b. Auditor memenuhi tujuan umum audit atas laporan keuangan yaitu kewajaran
laporan keuangan diukur berdasarkan asersi terkandung dalam setiap unsur yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang disebut dengan asersi manajemen
05-02
2) Kelengkapan (completeness)
Kelengkapan berarti semua transaksi dan akun -akunyang seharusnya
tercatat dalam laporan keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan
asersi keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar maka akunakan dinyatakan terlalu
tinggi, sementara jika asersi kelengkapan tidak benar,makaakun akan dinyatakan terlalu
rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengankemungkinan hilangnya hal-hal yang harus
dicantumkan dalam laporan keuangan sedangkan asersi keberadaan berkaitan dengan
penyebutan angka yang seharusnyatidak dimasukkan.
a. Perbedaan antara sifat salah saji yang disebabkan oleh kesalahan dalam asersi
keberadaan dengan asersi kelengkapan.
Asersi kelengkapan terkait dengan apakah semua akun yang seharusnya disajikan
dalam laporan keuangan benar-benar telah dimasukkan dalam laporan keuangan. Tidak
mencatat piutang dari pelanggan merupakan pelanggaran asersi kelengkapan.
c. Sesudah tujuan audit umum ditentukan, maka tujuan audit khusus yang berkaitan
dengan transaksi untuk setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan.
Setidaknya 1 tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi harus disertakan
pada setiap tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi, kecuali auditor
yakin bahwa tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi tidak relevan atau
tidak penting dalam situasi tersebut.
Terdapat hubungan 1 untuk 1 antara Asersi Manajemen tentang Kelas Transaksi dan
Peristiwa dengan Tujuan Audit, kecuali untuk Asersi keakuratan. Asersi keakuratan
mempunyai 2 tujuan karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk
mengujii keakuratan transaksi.
05 - 04
a. Secara umum, kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik bukan milik pribadi
auditor maupun klien.
b. Kertas kerja tidak boleh diungkapkan kepada pihak selain klien tanpa izin tertulis
klien kecuali dikehendaki oleh negara, hukum atau profesi.
05 – 05
05 - 06
05 – 07
05 - 08
1. Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
3. Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama.
5. Understanding the Entity, Environment, and Internal Control, pemahaman yang memadai
atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.
6. Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
8. Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan keadaan yang
didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam periode sebelumnya.
9. Adequacy of Informative Disclosures, pengungkapan informative dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
10. Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diterima.
05 – 09
1. Relevansi Bukti. Bukti audit yang relevan adalah yang sesuai atau tepat jika digunakan
untuk suatu maksud tertentu. Bukti yang relevan lebih kompeten daripada bukti yang tidak
relevan.
3. Ketepatan Waktu. Kriteria ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti
audit. Ketepatan waktu sangat penting, terutama dalam melakukan verifikasi atas aktiva
lancar, utang lancar, dan akun surplus-defisit terkait karena berkaitan dengan apakah cut
off atau pisah batas telah dilakukan secara tepat. Bukti yang diperoleh mendekati tanggal
neraca lebih kompeten dibanding bukti yang diperoleh jauh dari tanggal neraca.
4. Objektivitas. Bukti audit yang bersifat objektif lebih dapat dipercaya atau reliabel dan
kompeten daripada bukti audit yang bersifat subjektif.