Oleh karena itu dalam
mengukur nilai k dianjurkan untuk menunggu beberapa saat misalnya 1 menit hingga mekanisme
transien hilang.

Susunan elektroda yang dgunakan dalam mengukur nilai k harus dilengkapi dengan elektroda cincin
pengaman untuk menghilangkan pengaruh pada bidang batas dan arus arus permukaan yang dibumikan
secara langsung.
Gambar susunan elektroda untuk tegangan searah

1.Elektroda tegangan tinggi

2.Elektroda ukur

3.Elektroda cincin pengaman

Medan elektrik sedapat mungkin dibuat homogen. Disamping elektroda pelat umumnya digunakan
elektroda selinder koaksial. Jika diterapkan tegangan U untuk medan homogen seluas A dan besar sel S
maka nilai k dapat dihitung dari nilai arus I sebagai berikut

k = (I.S) / U A

Arus yang terukur umumnya berkisar beberapa kiloampere. Untuk itu dapat digunakan galvanometer
kumparan putar yang peka ataupun pengukur arus dengan penguat elektronik yang jauh lebih peka.

III. Pengukuran Faktor Dissipasi Minyak Transformator

Rugi dielektrik dari suatu isolasi dengan kapasitansi C pada frekuensi jala jala w dapat dihitung dengan
menggunakan faktor disipasi sebagai berikut :

Pdiel = U2w C tan d

Besar rugi dielektrik dapat diukur dengan jembatan Schering :

Gambar : Rangkaian untuk mengukur Kapasitansi dan faktor dissipasi dengan jembatan Schering

Kapasitansi Cx dan faktor dissipasi tan d harus diukur sebagai fungsi tegangan uji U dengan
menggunakan rangkaian di atas. Tegangan yang dibangkitkan oleh transformator tegangan tinggi T diukur
dengan kapasitor CM dan alat ukur tegangan puncak SM. Tabung uji diparalelkan dengan kapasitor
standar dengan nilai kapasitansi C2 =28 pF.

IV. Tembus Jembatan Serat dalam Minyak Isolasi

Setiap bahan igolasi cair mengandung pengotor makroskopik berupa partikel partikel serta selulosa,
kapas dan lain sebagainya. Jika partikel itu menyerap embun maka akan bekerja gaya yang bergerak
menuju daerah dengan kuat medan yang lebih tinggi dan mengarahkannya sesuai dengan arah medan E.
Muatan dengan polaritas yang berlawanan akan diinduksikan pada ujung ujungnya sehingga mengarah
mengikuti arah medan. Kedaaan ini menciptakan saluran konduktif yang menjadi panas akibat rugi rugi
resistif sehingga menguapkan embun yang terkandung dalam partikel. Tembus kemudian terjadi pada
tegangan yang relatif rendah yang digambarkan sebagai tembus termal lokal pada bagian yang cacat.
Gambar Jembatan Schering

V. Prosedur Pengujian Tegangan Gagal Minyak Transformator dengan Berbagai Macam Elektroda.

Berbagai macam elektroda yang digunakan untuk pengetesan ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil
pengujian kegagalan minyak transformator dalam keadan volume minyak tertekan, medan seragam dan
tak seragam.

Ø Pemrosesan Minyak Transformator (Oil processing)

Kekuatan dielektrik dari minyak transformator sangat dipengaruhi oleh pemrosesan dan kondisi
pengujian, karean menentukan kualitas dari minyak transformator selama pengujian. Sifat minyak akan
hilang melalui uap lembab, gas, ketidakmurnian, dan pengisian kedalam tangki pengujian. Kualitas
minyak harus dicek secara periodik dengan oil cup tester, sehingga dapat diperoleh informasi bahwa
pengurangan kekuatan elektrik dari minyak transformator diabaikan jika tangki ditutup 4 hari. Jika
kekuatan dielektrik minyak menurun dari nilai awal 65 kV/25 mm sampai 55 kV/2.5 mm, atau jika lebih
dari 4 hari setelah diisi minyak, maka minyak harus diganti.

