Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI PERBANKAN

(Safe Deposit Box, Komitmen, Kontijensi, Pendapatan Bank, dan


Beban Bank)
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Industri
Khusus

Dosen Pengajar :
Hamdani, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 10
Firda Alfiani 1610313220019
Jerikho Ekayandrie 1610313210029

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi


Industri Khusus, yang mana di dalamnya membahas tentang “Akuntansi
Perbankan yang meliputi Safe Deposit Box, Komitmen, Kontijensi, Pendapatan
Bank, dan Beban Bank”, yang merupakan salah satu bahasan yang terdapat pada
bahan pengajaran Akuntansi Industri Khusus.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga perlu dibenahi. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini, agar makalah ini dapat berguna
serta bermanfaat bagi pengembangan wawasan yang senantiasa dinamis. Akhir
kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan penyusun pada khususnya.

Banjarmasin, April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran
uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dan
strategis dalam sistem perekonomian. Menurut Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan
Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank berfungsi untuk
menjembatani kedua kelompok masyarakat yang saling membutuhkan.
Masyarakat yang memiliki kelebihan dana dapat menyimpan uang mereka
dalam bentuk tabungan, deposito atau giro pada bank, sedangkan masyarakat
yang membutuhkan dana untuk modal usaha atau untuk memenuhi
kebutuhan lainnya dapat memperoleh pinjaman dalam bentuk kredit yang
disalurkan oleh bank.

Pengakuan pendapatan dan biaya merupakan suatu hal yang penting


untuk menentukan kapan suatu penghasilan diakui sebagai pendapatan dan
biaya diakui sebagai beban. Analisis akuntansi pendapatan dan biaya
merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap pengakuan, pengukuran,
dan penyajian pendapatan dan beban ini sangat penting artinya untuk
mendapatkan laba rugi yang wajar. Dalam dunia perbankan resiko kegagalan
biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit
ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan
keuangan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan pendahuluan diatas dapat ditarik perumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan safe deposit box?

2. Bagaimana pencatatan akuntansi safe deposit box?

3. Apa yang dimaksud dengan komitmen dan kontijensi?

4. Bagaimana pencatatan akuntansi komitmen dan kontijensi?

5. Apa yang dimaksud dengan pendapatan dan beban bank?

6. Bagaimana pencatatan pendapatan dan beban bank?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penulisan
akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan safe deposit box.


2. Mengetahui bagaimana pencatatan akuntansi safe deposit box.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan komitmen dan kontijensi.
4. Mengetahui bagaimana pencatatan akuntansi komitmen dan kontijensi.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan dan beban bank.
6. Mengetahui bagaimana pencatatan pendapatan dan beban bank.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. AKUNTANSI JASA BANK

SAFE DEPOSIT BOX

Safe Deposit Box adalah jasa bank diberikan khusus kepada para nasabah
utamanya. Jasa ini dikenal juga dengan nama safe loket. Safe Deposit Box
berbentuk kotak dengan ukuran tertentu dan disewakan kepada nasabah yang
berkepentingan untuk menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda berharga
miliknya.

Keberadaan Safe Deposit Box pada Perbankan di Indonesia, berawal dari


kekhawatiran masyarakat akan kondisi politik yang tidak stabil yang
mengakibatkan situasi keamanan yang tidak kondusif, selain juga kesulitan/
keterbatasan tempat untuk melakukan penyimpanan terhadap benda-benda/
suratsurat berharga yang terdapat di rumah, karena takut akan risiko terselip,
kebakaran, dan resiko lainnya, menimbulkan inisiatif bagi bank untuk menyediakan
suatu fasilitas pelayanan jasa berupa Safe Deposit Box. Oleh karena itu banyak
bank besar dan menengah yang mengambil alih peranan pengerjaan administrasi
nasabahnya untuk dapat memperoleh lebih banyak sumber penerimaan.

Undang-undang atau peraturan hukum yang memuat hal-hal yang


berhubungan dengan penggunaan Safe Deposit Box, yaitu: Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan (Undang-Undang Perbankan), Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor SE-02/PI.321/1994 tanggal 13 April 1994 yang
mengatur jasa penyewaan Safe Deposit Box adalah Jasa Kena Pajak yang atas
penyeranannya terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan juga pengaturan
hukum safe deposit box yang diteluarkan Bank Indonesia.
Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Perbankan menyatakan penitipan
adalah penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara Bank
Umum dan penitip, dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak
rnempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Pasal 6 huruf h dan huruf 1
Undang-Undang Perbankan menyatakan bank menyediakan tempat untuk
menyimpan barang dan surat berharga, dan melakukan kegiatan Penitipan
untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.

