TAHUN 2018
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Oleh :
Megawati
1610104070
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelengkapan dokumen rekam medis tersebut menurut Permenkes RI Nomor 269 tahun
2008 pasal 1 terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan medis
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam pengisian dokumen rekam
Autentifikasi dilakukan pada nama, gelar, tanggal, waktu dan tanda tangan, sedangkan
pencatatan yang baik harus mempunyai baris tetap dan koreksi yang benar (bila ada). Pada
proses autentifikasi, penulisan nama terang dokter atau tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan harus disertai gelar profesionalnya yang lengkap. Waktu tenaga
kesehatan tertentu memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien juga harus dicatat,
terutama tanggal dan jam pada saat dokter atau tenaga kesehatan tertentu memberikan
pelayanan .Tanda tangan dari dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
Menurut Green (Notoatmodjo, 2003), salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
adalah pengetahuan, sehingga perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis
tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis.
Pengetahuan tentang nilai guna rekam medis menjadikan petugas termotivasi untuk
Menurut Russo (dalam Widjaja, 2014) pengetahuan tentang nilai guna rekam medis
medis dapat berguna untuk pertanggung-jawaban tugas dan tanggung jawab pemberi
pelayanan. Aspek legal membuat rekam medis berguna sebagai bukti kepentingan hukum.
Aspek finansial membuat rekam medis dapat digunakan sebagai dasar perhitungan biaya
pelayanan kesehatan pasien. Aspek riset membuat rekam medis berguna untuk penelitian.
Aspek edukasi membuat rekam medis dapat digunakan sebagai bahan pendidikan bagi tenaga
kesehatan.
Aspek dokumentasi membuat rekam medis dapat digunakan sebagai dokumentasi pelayanan
kesehatan. Aspek kesehatan masyarakat membuat rekam medis dapat dijadikan sebagai
sumber informasi kesehatan masyarakat. Aspek perencanaan dan pemasaran membuat rekam
Di Rsup Dr. M Djamil Padang, pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis sudah
cukup memadai karena sebagian besar petugas adalah lulusan pendidikan kesehatan yang
telah mempelajari rekam medis. Secara periodik, di Rsup Dr M Djamil Padang juga
memberikan informasi kepada para petugas, terutama informasi yang diberikan oleh
pimpinan Unit Rekam Medis, diantaranya informasi tentang nilai guna rekam medis.
Pengetahuan tentang rekam medis yang memadai seharusnya diikuti dengan perilaku yang
sesuai dalam bekerja, terutama dalam pengisian dokumen rekam medis yang pada umumnya
dibuat oleh para tenaga medis dan para medis. Namun kenyataannya, kualitas pengisian
dokumen rekam medis yang dimiliki oleh Rsup Dr. M Djamil Padang belum seperti yang
diharapkan. Pada observasi pendahuluan, banyak ditemui dokumen rekam medis yang tidak
diisi lengkap terutama pada kolom gelar petugas yang memberikan pelayanan dan kolom
1. Identifikasi Masalah
Menurut Green (Notoatmodjo, 2003), banyak faktor yang berkaitan dengan perilaku,
antara lain : jenis kelamin, umur, pengetahuan, pendidikan, pengalaman, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor tersebut juga terkait dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam
Martono (2010) menyatakan bahwa seorang lelaki lebih banyak berpartisipasi dalam bidang-
bidang yang bersifat eksakta, sedangkan perempuan lebih dominan pada bidang-bidang
seharusnya lebih baik dibandingkan dengan kaum laki-laki, namun di Rsup Dr. M Djamil
Padang keduanya, baik laki-laki ataupun perempuan sama saja kemampuannya dalam
menyebabkan perubahan perilaku sehingga seorang yang mempunyai pengetahuan yang baik
akan dapat melakukan sesuatu dengan baik pula. Di Rsup Dr. M Djamil Padang, pengetahuan
petugas tentang nilai guna rekam medis relatif lebih baik karena sering diberi pengarahan-
pengarahan yang bersifat teknis, namun kenyataannya kemampuan mereka dalam pengisian
Notoatmojo (2007) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan akan semakin mudah
menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal-hal baru itu. Petugas medis
maupun paramedis di Rsup Dr. M Djamil Padang, baik para dokter maupun perawatnya,
seluruhnya berlatar belakang pendidikan kesehatan yang belajar tentang dokumen rekam
medis sehingga seharusnya mempunyai kemampuan yang baik dalam pengisian dokumen
rekam medis, namun banyak sekali dokumen rekam medis yang belum terisi dengan benar.
