Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah Mata Kuliah Studi Asia Timur

Menelaah Budaya Positif Masyarakat Jepang untuk Dipelajari dan


Diterapkan di Indonesia
untuk memenuhi UTS (Ujian Tengah Semester) mata kuliah Studi Asia Timur

Di Susun Oleh:

Firhandika Ade Santury (14010118120015)

Dosen Pengampu:
Drs. Priyatno Harsasto, MA

DEPARTEMEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
DAFTAR ISI
A. Daftar Isi...................................................................................................................i
B. Pedahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... .2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
C. Pembahasan
2.1 Peran Budaya Terhadap Suatu Bangsa...............................................................3
2.2 Budaya Jepang Yang Bisa Ditiru dan Diterapkan di Indonesia......................... 4

D. Penutup
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9
3.2 Saran...................................................................................................................9

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di antara bangsa-bangsa di dunia, Jepang dapat dipandang paling berhasil membawa


perubahan menuju masyarakat modern dan sejahtera. Perubahan itu dimulai dari hal-hal yang
sifatnya mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu perubahan dalam pola hidup keseharian.
Masyarakat Jepang melakukan perubahan secara menyeluruh dari seluruh lini kehidupun secara
bertahap. Masalah kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara diurai dicarikan jalan keluar
menuju pada kejayaan bangsa. Bangsa Jepang selalu melakukan refleksi diri mengenai
kekurangan dan ketertinggalannya dari bangsa lain, kemudian merumuskan persoalanpersoalan
tersebut. Mengacu pada rumusan masalah kemudian dilakukan langkahlangkah konkret sebagai
bentuk penyelesainnya. Persoalan-persoalan yang muncul dalam masyarakat dihadapi dan
diselesaikan secara bersama-sama secara konsekuen dan konsisten dalam waktu yang panjang.
Konsekuensi dan konsistensi menjadi kunci keberhasilan dalam membawa perubahan kebiasaan
kemudian dapat membentuk karakter bangsa. Akhirnya membawa perubahan besar yaitu
revolusi kebudayaan. Bagaimana hal ini dapat dilakukan Bangsa Jepang tentu bukan hal yang
mudah. Penting kiranya bangsa lain dapat untuk belajar dari Bangsa Jepang.
Budaya merupakan suatu identitas bangsa, ciri khas suatu bangsa, karakter bangsa,
ataupun sebagai tanda dimana negara tersebut mempunyai sejarah perjalanan hidup dari awal
sebuah negara itu bisa terbentuk. Kita lihat negara Jepang yang mempu menjadi negara maju
dunia yang berasal dari Asia. Kemajuan dari Jepang ini ternyata diakibatkan oleh hal-hal yang
sangat sederhana, yaitu mereka menghargai kebudayaan mereka. Dengan menghargai budaya,
mereka akan menjadi bangsa yang memiliki fondasi etik dalam tatanan kehidupan mereka.
Fungsi budaya juga adalah pembangunan karakter suatu masyarakat, yang akan membangun
suatu karakter dan moral bangsa, dan membentuk pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat.
Bikhu Parekh menyatakan kebudayaan adalah sebuah sistem keyakinan dan praktik dimana satu
kelompok manusia memahami, mengatur, dan menstrukturkan kehidupan individual masyarakat.
Budaya dengan demikian adalah ciptaan manusia tapi kemudian “menjerat” manusia untuk
mengikutinya dalam suatu aturan untuk mengikutinya dalam suatu aturan yang terpola. Dengan

1
mengetahui budaya pula, suatu bangsa dapat mengetahui grand design dari suatu bangsa sejak
dari jaman dahulu hingga pada jaman kontemporer
Masih pada kasus yang sama, Jepang sangat menjunjung tinggi budaya mereka sendiri
sehingga mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan yang mengaur dan menstrukturkan kehidupan
individual masyarakatnya. Orang Jepang terkenal disiplin, dan pekerja keras. Budaya ini mereka
tekankan sehingga mereka menjadi bangsa pekerja keras dan tangguh. Terbukti jepang mampu
menjadi negara paling maju dan menjadi nominasi negara terkaya.
Sangat banyak budaya-budaya sehari-hari mereka lainnya yang sangat melekat, seperti tertib dan
memiliki budaya antri, mencintai estetika, menjaga kebersihan, tidak mau mengambil hak orang
lain, serta budaya tolong menolong seperti budaya gotong royong pada di Indonesia. Tentunya
budaya positif yang bersifat progresif seperti ini patut untuk dipelajari bahkan untuk diterapkan
dalam kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana peran budaya masyarakat Jepang dalam kemajuan negara?
 Budaya masyarakat Jepang apa saja yang bisa dipelajari dan diterapkan di Indonesia ?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Studi Asia
Timur.

