Dosen Pengampu :
Ach. Nashicuddin,M.A
Oleh :
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang matematikawan muslim di era millenial ini, tentu kita tahu
bahwa kemaksiatan sudah merajalela dan rasa persaudaraan antara sesama makhluk
Allah juga semakin berkurang. Dalam kemaksiatan seperti judi, zina, penipuan,
pemerkosaan, dll. Dan contoh dalam rasa persaudaraan yang berkurang seperti
akibat pilihan calon presiden yang berbeda sehingga bersikukuh atas pilihannya
masing-masing ataupun yang lain. Maka, kita sebagai matematikawan muslim,
patutnya tetap bertaqwa kepada Allah dan saling menjaga rasa persaudaraan dengan
muslim yang lain. Dan tidak lupa memahaminya melalui materi ajar seperti pada
sistem koordinat kartesius ini. Karena tentu sebagai matematikawan muslim kita
pasti sudah mempelajari koordinat cartesius ini yang dalam system koordinat
cartesius ini ada dua variabel garis yaitu garis x dan y yang merupakan pengandaian
pemodelan hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia. Sehingga nanti
akan didapatkan digolongan manakah kita nanti akan masuk dalam beberapa
golongan yang ada.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kita capai, yakniL
1. Mengetahui dan memahami Hubungan Konsep Koordinat kartesius dengan
Hablun min al-Allah dan Hablun min al-Naas ?.
2. Mengetahui dan memahami isi dalil yang berkaitan dengan Hablun min al-
1
Allah dan Hablun min al-Naas.
3. Mengetahui dan memahami penerapan konsep koordinat kartesius dengan
konsep Hablun min al-Allah dan Hablun min al-Naas dalam kehidupan nyata.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Suparno sastra, Belajar Mudah dan Praktis Archicad, PT Media Alex Kompitudo, Jakarta, 2009,
hlm. 74.
2
Ibid hlm 75
3
dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut. Perhatikan gambar di bawah
ini:
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada 4 titik yang telah
ditandai diantaranya: [-3,1], [2,3], [-1.5,-2.5] dan [0,0]. Titik [0,0] disebut
juga titik asal.
Dari gambar di atas juga dapat kita lihat bahwa: karena kedua sumbu
bertegak lurus satu sama lain, bidang xy terbagi menjadi empat bagian yang
disebut kuadran, yang pada Gambar di atas ditandai dengan titik [-3,1], titik
[2,3], titik [-1.5,-2.5]. Menurut konvensi yang berlaku, keempat kuadran
diurutkan mulai dari yang kanan atas [kuadran I], melingkar melawan arah
jarum jam. Pada kuadran I, kedua koordinat (x dan y) bernilai positif. Pada
kuadran II, koordinat x bernilai negatif dan koordinat y bernilai positif. Pada
kuadran III, kedua koordinat bernilai negatif, dan pada kuadran IV,
koordinat x bernilai positif dan y negatif . Titik [2,3] terletak pada kuadran
I, tititk [-3,1] terletak pada kuadran II dan titik [-1.5,-2.5] terletak pada
kuadran III. Atau secara umum, keempat kuadran diurutkan mulai dari yang
kanan atas [kuadran I], melingkar melawan arah jarum jam. Pada kuadran
I, kedua koordinat [x dan y] bernilai positif. Pada kuadran II, koordinat x
bernilai negatif dan koordinat y bernilai positif. Pada kuadran III, kedua
koordinat bernilai negatif, dan pada kuadran IV, koordinat x bernilai positif
dan y negativ.3
3
Catur supatmono, Belajar matematika asyik,, Grasindo, Jakarta, 2009, hlm.141.
4
C. Pemodelan Pemahaman Hablun min al-Allah dan Hablun min al-
Naas
Konsep Kartesius ini tidak hanya bisa kita temukan dalam bidang ilmu
matematika saja, namun kita pun dapat menemukan konsep tersebut di dalam
konsep ajaran Islam tetapi dengan istilah yang berbeda yaitu Hablun min al-
Allah wa Hablun min al-Naas . Konsep ini serupa dengan konsep kartesius,
dimana:
3. Grid-grid = ukuran amal kita dalam konsep Hablun min al-Allah wa Hablun
min al-Naas.
