Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara maritim yang luas wilayahnya terdiri dari dua
pertiga lautan dan sepertiganya merupakan luas daratan. Dengan hal tersebut
indonesia memiliki sumber air yang berlimpah. Namun, tidak semua daerah di
pesisir pantai memiliki air yang berkualitas bagus dan layak untuk dikonsumsi. Rata
rata kebutuhan air minum di Indonesia 5 liter perkapita perhari (Junaedi, 2004).
Daerah yang berbatasan dengan lautan tersebut merupakan daerah pesisir pantai
dimana umumnya terdapat sumber air payau. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit
untuk mendapatkan air bersih dikarenakan sumber daya air payau yang terdapat
didaerah pesisir pantai umumnya berkualitas buruk. Sumber air payau cukup
melimpah ini menjadikan proses desalinasi air payau sebagai solusi alternatif untuk
menghasilkan air bersih.
Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Jika kadar
garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5 sampai 30 gram, maka
air ini disebut air payau. Namun jika konsentrasi garam melebihi 30 gram dalam
satu air disebut air asin (Suprayogi, 2006). Berfokus didaerah Hutan Payau
Kabupaten Cilacap yang berada di desa tritih kulon, masyarakat disana
memanfaatkan air sumur dan pengeboran untuk kebutuhan sehari-sehari seperti
mencuci, mandi dan lain-lain. Berdasarkan penelitian di lapangan, di daerah hutan
payau belum ada pemanfaatan air payau menjadi air tawar. Air payau tersebut masih
terlihat keruh sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu.
Teknologi yang digunakan untuk mengolah air payau menjadi air tawar
adalah proses filtrasi atau penyaringan dengan metode filtrasi bertingkat yaitu
filtrasi yang pertama menggunakan grabah, yang kedua menggunakan karbon aktif
kayu bakau, serta yang ketiga menggunakan metode reverse osmosis. Reverse
osmosis adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul
besar ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika
larutan itu berada disalahsatu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Pengolahan

1
2

air payau menjadi air tawar menggunakan membrane reserve osmosis merupakan
pengolahan proses fisika yang dilakukan dengan memberikan dorongan atau
tekanan, menahan semua ion, melepaskan air murni dan membuang air kotor.
Membrane reserve osmosis memiliki ukuran pori persepuluh ribu mikron dan dapat
menghilangkan zat organik, bakteri, pyrogen, dan juga koloid yang tertahan oleh
struktur pori yang berfungsi sebagai penyaring Metcalf and Eddy, (2004).
Berdasarkan Berdasarkan latar belakang pembahasan diatas kami mengambil judul
“Sistem Produksi Alat Pengolah Air Payau Menjadi Air Tawar Menggunakan
Metode Filtrasi Bertingkat dengan Sistem Reverse Osmosis berkapasitas 50 liter
perhari”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Bagaimana cara mengembangkan alat pemanfaatan air payau menjadi
air tawar dengan metode filtrasi bertingkat ?
b. Bagaimana cara membuat alat pengolah air payau menjadi air tawar
yang mudah dioperasikan ?
c. Bagaimana menghasilkan alat yang bermanfaat berdasarkan disiplin
ilmu yang berkaitan dengan memperhitungkan faktor faktor kekuatan,
keamanan, desain, dan faktor lainnya ?
d. Peralatan dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan
alat pengolah air payau menjadi air tawar dengan metode filtrasi
bertingkat ?

1.3 Manfaat
Pembahasan mengenai proses produksi alat ini mempunyai manfaat
sebagai berikut :
a. Menerapkan ilmu yang sudah didapat pada bangku kuliah.
b. Mengetahui proses pembuatan alat pengolah air payau menjadi air tawar.
3

c. Mengetahui waktu dan biaya proses produksi alat pengolah air payau
menjadi air tawar.
d. Dapat membuat alat yang menghasilkan air layak konsumsi.

1.4 Tujuan
Pembahasan mengenai proses produksi mesin ini mempunyai tujuan sebagai
berikut :
a. Membuat alur proses pembuatan alat pengolah air payau menjadi air
tawar.
b. Menghitung waktu proses produksi alat pengolah air payau menjadi air
payau.
c. Menghitung biaya produksi alat pengolah air payau menjadi air payau.
d. Uji fungsi dari bagian bagian alat pengolah air payau menjadi air tawar.

1.5 Batasan Masalah


Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, penulis
membuat batasan masalah. Beberapa masalah yang diambil dari proses produksi
pengolah air payau mejadi air tawar yaitu sebagai berikut :
a. Bahan proses filtrasi yang digunakan adalah pasir silika, ijuk, dan karbon
aktif.
b. Waktu proses produksi yang dihitung yaitu proses pemotongan, bending,
dan pengelasan
c. Biaya produksi mencakup biaya pembelian material serta pembelian tool
pendukung pembuatan alat.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini dijabarkan dalam beberapa bab sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku di program studi Teknik Mesin
Politeknik Negeri Cilacap, adapun sistematika penulisan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
4

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
perancangan, pembatasan masalah, metode penulisan dan penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang dasar teori yang berkaitan dengan topik Tugas Akhir yang
dikerjakan.
BAB III METODOLOGI PROSES PRODUKSI
Berisi tentang beberapa pendekatan metode yang digunakan dalam suatu
perancangan serta perhitungan beban pengelasan.
BAB IV PEMBHASAN
Berisi tentang pembahasandari rangkaian kegiatan suatu perancangan dan
perhitungan beban pengelasan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang pembahasan Air Payau menjadi Air tawar.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai