Anda di halaman 1dari 25

UNIT KERJA : SKPD-TP DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PROV. SULAWESI SELATAN

PEKERJAAN : PEMELIHARAAN/PERBAIKAN D.I. SADANG SIDRAP


PAKET I KAB. SIDRAP

LOKASI : KAB. SIDRAP

SUMBER DANA : APBN


Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

Unit Kerja : SKPD TP Dinas PSDA Prov. Sulawesi Selatan


Pekerjaan : Pemeliharaan / Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap
Lokasi : Kab. Sidrap
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2017

I. ASPEK-ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN :

1) Aspek Keselamatan Kerja


Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh
pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap
tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah
penyerahan pekerjaan
2) Aspek Lingkungan
Dalam melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus memperhatikan dan
menjaga kondisi lingkungan disekitar lokasi pekerjaan.

3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan. Seluruh
dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima, dan
pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok
pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting. Dokumentasi ini
diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan Bulanan).

4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang
digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan.
Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan
seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan
dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang
dijadwalkan.

5) Aspek Sosial Budaya


Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan
budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan,
atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat mungkin
dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.

II. PEKERJAAN PERSIAPAN :

Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai ukuran/dimensi yang tertera dalam gambar
atau atau sesuai dengan volume yang tertera dalam Daftar Kuantias dan Harga atau sesuai
dengan arahan direksi pekerjaan.
II.1. Mobilisasi dan Demobilsasi

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan
paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang
diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan
mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai. Mata pembayaran yang
diterapkan dalam kegiatan mobilisasi dan demobilisasi adalah Lumpsum.

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 1
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

II.2. Pekerjaan Survey dan Pengukuran


Yang termasuk Pekerjaan Survey dan Pengukuran adalah pemasangan Bench Mark
dan pelaksanaan pengukuran itu sendiri. Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran,
maka pihak Penyedia jasa diminta untuk mengajukan request kepada Direksi untuk
pekerjaan pengukuran ini. Penarikan / penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari
patok elevasi yang telah disetujui / ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok
elevasi yang dapat dipakai, biasa digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok
Bantu Elevasi (PBE) dari ukuran 4/6, dengan persetujuan Direksi. Semua alat ukur
topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh Direksi.
Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau
diletakkan pada bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah. Identifikasi PBE harus
dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan pengukuran mudah digunakan.
Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian nomor, pengecatan dan pemberian
catatan lain yang perlu, sehubungan dengan jenis pekerjaan pengukuran yang
dilakukan
II.3. Gambar-gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)
Dalam memulai, mengerjakan dan mengevaluasi pekerjaan harus berdasarkan data
ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Kontaktor
harus menyediakan serangkaian alat ukur berikut tenaga kerjanya untuk keperluan ini.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia jasa adalah :
1) Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia jasa haruslah gambar-gambar
yang telah ditsetujui oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujua kembali sebelum program pelaksanaan
dimulai.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memanjang.

(c) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap lapangan.
Penyedia jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memanjang.

II.4. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara

(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia jasa harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukan detail dari
pekerjaan sementara.
(b) Gambar-gambar Pekerjaan Sementara ditinggalkan
Penyedia jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
II.5. Gambar-gambar Purnalaksana / Terlakasana
Selama masa pelaksanaan, Penyedia jasa harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar. Gambar-gambar yang dilaksanakan
akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas
Lapangan.
Gambar terlaksana (As Built Drawing) dibuat di atas Kertas A3 yang berkualitas baik
bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah
penandatanganan serah terima ke I (PHO), Penyedia jasa harus sudah menyerahkan
gambar terlaksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan
ukuran A3, beserta 1 (satu) set copy blue print dan 3 (tiga) set copy dalam ukuran A3.