1.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada pembaca terkait kebijakan
sistem pendidikan Jepang yang dapat diterapkan di Indonesia dengan menganilisis faktor
internalnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Budaya Terhadap Suatu Bangsa


Budaya sangatlah berpengaruh pada kehidupan sehari-hari baik itu pada individu,
keluarga ataupun suatu bangsa. Bikhu Parekh menyatakan kebudayaan adalah sebuah sistem arti
dan makna yang tercipta secara historis, atau pada hal-hal yang sama, sebuah sistem keyakinan
dan praktik dimana satu kelompok manusia memahami, mengatur dan menstrukturkan
kehidupan individual dan masyarkat. Definisi ini menyatakan bahwa budaya membentuk dan
mengembangkan pranata-pranata yang ada dalam masyarakat.
Budaya dengan demikian adalah ciptaan manusia tapi kemudian “menjerat” manusia untuk
mengikutinya dalam suatu aturan yang terpola. Hal ini lah yang kadang dapat mengahambat
maju atau mundurnya suatu bangsa. Walaupun bukan hanya budaya yang menjadi faktor dalam
gejala sosial suatu bangsa. Seperti halnya Indonesia yang tertinggal jauh dari Jepang dari
beberapa aspek. Hal ini menurut Lawrence disebabkan kontribusi budaya karena mereka orang
Jepang memiliki sifat hemat, kerja keras, disiplin dan lainnya. Sedangkan menurut
Koentjaraningrat hal ini disebabkan mental manusia Indonesia yang meremehkan kualitas, ingin
mencapai tujuan secpat-cepatnya tanpa rela berusaha langkah demi langkah, sikap tidak
bertanggung jawab, tidak percaya diri, apatis dan lesu.
Dari sinilah budaya dapat mempengaruhi bagaimana suatu bangsa kedepannya dalam
bertindak dan berfikir. Oleh karena itu peran budaya sangat penting dalam menentukan
bagaimana bangsa, apabila bangsa itu tidak makmur akibat keburukan sistem maka hal ini
merupakan perwujudan dari budaya kerja yang tidak profesional.

3
2.2 Budaya Jepang Yang Bisa Ditiru dan Diterapkan di Indonesia

A. Membaca
Sudah menjadi rahasia umum bahwa membaca seolah telah menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat Jepang. Membaca juga bahkan seperti menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari
warga Negeri Sakura. Beberapa data dan survey pun telah menyebutkan bahwa tingkat
membaca masyarakat Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Harus diakui, hal
ini cukup kontradiktif bila dibandingkan dengan kondisi atau tingkat budaya membaca di Indonesia. Di
tanah air, budaya membaca masih terbilang minim, terlebih di kalangan remaja atau usia-usia
produktif. Namun di Jepang, kebiasaan membaca telah diajarkan dan dibiasakan sejak usia dini.
1. Tachiyomi
Tachiyomi adalah salah satu kegiatan membaca gratisan yang dilakukan sambil
berdiri di toko buku. Di Jepang, banyak toko buku yang menyediakan buku-buku yang
plastik pembungkusnya sudah terbuka, sehingga dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
untuk melakukan kegiatan tachiyomi ini. Penjual toko buku ini pun banyak yang
membiarkan begitu saja kegiatan tachiyomi ini.Ia tidak takut merasa rugi akibat
banyaknya pembaca yang berniatmembaca gratisan tersebut.Ia malah berprinsip,
semakin ramai tachiyomi yang ada di tokonya maka semakin banyak kemungkinan
orang tersebut membeli buku pada keesokan harinya atau hari lainnya.

