Anda di halaman 1dari 16

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM


NOMOR :003/PER/DIR-RSE/II/2016
TANGGAL :11 Januari 2016

I. PENDAHULUAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit, perlu dilakukan
pengendalian infeksi, diantaranya adalah pengendalian infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial masih banyak dijumpai di rumah sakit dan biasanya merupakan indikator
bagi pengukuran tentang seberapa jauh rumah sakit tersebut telah berupaya
mengendalikan infeksi nosokomial.
Pengendalian infeksi nosokomial dipelopori oleh Nightingale, Simmelweis,
Lister dan Holmes melalui praktek-praktek hygiene dan penggunaan antiseptik.
Tantangan dalam pengendalian infeksi nosokomial semakin kompleks dan sering
disebut disiplin epidemiologi rumah sakit.
Kerugian ekonomik akibat infeksi nosokomial dapat mencapai jumlah yang
besar, khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan, penggunaan antibiotika dan
obat-obat lain serta peralatan medis dan kerugian tak langsung yaitu waktu produktif
berkurang, kebjiakan penggunaan antibiotika, kebijakan penggunaan desinfektan serta
sentralisasi sterilisasi perlu dipatuhi dengan ketat.
Tekanan-tekanan dari perubahan pola penyakit infeksi nosokomial dan
pergeseran resiko ekonomik yang harus ditanggung rumah sakit mengharuskan upaya
yang sistematik dalam penggunaan infeksi nosokomial, dengan adanya Komite
Pengendalian Infeksi dan individu yang menjalankan tanggung jawab pengawasan
sebagaimana ditugaskan atau yang tertulis dalam uraian tugas untuk dapat menjalankan
program pengumpulan data, pendidikan, konsultasi dan langkah-langkah pengendalian
infeksi yang terpadu. Keberhasilan program pengendalian infeksi nosokomial
dipengaruhi oleh efektivitas proses komunikasi untuk menyampaikan tujuan dan
kebijakan pengendalian infeksi tersebut kepada seluruh karyawan rumah sakit baik
tenaga medis maupun non medis, para penderita yang dirawat maupun berobat jalan
serta para pengunjung rumah sakit Santa Elisabeth Batam.
Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan
terkini, pedoman praktek yang diakui, peraturan- peraturan perundangan yang berlaku
serta standar sanitasi dan kebersihan dari badan- badan nasional/ lokal.dengan ini
1
pimpin rumah sakit mengalokasiakn sumber daya yang cukup untuk program
pencegahan dan pengendalian infeksi.

II. LATAR BELAKANG


Berdasarkan data dari Australian Commission on Safety & Quality in
Healthcare, 2009, kejadian HAIs pertahun adalah 200 000 kejadian dengan 7000 angka
kematian yang memakan biaya lebih dari 2 juta $ Australia, dimana 50% dari kejadian
tersebut dapat dicegah. Sedangkan data dari Umscheid et al. Infect Control Hospital
Epidemiology 2011;32:101-14, USA terdapat 1,7 juta kejadian HAIs, dengan 99.000
angka kematian yang menghabiskan biaya sekitar 10-25 juta US$, dimana sekitar 55%-
70% dari kejadian tersebut dapat dicegah.
Program pengendalian infeksi ini dilaksanakan secara multidisiplin yang
tergabung dalam komite pengendalian Infeksi rumah sakit yaitu terdiri dari dokter
spesialis, dokter umum, perawat pengendali infeksi ( IPCN ), seluruh supervisor dari
hampir semua unit yang berperan sebagai infection prevention control link nurse
(IPCLN) seperti laboratorium, UGD, perawatan, farmasi, house keeping & semua
bangsal perawatan.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum .
1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit Santa Elisabeth Batam
melalui pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh
semua departemen /unit dengan meliputi kualitas pelayanan,
management resiko,serta kesehatan dan keselamatan kerja .
2. Menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara pasien,
staf, mahasiswa, dokter internsip dan pengunjung.
Terutama :
 Membentuk Sumber Daya Manusia PPI yang memadai
 Kegiatan PPI dapat menjangkau semua layanan
 Menurunkan angka HAIs
 Monitoring dan evaluasi berkala