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 2
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

II.6. Laporan dan Foto


1) Program Pelaksanaan
Penyedia jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat- syarat
Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan
network planning yang dilengkapi dengan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
a) Mulai tanggal paling awal
b) Mulai tanggal paling akhir
c) Waktu yang diperlukan
d) Waktu float
e) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk
persiapan dan persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan
kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
2) Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Sebelum tanggal (10) sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya
b) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana
yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan
laporan
c) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya
d) Daftar tenaga setempat
e) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan
f) Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan.
g) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
h) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
i) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
3) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, dan pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim bar- chart
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari ketiga
tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

4) Rapat bersama untuk membicarakan laporan kemajuan pekerjaan (progress meeting)


Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia jasa diadakan seminggu sekali atau waktu
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
5) Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan
dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan
penjelasan foto. Untuk setiap bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan
oleh Direksi minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan (0%), pada saat
pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%), dimana pada setiap
tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah
yang sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 3
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun. Sebelum
pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang menunjukan
lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
a) Detail Kontrak
b) Nama atau Lokasi
c) Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya masing-
masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) ganda bersama 1 (satu) ganda album negatifnya.
Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau tanda sama untuk
memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya. Semua album menjadi milik
Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan / dipinjamkan kepada
siapapun.

6) Papan Tanda Proyek


Pekerjaan dibawah ini tidak termasuk dalam Kontrak tetapi merupakan pekerjaan
yang menjadi kewajiban Penyedia jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :
a) Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara papan tanda proyek.
Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat nama Pemilik Pekerjaan /
Proyek dan nama Penyedia jasanya, judul nama proyek disertai perkiraan
jumlah hari pelaksanaan.
b) Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi sebelum mulai pelaksanaan
pekerjaan. Jika pekerjaan telah selesai dan telah diserahterimakan, maka papan
nama proyek harus dicabut oleh Penyedia jasa.

III. PEKERJAAN KONSTRUKSI :

III.1. Ruang Lingkup

Spesifikasi Teknis pekerjaan tanah ini menetapkan ketentuan dan persyaratan,


metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran.
Spesifikasi Teknis ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian.
Spesifikasi Teknis ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
untuk penimbunan kembali galian atau struktur dan untuk timbunan umum
yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian,
dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian
dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.
Spesifikasi Teknis pekerjaan pasangan ini menetapkan ketentuan dan persyaratan,
metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran
untuk pekerjaan pasangan batu dan adukan semen. Spesifikasi Teknis ini mencakup
pekerjaan pasangan batu yang meliputi pasangan batu kali, dan plesteran serta
pekerjaan adukan semen.
III.2. Standar / Acuan Normatif
 Standar Nasional Indonesia (SNI)
 American Standard Test Method (ASTM)
III.3. Istilah dan Definisi
 Galian biasa adalah mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian batu, galian bangunan, galian sumber bahan (borrow excavation) dan
galian perkerasan beraspal.
 Galian biasa sebagai bahan buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi
persyaratan sebagai bahan timbunan atau material galian dianggap tidak
diperlukan dalam konstruksi.
 Galian bangunan adalah galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk bangunan.
 Galian tanah berbatu adalah galian tanah pada lapisan tanah yang mengandung
batu.

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 4
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