Apabila amal kita terhadap Allah dan sesama manusia keduanya benilai
positif, maka kita akan menempati Kuadran I. Namun apabila amal yang yang
bernilai positif hanya kepada Allah sedangkan terhadap sesama manusia bernilai
negatif, maka kita akan menempati Kuadran II. Sebaliknya, bila kita hanya
mementingkan hubungan kita terhadap sesama manusia sedangkan terhadap Allah
kita tidak jalankan, maka Kuadran IV lah tempat kita. Dan yang paling buruk adalah
apabila amal kita terhadap Allah ataupun terhadap sesama manusia, maka tempat
yang sesuai bagi kita adalah Kuadran III yang merupakan kuadran yang paling
buruk.
5
2.2 Dalil yang berkaitan dengan Hablun min al-Allah dan Hablun min al-
Naas
Sebagaimana penjelasan di atas, nampak sekali bahwa Islam menganjurkan
kepada kita agar menerapkan Konsep Kartesius ini dalam kehidupan kita dengan
cara menjalankan Hablun min al-Allah wa Hablun min al-Naasdengan baik. Kedua
hal ini tidak dapat dipisahkan, karena dalam kehidupan ini kita pasti berkaitan
dengan kedua hal ini.
ات َما بَ ْينَ ُه َّن َ س َو ْال ُج ُمعَةُ إِلَى ْال ُج ُمعَ ِة َو َر َمضا َ ُن إِلَى َر َم
ٌ ضانَ ُم َك ِف َر ُ صلَ َواتُ ْال َخ ْم َّ ال
ت ْال َكبَائِ ُر
ِ َِإذَا اجْ تُنِب
“Perkara yang paling berat itu ada 3, dermawan saat memiliki sedikit harta,
meninggalkan hal yang haram saat sendirian dan mengatakan kebenaran saat berada
di dekat orang yang diharapkan kebaikannya atau ditakuti kejahatannya” (Jami’
Ulum wa Hikam 2/18)
ين
ِ سا ِك َ سانًا َوبِذِي ْالقُ ْربَى َو ْاليَت َا َمى َو ْال َم
َ ْش ْيئًا َوبِ ْال َوا ِل َدي ِْن ِإح
َ َّللاَ َوالَ ت ُ ْش ِر ُكواْ بِ ِه
َّ َْوا ْعبُدُوا
ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم إِ َّن
ْ سبِي ِل َو َما َملَ َك
َّ ب َواب ِْن ال
ِ ب ِبال َجن
ِ اح
ِ ص َّ ب َوال ِ ُار ْال ُجنِ ار ذِي ْالقُ ْربَى َو ْال َج ِ َو ْال َج
ً َّللا الَ ي ُِحبُّ َمن َكانَ ُم ْخت َاالً فَ ُخ
ورا َ َّ
6
“Dan Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersatukannya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat ataupun yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai terhadap
orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.“(Q.S. An-Nisa : 36)
َ إ ِ ن َّ ا َخ ل َ ق ْ ن َا ك ُ ْم ِم ْن ذ َ كَ ٍر َو أ ُن ْ ث َى َو
ج ع َ ل ْ ن َا ك ُ ْم ش ُ ع ُ و ب ًا َو ق َ ب َ ا ئ ِ َل اس ُ َّ ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال ن
َّللا َ عَ لِ ي مٌ َخ ب ِ ي ٌر َّ َّللا ِ أ َت ْ ق َ ا ك ُ ْم ۚ إ ِ َّن
َّ َأ َكْ َر َم ك ُ ْم ِع ن ْ د لِ ت َع َ ا َر ف ُ وا ۚ إ ِ َّن
“Wahai manusia Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki – laki
dan perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku –
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa . Sungguh Allah maha
Mengetahui, Maha Teliti”.(Q.S. Al Hujurat : 13)