Selanjutnya dalam Pasal 9 Undang-Undang Perbankan disebutkan:


Bank Umum yang menyelenggarakan kegiatan penitipan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf i bertanggung jawab untuk menyimpan harta
milik penitip dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak. Harta
yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri. Dalam hal
Bank mengalami kepailitan, semua harta yang dititipkan pada Bank tersebut
tidak dimasukkan dalam harta kepailitan dan wajib dikembalikan kepada
penitip yang bersangkutan.

Pendapatan bank atas kegiatan usaha penyediaan dan penyewaan Safe


Deposit Box yaitu berupa imbalan (fee) atas jasa yang disediakannya berupa
biaya sewa yakni pemakaian yang harus dibayar setiap tahun, serta biaya
deposit untuk jaminan kunci (apabila hilang), hanya saja biaya jaminan kunci
ini akan dikembalikan ketika nasabah tidak lagi menyewa Safe Deposit Box
tersebut.

Safe Deposit Box memberikan keuntungan bagi pihak bank, yaitu biaya
sewa dan uang setoran jaminan yang mengendap. Sedangkan keuntungan bagi
pihak nasabah, yaitu:

a) Kerahasian barang-barang yang disimpan terjamin, karena pihak bank


tidak perlu mengetahui isi dalam box tersebut selama tidak melanggar
aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
b) Menjamin keamanan dokumen, karena didukung oleh peralatan yang
canggih, box terbuat dari baja yang tahan api, dan terdapat 2 (dua) anak
kunci yang hanya dapat dibuka dengan kedua kunci tersebut yang
masing-masing dipegang oleh pihak bank dan oleh nasabah itu sendiri,
sehingga tidak dapat dibuka oleh salah satu pihak, baik nasabah maupun
pihak bank.

BNI menyediakan sarana Safe Deposit Box (SDB) dalam jangka waktu
tertentu atau sesuai dengan permintaan pelanggan dengan keamanan dan
perlindungan yang maksimal.

Manfaat Safe Deposit Box yang ditawarkan BNI:

 Memberikan perlindungan keamanan dan kerahasiaan terhadap barang-


barang yang disimpan
 Ruang penyimpanan didukung oleh sistem keamanan canggih, tahan api
dan tahan bongkar yang dilindungi oleh pengamanan 24 jam dan ditunjang
sistem alarm paling canggih
 Tarif sewa yang sangat kompetitif
 Anda dapat dengan leluasa dan aman mengurus barang atau dokumen di
ruangan khusus dengan nyaman dan aman
Persyaratan:

 Hanya dengan mengisi formulir aplikasi, melampirkan fotokopi KTP atau


bukti identitas lain, mengisi perjanjian sewa SDB dan memiliki rekening
di BNI
 Jangka waktu sewa 6 dan 12 bulan serta dapat diperpanjang secara
otomatis
 Tersedia bagi penyewa perorangan maupun non perorangan
 Dapat memberi kuasa kepada pihak lain untuk mengambil/menyimpan
barang simpanan
 Tersedia berbagai ukuran box sesuai dengan keutuhan Anda
Barang-barang yang dapat disimpan:
 Saham Perusahaan
 Mata uang
 Surat berharga, sertifikat atau dokumen lain
 Perhiasan atau logam mulia lainnya
 Barang lainnya yang mendapat persetujuan BNI secara tertulis
Ukuran box yang disediakan oleh layanan Safe Deposit Box BNI adalah:

No Ukuran Box No Ukuran Box

1 3 x 5 x 24 6 15 x 10 x 24

2 5 x 5 x 24 7 5 x 15 x 24

3 3 x 10 x 24 8 15 x 15 x 24

4 5 x 10 x 24 9 15 x 30 x 24

5 10 x 10 x 24 10 48 x 30 x 24

Keterangan:

 Ukuran dalan satuan Inchi


 Kombinasi ukuran box berbeda untuk setiap cabang

Mengenai pencatatan transaksi safe deposit box tidak dijelaskan dalam


catatan atas laporan keuangan Bank BNI.
2. AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTIJENSI
Dalam PSAK 31 mengenai Akuntansi Perbankan, laporan keuangan bank
terdiri atas:
a. Neraca
b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
c. Laporan Laba Rugi
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Komitmen dan Kontijensi