 Galian tanah biasa adalah galian tanah pada lapisan tanah yang dapat digali dengan
cangkul.
 Galian tanah cadas adalah galian tanah pada lapisan tanah keras yang dapat digali
dengan bantuan alat pemecah
 Galian tanah keras adalah galian tanah pada lapisan tanah padat tidak mudah
pecah yang dapat dikerjakan dengan bantuan alat pemecah
 Galian tanah lumpur adalah galian tanah pada lapisan tanah lunak dan berair
 Lump Sum (LS) adalah biaya yang dibayarkan langsung tanpa membutuhkan
rincian berbagai jenis pekerjaan atau komponennya
 Tebas tebang adalah memotong dan membersihkan segala macam tumbuh-tumbuhan
besar dan kecil.
 Nilai aktif adalah perbandingan antara indexs plastisitas dengan prosentase
kadar lempung
 Timbunan tanah adalah proses penimbunan tanah baik secara manual atau
secara mekanis
 Timbunan biasa adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau bahan galian
batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan sebagai bahan
yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen
 Timbunan pilihan adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau tanah
berbatu yang memenuhi semua ketentuan timbunan biasa dan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya.
 Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm yang biasa disebut pasir.
 Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm
sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerakal.
 Batu pecah adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli atau
dibelah menjadi ukuran butiran yang cukup besar untuk dipergunakan dalam
pembuatan bangunan dasar
 Berat isi semen portland adalah perbandingan antara berat kering semen pada suhu
kamar dengan satuan isi
 Kehalusan semen portland adalah perbandingan berat benda uji yang tertahan
di atas saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula.
 Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak
semen portland yang terutama, terdiri dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat
hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk
kristal senyawa Kalsium Sulfat.
 Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Portland dengan pozolan antara
15% - 40% berat total campuran.
 Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk masa padat
 Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3
 Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat
karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).
 Beton siklop adalah beton yang terdiri dari campuran mutu beton fc’=15 Mpa
dengan batu-batu pecah ukuran maksimum 25 cm.
 Construction joint adalah sambungan konstruksi beton
 Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium
yang bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa
membentuk senyawa bersifat cementitious.
 Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan.
 Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif dari
beton segar

III.4. Galian Tanah

1) Ketentuan dan Syarat


a) Umum
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan
sebagai berikut :
o Pembersihan
o Galian termasuk pembentukan dan saluran
o Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan
o Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian
o Penimbunan
o Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 5
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa akan
menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan akan
membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti
yang diarahkan oleh Direksi.
2) Ketelitian dalam pekerjaan tanah
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti
yang tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
o Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
o Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m vertikal
o Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
o Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan
tidak boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas. Semua permukaan harus
diselesaikan dengan rapi dan halus.
3) Pekerjaan Galian
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian
lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan
kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan
tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai. Hal
yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali
yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
o Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya. Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan
bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan /
ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang
bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil. Bila ada galian yang
perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak
ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia
Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk
pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk
timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material
yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan. Penyedia
Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat- dekatnya
dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada
bagian yang akan ditimbun.

o Galian untuk pekerjaan pasangan


Dasar dan sisi miring dari galian untuk pondasi di atas atau terhadap dimana
akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan ukuran seperti
ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi.
4) Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali
Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan
dilaksanakan sesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan
tingkatan dan dimensi yang ditunjukan dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh
Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk
merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari yang ditentukan.
Setiap penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan galian tanah sebagai
akibat dari perubahan- perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan
persetujuan Direksi.
Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang ada
dibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 6
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

yang disebabkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk


hancurnya material dibawah batas penggalian yang diperlukan, harus diperbaiki
atas biaya Penyedia Jasa. Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang
dilakukan sengaja maupun akibat kelalaian Penyedia Jasa tidak akan diperhitungkan
dalam pembayaran. Penyedia Jasa harus mengisi kembali dengan material yang
sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.
5) Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian dimulai
dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau
ditentukan lain oleh Direksi. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung
dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang
layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang
layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan
Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah,
kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan
dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi. Kecuali
ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi. Pekerjaan
galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga
mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak
diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.
6) Pekerjaan Timbunan
Penyedia Jasa akan mengerjakan material timbunan dan penutupan kembali di lokasi
yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas
dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik
atau bahan lain yang tidak diijinkan. Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin
menggunakan material hasil galian sebagai bahan untuk timbunan sejauh secara
kualitas memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat
lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian
pondasi untuk penempatan material timbunan dan semua material yang digunakan
dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik.
7) Jenis Pekerjaan Timbunan
Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan
tanah yang akan diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
o Timbunan tanah kembali dari galian
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian
adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang
bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara
spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertangung jawabkan. Penimbunan dan
pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah umur bangunan
sudah dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan harus dilakukan secara hati-hati
dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi. Penimbunan
dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hamper sesuai dengan
spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi maka
Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunan tanah
isian. Bila material tanah hasil galian bangunan tidak cukup maka Kotraktor
dibolehkan menggunakan material timbunan dari luar (borrow area) atas ijin
Direksi.
o Timbunan tanah dengan material dari borrow area
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow
area adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang
bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi
borrow dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan Penyedia Jasa
mengeluarkan biaya untuk pengadaan material tanah timbunan tersebut.

8) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Pekerjaan Persiapan
Dari gambar rencana (dokumen kontrak), maka dapat diketahui volume dan
lokasi galian, serta volume dan lokasi timbunan.

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 7
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

o Penetapan Quarry Tanah Timbunan :


 Bila diperlukan quarry tanah, maka perlu survey awal untuk mencari
daerah- daerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat untuk
material timbunan.

b) Pembersihan Medan

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan


dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon
perdu, semak belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang
dasar saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil
saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya.

Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar disekitar lokasi
yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan dari
semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk Direksi. Kemudian Penyedia Jasa
harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan
dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan
hasil pembersihan lapangan.

c) Penggalian pada bangunan

Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan


dengan baik, dapat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup
ruangan untuk pembuatan acuan, pengecoran beton, memasang pasangan batu
dan melaksanakan timbunan, termasuk pemadatan dan kegiatan pekerjaan
lainnya.
 Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian,
termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan.
 Kelebihan penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak
diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah
yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut suatu
tambahan pekerjaan.
 Perapihan Permukaan Galian
Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain
yang disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari
bangunan atau timbunan ang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa
berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang dianggap
peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa
wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas biaya Penyedia
Jasa.

d) Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai

Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang
disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik
sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Direksi. Penyedia Jasa harus
merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi
maksimum 3.00 m.

Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan
jalan masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari
pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa akan dibuang pada lokasi
sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya
penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari
pekerjaan jaringan irigasi bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu
fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng dan material tersebut tidak akan
masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan pendangkalan dan
penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak memungkinkan maka material
sisa tersebut harus dibuang kesuatu tempat diluar Daerah irigasi, diratakan
dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi dan
mendapat ijin pemilik tanah.

Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan
akan diangkut untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 8
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

ditentukan seperti yang disetujui oleh Direksi. Sebagian material yang layak pakai
akan dtempatkan sementara di lokasi memenuhi syarat yang akan dipergunakan
nantinya atau langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi
permanen seperti ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus
menyediakan/membuat jadwal rincian rencana kerja dari pekerjaan tanah seperti
lokasi dan program galian dari saluran dan penggunaan material galian
untuk pekerjaan timbunan.
e) Longsoran di Talud

Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan,


untuk mencegah terjadinya longsoran dari talud dan tanggul. Dalam hal terjadinya
longsoran, Penyedia Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan
yang bersangkutan dan melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan
sesuai petunjuk Direksi.

f) Pelaksanaan Penimbunan

Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan


dan dikupas atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam
gambar.
Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi yang
ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah timbunan
untuk tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-
humus dan unsur lain yang bisa membusuk. Penyedia Jasa harus
memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan penurunan dari
tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk
dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah
penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran
sesuai dengan gambar.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan
material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30
cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan
yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta
pada Penyedia Jasa untuk melasanakan pemadatan khusus di tempat-tempat
tertentu tanpa mengubah harga satuan.

9) Pengukuran dan Pembayaran


a) Pengukuran
o Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga
satuan per meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai
batas yang wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah
pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menebang, membabat dan menebar disekitar lokasi.
o Pekerjaan Galian
Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua
kebutuhan galian untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti
ditunjukan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi, termasuk galian
di tempat/local atau dental, perawatan pondasi dan semua galian yang lain
dalam area kerja. Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus
diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik
bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan
dan dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan faktor
penyesuaian berikut ini :
 Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi
dengan penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-
3422-1994, tentang Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
 Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
faktor pengembangan (swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-
6425-2000 tentang Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.

o Pekerjaan Timbunan
Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 9
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

 Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui
atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan sesuai dengan
garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan
diterima.

b) Dasar Pembayaran

o Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran.

o Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak
angkut berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran
dari masing- masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan,
pemadatan, penyelesaian akhir.