Menurut Notoatmojo (2007), semakin tua umur seseorang, maka pengalamannya akan
semakin banyak karena semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
semakin meningkat pula kemampuannya dalam pengisian dokumen rekam medis, namun di
Rsup Dr. M Djamil Padang tidak ditemukan adanya perbedaan kemampuan petugas yang
Pengalaman bekerja di Rsup Dr. M Djamil Padang seharusnya membuat kemampuan dalam
pengisian dokumen rekam medis menjadi lebih baik, namun para petugas tidak mempu
2. Pembatasan Masalah
Faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis
sangat banyak, diantaranya jenis kelamin, umur, pengetahuan, pendidikan, pengalaman, dan
lain sebagainya. Semua faktor tersebut sangat menentukan kualitas pengisian dokumen rekam
medis, namun ada salah satu faktor yang sangat menonjol dan sangat menarik untuk dikaji
lebih mendalam dalam penelitian ini. Faktor yang dimaksud adalah faktor pengetahuan,
Faktor ini menarik untuk dikaji, karena para petugas medis maupun paramedis di Rsup Dr. M
Djamil Padang sesungguhnya telah mempunyai pengetahuan yang memadai. Mereka bukan
saja berasal dari lulusan pendidikan kesehatan, namun secara rutin juga mendapatkan
pengarahan teknis tentang rekam medis, termasuk tentang nilai guna rekam medis. Kendati
demikian, dokumen rekam medis yang menjadi tanggung jawab mereka tidak memiliki
kualitas seperti yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka variabel
independent yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengetahuan petugas tentang nilai
3. Perumusan masalah
Secara teoritis, pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis berhubungan dengan
perilaku petugas tersebut dalam pengisian dokumen rekam medis, namun hal ini seperti tidak
terjadi di Rsup Dr. M Djamil Padang. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan
suatu penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Adakah hubungan
pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dengan perilaku petugas dalam pengisian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang nilai guna rekam
medis dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis di RSUP,Dr,M
Djamil Padang.
2. Tujuan Khusus
Padang .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang telah di dapat selama
mengikuti perkuliahan di STIKES Alifah, khususnya tentang nilai guna rekam medis
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang rekam medis, terutama dalam
hal pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dan perilaku pengisian dokumen rekam
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan praktis yang dapat digunakan untuk
memperbaiki pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis serta perbaikan
Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,
baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Seorang petugas harus
mengisi dokumen rekam medis dengan lengkap sehingga apa yang dikerjakan oleh petugas
dalam pengisian dokumen rekam medis menghasilkan rekam medis yang baik dan
berkualitas.
Menurut Permenkes RI Nomor 269 tahun 2008 pasal 1 dijelaskan bahwa rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis,
pengobatan, tindakan medis dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis yang lengkap juga disertai dengan autentifikasi yang mencakup nama terang
dan gelar profesional dokter yang memberikan pelayanan, serta mencantumkan waktu
pemberian pelayanan baik tanggal maupun jam pelayanan, tanda tangan dokter yang
memberikan pelayanan. Pada penulisan dokumen rekam medis, perlu diperhatikan aturan
penulisan yang dimulai pada dari baris teratas dan turun secara bertahap. Demikian pula bila
ada koreksi, maka harus dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan
yang dibetulkan.
skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan : ya dan
tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah.