2. Sekiguchi
Di Jepang, ada satu program televisi shopping, namun jangan salah,channel
shopping ini bukan seperti pada umumnya. Jika di Indonesia televisi shopping hanya
untuk keperluan jual beli properti, alat kecantikan, atau perabot rumah tangga,
di Jepangacara belanja melalui televisi ini dikhususkan untuk menjual buku terbitan
terbaru. Melalui acara ini, para penonton tinggal melihat review buku tersebut saat
program berlangsung dan memesan melalui telepon.
3. Kewajiban 10 Menit Baca Buku di Sekolah
Para guru mewajibkan para siswa untuk membaca selama 10 menit sebelum
melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kebijakan ini telah berlangsung selama
30 tahun. Para ahli pendidikan Jepang mengakui bahwa pola kebiasaan yang diterapkan

4
ini terlalu bersifat behavioristik, di mana terdapat reward (penghargaan)
dan punishment (hukuman) dalam pelaksanaan aturan tersebut. Namun, pembiasaan
yang dilakukan dari tingkat sekolah dasar dinilai cukup efektif, karena dilakukan pada
anak-anak sejak usia dini.
4. Ruang Publik Baca
Di Jepang, terdapat banyak sekali ruang publik yang umumnya dibuat
untuk membaca. Meskipun sambil nongkrong ataupun minum kopi, masyarakat kerap
memanfaatkan fasilitas publik itu untuk membaca. Termasuk pula di dalam alat
transportasi alias angkutan umum. Jika kebanyakan orang masa kini selalu sibuk dengan
ponsel pintarnya saat berada di transportasi umum, maka kita akan disuguhi
pemandangan yang berbeda saat berada di Jepang. Hampir kebanyakan orang di sana
selalu membaca buku atau komik saat bepergian untuk mengusir rasa bosan.
5. Toko Buku yang Menjamur
Menurut data dari Bunkanews, jumlah toko buku di Jepang adalah sama dengan
jumlah toko buku di Amerika Serikat. Padahal, dari sisi luas wilayah, Negeri Paman Sam
memiliki wilayah 26 kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih banyak
daripada Jepang

B. Malu
Masyarakat Jepang selalu merasa malu jika melakukan suatu kesalahan.
Berkesinambungan pada budaya Harakiri atau menusukan pisau ke perut yang telah ada sejak
zaman dulu saat masih zaman Samurai. Bagi masyarakat Jepang, melakukan sesuatu yang
salah terutama bila melanggar peraturan, seolah menanggung malu seberat 1 ton, mereka
tidak segan untuk meminta maaf apabila melakukan kesalahan tersebut meski berada di
khalayak ramai sekalipun.

C. Hidup Hemat
Walau Jepang Negara yang maju sebagai penghasil mesin dan gadget yang canggih,
namun faktanya orang Jepang selalu berhemat dengan memanfaatkan barang yang masih ada.
Bepergian menggunakan kendaraan umum, ponsel seadanya, hidup mandiri, itulah cara
berhemat masyarakat Jepang. Gaji yang mereka terima tidak dipakai untuk membeli hal-hal

5
yang tidak penting. Mereka senantiasa berinvestasi, nabung, buka usaha lebih menggiurkan
dibanding berfoya-foya. ‘Hemat pangkal kaya’, ternyata pernyataan tersebut sangat dipakai
dan dipegang teguh oleh masyarakat Jepang.

D. Pantang Menyerah
Sifat pantang menyerah dalam diri masyarakat Jepang sudah ada sejak hancurnya
Hirosima dan Nagasaki dalm Perang dunia kedua, dimana Jepang masih bisa bangkit dan
memulai ekonomi dari nol hingga mencapai ekonomi yang tinggi di dunia. Bangsa Jepang,
masih menggunakan budaya tahan banting dan pantang menyerah di kehidupan sehari-hari.
Hal ini dilakukan ketika mereka memiliki suatu cita-cita dan selalu belajar untuk
mewujudkan hingga akhirnya masyarakat Jepang dikenal dengan orang-orang yang pantang
menyerah. Berusaha keras, belajar, eksekusi, evaluasi untuk bisa lebih baik.

