Manajerial Koperasi Nahoga
Manajerial Koperasi Nahoga
EKONOMI MANAJERIAL
PERKOPERASIAN
Dosen :
Awan Santosa, SE., MSc
Disusun oleh:
FAKULTAS EKONOMI
2017
DAFTAR ISI
Hal
BAB I STUDI LITERATUR
A. PENDAHULUAN.................................................................................3
TERPIMPIN..........................................................................................5
2. Aspek Kelembagaan........................................................................10
3. Aspek Bisnis....................................................................................10
C. PERMODALAN KOPERASI...............................................................15
2. Kelembagaan...................................................................................17
3. Bisnis...............................................................................................18
DOKUMENTASI...............................................................................................................21
LAMPIRAN.......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................33
BAB I
STUDI LITERATUR
A. PENDAHULUAN
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing
anggota
Maksudnya setiap Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah jasa dari masing-masing
anggota dan modal dari masing-masing anggota, jadi pembagian SHU setiap
anggota harus dibayar secara tunai karena disini setiap anggota adalah investor
atas jasa modal, selain investor anggota koperasi adalah pemilik jasa sebagai
pemakai/ pelangan. SHU juga merupakan hak dari setiap anggota koperasi.
5. Kemandirian
Maksudnya setiap anggota mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab
masing-masing atas setiap usaha itu sendiri, selain itu anggota koperasi di tuntut
berperan secara aktif dalam upaya mempertingi kualitas dan bisa mengelola
koperasi dan usaha itu sendiri.
6. Pendidikan perkoperasian
Maksudnya pendidikan perkoperasiaan memberikan bekal kemampuan
bekerja setelah mereka terjun dalam masyarakat karena disamping manusia
sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu, dan melalui usaha-usaha
pendidikan perkoperasian dan partisipasi anggota sangat di hargai dan dianjurkan
dalam berkehidupan koperasi, selain itu juga melalui pendidikan perkoperasiaan
setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Sejarah koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20. Pada umumnya
sejarah koperasi dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat
kecil. Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas
dari penderitaan. Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya.
Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo. Dr Sutomo sangat
memiliki peranan bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan
kehidupan rakyat.
Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun
1929 berdiri Partai Nasional Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan
semangat untuk penyebaran koperasi di Indonesia.
Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan
koperasi yang diberi nama koperasi kumiyai.
Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-
2 di Bandung. Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti SOKRI.
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah.
3 Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru.
1. Menyesuaikan fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol
RI tanggal 17 Agustus 1959, dimana koperasi diberi peranan sedemikian rupa
sehingga kegiatan dan penyelenggaraannya benar-benar dapat merupakan alat
untuk melaksanakan ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia,
sendi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia dan dasar untuk mengatur
perekonomian rakyat guna mencapai taraf hidup yang layak dalam susunan
masyarakat adil dan makmur yang demokratis.
2. Bahwa pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina Gerakan
Koperasi berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu menumbuhkan,
mendorong, membimbing, melindungi dan mengawasi perkembangan Gerakan
Koperasi.
Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah
itu pada tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang
baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian.
Konsideran UU No. 12/1967 tersebut adalah sebagai berikut :
2. Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai
dengan semangat dan jiwa Orde Baru sebagaimana dituangkan dalam Ketetapan-
ketetapan MPRS Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi
koperasi mendapatkan kedudukan hukum dan tempat yang semestinya sebagai
wadah organisasi perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat
pendemokrasian ekonomi nasional.
3. Bahwa koperasi bersama-sama dengan sector ekonomi Negara dan swasta bergerak
di segala sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala kegiatan dan
kehidupan ekonomi bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha
untuk mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila yang
adil dan makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
4. Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu
dicabut dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelas
menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang
sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada
ketentuan itu dan untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai
kewajiban membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap “ing
ngarsa sung tulada, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani“.
Di bidang idiil, koperasi Indonesia merupakan satu-satunya wadah untuk
menyusun perekonomian rakyat berazaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan
yang merupakan ciri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak
memandang golongan, aliran maupun kepercayaan yang dianut seseorang.
Koperasi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional dilaksanakan dalan
rangka dalam rangka politik maupun perjuangan bangsa Indonesia. Menurut pasal.
3 UU No. 12/1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang
merupakan tata azas kekeluargaan. Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa
“Koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang sebagai manusia secara
bersamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka
dan kepentingan masyarakat”
Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi
yang otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas
kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian
bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan potensi setempat juga
terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat daerah.
Fungsi pusat koperasi jasa keuangan ini selain menjaga likuiditas juga dapat
memainkan peran pengawasan dan perbaikan manajemen hingga pengembangan
sistem asuransi tabungan yang dapat diintegrasikan dalam sistem asuransi secara
nasional. Pendekatan pengembangan koperasi sebagai instrumen pembangunan
terbukti menimbulkan kelemahan dalam menjadikan dirinya sebagai koperasi yang
c. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana
anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi.
d. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang
dibutuhkan oleh anggota, misalnya : simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan
sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa
koperasi.
a. Koperasi Primer
adalah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.
b. Koperasi Sekunder
a. Koperasi produsen
adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan
memiliki rumah tangga usaha.
b. Koperasi konsumen
adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai
barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status
atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status
anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.