2
2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kegiatan surveilans infeksi di RS.
2. Meningkatkan mutu sterilisasi, hygiene sanitasi dan pembersihan
lainnya.
3. Meningkatkan penggunaan APD di RS.
4. Sebagai pedoman pelayanan bagi staf PPIRS dalam melaksanakan
tugas,wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
5. Mengurangi hari perawatan pasien rawat inap dan mengurangi biaya
perawatan pasien.
6. Meminimalkan terjadinya infeksi bagi petugas kesehatan terkait dengan
pekerjaannya
7. Menggerakan segala sumber daya yang ada dirumah sakit dan fasilitas
kesehatan lain secara efektif dan efisien.
8. Menurunkan angka kejadian infeksi dirumah sakit secara bermakna.
9. Memberikan pelatihan pengendalian infeksi secara terus menerus bagi
staf.
10. Memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang
memadai tentang PPI
11. Melaksanakan pengendalian mutu dengan monitoring mutu sterilisasi.
12. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan PPI RS. Santa
Elisabeth Batam.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Melaksanakan Surveilans
Surveilans merupakan kegiatan pemantauan ataupun pengamatan secara
teratur dan terus menerus terhadap semua aspek kejadian penyakit yang
dilakukan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN mengumpulkan IPCLN untuk diberikan pengarahan suveilans.
2. IPCN membagikan form survei harian ,bulanan dan form SPO.
3. IPCLN melakukan monitoring survei harian sesuai ruangan.
4. IPCN melakukan konfirmasi bila terjadi infeksi saat survei dan
divalidasi oleh DPJP pasien.

3
5. IPCN dan IPCLN memasukkan data surveilans ke dalam komputer
sebagai program dukungan dari SIRS.
6. IPCN merekap hasil survei harian yang dilakukan oleh IPCLN.
7. IPCN melaporkan hasil survei kepada Komite PPI.
8. Komite PPI melaporkan hasil surveilens kepada Direktur.
9. Direktur melaporkan hasil surveilans kepada Dinas Kesehatan Kota
Batam.

2. Melakukan Investigasi Outbreak


Upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan
dan pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya terhadap peningkatan
kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat baik dalam jumlah
kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.
Ketentuan Outbreak :
- Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak
ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
- Peningkatan kejadian penyakit atau kematian lebih dari 2 (dua) kali
terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu berturut-turut menurut
jenis penyakitnya dibandingkan dengan periode sebelumnya.
- Jumlah penderita baru dalam 1 bulan menunjukan kenaikan lebih
dari 2 (dua) kali bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan
tahun sebelumnya.
Rincian Kegiatan :
1. Penyakit yang termasuk Outbreak dilaporkan dalam laporan 1x24 jam,
merupakan laporan adanya penderita/tersangka yang dapat atau
berpotensi.
2. Pelapor/petugas ruangan melaporkan kejadian tersebut ke IPCN.
3. Perawat IPCN menerima laporan outbreak.
4. Perawat IPCN membuat laporan.
5. Perawat IPCN melakukan investigasi dan mengidentifikasi kasus
berpotensi Outbreak dan datang ke unit untuk mewawancarai adanya
pasien di ruangan tersebut.
6. Perawat IPCN merekomendasi pemeriksaan penunjang /Laboratorium
swab.

4
7. Perawat diruangan melaporkan hasil swab pemeriksaan tersebut ke
IPCN.
8. Perawat IPCN dan IPCLN melakukan analisa hasil pemeriksaan.
9. Perawat IPCN melakukan kesimpulan hasil pemeriksaan.
10. Perawat IPCN membuat laporan dan rekomendasi ke Komite PPI.
11. Komite PPI membuat laporan dan rekomendasi ke Direktur untuk tindak
lanjut.

3. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA)


Untuk mencegah infeksi di rumah sakit pada saat dilakukan kegiatan
pembangunan/renovasi perlu dilakukan kajian risiko untuk menentukan
prioritas program dan pencegahan infeksi di RS (ICRA Renovasi). Untuk
menurunkan angka infeksi di rumah sakit juga perlu dilakukan kajian risiko
untuk menentukan prioritas penanganan terhadap infeksi dalam surveilans
Plebitis, ISK, IDO, VAP dan HAP (ICRA PPI).
Rincian Kegiatan :
1. IPCN melakukan identifikasi risiko renovasi dan infeksi.
2. IPCN melakukan analisa dan evaluasi risiko renovasi dan infeksi.
3. IPCN menyusun langkah-langkah pencegahan dan pengendalian risiko
renovasi dan infeksi.
4. IPCN memonitoring pelaksanaan prosedur renovasi dan infeksi.
5. IPCN melakukan pencatatan dan pelaporan serta rekomendasi ke
Komite PPI.
6. Komite PPI melaporkan ke direktur untuk ditindaklanjuti.

4. Monitoring Sterilisasi di rumah sakit


Pemantauan dan pengawasan terhadap proses pemusnahan dan eliminasi
semua jenis organisme hidup dalam hal ini adalah
m i k r o o r g a n i s m e ( b a k t e r i , virus, fungi, spora) yang terdapat pada
suatu benda (peralatan medis).
Rincian Kegiatan :
1. IPCN melakukan audit monitoring sterilisasi tiap hari.
2. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.

5
3. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring sterilisasi ke direktur
untuk ditindaklanjuti.

5. Monitoring Manajemen Laundri dan Linen


Pemantauan dan pengawasan terhadap proses pengumpulan dan pengiriman
semua linen di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN melakukan audit monitoring manajemen laundry dan linen tiap
hari.
2. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
3. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

6. Monitoring Peralatan Kadarluwarsa, Single use menjadi re-use


Pemantauan dan pengawasan terhadap peralatan kadarluwarsa, single use
menjadi re-use di rs.
Rincian Kegiatan :
4. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap peralatan
kadarluwarsa, single use mejadi re-use tiap hari.
5. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
6. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

7. Monitoring Pembuangan Sampah Infektius dan Cairan Tubuh


Pemantauan dan pengawasan terhadap pembuangan sampah infektius dan
cairan tubuh di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap pembuangan
sampah infektius dan cairan tubuh tiap hari.
2. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
3. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

6
8. Monitoring Penanganan Pembuangan Darah dan Komponen Darah.
Pemantauan dan pengawasan terhadap penanganan pembuangan darah dan
komponen darah di rs.
Rincian Kegiatan :
4. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap penanganan
pembuangan darah dan komponen darah tiap hari.
5. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
6. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

9. Monitoring Area Kamar Mayat dan Post Mortem.


Pemantauan dan pengawasan terhadap area kamar mayat dan post mortem
di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap area kamar
mayat dan post mortem bila ada pasien yang meninggal dunia.
2. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
3. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

10. Monitoring Pembuangan Benda Tajam dan Jarum


Pemantauan dan pengawasan terhadap pembuangan benda tajam dan jarum
di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap pembuangan
benda tajam dan jarum tiap hari.
2. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
3. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

7
11. Monitoring Pencatatan dan Pelaporan Tertusuk Jarum
Pemantauan dan pengawasan terhadap kasus karyawan tertusuk jarum di rs.
Rincian Kegiatan :
1. Karyawan yang tertusuk jarum segera ditangani sesuai SPO.
2. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap karyawan rs
yang tertusuk jarum.
3. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
4. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

12. Monitoring Penggunaan Ruang Isolasi


Pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan ruang isolasi di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap penggunaan
ruang isolasi tiap hari.
2. IPCN melakukan sosialisasi tentang kewaspadaan isolasi.
3. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
4. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

13. Monitoring Kepatuhan Hand Hygiene


Pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan karyawan dan pengunjung
dalam melakukan hand hygiene di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap kepatuhan
karyawan dan pengunjung dalam melakukan hand hygiene tiap hari.
2. IPCN dan IPCLN melakukan sosialisasi berkesinambungan tentang cara
hand hygiene baik kepada karyawan maupun pengunjung rs.
3. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
4. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