Skala Guttman pada umumnya dibuat dalam bentuk daftar cek atau chek-list dengan
interpretasi penilaian, apabila sekor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan
analisanya dapat dilakukan seperti skala likert (Aziz, 2007:103). Skala ini akan digunakan
dalam pembuatan instrumen pengukuran perilaku peugas dalam pengisian dokumen rekam
medis.
Menurut Permenkes RI Nomor 269 tahun 2008, rekam medis yang lengkap terdiri dari :
a. Identitas pasien yang merupakan kegiatan untuk membedakan identitas pasien yang satu
dengan pasien yang lain secara unik. Identitas pasien minimal terdiri dari nomor rekam
b. Pemeriksaan adalah hasil pengamatan atau hasil memeriksa keadaan fisik pasien yang
dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya baik terhadap pasien rawat jalan
d. Pengobatan adalah therapi yang diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk penyembuhan
pasien.
e. Tindakan medis adalah tindakan yang bersifat operatif dan non operatif yang dilaksanakan
f. Pelayanan lainnya maksudnya adalah pelayanan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan
yakni :
a. Nama terang dokter atau atau tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
b. Waktu yang dicatat adalah tanggal dan jam pada saat dokter atau tenaga kesehatan
c. Tanda tangan dari dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan
kesehatan.
d. Aturan penulisan dimulai pada dari baris teratas dan turun secara bertahap setingkat
demi setingkat hingga baris terbawah sehingga tidak ada baris yang kosong (baris
tetap). Bila ada baris yang kosong maka ditutup dengan garis penutup.
e. Koreksi yang benar yang hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa
menghilangkan catatan yang dibetulkan dengan cara menarik garis lurus diatas tulisan
yang salah dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
Menurut Green (Notoatmodjo, 2003), salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah
pikiran tentang sesuatu yang menguntungkan, antara lain jenis kelamin, umur, pengalaman,
a. Martono (2010) menyatakan bahwa seorang lelaki lebih banyak berpartisipasi dalam
b. Menurut Notoatmojo (2007), semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan
seseorang akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
masalah yang dihadapi di masa lalu. Seseorang yang mempunyai pengalaman bekerja
di unit rekam medis tentunya akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam
mempunyai pengetahuan yang tinggi dan luas. Notoatmojo (2007) juga menyatakan
bahwa semakin tinggi pendidikan akan semakin mudah menerima hal-hal baru dan
kesehatan akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam pengisian dokumen
rekam medis.
pengetahuan yang baik akan dapat melakukan sesuatu dengan baik. Seseorang yang
mempunyai pengetahuan tentang nilai guna rekam medis yang baik akan memiliki
f. Status ekonomi seseorang yang ditandai dengan penghasilannya yang tinggi akan
g. Notoatmojo (2003a) mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di sekitar individu
yang sering berinteraksi dengan orang-orang yang bergelut dalam bidang rekam
medis menjadi lebih memahami seluk beluk pekerjaan di unit rekam medis, termasuk
Dari paparan teori-teori dan peraturan perundangan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
pengisian dokumen rekam medis adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari tenaga kesehatan
dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis,
Dalam kamus umum bahasa Indonesia (2003), pengetahuan berarti segala sesuatu yang
diketahui karena mempelajarinya atau yang diketahui karena mengalami, melihat dan
mendengar. Seorang petugas medis maupun paramedis perlu mengetahui nilai guna rekam
medis. Dalam buku petunjuk teknis penyelenggaraan rekam medis rumah sakit tahun 1997
juga dikemukakan bahwa kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara
Menurut Russo (dalam Widjaja, 2014), rekam medis yang merupakan data dasar setelah
diproses menghasilkan informasi yang berguna untuk kepentingan dalam bidang administrasi,
legal, riset, finansial, edukasi, dokumentasi, kesehatan masyarakat serta perencanaan dan
a. Aspek administrasi : Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Melalui
dokumentasi rekam medis akan dapat dilihat peran dan fungsi tenaga kesehatan dalam
b. Aspek legal : Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
menengakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan rumah sakit, sedangkan
isinya yang terdiri dari identitas pasien pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang
dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku (UU Praktek Kedokteran RI No.29 Tahun 2004 pasal 46 ayat 1. Bila terjadi
suatu masalah yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang telah diberikan
kepada pasien, maka dokumentasi rekam medis akan diperlukan sebagai barang bukti
di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas,
obyektif dan ditandatangi oleh tenaga kesehatan, tanggal, dan nama jelas harus
dicantumkan. Rekam medis sebagai alat bukti keterangan ahli (Pasal 186 KUHP) dan
sebagai alat bukti surat (Pasal 187 KUHP), atau untuk membuktikan bahwa telah
melakukan upaya yang maksimal untuk menyembuhkan pasien sesuai dengan standar
profesi kedokteran.