 Laporan Komitmen dan Kontinjensi Wajib disusun secara sistematis,


sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan
kontinjensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban, pada tanggal
laporan.
 Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan (irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi, seperti komitmen kredit,
komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat
"repurchase agreement” (Repo), serta komitmen penyediaan fasilitas
perbankan lainnya.
 Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan
timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih
peristiwa dimasa yang akan datang.
 Sistimatika penyajian laporan komitmen dan kontinjensi disusun
berdasarkan urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan
posisi keuangan dan hasil usaha bank.
 Komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat sebagai tagihan maupun
kewajiban, masing- masing disajikan secara tersendiri tanpa pos lawan.

Akuntansi Komitmen Dan Kontinjensi

Komitmen dan kontinjensi (off balance sheet items) harus disajikan


sedemikian rupa sehingga apabila dikaitkan dengan pos-pos aktiva dan pasiva
neraca dapat menggambarkan posisi keuangan bank secara wajar. Komitmen
dan kontinjensi merupakan transaksi yang belum mengubah posisi aktiva dan
pasiva bank pada tanggal laporan, tetapi harus dilaksanakan oleh bank apabila
persyaratan yang disepakati dengan nasabah terpenuhi. Komitmen dan
kontinjensi dapat terdiri atas komitmen dan kontinjensi yang bersifat sebagai
tagihan bank serta komitmen dan kontinjensi yang bersifat sebagai kewajiban
bank. Komitmen dan kontinjensi tersebut dapat dalam mata uang Rupiah atau
mata uang asing.

A. Komitmen

Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati bersama dipenuhi. Jenis komitmen keuangan yang lazim antara
lain sebagai berikut:

01 Fasilitas Pinjaman yang Diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima


oleh bank dari bank atau pihak lain dan belum digunakan pada tanggal
laporan. Fasilitas pinjaman yang diterima disajikan sebesar sisa fasilitas yang
belum ditarik oleh bank.

02 Fasilitas kredit yang diberikan adalah fasilitas kredit yang telah disetujui
oleh bank untuk diberikan kepada nasabah dan masih berlaku untuk
digunakan oleh nasabah. Fasilitas kredit yang diberikan disajikan sebesar sisa
komitmen yang belum ditarik.
03 Kewajiban pembelian kembali aktiva bank yang dijual dengan syarat Repo
adalah kewajiban bank untuk membeli kembali aktiva bank pada waktu
tertentu yang diperjanjikan. Kewajiban tersebut disajikan sebesar harga
pembelian yang disepakati bank dengan nasabah.

04 L/C yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) yang masih berjalan adalah
jaminan dalam bentuk penerbitan L/C yang tidak dapat dibatalkan dalam
rangka impor dan ekspor atau lalu lintas perdagangan. L/C tersebut disajikan
sebesar sisa jumlah L/C yang belum direalisasi.

05 Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka yaitu pemberian jaminan
dalam bentuk penandatanganan terhadap wesel-wesel impor atas dasar L/C
berjangka. Akseptasi wesel tersebut disajika n sebesar nilai nominal wesel
yang diaksep.

06 Transaksi valuta asing tunai (spot) yang belum diselesaikan adalah jumlah
transaksi valuta asing tunai yang masih belum diselesaikan pada tanggal
laporan. Transaksi tersebut wajib dilaporkan dalam Laporan Komitmen dan
Kontinjensi dan dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan
kurs tengah pada tanggal laporan.

07 Transaksi Valuta Asing Berjangka (forward/future):

a. Saldo tagihan atau kewajiban yang timbul dari transaksi valuta asing
berjangka wajib dilaporkan dalam laporan komitmen dan kontinjensi dan
dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah
pada tanggal laporan.
b. Hal-hal di bawah ini wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan:

- Besarnya nilai kontrak berjangka jual dan beli dalam masing - masing
mata uang asing.

- Rata-rata jangka waktu kontrak.


Besarnya taksiran kerugian karena transaksi valuta berjangka dalam rangka
trading.

Taksiran kerugian tersebut merupakan selisih antara kurs berjangka yang

diperjanjikan dengan kurs tunai pada tanggal neraca.

B. Kontinjensi

Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang timbulnya tergantung


pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan
datang. Jenis tagihan atau kewajiban kontinjen lazim dewasa ini antara lain
seperti di bawah ini.

08 Garansi bank adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima
atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak
yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank cidera janji.