8
14. Monitoring Kepatuhan Penggunaan APD
Pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan karyawan dalam
penggunaan APD di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap kepatuhan
karyawan dalam penggunaan APD tiap hari.
2. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
3. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

15. Monitoring Kegiatan Pelayanan Makanan dan Peralatan Dapur


Pemantauan dan pengawasan terhadap kegiatan pelayanan makanan dan
peralatan di rs.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN melakukan audit monitoring terhadap kegiatan
pelayanan makanan dan peralatan tiap hari.
2. IPCN membuat pelaporan, analisa dan rekomendasi ke Komite PPI.
3. Komite PPI melaporkan hasil audit monitoring ke direktur untuk
ditindaklanjuti.

16. Pelayanan Kesehatan Karyawan


Suatu upaya untuk menurunkan risiko infeksi pada tenaga kesehatan.
Rincian Kegiatan :
1. HRD memberlakukan pemeriksaan kesehatan setiap penerimaan
karyawan rs yang baru.
2. Dilakukan vaksinasi Hep B bagi karyawan yang HbsAg (-).
3. Sosialisasi teknik penyuntikan yang aman.
4. Pemeriksaan antibody Hep A pada karyawan yang bertugas di gizi, bila
tidak ada antibody dilakukan vaksin Hep A.
5. Pemeriksaan feses karyawan gizi untuk pencegahan penularan penyakit
cacing pada pasien.

9
17. Kegiatan Orientasi Karyawan Baru
Suatu kegiatan tatap muka untuk memberikan materi PPI secara dasar.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN memberikan materi dasar PPI untuk semua karyawan yang baru
masuk di rs.

18. Pemeriksaan Mutu Air Bersih


Pemeriksaan baku mutu air bersih untuk mencegah infeksi di wilayah
rumah sakit.
Rincian Kegiatan :
1. Sample pemeriksaan baku mutu air diambil pada ruangan-ruangan yang
dipilih, sesuai dengan jadwal, dilakukan setiap 6 bulan sekali.

19. Pemeriksaan Kualitas Udara Lingkungan dan Pemeliharaan Mesin


Pendingin Ruangan ( Air Conditioner/AC )
Udara yang tidak terkontaminasi untuk mencegah infeksi nosokomial di
rumah sakit.
Rincian Kegiatan :
1. Pemeliharaan AC dilakukan oleh bagian IPS RS sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat.
2. Pemeriksaan udara terhadap jamur dan bakteri di ruang kamar bedah,
ICU, CSSD dan lingkungan RS(sesuai kebutuhan) setiap 6 bulan
sekali.

20. Pemantauan Penggunaan Antibiotik Secara Rasional


Pemantauan penggunaan antibiotic secara rasional untuk mencegah
terjadinya resistensi kuman yang akan mengakibatkan penyebaran infeksi
yang tidak dapat dikendalikan.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN melakukan pemantauan atas penggunaan antibiotika dan pola
sensitivitas kuman terhadap penggunaan antibiotika tersebut dilakukan
setiap 6 bulan sekali.
2. IPCN membuat laporan ke Komite PPI.

10
3. Komite PPI melaporkan kepada direktur dan menggunakan laporan dan
hasil evaluasi dari pemantauan penggunaan antibiotika dan pola
sensitivitas kuman terhadap antibiotika sebagai bahan evaluasi dan
rekomendasi penggunaan antibiotika di RS.

21. Monitoring Ketersediaan Tong Sampah, Safety Box, Kantong Plastik


Sampah, Stiker, Wastafel dan Handrub
Untuk menjaga kebersihan lingkungan rs dan mencegah infeksi di perlukan
tong sampah, safety box, kantong plastik, stiker, wastafel, tissue dan
handrub.
Rincian Kegiatan :
1. IPCN dan IPCLN memeriksa ketersediaan tong sampah, safety box,
kantong plastik sampah, stiker, wastafel, tissue dan handrub.
2. IPCN dan IPCLN memeriksa kelayakan pakai alat-alat tersebut di atas,
bila tidak layak atau rusak di rekomendasi untuk pembelian yang baru
pada bagian pembelian rs.