Ø Penerapan Tegangan

Tegangan AC dan tegangan impuls biasanya digunakan dalam pengujian. Pengujian dengan tegangan AC
dapat diperoleh dengan Steady voltage raising method dan Withstand voltage method, dengan kenaikan
dari 5 sampai 10 % step, mulai 60 % dari ekspektasi breakdown voltage. Impuls voltage dibuat dengan up
and down method dari 5 sampai 10 % step dari ekspektasi breakdown voltage. Probablitas pengujian
kegagalan dapat diperoleh dalam 2 cara yaitu :

1. Tegangan AC naik pada kegagalan dengan kecepatan konstan 3 kV/sec. Prosedur ini diulang sampai
500 kali dalam interval 1 menit.

2. Voltage band antara 0 sampai 100 % breakdown voltage, yang dibagai dalam beberapa
level.Tegangan Ac telah diaplikasi selama 1 menit 20 kali tiap level tegangan, sedangkan tegangan impuls
telah diaplikasi 20 kali tiap level tegangan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

Hasil pengujian kualitas minyak transformator tidak lepas dari sifat sifat listrik yang dimilikinya yaitu :
permitivitas, resistivitas, faktor dissipasi daya dan kekuatan dielektrik.
Pengujian minyak transformator dilakukan dengan menggunakan berbagai macam elektroda untuk
mengetahui lebih rinci tentang kegagalan minyak transformator dalam kondisi tertekan, medan seragam
maupun tak seragam.

Aliran minyak terlihat penting dan mempengaruhi kegagalan minyak transformator walaupun dalam
kecepatan yang hanya beberapa cm/detik.

Membesarnya pengaruh lebar celah terhadap kekuatan dielektrik dikarenakan semakin cepatnya
akumulasi partikel besar dalam celah yang memasuki volume tertekan melalui daerah medan seragam
dan tak seragam pada pangkal elektroda.

Percobaan dengan elektroda kuningan dan baja ringan menunjukkan bahwa kekuatan dielektrik
tergantung pada beberapa macam faktor seperti stabilisasi, luasan elektroda, lebar celah, kecepatan
pengaliran minyak dan kapasitani dari sel uji.

kumpulan makalah elektro

inShare

RELATED POSTS :

kumpulan makalah elektro… Read More...

kumpulan makalah elektro… Read More...

kumpulan makalah elektro… Read More...

MAKALAH GARDU INDUK - PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK


MAKALAH GARDU INDUK D I S U S U N OLEH EVAN JOSUA PARDOSI 5123331015 … Read More...

MAKALAH TUGAS AKHIR - MINYAK TRAFO SEBAGAI BAHAN ISOLATOR

MINYAK TRAFO SEBAGAI BAHAN ISOLATOR disusun untuk memenuhi tugas akhir Isolasi Tegangan Tinggi
… Read More...

NEWER POSTOLDER POSTHOME

Popular Posts

MAKALAH GARDU DISTRIBUSI, KOMPONEN UTAMA DISTRIBUSI, DAN SPESIFIKASI MATERIAL

Gardu Distribusi, Komponen Utama Distribusi, dan Spesifikasi Material D I S U S U N Oleh ...

MAKALAH RANGKAIAN RLC

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum-hukum rangkaian dan metoda-metoda


yang digunakan di dalam menganalisi...

PEMBAHASAN TENTANG INTEGRAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Tugas akhir karya ilmiah matematika PEMBAHASAN TENTANG INTEGRAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI

MERENCANAKAN DAN MERANGKAI SISTEM INSTALASI LISTRIK

REFERENSI Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 TUJUAN Dapat merencanakan dan merangkai
sistem instalasi listrik sed...

MAKALAH GARDU INDUK - PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK

MAKALAH GARDU INDUK D I S U S U N OLEH EVAN JOSUA PARDOSI 5123331015

MAKALAH TUGAS AKHIR GAS SF6 SEBAGAI BAHAN ISOLATOR


GAS SF6 SEBAGAI BAHAN ISOLATOR disusun untuk memenuhi tugas akhir Isolasi Tegangan Tinggi D I S U
S U N OLEH : NAMA ...

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan
erat hubungannya dengan perkemban...

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN DEDUKTIF

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN DEDUKTIF Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perencanaan Pengajaran Disusun Oleh : KELOMPOK I...

MAKALAH IDENTIFIKASI RELAY PENGAMAN STATIK DAN MEKANIS PADA GARDU INDUK DAN PUSAT
PEMBANGKIT

Identifikasi Relay Pengaman Statik dan Mekanis pada Gardu Induk dan Pusat Pembangkit D I S U S U N
Oleh ...

