PENDAHULUAN
1
disebabkan masyarakat sudah biasa mengobati diare sendiri di rumah,
pelayanan kurang memuaskan, laporan tidak lengkap baik dari petugas
maupun kader, dan ketidaktepatan pendiagnosaan.
1.2 Landasan Hukum
Landasan Hukum yang dipergunakan dalam penyusunan RUK Program
Puskesmas di Kota Pasuruan antara lain:
1. Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
pembangunan Nasional
2. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan pemerintah Tentang Standar Pelayanan Minimal
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.741 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 tahun 2014 Tentang Puskesmas
7. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Pasuruan 2016-2021
8. Permenkes No 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
9. Permenkes No. 70 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Manajemen
Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat
2
d. Tercapainya proporsi penderita diare balita yang diberikan zink
1.4 Manfaat
a. RUK Program diare sebagai dasar untuk menyelenggarakan program diare
di UPT Puskesmas Trajeng tahun 2019.
b. RUK Program diare sebagai salah satu alat untuk melakukan monitoring
dan evaluasi kinerja pelaksana program diare di UPT Puskesmas Trajeng.
c. RUK TB sebagai sarana untuk menganalisis penyebab masalah dan
menyusun alternatif pemecahan masalah program diare di UPT Puskesmas
Trajeng tahun 2019
d. RUK Program diare sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan RUK
Program diare di UPT Puskesmas Trajeng pada tahun-tahun berikutnya.
3
BAB II
ANALISA SITUASI
Tahun 2018
Data Demografi
1.Jumlah Penduduk seluruhnya 21.047 orang
a. Jumlah Penduduk Laki–laki 10.414 orang
b. Jumlah Penduduk Perempuan 10.633 orang
2. Jumlah Kepala Keluarga 5832 KK
3. Jumlah RT 108 RT
4. Jumlah RW 30 RW
5. Jumlah Bayi (< 1 tahun) 357 orang
6. Jumlah Anak Balita (1–4 tahun) 1411 orang
7. Jumlah Bayi/ Balita 0 – 4 tahun 1768 orang
8.Jumlah Wanita Usia Subur (15-49 5856 orang
4
tahun)
9. Jumlah Ibu Hamil 369 orang
10. Jumlah Ibu Bersalin 358 orang
11. Jumlah Ibu Nifas 358 orang
12. Jumlah PUS 3203 orang
Sumber : Data sasaran program pembangunan kesehatan Kepmenkes No. HK
02.02/ 117/2015-Umur tunggal Jatim 2016-2019-Proyeksi PUS Jatim 2016Program
Kespro Seksi Kesga Dinkes Jatim.
5
2.3.2. PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRAJENG
Sumber
Data: Bagian Tata
Usaha Puskesmas TRAJENG tahun 2018
6
Sumber Data: Bagian Tata Usaha Puskesmas Trajeng tahun 2018
7
2.5.2. DATA SARANA KESEHATAN
FASILITAS KESEHATAN
Bidan Dokte
N Kelura
Pusk PUS Pos Pos Po Prakt r Rum Klin Tot
O han
es TU yan Lansi s ek Prakt ah ik al
mas du a UK Swast ek Bers Sw
K a Swast alin ast
a a
1. Trajen 1 0 14 3 1 1 0 0 2 22
g
2. Ngemp 0 1 9 2 1 1 0 0 0 14
lakrejo
3. Mayan 0 0 6 2 1 0 0 0 1 10
gan
4. Tamba
0 1 5 3 1 0 0 0 0 10
an
1 2 33 10 4 2 0 0 3 56
JUMLAH
8
BAB III
EVALUASI HASIL KEGIATAN TAHUN LALU
Refreshi
ng
petugas
3. Angka pemberi
penderita layanan
Belu
diare tentang
m
balita 100% balita 202 202 96 47.5% 47.5% pemberi
terca
yang an
pai
diberi terapi
tablet zink pada
penderit
a diare
10
3.1. ALTERNATIF PENYEBAB MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
Mencari akar penyebab masalah (fishbone atau pohon masalah)
MANUSIA METODE
Refreshing petugas
tentang diare dan terapi
rasional jarang
dilakukan
Terbatasnya persediaan
zink di puskesmas
Tidak adanya ruang MTBS
DANA
SARANA LINGKUNGAN
11
3.2. ALTERNATIF PENYEBAB MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
Mencari akar penyebab masalah (fishbone atau pohon masalah)