22. Pendidikan, Pelatihan dan Edukasi


Diperlukan pendidikan dan pelatihan staf PPI sesuai dengan pengetahuan
yang terbaru. Edukasi kepada pengungjung mengenai PPI, khususnya hand
hygiene.
Rincian Kegiatan :
1. Pelatiahan keluar untuk IPCO, IPCN dan IPCLN serta karyawan lain
bila perlu.
2. Pelatihan internal seluruh karyawan oleh IPCN.
3. Edukasi pengungjung oleh IPCN, IPCLN dan karyawan lain.
4. Edukasi pengunjung berupa baliho kecil, leaflet, spanduk, dll

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Semua kegiatan PPI akan dirapatkan bersama dalam Komite PPI
2. Butuh dukungan penuh dari direktur supaya semua kegiatan PPI dapat
terlaksanakan dengan baik.

11
VI. SASARAN
1. Sasaran surveilans : dibawah 5‰ atau 10‰ untuk ISK, Plebitis, VAP dan
HAP tergantung data tiap triwulan. Dibawah 1% untuk IDO sesuai dengan
data tiap triwulan.
2. Bila ada outbreak, dengan waktu sesingkatnya dalam 1 minggu untuk
menghentikan outbreak.
3. ICRA bangunan : risiko infeksi 0% saat renovasi bangunan.
ICRA PPI : risiko infeksi dengan skala prioritas tertinggi ditindaklanjuti
dalam 1 minggu.
4. Sterilisasi alat target 100%
5. Manajemen linen yang benar target 100%
6. Monitoring terhadap seluruh alat kesehatan target 100% yang kadarluwarsa
dan singe use menjadi re-use.
7. Pembuangan sampah infeksi dan cairan tubuh dengan benar target 100%.
8. Pembuangan darah dan komponen darah dengan benar target 100%
9. Penanganan mayat dengan benar target 100%
10. Pembuangan benda tajam dan jarum dengan benar target 100%
11. Tidak ada kejadian karyawan tertusuk jarum target 0%
12. Penanganan pasien isolasi yang benar target 100%
13. Kepatuhan hand hygiene karyawan target 100%
14. Kepatuhan penggunaan APD oleh karyawan target 100%
15. Pelayanan makanan dan peralatan dapur yang benar target 100%
16. Seluruh karyawan sudah di vaksin Hep B target 100%
17. Seluruh karyawan baru harus mendapatkan orientasi tentang PPI target
100%
18. Mutu air bersih 100%
19. Kualitas udara bersih dan AC bersih target 100%
20. Penggunaan antibiotik secara rasional target 100%
21. Ketersediaan tong sampah, plastik sampah, safety box, wastafel, tissue dan
handrub 100% di seluruh wilayah RS.
22. Staf PPI mendapat pelatihan 100%
Seluruh staf rs mendapat pelatihan internal tentang PPI 100%
Edukasi pengunjung tentang PPI khusus nya hand hygiene 100%

12
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal Pelaksanaan program kerja periode Januari - Desember

Program Jan Feb Maret Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
tus
Melaksanakan Tiap Hari
Surveilans
Buat Laporan Bulanan
Buat Laporan Triwulan
Buat Laporan Semester
Buat Laporan Tahunan

Pemantauan Tiap hari untuk mengetahui penyakit infeksi baru yang sebelumnya tidak ada
Outbreak
Laporan Bulanan seluruh penyakit

ICRA ICRA bangunan : Setiap bangun baru/renovasi


ICRA PPI : Tiap Triwulan

Monitoring Tiap Hari


Sterilisasi RS
Buat Laporan Bulanan

Monitoring Tiap Hari


manajemen
linen Buat Laporan Bulanan

Monitoring
alat Tiap Hari
kadarluwarsa
dan single use Buat Laporan Bulanan
menjadi re-use