E. Menjaga Tradisi
Sebagian orang Jepang tidak menggunakan bahasa Inggris. Bukan berarti mereka tidak
bisa belajar bahasa Inggris, tapi mereka sangat mencintai tradisi sendiri bahkan bahasapun
menggunakan bahasa Jepang untuk keseharian. Dengan prinsip untuk mencintai segala
sesuatu yang berada di negaranya, Jepang berhasil membuat negara lain terkesima dan
mengikuti adat Jepang tersebut. Sebagai contoh yaitu mie ramen, banyak orang awam bilang
mie ramen adalah mie kuah yang menjadi menu favorit di Jepang. Namun pernyataan ini
salah, jika kita selidiki lebih dalam, pembuatan mie ramen berasal dari China yang akhirnya
menyebar ke Jepang. Di Jepang dibuat mie ramen yang lebih berkualitas. Hingga sekarang,
mie ramen identik dengan makanan Jepang. Begitu kuatnya pengaruh Jepang di seluruh
dunia.

F. Pandai Kerjasama Dalam Tim


Jepang memang terkenal dengan orang-orangnya yang pandai dan pintar, namun sifat-
sifat itu tidak membuat mereka egois dengan sudut pandangan masing-masing. Ketika
bekerja secara tim, masyarakat Jepang tidak menilai secara individual, malah lebih fokus
pada kepentingan bersama. Sehingga hard skill sangat terlatih dan mampu beradaptasi dan
mampu membantu dalam bekerja.

6
G. Etos Kerja
Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari
oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja (Sukardewi, 2013:3). Masyarakat memiliki
etos kerja yang tinggi, semakin lama mereka bekerja maka akan di pandang sebagai suatu
kebanggaan tersendiri bagi keluarganya.
a. Prinsip orang Jepang
Tidak ada memungkiri bahwa kerja keras merupakan kata kunci untuk meraih
kesuksesan. Sebaliknya, malas kerja merupakan biang keladi utama seseorang
mengalami kegagalan dalam kehidupan. Demikian halnya dengan orang Jepang.
Mereka meyakini sepenuhnya bahwa untuk meraih sukses diperlukan kerja keras.
Bila perlu, mereka siap membanting tulang untuk meraih kesuksesan yang diidam-
idamkan.
Orang Jepang memperlihatkan diri mereka sebagai sosok yang gila kerja. Mereka
merasa tidak nyaman bila tidak bekerja. Sikap dan komitmen orang Jepang pada
pekerjaan pun terhitung sangat tinggi. Saat bekerja, mereka mencurahkan energi dan
pekiran mereka pada pekerjaan. Orang Jepang tidak mudah mencampur adukkan
urusan personal dengan pekerjaaanya. Setiap pekerjaan dilakukan dengan fokus.
Mereka juga tidak pernah menyianyiakan waktu saat bekerja. Pantang bagi mereka
menggunakan waktu bekerja untuk bermain. Prduktifitas merekapun sangat tinggi
karna mereka dibayar berdasarkan hasil kerja, bukan berdasarkan jabatan.
b. Pola Pikir Orang Jepang
Tidak dapat diingkari, perbedaan orang yang sukses dan yang gagal sebenarnya
terletak pada cara mereka menyikapi kegagalan tersebut. Orang yang gagal, begitu
jatuh tak akan pernah bangun lagi. Sementara orang yang sukses, begitu jatuh ia akan
segera bangkit untuk kembali mencoba dan mengejar kesuksesan. Orang Jepang
punya filosofi akan selalu bangkit terus sebelum mengalami kegagalan sebanyak 7
kali. Inilah cara mereka menyikapi kegagalan. Cara yang ditunjukkan oleh orang
Jepang dalam menyikapi kegagalan memperlihatkan kepada kita bahwa untuk meraih
sukses, seseorang meski punya sikap mental positif. Orang Jepang tampaknya
menjadikan sikap mental positif Universitas Sumatera Utara tersebut sebagai bekal

