Anda di halaman 1dari 5

05-01

a. Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan


pendapatatas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Auditor memenuhi tujuan umum audit atas laporan keuangan yaitu kewajaran
laporan keuangan diukur berdasarkan asersi terkandung dalam setiap unsur yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang disebut dengan asersi manajemen

05-02

1) Keberadaan atau kejadian (existency or occurence).

Asersi ini merupakan pernyataanmanajemen aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang


tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca serta apakah
pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan rugi laba benar-benar terjadi
selama periode akuntansi.

2) Kelengkapan (completeness)
Kelengkapan berarti semua transaksi dan akun -akunyang seharusnya
tercatat dalam laporan keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan
asersi keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar maka akunakan dinyatakan terlalu
tinggi, sementara jika asersi kelengkapan tidak benar,makaakun akan dinyatakan terlalu
rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengankemungkinan hilangnya hal-hal yang harus
dicantumkan dalam laporan keuangan sedangkan asersi keberadaan berkaitan dengan
penyebutan angka yang seharusnyatidak dimasukkan.

3) Hak dan kewajiban (rights and obligations).


Auditor harus memastikan apakahaktiva memang menjadi hak klien dan apakah
kewajiban merupakan hutang klien pada tanggal tertentu.

4) Penilaian atau alokasi (valluation or allocation).


Asersi ini menyangkut apakahaktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban
telah dicantumkan dalam laporankeuangan pada jumlah yang tepat.

5) Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure).


Asersi ini menyangkutmasalah apakah komponen-komponen laporan keuangan
telah diklasifikasikan,diuraikan, dan diungkapkan secara tepat. Pengungkapan berhubungan
denganapakah informasi dalam laporan keuangan, termasuk catatan yang terkait,
telahmenjelaskan secara gamblang hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaannya
05 – 03

a. Perbedaan antara sifat salah saji yang disebabkan oleh kesalahan dalam asersi
keberadaan dengan asersi kelengkapan.

Asersi Keberadaan (existence). Aseri keberadaan terkait dengan apakah


aset,liabilitas dan ekuitas yang dimasukkan dalam neraca memang benar-benar ada di
tanggal neraca tersebut.

Asersi kelengkapan terkait dengan apakah semua akun yang seharusnya disajikan
dalam laporan keuangan benar-benar telah dimasukkan dalam laporan keuangan. Tidak
mencatat piutang dari pelanggan merupakan pelanggaran asersi kelengkapan.

b. Faktor yang dipertimbangkan auditor dalam menetapkan tujuan audit


 Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan
 Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan
 Integritas manajemen

c. Sesudah tujuan audit umum ditentukan, maka tujuan audit khusus yang berkaitan
dengan transaksi untuk setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan.
Setidaknya 1 tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi harus disertakan
pada setiap tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi, kecuali auditor
yakin bahwa tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi tidak relevan atau
tidak penting dalam situasi tersebut.
Terdapat hubungan 1 untuk 1 antara Asersi Manajemen tentang Kelas Transaksi dan
Peristiwa dengan Tujuan Audit, kecuali untuk Asersi keakuratan. Asersi keakuratan
mempunyai 2 tujuan karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk
mengujii keakuratan transaksi.

05 - 04

a. Secara umum, kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik bukan milik pribadi
auditor maupun klien.
b. Kertas kerja tidak boleh diungkapkan kepada pihak selain klien tanpa izin tertulis
klien kecuali dikehendaki oleh negara, hukum atau profesi.
05 – 05

a. Ada tiga tipe pengujian substantif yang dapat digunakan yaitu:


 Pengujian rinci atau detail saldo
 Pengujian rinci atau detail transaksi
 Prosedur analitis

Tingkat Risiko Deteksi Langkah Pengujian Detail Saldo

Scan rekonsiliasi bank yang dibuat


klien dan verivikasi ketepatan
Tinggi perhitungan matematisnya

Review rekonsiliasi bank yang dibuat


klien dan verivikasi pada sebagain
Moderat besar item-itemnya.

Buatlah rekonsiliasi bank dan


verivikasi item-item yang direkonsiliasi
Rendah tersebut

b. Standar auditing yang ditetapkan IAI mengizinkan auditor untuk melakukan


pengujian substantif terhadap transaksi rinci dalam periode interim untuk mendeteksi
kemungkinan kekeliruan moneter dalam akun. Bila keadaan ini terjadi, auditor secara
serentak melakukan pengujian pengendalian atas transaksi yang sama. Jenis
pengujian semacam ini disebut dengan istilah “pengujian dengan tujuan ganda”.

05 - 06
05 – 07

VOUCHING Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa


kebenaran atau keabsahan suatu bukti yang mendukung transaksi. Kegiatan ini meliputi
memilih catatan yang ada pada catatan akuntansi serta memperoleh dan menyelidiki
dokumen yang mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan dan ketelitian
transaksi yang dicatat
TRACING Tracing adalah suatu kegiatan yang merupakan kebalikan dari
Vouching. Arah kegiatan tracing adalah mengikuti dokumen sumber hingga ke
pencatatannya dalam catatan akuntansi. adapun pelaksanaan dari tracing adalah
mengikuti dokumen sumber, seperti faktur penjualan atau laporan pengiriman, kemudian
auditor melakukan penelusuran dokumen sumber tersebut melalui sistem akuntansi ke
pencatatan akhir dalam catatan akuntansi, seperti jurnal dan buku besar.

05 - 08

Standar Umum (General Standards)

1. Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

2. Independence, dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi


dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work)

4. Adequate Planning and Proper Supervision, pekerjaan harus direncanakan sebaik-


baiknya dan jika digunakan , asisten harus disupervisi dengan semestinya.

5. Understanding the Entity, Environment, and Internal Control, pemahaman yang memadai
atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.

6. Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan (Standards of Reporting)

7. Financial Statements Presented in Accordance with GAAP, laporan audit harus


menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

8. Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan keadaan yang
didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam periode sebelumnya.
9. Adequacy of Informative Disclosures, pengungkapan informative dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

10. Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diterima.

05 – 09

1. Relevansi Bukti. Bukti audit yang relevan adalah yang sesuai atau tepat jika digunakan
untuk suatu maksud tertentu. Bukti yang relevan lebih kompeten daripada bukti yang tidak
relevan.

2. Sumber Informasi Bukti. Sumber informasi sangat berpengaruh terhadap kompetensi


bukti audit. Bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar entitas yang
independen merupakan bukti yang paling tepat dipercaya. Bukti semacam ini memberikan
tingkat keyakinan atas keandalan yang lebih besar daripada bukti yang diperoleh dari
internal entitas.

3. Ketepatan Waktu. Kriteria ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti
audit. Ketepatan waktu sangat penting, terutama dalam melakukan verifikasi atas aktiva
lancar, utang lancar, dan akun surplus-defisit terkait karena berkaitan dengan apakah cut
off atau pisah batas telah dilakukan secara tepat. Bukti yang diperoleh mendekati tanggal
neraca lebih kompeten dibanding bukti yang diperoleh jauh dari tanggal neraca.

4. Objektivitas. Bukti audit yang bersifat objektif lebih dapat dipercaya atau reliabel dan
kompeten daripada bukti audit yang bersifat subjektif.

Anda mungkin juga menyukai