Garansi bank antara lain berupa:

a. Penerimaan atau penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi baik


dalam rangka pemberian kredit, risk sharing dan standby L/C maupun
dalam rangka pelaksanaan proyek seperti bid bonds, performance bonds
dan advance payment bonds.
b. Akseptasi atau endosemen surat berharga yaitu pemberian jaminan atau
garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas wesel
dan promes atau aksep.

09 Garansi bank yang masih berlaku pada tanggal laporan baik yang diterima
maupun yang diterbitkan oleh bank, disajikan dalam komitmen dan
kontinjensi sebesar nilai nominal jaminan .

10 Garansi bank atau jaminan yang diterbitkan secara sindikasi dilaporkan


dalam komitmen dan kontinjensi sebesar pangsa jaminan bank yang
bersangkutan.
11 Hal-hal di bawah ini perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan:

- jumlah garansi bank yang diterima dan diberikan dalam rangka


penerimaan kredit luar negeri dan kredit dalam negeri.

- jumlah garansi yang memperoleh kontra garansi dari bank lain.

- jumlah "corporate guarantee" yang diterbitkan.

12 L/C yang dapat dibatalkan (revocable) yang masih berjalan adalah jaminan
dalam bentuk penerbitan L/C yang dapat dibatalkan dalam rangka impor dan
ekspor atau lalu lintas perdagangan. L/C tersebut disajikan sebesar sisa
jumlah L/C yang belum direalisasi.

13 Transaksi Opsi Valuta Asing.

Transaksi opsi valuta asing yang masih berjalan (outstanding) pada tanggal
laporan, wajib dilaporkan dalam laporan Komitmen dan Kontinjensi dan
dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah
pada tanggal laporan.

14 Pendapatan bunga dalam penyelesaian adalah perhitungan bunga dari


aktiva produktif non performing yang belum dapat diakui sebagai pendapatan
bunga dalam periode berjalan.

Format Laporan Komitmen dan Kontijensi

PT BANK "XYZ"
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
TANGGAL 31 DESEMBER 199X
KOMITMEN
1. TAGIHAN KOMITMEN
1.1. Fasilitas Pinjaman yang diterima dan belum digunakan
1.2. Pembelian Berjangka Valuta Asing
1.3. Pembelian valuta asing tunai {spot) yang belum diselesaikan.
2. KEWAJIBAN KOMITMEN
2.1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
2.2. Kewajiban pembelian kembali aktiva bank yang dijual dengan syarat Repo
2.3. L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka impor dan ekspor
2.4. Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka
2.5. Penjualan berjangka valuta asing
2.6. Penjualan valuta asing tunai {spot) yang belum diselesaikan .
KONTINJENSI
1. TAGIHAN KONTINJEN
1.1. Garansi dari Bank Lain
a. Penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi risk sharing
b. Lainnya
1.2. Pembelian Opsi Valuta Asing
1.3. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
2.1. Garansi yang diberikan
a. Penerbitan jaminan dalam bentuk:
- bank garansi
- risk sharing
- standby L/C
- bid bonds
- performance bonds
- advance payment bonds
b. Akseptasi atau endosemen surat berharga
c. Lainnya
2.2. L/C yang revocable dan masih berjalan dalam rangka impor dan ekspor.
2.3. Penjualan Opsi Valuta Asing

Laporan komitmen dan kontijensi konsolidasi Bank BNI periode 2017-2018


disajikan pada halaman selanjutnya. Laporan tersebut telah disusun dan
disajikan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK No. 31 mengenai
Akuntansi Perbankan.
3. AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BIAYA

PENDAPATAN BANK

1. Jenis-jenis Pendapatan Bank


Pendapatan bank dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Pendapatan Operasional
1) Pendapatan Bunga Debitur
2) Komisi dan Provisi
3) Pendapatan Atas Transaksi Valuta Asing
4) Pendapatan Operasional Lainnya
b) Pendapatan Non-Operasional
Contohnya adalah pendapatan dari penjualan aktiva tetap, penyewaan
fasilitas gedung yang dimiliki bank, dan lainnya.
c) Pendapatan Luar Biasa
Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi kedua
kriteria sebagai berikut :
a. Bersifat tidak normal (tidak biasa) Kejadian atau transaksi yang
bersangkutan memilih tingkat abnormalitas yang linggi dan tidak
berhubungan dengan aklifitas perusahaan sehari-hari.
b. Tidak Sering Terjadi.Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak
dihubungkan akan terulang lagi di masa yang akan datang.

BEBAN BANK

a) Biaya Operasional

1) Biaya Bunga
2) Biaya Valuta Asing
3) Biaya Overhead
 Biaya Pegawai
 Biaya Kegiatan Kantor
 Biaya Penyusutan
b) Biaya Non-Operasional
c) Pos Biaya Luar Biasa

PSAK No. 31 Akuntansi Perbankan mengatur akuntansi pendapatan dan


beban bank, di antaranya:

A. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga


01 Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan dan beban bank
merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran
tingkat rentabilitas. Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada
umumnya adalah berbunga (interest bearing) dan menanamkannya dalam
aktiva produktif (earning assets). Seperti pada industri lainnya, selalu
terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan
terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan
pendapatan tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan (matching) antara
pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan, sehingga dalam
pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari keunikan usaha bank
tersebut.
02 Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual (accrual basis),
kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lainnya yang
"non performing". Pendapatan dari aktiva yang non performing hanya
boleh diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar telah diterima.
Pendapatan dari aktiva produktif non performing yang belum diterima
tidak dapat diakui sebagai pendapatan dalam periode laporan dan harus
dilaporkan dalam Laporan Komitmen dan Kontinjensi.
03 Pendapatan bunga terdiri atas pendapatan bunga dan pendapatan lain
yang berkaitan langsung dengan pemberian kredit seperti provisi dan
komisi.
04 Beban bunga terdiri atas beban bunga dan beban lain yang dikeluarkan
secara langsung dalam rangka penghimpunan dana tersebut seperti hadiah,
premi atau diskonto dari kontrak berjangka dalam rangka pendanaan
(funding).
B. Pengakuan Pendapatan dan Beban atas Komisi dan Provisi
05 Komisi dan provisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan
perkreditan diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang
ditangguhkan dan diamortisasi secara sistimatis selama jangka waktu
komitmen kredit. Apabila komitmen tersebut diselesaikan sebelum jangka
waktunya maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan atau
beban pada saat penyelesaian komitmen tersebut.
06 Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan
perkreditan namun terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai
pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara
sistimatis selama jangka waktu tertentu.
07 Komisi dan provisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan
dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat
terjadinya transaksi.
C. Pengakuan Pendapatan dan Beban atas Transaksi Valuta Asing
08 Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valuta asing harus diakui
sebagai pendapatan atau beban dalam laporan labarugi periode berj alan.
09 Selisih penjabaran aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
kedalam mata uang Rupiah harus diakui sebagai pendapatan atau beban
dalam laporan laba-rugi periode berjalan.
10 Untuk transaksi berjangka valuta asing dalam rangka pendanaan
(funding):
a. Selisih antara kurs berjangka yang diperjanjikan (contracted forward
rate) dengan kurs tunai pada tanggal transaksi (spot rate), diakui
sebagai pre mi atau diskonto dan diamortisasi secara proporsional
selama jangka waktu kontrak. Premi atau diskonto tersebut disajikan
sebagai penambah atau pengurang beban bunga.
b. Selisih antara kurs tunai pada tanggal laporan dengan kurs tunai pada
tanggal transaksi, untuk tagihan atau kewajiban berjangka (forward
receivable or payable) dalam valuta asing diakui sebagai pendapatan
atau beban periode berjalan.
11 Untuk transaksi berjangka valuta asing dalam rangka trading, selisih
antara kurs yang diperjanjikan (contracted forward rate) dengan kurs tunai
pada tanggal jatuh waktu (spot rate) diakui sebagai laba atau rugi transaksi
valuta asing pada akhir masa kontrak.
12a. Untuk transaksi swap suku bunga (interest rate swap) dalam rangka
pendanaan, selisih antara suku bunga yang dipertukarkan (original interest
rate) dengan suku bunga yang diperjanjikan (contracted interest rate)
disajikan sebagai penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasi
secara proporsional selama jangka waktu kontrak.
12b. Untuk transaksi swap suku bunga (interest rate swap) dalam rangka
trading, selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dengan suku bunga
yang diperjanjikan diakui sebagai laba atau rugi pada akhir masa kontrak.
13 Dalam hal bank bertindak sebagai penerbit opsi, selisih rugi antara kurs
opsi yang diperjanjikan dengan kurs tunai pasar pada tanggal laporan,
wajib diperhitungkan sebagai beban dalam periode berjalan. Selisih laba
antara kurs opsi yang diperjanjikan dengan kurs tunai pasar pada tanggal
laporan tidak boleh diperhitungkan sebagai pendapatan dalam periode
berjalan.
Format Laporan Laba Rugi Perbankan