c. Aspek finansial : Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya
(SJSN), maka pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI sejak tanggal 01
kesehatan sosial yang dikenal dengan nama program Jaminan Kesehatan Nasional
metode case mix payment yaitu pembiayaan berbasis keluaran/hasil dan dilakukan
dan dimasukan ke dalam group-group yang saat ini dikenal dengan sistem INA-
CBGs. Tarif INA-CBG merupakan tarif paket pelayanan rawat inap dan rawat jalan
habis pakai, pemeriksaan penunjang serta ruang perawatan yang diberikan kepada
seorang pasien selama satu episode rawatan. Pengajuan klaim pelayanan kesehatan
oleh rumah sakit menggunakan program INA-CBGs dapat terbayarkan atau terklaim
d. Aspek riset : Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya
bidang profesi tenaga kesehatan lainnya. Selain itu rekam medis dibutuhkan untuk
penelitian yang dilakukan oleh pihak ke tiga yang ditunjuk pemerintah untuk sebagai
e. Aspek edukasi : Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan. Karena
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan
dewasa ini dijadikan sebagai lahan untuk praktek pendidikan bagi calon tenaga
kesehatan dari berbagai profesi kesehatan. Dengan rekam medis tersebut tenaga
kesehatan atau calon tenaga kesehatan dapat mengkaji dalam rangka mempelajari
karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Karena berkas rekam
medis mempunyai nilai medis sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala
rekam medis tersebut, berguna sebagai alat komunikasi antara sesama pemberi
secara berkesinambungan.
melindungi dan memberi jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai
dengan UUD 1945. Dalam mewujudkannya itu, pemerintah terus melaksanakan
upaya kesehatan yaitu kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
derajat kesehatan dalam bentuk pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
h. Perencanaan dan pemasaran : Rekam medis dapat dipakai untuk mengidentifikasi data
yang diperlukan guna seleksi dan promosi jasa pelayanan kesehatan. Dengan adanya
data dan laporan dari rekam medis sangat berguna bagi pengembangan rumah sakit
atau pengadaan alat kesehatan baru. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan
rumah sakit.
Pengetahuan sesorang dapat diukur dari kemampuan orang tersebut mengungkapkan hal yang
diketahuinya dalam bentuk jawaban, baik lisan maupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan
reaksi dari stimulus yang berupa pertanyaan yang disampaikan baik lisan maupun tulisan, uji
yang digunakan untuk mengukur pengetahuan secara khusus dikelompokkan menjadi dua,
yakni:
sehingga nilainya kemungkinan berbeda antara setiap penilai juga pada setiap waktu.
melainkan dapat dinilai secara pasti dan sama oleh setiap penilai dan pada setiap
waktu.