7
utama untuk meningkatkan produktifitas kerja sehingga bisa mendapatkan kesuksesan
yang gemilang.
c. Kinerja Orang Jepang
Komitmen pada pekerjaan merupakan kata kunci untuk mendongkrak prestasi dan
meningkatkan produktifitas. Orang-orang Jepang dikenal sebagai pribadipribadi yang
mempunyai komitmen tinggi pada pekerjaan. Mereka selalu mengerjakan dan
menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Bila
tidak mengikuti jadwal, maka mereka sadar bahwa pekerjaan akan menjadi lebih
lambat dan menimbulkan kerugian. Semua perusahaan di Jepang menerapkan suatu
aturan yang sangat tegas, yakni semua pekerjaan akan dikerjakan dengan tepat waktu.
Aturan ini menjadikan orangorang di Jepang sadar akan pentingnya sebuah komitmen
dalam pekerjaan. Bila mereka tidak becus mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan,
bukan tidak mungkin mereka akan di pecat oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Namun sebaliknya, bila mereka berhasil menyelesaikan pekerjaan secara tepat dan
baik, tentu perusahaan Universitas Sumatera Utara akan memberikan penghargaan.
Berkat komitmen tinggi yang dimiliki oleh orangorangnya, Jepang berhasil menjadi
sebuah bangsa yang maju.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jepang merupakan salah satu negara maju di dunia yang terkenal dengan budaya-
masyarakat yang kuat yang tertanam pada setiap individu masyarakatnya. Budaya-budaya
masyarakat bangsa Jepang yang tertanam kuat itu menjadi salah satu faktor penyebab yang
mampu membawa Jepang menjadi negara maju yang di akui dunia hingga saat ini. Beberpa
budaya positif masyarakat yang bersifat progresif terbukti telah membuat kualitas masyarakat
Jepang lebih unggul dari masyrakat negara Asia lainya bahkan dunia. Budaya masyarakat yang
seperti ini sangat baik untuk dipelajari dan kemudia ditiru karena sangat banyak dampak positif
yang diperoleh.

3.2 Saran
Dengan melihat budaya masyarakat positif jepang yang progresif serta tidak bertentangan
dengan filter budaya kita yakni pancasila, hendaknya masyarakat indonesia khususnya para
pemuda bangsa mulai mempelajari budaya masyarakat Jepang dan kemudian diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Mencoba menjadikan budaya bagi masyarakat Indonesia untuk
menciptakan sumber daya manusia unggul dan bekualitas yang nantinya akan membawa negara
Indonesia ke arah kemajuan. Pemerintah haruslah hadir sebagai pelopor dan fasilitator dalam
rangka mendorong masyrakat menanmkan budaya tersebut, mulai dari sosialisasi terhadap para
pemuda dan khususnya orang tua agar mendidik anak dengan budaya tersebut. Menyediakan
program-program yang sesuai untuk membantu masyarakat agar lebih terbiasa dengan budaya-
budaya tersebut. Setidaknya terus mencoba mempelajari dan meniru untuk membawa perubahan
ke arah kemajuan dengan budaya positif masyarakat yang ditanamkan .

9
Referensi
Buku :
1. Koshino, Weedy.2016. Unbelievable Japan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Jurnal :
1. Istana,Sriwahyu. (2015). Nilai Sosial Budaya Jepang Dalam Peribahasa Jepang Yang
Menggunakan Konsep Binatang. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Volume 5, No 1,
2015
2. Sartini, S. (1999). Nilai-nilai Budaya Jepang (Tinjauan Aspek Nilai Progresif dan Ekspresif Kebudayaan
dalam Proses Modernisasi Jepang). Universitas Gadjah Mada. Seri 29, 1999
3. Moorad, A. (2010). Kajian Budaya Jepang Dalam Buku 20 Tema Sebagai Materi
Pembelajaran Membaca. Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Semarang. Volume
27 Nomor 1 Tahun 2010

Internet :
1. http://jogja.tribunnews.com/2017/10/23/5-alasan-ini-yang-membuat-budaya-baca-di-jepang-
sangat-tinggi-bagaimana-di-indonesia?page=4
2. https://medium.com/@TERRAITB/peran-budaya-terhadap-kemajuan-bangsa-3980e8a8a8d0
3. http://www.ragamseni.com/budaya-masyarakat-jepang-yang-patut-ditiru/

10
11

Anda mungkin juga menyukai