2.3 Penerapan konsep koordinat kartesius dengan konsep Hablun min al-Allah
dan Hablun min al-Naas dalam kehidupan nyata
1. Menghindari larangannya.
7
3. Tidak menyekutukan-Nya sebagai wujud ketaqwaan kita terhadap-Nya.
Tetapi jika salah satu sikap kita menyimpang maka kita akan masuk ke kuadran
2 ataupun kuadran 4 karena dua kuadran tersebut tidak seimbang. Seperti untuk
kuadran 2 hubungan kepada manusia tidak baik tetapi hubungan dengan Allah baik
contohnya seperti:
Ada orang yang rajin melaksanakan sholat jamaah ke masjid dan mengikuti
acara-acara pengajian akan tetapi kepada tetangganya ia berbuat tidak baik seperti
menggunjing, ketika tetangganya sakit tidak dijenguk.
Untuk kuadran 4 hubungan kepada manusia baik tetapi hubungan kepada Allah
tidak baik contohnya seperti:
Ada orang yang dermawan kepada tetangga, saudara, anak yatim maupun ke
fakir miskin tetapi malas melaksanakan sholat dikarenakan sibuk akan
pekerjaannya.
Jika sikap kita kedua-duanya menyimpang maka akan masuk ke kuadran 3 yaitu
kuadran paling buruk karena hubungan kepada manusa maupun kepada Allah
sama-sama buruk, contohnya seperti:
8
Ia tidak pernah belajar mengaji, tidak berpuasa ramadhan, tidak pernah sholat,
hanya mengejar duniawi. Dan tidak pernah membantu tetangganya yang sedang
kesulitan, saudaranya yang sakit, suka menggunjing dll.
9
Dari gambar diatas kita mendapatkan manusia tersebut masuk ke kuadran I yang
merupakan kuadrat paling baik dan posisinya berada dalam (2,3) tersebut.
Contoh ke-2, manusia tersebut suka mengikuti acara amal dan rajin sholat
berjamaah di masjid maka ia mendapatkan 1 point terhadap sumbu y yang bergaris
bilangan positif. Akan tetapi manusia tersebut suka menggunjing kepada sesama
manusia, tetangganya sakit tidak dijenguk, tidak suka beramal kepada fakir miskin
maupun anak yatim maka ia mendapatkan -3 point terhadap sumbu x yang bergaris
bilangan negative. Maka kita dapat menggambarkannya seperti dibawah ini:
Dari gambar diatas kita mendapatkan manusia tersebut masuk ke kuadran II yang
merupakan kuadrat tidak seimbang karena nilai y nya positif dan nilai x nya
negative dan posisinya berada dalam (-3,1) tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem koordinat cartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam
bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x dan
koordinat y dari titik tersebut. Konsep system koordinat cartesius ini dibawa untuk
memahami konsep hablun min al-Allah wa hablun min al-Naas. Sehingga akan
didapatkan dalam penerapan konsep koordinat cartesius dengan konsep hablun min
al-Allah wa hablun min al-Naas ini, kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah
sebaiknya melakukan kebajikan yang baik di mata Allah maupun di mata manusia
dengan hati yang ikhlas dan tulus sehingga kita akan masuk ke dalam golongan
kuadran yang baik. Akan tetapi jika kita tidak bisa melakukan yang terbaik, kita
bias saja masuk ke beberapa kuadran yang bukan kuadran yang paling baik itu.
3.2 Saran
Kita seharusnya bukan hanya melakukan kepada diri kita sendiri dalam hal
kebaikan kepada Allah maupun manusia. Akan tetapi ajaklah dan rangkullah
saudara-saudara disekitarmu untuk lebih baik lagi menjadi makhluk Allah yang
nantinya pantas untuk memasuki surganya sebelum maut menjemput.
11
DAFTAR PUSTAKA