Anda di halaman 1dari 2

Penurunan Getaran Mesin dan Cara pengendalian Terhadap

Efek yang Timbul


Getaran merupakan suatu fenomena yang tidak bisa dihindari dari suatu sistem kerja
mesin. Getaran terjadinya karena eksitasi. Eksitasi terjadi karena adanya ketidakseimbangan
pada mesin itu sendiri atau dari sumber diluar mesin. Getaran memberikan efek ke seluruh arah
pada bidang getaran beberapa diantaranya diantaranya menyebabkan ketidaknyamanan pada
lingkungan, pekerja, bahkan keamanan bangunan (Bachman, 1995). Getaran yang melebihi batas
normal dan terjadi secara kontinu akan menganggu kenyamanan dan kesehatan, menimbulkan
ketidakpresisian, dan menurunkan kualitas kerja mesin-mesin perkakas (Sadiana, 2016).
Pengendalian getaran yang bersumber dari mesin dapat dilakukan dengan menambah
peredam diantara tangan dan alat yang sesuai dengan perusahaan pembuat alat tersebut.
Mengencangkan kembali sambungan mesin dengan dudukannya agar getaran dapat lebih
teredam sebelum mencapai punggung operator merupakan salah satu cara penurunan getaran.
Selain itu, bantalan punggung pada mesin sebaiknya menggunakan bantalan karet yang memiliki
tingkat peredaman paling tinggi. Penggunaan karet sebagai peredam getaran karena karet
berfungsi baik sebagai isolator getaran (Kurniawati, 2013). Jika getaran mesin berkurang, maka
getaran lingkungan serta getaran bangunan akibat getaran mesin berkurang. Penempatan ruang
kerja non operator sebaiknya berjauhan dari ruang operasi mesin dan adanya penyekat ruang
agar transfer dari getaran tidak terpapar secara langsung. Pada lingkungan kerja operator,
paparan getaran tidak bisa dihindari sehingga perlunya tindakan pencegahan risiko. Getaran pada
lengan dikendalikan dengan penggunaan sarung tangan dan atau membangun sistem holder yang
dapat menompang getaran sehingga pelaksanaan pengunaan mesin tidak terpapar getaran secara
langsung (Prasasti, 2018). Adapun pengendalian getaran untuk pekerja dalam rangka
menghindarkan dari efek jangka panjang paparan getaran dapat dilakukan dengan cara memakai
pelindung getaran serta membatasi operasi kerja (melakukan rotasi pekerjaan) untuk
menghindari paparan getaran yang tinggi (Nopiyanti, 2011).

Sumber:
Bachman, H., 1995, Vibration Problems in Structures: Practical Guidelines, Jerman: Springer
and Media.
Kurniawati, S.A., 2013, Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis pada MesinSaccof Harwester,
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27(1), Hal. 35-40.
Manullang, A.L.E., dkk, 2015, Evaluasi Pencahayaan, Kebisingan, Temperature, dan Getaran
pada Line 3 PT. South Pasific Viscose, Jurnal Online Teknik Industri Vol. 4(3),
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj diakses pada tanggal 14 Februari 2018.
Nopiyanti, H., 2011, Human Vibration dan Occupational Noise Assessment pada Penggunaan
Portable Power Tools oleh Pekerja Konstruksi, Skripsi Fakultas Teknik Industri
Universitas Indonesia.
Prasasti, N.G., dkk, 2018, Pengukuran Paparan Getaran Lengan Tangan pada Sistem Kalibrasi
Vibration Pen untuk Mencegah Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS), Prosiding PPI
KIM ISSN 0852-002, Hal. 345-345.
Sadiana, R., 2016, Analisis Respon Sistem Getaran pada Mesin Torak, Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin Vol. 4(2), Hal. 41-46.

Anda mungkin juga menyukai