No. Uraian Satuan Ukur


1 Pekerjaan Galian :
- Galian Biasa meter kubik (m3)
- Galian Batu meter kubik (m3)
- Galian sedalam 0 – 2 m meter kubik (m3)

2 Pekerjaan Timbunan :
- Timbunan Biasa meter kubik (m3)
- Timbunan Pilihan meter kubik (m3)

III.5. Pekerjaan Pasangan Batu


1) Ketentuan dan Syarat
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan pasangan harus memuat :
a) Persyaratan Bahan
o Pasangan Batu 1 : 4
 Batu
 Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus
dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk
untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
 Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali
yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
 Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama
 Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih
 Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu
kali hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan
batu belah
 Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus
memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang
dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari
satu setengah kali lebarnya.
 Pasir
 Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil
dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %.
 Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah
organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 10
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan
menurunkan mutu pasangan batu.
 Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04.
 Semen
 Semen yang digunakan jenis semen portland yang memenuhi SNI 15-
2049-1994.
 Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 03-6817-2002. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan.

b) Persyaratan Kerja
o Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan. Pekerjaan pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum ada
persetujuan Direksi Pekerjaan.
o Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin fasilitas
sanitasi cukup tersedia untuk pekerja.

2) Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan :

a) Pasangan Batu
o Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
 Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat
menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
 Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang
akan dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih
tinggi dari tanah sekitarnya ).
 Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan
bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
 Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran
disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak
pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah
konstruksi yang akan dibangun.
o Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)
 Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan
syarat untuk Bagian Galian Spesifikasi ini.
 Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi
untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang
juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar
pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.
 Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.
 Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang
digunakan harus memenuhi ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi
ini.
o Pelaksanaan Pasangan Batu
 Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan
air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak
penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang
batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
 Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design
bangunan.Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 -
10 cm sebagai lantai kerja.
 Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan
minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 11
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

 Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang
melekat serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
 Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan
adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan
jarak 2 - 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut
agar terikat kuat dengan adukan.
 Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat
dengan menggunakan sendok adukan.
 Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding
penahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang
dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan
dengan pasangan batu.
 Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan
jarak tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya
(diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertikal.
 Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar
pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
o Pelaksanaan Kotak Adukan
 Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan
air dilokasi kerja, Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi
sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap
batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan
dipasang.
 Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc
: 4 Ps)
 Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1
takar semen dan 2 takar pasir berikutnya.
 Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen) .
 Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh
adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan
tidak terurai saat dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat
dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan.
 Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan
pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak,
adukan harus sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
 Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang terisi penuh.
 Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu
waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru
yang belum mengeras.
 Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya
dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
o Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran 1 : 3
 Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak
harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga
bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar
kontrak.
 Tebal plesteran dibuat 1,5 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm
dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan
dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.

b) Adukan Semen
o Pencampuran
 Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran
menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air
harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi
(kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat
semen yang digunakan
 Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 12
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

untuk penggunaan langsung. Jika diperlukan, adukan semen boleh


diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan
awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
 Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air
ditambahkan harus dibuang.
o Pemasangan
 Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari
minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah
dibasahi sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air
yang tergenang pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan
adukan semen.
 Jika digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus
ditempatkan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang
cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm dan harus
dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata.