LAPORAN HASIL OBSERVASI INSTALASI TEGANGAN MENENGAH PADA GARDU INDUK SEI ROTAN

Laporan Hasil Observasi Instalasi Tegangan Menengah pada Gardu Induk Sei Rotan D I S U S U N Oleh
Kelompok IV ...

INDAHNYA BERBAGI. Powered by Blogger.

SEMESTER

SEMESTER I

SEMESTER II

SEMESTER III

SEMESTER IV

SEMESTER V

SEMESTER VI
SEMESTER VII

SEMESTER VIII

MATA KULIAH SEMESTER I

ELE46001 — FISIKA I

ELE46002 — MATEMATIKA I

ELE46003 — PENGUKURAN LISTRIK

ELE46004 — PENGANTAR ELEKTRO TEKNIK

ELE46005 — ELEKTRONIKA

ELE46006 — ILMU BAHAN LISTRIK

ELE46007 — BAHASA INGGRIS TEKNIK

ELE46008 — PRAKTIKUM BENGKEL LISTRIK

ELE46009 — DASAR KOMPUTER

ELE46010 — RANGKAIAN LOGIK

ELE46011 — MENGGAMBAR TEKNIK

MATA KULIAH SEMESTER II

ELE46012 — MATEMATIKA II

ELE46013 — FISIKA II

ELE46014 — RANGKAIAN LISTRIK I

ELE46015 — PROGRAM KOMPUTER

ELE46016 — TEKNIK INSTALASI LISTRIK

ELE46017 — MESIN ARUS SEARAH

ELE46018 — TRANSFORMATOR

ELE46019 — SISTEM MIKROPROSESSOR


ELE46020 — ELEKTRONIKA DAYA

MATA KULIAH SEMESTER III

ELE46021 — RANGKAIAN LISTRIK II

ELE46022 — MATEMATIKA III

ELE46023 — FISIKA III

ELE46024 — MEDAN ELEKTRO MAGNET

ELE46025 — PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK

ELE46026 — ELEKTRONIKA INDUSTRI

ELE46027 — MESIN ARUS BOLAK BALIK

ELE46028 — ISOLASI TEGANGAN TINGGI

ELE46029 — PEMBUMIAN SISTEM TENAGA LISTRIK

MATA KULIAH SEMESTER IV

ELE46030 — PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR

ELE46031 — DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ELE46032 — ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK

ELE46033 — INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

ELE46034 — TEKNIK TEGANGAN TINGGI

ELE46035 — PERENCANAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

ELE46036 — TEKNIK PENGATURAN

ELE46037 — TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK

ELE46038 — PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

MATA KULIAH SEMESTER V


ELE46040 — INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

ELE46041 — PERENCANAAN PENGAJARAN

ELE46042 — EVALUASI PENGAJARAN

ELE46043 — PENGANTAR STATISTIK

ELE46044 — KEWIRAUSAHAAN

ELE46045 — SEMINAR

MDK46001 — FILSAFAT PENDIDIKAN

MDK46002 — PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MKU46012 — BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH SEMESTER VI

ELE46046 — TELAAH KURIKULUM

ELE46047 — PENDALAMAN METODOLOGI PENELITIAN

ELE46048 — METODE KHUSUS PENGAJARAN ELEKTRO (MICRO TEACHING)

MDK46003 — PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MDK46004 — PROFESI KEPENDIDIKAN

MKU46003 — PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

MKU46009 — ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MKU46014 — PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MATA KULIAH SEMESTER VII

MDK46021 — PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN TERPADU

MATA KULIAH SEMESTER VIII

ELE46050 — PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI


ELE46051 — MANAJEMEN INDUSTRI

ELE46052 — TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN

FOLLOWERS

CONTACT FORM

Name

Email *

Message *

Send

ABOUT ME

My photo

Ci bareq

View my complete profile

PENGUNJUNG ONLINE

805
BLOG ARCHIVE

TRANSLATE

Diberdayakan oleh Google TerjemahanTerjemahan

Copyright 2016 Makalah.co.id

Design by Mas Sugeng

Anda mungkin juga menyukai