Monitoring
pembuangan Tiap Hari
sampah
infeksius dan Buat Laporan Bulanan
cairan tubuh
Monitoring
pembuangan Tiap Hari
darah dan
komponen Buat Laporan Bulanan
darah
Monitoring Tiap Hari Senin
area Kamar Bila ada pasien yang meninggal dunia
Mayat
Buat Laporan Bulanan
Monitoring
Tiap Hari
pembuangan
benda tajam
Buat Laporan Bulanan
dan jarum

Monitoring Bila ada pelaporan


pelaporan Segera ditangani sesuai SPO
tertusuk jarum

13
Buat Laporan Bulanan

Monitoring Tiap Hari


penggunaan
ruang isolasi Buat Laporan Bulanan

Monitoring Tiap Hari


kepatuhan
hand hygiene Buat Laporan Bulanan

Monitoring
Tiap Hari
kepatuhan
penggunaan
Buat Laporan Bulanan
APD

Monitoring
pelayanan Tiap hari Selasa
makanan dan
peralatan Buat Laporan Bulanan
dapur
Pelayanan Pemeriksaan kesehatan untuk karyawan baru masuk
kesehatan
karyawan Vaksinasi Hep B sesuai indikasi dan jadwal

Buat Laporan Bulanan

Kegiatan Bila ada karyawan baru yang masuk


orientasi
karyawan baru Buat Laporan Bulanan

Pemeriksaan Tiap 6 bulan


mutu air
bersih Sesuai keperluan

Buat Laporan Tiap 6 bulan

Pemeriksaan Pemeriksaan kualitas udara tiap 6 bulan


kualitas udara
dan Pemeliharaan AC tiap 3 bulan
pemeliharaan
AC Sesuai keperluan

Buat Laporan Tiap 3 atau 6 bulan

Pemantauan Kultur dan resistensi dilakukan tiap 6 bulan


penggunaan
antibiotic Buat Laporan tiap 6 bulan
secara rational

Monitoring
ketersediaan
tong sampah, Tiap Hari
plastik
sampah, safety Buat Laporan Bulanan
box, wastafel,
tissue,
handrub
14
Pendidikan, Pelatihan dan Pendidikan Staf PPI paling lama 3 tahun
Pelatihan dan Sesuai Kebutuhan
Edukasi
Edukasi terhadap pengunjung : Tiap Hari
Leaflet,baliho kecil, sesuai kebutuhan

Buat Laporan Bulanan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal kegiatan. Jadwal
tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu),
sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan
jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu program
secara keseluruhan.
Setiap bulan melakukan evaluasi jadwal pelaksanaan kegiatan

Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan


kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Yang harus ditulis
di dalam program adalah cara atau bagaimana membuat laporan evaluasi dan
kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
Setiap Laporan dibuat sesuai jadwal oleh Tim PPI (khususnya IPCN).

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu semua kegiatan PPI dicatat
sesuai jenis kegiatannya.
Pelaporan adalah setiap laporan yang telah disusun sesuai jadwal oleh
Komite PPI melaporkan kegiatan ke Direktur .
Pelaporan :
1. Laporan pencapaian program kerja
2. Laporan program kerja yang tidak terlaksana

Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh.


Dilakukan rapat evaluasi sesuai jadwal oleh Komite PPI, kemudian diberikan
rekomendasi dan di laporkan ke direktur untuk ditindaklanjuti.
Evaluasi yang akan dilakukan :
1. Terlaksananya Program kerja sesuai jadwal
15
2. Terlaksananya program kerja sesuai target
3. Tidak terlaksananya program kerja
4. Upaya yang akan dilakukan untuk menurunkan risiko infeksi pada seluruh
proses pelayanan.
5. Hasil kajian dan rekomendasi untuk diterbitkannya regulasi,pelatihan untuk
staff RS, serta perubahan prosedur dalam upaya menurunkan risiko infeksi.

Batam, 25 Januari 2016

Direktur Ketua Komite PPI

dr Sahat H. Siahaan, Mars dr Hendro

16

Anda mungkin juga menyukai