Demikian juga yang terjadi pada sektor perburuhan di Indonesia yang selalu
ramai dengan permasalahan-permasalahan seperti kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam undang-undang tentang ketenagakerjaan yang dirasakan berpihak pada
pemilik modal/ investor, outsourching, nasib karyawan kontrak, upah buruh yang
murah, produktifitas yang rendah, membludaknya jumlah calon tenaga kerja,
kemampuan/ kompetensi calon tenaga kerja yang masih rendah, pemutusan
hubungan kerja (PHK) secara sepihak dsb.
a. Anggota Koperasi
b. Karyawan Koperasi
c. Manajer Koperasi
Bidang peronalia
Bidang Administrasi
Bidang Perencanaan
Bidang pengawasan
Manajer bertanggung jawab atas seluruh bidang pengawasan
yang mencakup: perencanaan persediaan yang meliputi bahan baku dan
bahan jadi, pengawasan investasi, kerajinan dan kedisiplinan pegawai,
jumlah uang masuk dan uang keluar yang harus diberikan setiap saat.
d. Pengurus Koperasi
e. Pengawas
g. Koperasi Sekunder
i. Dekopindo/ dekopinwil
2. Aspek Kelembagaan
3. Aspek Bisnis
2. Kegiatan usaha
3. Permodalan koperasi
Modal kerja adalah sejumlah uang yang ditanam dalam aktiva lancar
perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional
jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja,
pajak, biaya listrik, dan lain-lain.
BAB II
STUDI LAPANGAN
Sejak berdirinya unit jasa simpan pinjam itulah gerakan koperasi Nahoga
kembali memperbaharui tekadnya dengan menyatakan keinginan untuk lebih
maju, seiring dengan bertambahnya kebutuhan anggota dan masuknya
keanggotaan baru, mulai terbentuk unit usaha baru dibidang penjualan barang-
barang konsumsi berupa toko sembako.
C. PERMODALAN KOPERASI
a. Simpanan Pokok
tinggi jabatan dalam perusahaan maka simpanan pokok yang dibayarkan juga
semakin besar. Dimulai dari tingkat karyawan Operasional membayar
simpanan pokok Rp 20.000 sampai ke tingkat Top Management Rp 100.000.
b. Simpanan Wajib
c. Simpanan Sukarela
Modal kopkar Nahoga yang berasal dari luar berupa pinjaman dengan bunga
lunak sebesar 1% pertahun yang berasal dari PKPRI (Pusat Koperasi Pegawai
Republik Indonesia) sebagai tambahan modal untuk unit usaha yang
dikembangkan koperasi Nahoga.
Prosentase Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk pos-pos ditentukan dalam RAT.
Prosentase terbesar sebesar 50% dikeluarkan bagi anggota. Sedangkan 50 % lagi
dipecah untuk pengembangan usaha, dana cadangan, pendidikan, sosial dan parsel hari
raya.
a. Pengurus Koperasi
b. Karyawan Koperasi
c. Anggota Koperasi
2. Kelembagaan
PKPRI
Dekopinda
Koperasi Nahoga
RAT
Pengawas Dewan
Pembina
PENGURUS
1. Ketua & Wakil
2. Sekretaris 1 & 2
3. Bendahara 1 & 2
Karyawan Koperasi
Anggota Koperasi
3. Bisnis
Pada awal didirikannya Kopkar Nahoga pada tahun 1989 hanya terdapat 1
unit bisnis yaitu simpan pinjam bagi karyawan. Seiring dengan pertumbuhan
koperasi kini pada tahun 2017 sudah ada 9 unit bisnis Kopkar Nahoga. Unit-unit
Bisnis tersebut antara lain :
a. Simpan Pinjam
b. Toko Sembako
Toko sembako buka dari pukul 08.00 s/d 20.00 dibagi menjadi 2 shift.
Jumlah karyawan ada 3 orang.
c. Catering Perusahaan
d. Catering Umum
f. Bussines Center-Printing
h. Photo Copy
Jumlah karyawan unit bisnis photo copy ada 1 orang. Melayani jasa
photo copy untuk karyawan dan umum.
i. Karawitan.
Saat ini Kopkar Nahoga memiliki 286 orang anggota. Jauh lebih sedikit dari
jumlah karyawan perusahaan, dikarenakan karyawan perusahaan sendiri terbagi
menjadi karyawan tetap, kontrak dan outsourcing sehingga karyawan perusahaan
tidak secara otomatis menjadi anggota koperasi.
Pada tahun ajaran baru bagi karyawan yang sudah memiliki anak
mendapatkan bantuan buku dan alat tulis
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuia dengan jasa usaha masing-
masing anggota
Prosentase pembagian SHU adil untuk setiap anggota dan juga bagi
pengurus yang mengelola koperasi.
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
Kerjasama antar koperasi sudah dilakukan oleh Kopkar Nahoga antara lain :
Unit Bisnis Taxi Grand Inna yang bekerjasam dengan Koperasi Serba Usaha
Pataga
DOKUMENTASI