Dari beberapa pengertian dan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
tentang nilai guna rekam medis adalah hasil tahu dengan mempelajari atau mengamati
tentang nilai guna rekam medis mencakup: administrasi, legal, financial, riset, edukasi,
E. Kerangka Berpikir
Pengetahuan tentang nilai guna rekam medis adalah hasil tahu dengan mempelajari atau
mengamati tentang nilai guna rekam medis mencakup: administrasi, legal, financial, riset,
yang mengetahui aspek administrasi akan dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis
dapat berguna untuk pertanggung-jawaban tugas dan tanggung jawab pemberi pelayanan.
Seseorang yang mengetahui aspek legal dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis
berguna sebagai bukti kepentingan hukum. Seseorang yang mengetahui aspek financial akan
dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai dasar perhitungan biaya
pelayanan kesehatan pasien. Seseorang yang mengetahui aspek riset dapat menjawab dengan
benar bahwa rekam medis berguna untuk penelitian. Seseorang yang mengetahui aspek
edukasi akan dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai bahan edukasi
tenaga kesehatan.
Seseorang yang mengetahui aspek dokumentasi dapat menjawab dengan benar bahwa rekam
kesehatan masyarakat akan dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai
sumber informasi kesehatan masyarakat. Seseorang yang mengetahui aspek perencanaan dan
pemasaran dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai dasar perencanaan dan
pemasaran.
seseorang. Seorang yang mempunyai pengetahuan yang baik akan dapat melakukan sesuatu
dengan baik pula sehingga seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang nilai
guna rekam medis akan memiliki kemampuan yang lebih baik pula dalam pengisian dokumen
rekam medis.
Pengisian dokumen medis merupakan perilaku kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien serta harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan oleh tenaga kesehatan yang
Pengisian identitas pasien merupakan kegiatan untuk membedakan identitas pasien yang satu
dengan pasien yang lain secara unik. Identitas pasien minimal terdiri dari nomor rekam
medis, nama pasien, tanggal lahir/umur dan jenis kelamin. Pemeriksaan adalah hasil
pengamatan atau hasil memeriksa keadaan fisik pasien yang dilakukan oleh tenaga medis dan
tenaga kesehatan lainnya baik terhadap pasien rawat jalan maupun rawat inap terutama
Pengobatan adalah therapi yang diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk penyembuhan
pasien. Tindakan medis adalah tindakan yang bersifat operatif dan non operatif yang
maksudnya adalah pelayanan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu kepada
pasien berikut autentikasinya, yakni : nama, gelar, tanggal, waktu, dan tanda tangan serta
pencatatan yang dilakukan dengan aturan yang banar dan koreksi yang benar apabila ada
kesalahan.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Selain dipengaruhi oleh pengetahuan tentang nilai guna, kemampuan pengisian dokemen
medis juga dipengaruhi oleh faktor predisposisi lainnya dan juga faktor pemungkin dan faktor
penguat, yakni
1. Jenis kelamin : Kemampuan perempuan dalam pengisian dokumen rekam medis akan
tentunya akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam pengisian dokumen
rekam medis.
bergelut dalam bidang rekam medis menjadi lebih memahami seluk beluk pekerjaan
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya.
8. Faktor penguat : Meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama),
pemasaran.
F. Kerangka Konsep
G. Hipotesis
Ada hubungan pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dengna perilaku petugas dalam
METODA PENELITIAN
1. Tempat penelitian
Penelitian diselenggarakan di Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap dan Unit Rekam Medis
2. Waktu Penelitian
Penelitian diselenggarakan selama 3 bulan dan dimulai pada bulan Januari sampai dengan
a. Penyusunan proposal
d. Pengumpulan data
e. Pengklasifikasian
f. Penyajian data
g. Interpretasi data
h. Pelaporan
B. Disain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang berusaha
mencari hubungan satu variabel penelitian dengan variabel penelitian yang lain (Sugiyono,
1998) atau penelitian survey analitik yang menggambarkan dan menjelaskan data yang aktual
dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut (Arikunto, 2006). Penelitian
ini akan menggambarkan tentang pengetahuan nilai guna rekam medis dan perilaku pengisian
dokumen rekam medis yang dilakukan oleh petugas rekam medis di Rsup Dr. M Djamil
Padang, sekaligus menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang nilai guna rekam
medis (variabel independen) dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) karena variabel
penyebab (variabel independent) dan variabel akibat (variabel dependent) diukur secara
simultan pada waktu yang bersamaan (Arikunto, 2006). Variabel pengetahuan tentang nilai
guna rekam medis yang termasuk faktor risiko (penyebab) dan variabel perilaku petugas
dalam pengisian dokumen rekam medis yang termasuk efek (akibat) akan diobservasi
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 1998). Populasi penelitian ini adalah seluruh
petugas medis dan paramedis yang mendokumentasikan rekam medis di Rsup Dr. M Djamil
Padang, yakni para dokter dan perawat yang seluruhnya berjumlah 148 orang. Populasi
penelitian tersebut terdiri dari dokter sebanyak 15 orang dan perawat sebanyak 133 orang.