PT BANK "XYZ"
LAPORAN LABA- RUGI dan SALDO LABA
PERIODE JANUARI S.D DESEMBER 199X
1. Pendapatan dan Beban Operasional
1. Pendapatan bunga
1.1. Bunga yang diperoleh xxxx
1.2. Provisi dan komisi kredit xxxx
2. Beban bunga
2.1. Bunga yang dibayar (xxxx)
2.2. Hadiah (xxxx)
2.3. Provisi dan komisi yang dibayar untuk mendapatkan dana (xxxx)
3. Pendapatan bunga neto xxxx
4. Pendapatan dan beban lainnya
4.1. Provisi dan komisi yang diterima selain dari pemberian kredit xxxx
4.2. Provisi dan komisi yang dibayar selain untuk penerimaan dana (xxxx)
4.3. Pendapatan/beban dari Provisi dan komisi neto xxxx
4.4. Pendapatan lain xxxx
4.5. Beban overhead
a. Beban umum & administrasi (xxxx)
b. Beban personalia (xxxx)
c. Beban lain (xxxx)
4.6. Pendapatan/beban lain neto xxxx
5. Pendapatan operasional neto xxxx
11. Pendapatan dan Beban non Operasional
1. Pendapatan non-operasional
1.1. Keuntungan penjualan aktiva tetap xxxx
1.2. Lainnya xxxx
xxxx
2. Beban non-operasional
2.1. Kerugian penjualan aktiva tetap (xxxx)
2.2. Denda/sanksi (xxxx)
2.3. Lainnya (xxxx)
(xxxx)
3. Pendapatan/beban non-operasional xxxx
III Laba (rugi)
1. Laba atau rugi xxxx
2. Pos Luar Biasa (Extra ordinary gain/loss) xxxx
3. Pengaruh kumulatif dari Perubahan Kebijakan Akuntansi xxxx
4. Laba ( Rugi ) sebelum PPh xxxx
5. Pajak penghasilan (xxxx)
6. Laba (rugi) bersih tahun berjalan xxxx
xxxx
IV. Saldo laba
1. Saldo laba tahun lalu xxxx
2. Jumlah Saldo Laba xxxx
3. Dividen yang dibayar (xxxx)
4. Jumlah Saldo laba xxxx
Dirinci atas
- Cadangan Tujuan xxxx
- Cadangan Umum xxxx
- Saldo Laba yang belum dicadangkan xxxx

Laporan laba rugi yang disusun dan disajikan oleh Bank BNI telah sesuai dengan
ketentuan dan format yang diatur dalam PSAK N0. 31 mengenai Akuntansi
Perbankan. Rincian transaksinya dapat dilihat dalam catatan atas laporan keuangan
yang diterbitkan oleh Bank BNI.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Safe Deposit Box atau kotak simpan aman adalah fasilitas pengaman
barang berharga dalam bentuk kotak yang disediakan oleh suatu bank untuk
kepentingan nasabahnya. Kotak tersebut hanya dapat dibuka oleh bank dan
nasabah secara bersama-sama. Safe deposit box memiliki manfaat yaitu menjamin
keamanan dan kerahasiaan barang-barang yang disimpan.
Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak
dapat dibatalkan secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan
yang disepakati bersama dipenuhi. Ada dua jenis komitmen yaitu komitmen
tagihan dan komitmen kewajiban.
Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian
mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang
baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih
peristiwa di masa yang akan datang. Jenis transaksi kontijensi berupa garansi dan
letter of credit.
Pendapatan bank lazimnya dicatat berdasarkan metode akrual, di mana
akan dibukukan sebagai pendapatan pada saat jauh waktu bukannya pada saat
uang diterima.Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti
pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendaptan
lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama
ataupun bukan.

Dalam Bank Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan
dibebankan kedalam perhitungan laba-rugipada saatjatuh waktu tanpa tedebih
dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan
kedalam rekening biaya secara proporsional. Biaya yang terdapat dalam laporan
laba-rugi bank terdiri dari biaya operasianal seperti biaya bunga, biaya komisi,
biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-biaya ini merupakan beban
periode berjalan
DAFTAR PUSTAKA

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (2018). Laporan Keuangan Tahunan.

Anda mungkin juga menyukai