MANUSIA METODE
Suasana saat
Kurangnya pengetahuan penyuluhan kurang
masyarakat tentang kepatuhan kondusif
minum OAT
Cakupan pelayanan
diare balita
DANA
SARANA LINGKUNGAN
12
No Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Ket
Masalah
1 Penemuan 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda 1. Penyebarluasan informasi tentang penyakit TB baik melalui
suspect gejala dan pecegahan sekaligus pengobatan TBC penyuluhan maupun media tulisan
penderita TB 2. Sasaran Penyuluhan pada masyarakat terutama cara 2. Materi penyuluhan tentang TB dibuat semenarik mungkin
kurang dari mengenali tanda dan gejala dengan Bahasa yang mudah dipahami dan fokus pada
target 3. Kurangnya jumlah sarana penyuluhan seperti leflet defines, penyebab, cara penularan, tanda dan gejala,
dan poster pengobatan, serta pencegahan
4. Lingkungan yang tidak sehat mendukung penularan 3. Cetak media tulisan tentang penyakit TB berupa poster,
penyakit TBC spanduk, stiker, maupun leaflet
4. Pembagian target penemuan suspect tiap kelurahan
5. Monitoring penemuan suspect yang dikirim oleh pustu
setiap bulan
6. Melakukan gerakan ketuk pintu terutama di daerah
endemis TB
2 Angka 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang 1. Penyebarluasan informasi tentang pentingnya kepatuhan 7.
keberhasilan TB pentingnya kepatuhan minum obat minum obat
kurang dari 2. Kurangnya motivasi dari pasien untuk pengambilan 2. Pembentukan kader TB sebagai PMO
target obat secara rutin ke puskesmas 3. Pembelian susu untuk menambah nutrisi pasien dan untuk
3. Kurangnya motivasi dari keluarga sebagai PMO menambah semangat pasien dalam mengambil obat
4. Kunjungan rutin tiap bulan oleh kader sebagai PMO
13
3. Sarana dan 1. Pelayanan pasien TB dilakukan pada satu hari dan di 1. Penyediaan sarana dan prasarana untuk pelayanan pasien TB 8.
prasarana ruang tersendiri dengan fasilitas terbatas secara terpisah sebagai upaya PPI
pelayanan 2. Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan pasein 2. Pengajuan usulan pengadaan sarana dan prasarana
pasien TB di TB dalam gedung pelayanan pasien TB secara terpisah kepada pejabat
puskesmas 3. Tidak adanya dana untuk pengadaan ruang pelayanan berwenang
sangat terbatas TB sesuai standar
14
BAB VI
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kinerja program P2 Diare tahun 2017 dan survei identifikasi
kebutuhan masyarakat terhadap program P2 Diare di Puskesmas Trajeng pada
tahun 2018 terdapat 3 masalah yang ditemukan, yaitu :
1. Cakupan pelayanan diare balita kurang dari target
2. Angka Keberhasilan TB kurang dari target
3. Sarana dan prasarana pelayanan TB dalam gedung sangat terbatas
Tiga masalah program P2 Diare yang ditemukan adalah saling berhubungan
sehingga intervensi yang akan dilakukan bisa disinergiskan sehingga ketiga
masalah dapat teratasi pada tahun selanjutnya. Pengetahuan dan pemahaman
masyarakat, tenaga kesehatan, kader kesehatan, lintas program dan lintas
sektor tentang penyakit Diare serta komitmen semua pihak terkait dalam
pelayanan penyakit Diare merupakan kunci keberhasilan program P2 Diare di
Puskesmas Trajeng.
1.2 Saran
Program ini sangat memerlukan dukungan sumberdaya, dana, dan komitmen
dari semua pihak terkait. Oleh sebab itu, pelaksana dan penanggungjawab
program P2 Diare di tingkat Kota sangat diharapkan untuk lebih aktif
mengadakan pendekatan dan sosialisasi kepada pihak penentu kebijakan baik
kepada Kepala Dinas maupun Pemerintah Kota dalam memberikan dukungan
terhadap program P2 Diare di wilayah Puskesmas.
25
26
27
28