Perawat yang berasal dari Unit Rawat Jalan sebanyak 49 orang dan Unit Rawat Inap
sebanyak 84 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,
1998). Sampel penelitian ini adalah sebagian dokter dan perawat di Rsup Dr. M Djamil
Padang yang ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan :
n = jumlah sempel
N = jumlah populasi
d = batas besarnya kesalahan atau penyimpangan yang masih bisa ditolerir (d =10% atau
0,1).
Untuk menentukan anggota sampel sebesar 60 orang tersebut di atas, maka teknik sampling
yang digunakan adalah proportional random sampling. Teknik sampling ini dilakukan
dengan mengambil sampel dari setiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya
sub populasi tersebut, sedangkan pengambilannya dilakukan secara acak (Arikunto, 2006).
Berdasarkan teknik sampling ini, maka jumlah sampel dokter adalah 6 orang, perawat di Unit
Rawat Jalan sebanyak 20 orang dan perawat di Unit Rawat Inap sebanyak 34 orang.
D. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual
a. Pengetahuan tentang nilai guna rekam medis adalah hasil tahu dengan mempelajari
atau mengamati tentang nilai guna rekam medis mencakup: administrasi, legal,
pemasaran.
b. Perilaku petugas dalam dokumentasi rekam medis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
dari tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang identitas
2. Definisi Operasional
a. Pengetahuan tentang nilai guna rekam medis (X) adalah skor yang diperoleh dari hasil
pengukuran variabel pengetahuan dokter dan perawat tentang nilai guna rekam medis
b. Perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis (Y) adalah skor yang
diperoleh dari penjumlahan skor pengukuran perilaku dokter dan perawat dalam
mengisi dokumen rekam medis, dengan menggunakan pedoman observasi dan skala
3. Kisi-kisi Instrumen
a. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur pengetahuan tentang nilai guna
rekam medis berbentuk kuesioner yang dibuat berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 3.1
bentuk pilihan ganda. Alternatif jawaban yang benar akan diberi sekor 3 dan jawaban yang
Tabel 3.2
pengisian dokumen rekam medis berupa daftar cek (check-list) yang dibuat
Tabel 3.3
-Gelar 16
-Tanggal 17
-Waktu 18
-Tanda Tangan 19
Pencatatan yang Baris tetap 20
Baik
Koreksi yang benar (bila 21
ada).
Data yang terkumpul diberi sekor 1 bila dokumen rekam medis terisi dengan benar (ya) dan
diberi sekor 0 bila tidak terisi dengan benar (tidak) dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Pengisian Sekor
Ya 1
Tidak 0
dengan mengkorelasikan skor setiap butir pertanyaan dengan sekor total yang dibantu
dengan alat komputer. Hasil perhitungan korelasi yang dinilai valid adalah butir
pertanyaan yang mempunyai nilai r di atas 0,300, sebaliknya butir pertanyaan yang
mempunyai P value > 0,6, sebaliknya apabila mempunyai P value < 0,6 dikatakan
E. Analisis Univariat
1. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dengan melakukan observasi langsung ke objek yang
diteliti untuk mendapatkan data perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis.
