Anda di halaman 1dari 4

Status gizi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat
dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Almatsier,
2005).

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau
status gizi yang optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien, sehingga memungkinkan seseorang mengalami pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak antara lain:

1) Ekonomi: pendapatan

2) Pendidikan: pengetahuan orangtua mengenai asupan gizi yang baik untuk anaknya

3) Asupan Makanan yang sesuai dan seimbang

4) Usia

5) Budaya, tingkah laku dan kebiasaan dilingkungan sekitarnya

Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi adalah interprestasi dari data yang didapatkan dengan
menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko
atau dengan status gizi buruk.

Alat antropometri digunakan untuk menilai status gizi, karena mempunyai beberapa
keunggulan di antaranya prosedur pengukuran antropometri sederhana dan aman.

Antropometri digunakan sebagai indikator untuk penilaian status gizi, karena


pertumbuhan seseorang yang optimal memerlukan asupan gizi yang seimbang. Gizi yang
tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan. Kekurangan gizi
dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya kelebihan gizi dapat
mengakibatkan pertumbuhan berlebih (gemuk). Oleh karena itu, antropometri sebagai
parameter status pertumbuhan dapat digunakan untuk menilai status gizi
Penilaian status gizi disesuaikan dengan usia anak. Untuk anak usia 5-18 tahun
menunggunakan indeks IMT/U.

Melalui pemeriksaan secara antropometri dengan Indeks Masa Tubuh (IMT), dengan
pengukuran berat badan dengan satuan kilogram (kg) dan pengukuran tinggi badan (TB)
dengan satuan centimeter (cm), dengan rumus sebagai berikut (Depkes, 2011):

Setelah menentukan IMT dan membaginya dengan Usia dari anak, kita dapat melihat
hasilnya pada tabel standar antropometri pada anak, lalu kita dapat melihat ambang batas
statuis gizinya, apakah sangat kurus, kurus, normal, gemuk ataupun obesitas
Isi piringku

Isi piringku adalah suatu metode yang berisikan panduan makan sehat yang dapat menjadi
acuan sajian sekali makan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan.

Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri
dari :

1. 50 persen pertama terdiri dari


 Dua per tiganya makanan pokok yaitu sumber karbohidrat, dari biji-bijian
utuh, nasi merah, gandum utuh, atau pasta. Hati-hati dalam pemilihan sumber
karbo, misalnya roti atau beras putih karena kandungan gulanya tergolong
tinggi.

 sepertiganya lauk-pauk. Bisa diisi ikan, ayam atau kacang-kacangan. Batasi


konsumsi daging merah ataupun daging olahan.
2. 50 persen berikutnya:
 sepertiganya buah-buahan
 dua per tiganya sayur-sayuran.
3. Disamping itu, juga terdapat pesan pokok tentang minum air putih yang cukup,
aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, dan mengukur tinggi dan berat badan yang
sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh.

Meski panduan ‘Isi piringku’ ini dapat diterapkan pada hampir semua kalangan, namun
tidak untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun karena mereka membutuhkan asupan nutrisi
berbeda. Demikian juga untuk orang yang perlu menjalani pola makan khusus karena
memiliki kondisi medis tertentu
buku-sk-antropometri-2010

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PENILAIAN-STATUS-
GIZI-FINAL-SC.pdf

http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=19010200003 (ISI PIRINGKU DAN 12 GAYA


HIDUP SEHAT)

Anda mungkin juga menyukai