Pada observasi tersebut juga dilakukan pengumpulan data pengetahuan tentang nilai guna
rekam medis dengan cara menyebar kuesioner kepada para dokter dan perawat.
2. Klasifikasi Data
Penelitian ini menggunakan data primer berupa data pengetahuan tentang nilai guna rekam
medis sebagai data yang berasal dari variabel independent dan perilaku petugas dalam
pengisian dokumen rekam medis sebagai data yang berasal dari variabel dependent. Selain
kedua jenis data utama tersebut dikumpulkan pula data yang berkaitan sebagai data
tambahan.
Adapun cara mengklasifikasikan data dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Editing : Data yang terkumpul dilakukan pemeriksaan atau koreksi agar tidak ada data yang
tidak memenuhi syarat, melengkapi data dengan mengumpulkan data atau menghilangkan
data yang salah. Semua data yang dikumpulkan disuntuing agar sesuai dengan variabel
penelitian, yakni data hasil pengukuran variabel pengetahuan tentang nilai guna rekam medis
dan data hasil pengukuran perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis.
b. Coding : Semua data yang telah disunting dalam proses editing dilakukan coding dengan
memberikan kode tertentu pada tiap data penelitian termasuk memberikan kategori untuk
jenis data yang sama dalam bentuk simbol, huruf, atau angka tertentu. Setelah dilakukan
coding dilakukan pula scoring terhadap data yang telah diklasifikasikan tersebut.
c. Tabulating : Data yang telah diklasifikasikan dan telah diberi sekor ditempatkan dalam tabel
sesuai kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas semua data yang
akan dianalisis
3. Penyajian Data
Data yang terkumpul dan sudah diklasifikasi disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi
dengan ilustrasi berupa tabel-tabel dan gambar-gambar yang berhubungan dengan data
4. Interpretasi Data
paremeter yang dihasilkan dari perhitungan statistik deskriptif, seperti nilai rata-rata (mean),
F. Analisis Bivariat
Uji normalitas data digunakan sebagai uji persyaratan analisis dengan mengetahui distribusi
data tersebut. Data disebut berdistribusi normal apabila P Value > ɑ = 0,05 dan dikatakan
tidak berdistribusi normal bila P Value < ɑ = 0,05. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Kolmogorov Smirnov, yaitu pengujian yang dilakukan untuk menentukan distribusi data pada
variabel X (pengetahuan tentang nilai guna rekam medis) dan variabel Y (perilaku pengisian
dokumen rekam medis) berdistribusi normal atau tidak normal (Sunyoto, 2011).
Hasil uji normalitas data ini akan menentukan jenis uji statistik yang akan dipilih saat
menganalisis data. Uji normaltas, selanjutnya akan digunakan pula sebagai dasar untuk
2. Uji Hipotesis
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji korelasi Pearson
Product Moment apabila data berdistribusi normal, namun apabila data tidak berdistribusi
normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank (Sunyoto,
2011). Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis data dengan menggunakan
a. Ho : r = 0 (Tidak ada hubungan pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dengan
perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis di RSUP dr M Djamil Padang)
b. H1 : r ≠ 0 (Ada hubungan pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dengan perilaku
petugas dalam pengisian dokumen rekam medis di RSUP DR,M Djamil Padang
3. Interpretasi data
Hasil uji hipotesis dilakukan analisis dan selanjutnya diinterpretasikan secara bivariat untuk
melihat hubungan variabel indepedent yaitu pengetahuan tentang nilai guna rekam
medis dengan variabel dependent yaitu perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam
medis. Analisis dilakukan untuk melihat apakah hubungan yang terjadi tersebut merupakan
hubungan yang bermakna atau hubungan yang terjadi secara kebetulan. Interpretasi data
Hasil uji hipotesis diinterpretasikan dengan menggunakan nilai koefisien korelasi sesuai