3) Pengendalian Mutu

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam spesifikasi teknis pekerjaan


pasangan batu :

a) Pasangan Batu
o Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima oleh pengawas penerimaan bahan terlebih dahulu
dicek/diperiksa sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.
o Ketentuan Lubang Sulingan (Pasangan Batu)
Dinding dari pasangan batu proteksi dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih
dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu.
 Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata
dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu,
sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
 Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.

o Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak memuaskan atau Rusak


 Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di
atas harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, dengan cara
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan
dari semua pekerja yang telah diselesaikannya dan harus dengan biayanya
sendiri untuk menukar dan mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak
baik, yang menurut Direktur Pekerjaan disebabkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa. Penyedia Jasa tidak diminta pertanggungjawabannya
terhadap kerusakan akibat bencana alam, seperti angin topan atau tanah
longsor yang tidak dapat dihindari di tempat pekerjaan, asalkan pekerjaan
tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis bisa diterima
alasannya oleh Direksi Pekerjaan.

b) Adukan Semen
o Adukan Semen
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada
pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini,
harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang
sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang
disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang
disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.

4) Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan :

a) Pengukuran
o Pasangan Batu
Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 13
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume


teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.

b) Dasar Pembayaran

Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan


Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan
penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan
dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan
kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua
pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian
yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

No. Uraian Satuan Ukur

1 Pasangan Batu 1 : 4 Meter Kubik (m3)

2 Pekerjaan Plesteran 1 : 3 Meter Persegi (m2)

III.6. Pekerjaan Beton K.250 dan Bekisting


1) Ketentuan dan Syarat
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan
a) Persyaratan Bahan
o Semen
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland
yang memenuhi SNI 15-2049-1994.
 Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu
proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merk
semen yang digunakan.
o Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organis dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-
2002. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
o Agregat
 Ketentuan Agradasi Agregat
 Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan.
 Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di
mana beton harus dicor.
 Agregat Kasar (Batu Pecah 1-2)
 Agregat yang digunakan adalah batu pecah 1-2 dan harus bersih, keras,
kuat yang diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan.
 Agregat harus bebas dari bahan organik sesuai standar SNI 03-2816-
1992.
 Agregat Halus (Pasir)
 Pasir yang diguakan adalah pasir alam yang diambil dari sungai atau
sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %.
Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 14
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

 Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah


organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi
dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan
menurunkan mutu pasangan batu.
 Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04.
o Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah jenis besi polos dan memenuhi ketentuan PBI
1971
 Ukuran besi yang digunakan :
 Tulangan pokok jenis besi polos Ø 12 mm dan Ø 10 mm.
 Tulangan beugel jenis besi polos Ø 8 mm

o Bekisting
Dinding maal menggunakan multifleksi 9 mm dengan balok kayu Kls. III ukuran
5/7 sebagai balok pengikat maal.
b) Persyaratan Kerja
o Pengajuan Kesiapan Kerja
 Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang
akan digunakan.
 Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dimulai.
 Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan metode
pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab personil dan
jadwal pelaksanaannya

o Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


 Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca.
 Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama
tempat penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung
terkena sinar matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.
 Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
o Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari
secara langsung.
2) Pelaksanaan Pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam spesifikasi teknis pekerjaan
beton dan bekisting adalah :
a) Pekerjaan Beton
o Pembetonan
 Penyiapan tempat kerja
 Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan
diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran
tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam dari
Spesifikasi ini.
 Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi
atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan harus
membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 15
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh


sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang
stabil untuk menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan
dengan mudah dan aman.
 Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan
dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong)
harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran.
 Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan
lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini.
 Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan
untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan.
 Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah
dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan mengganti
bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau
melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi
Pekerjaan berhak menunda pengecoran sebelum tenda terpasang dengan
benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan lokasi pengecoran bebas
dari resiko terkena air pasang atau muka air tanah dengan penanganan
seperlunya.
o Cetakan Beton
 Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus dibentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara
manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas
harus dibuang sebelum pengecoran beton.
 Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk
beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau
bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di
dalam gambar.
 Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri
adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan
lainnya dengan tidak berubah bentuk.
 Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas
dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi
celah–celah sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakan
sedemikian rupa agar sanggup mengembang dibawah
pengaruh kelembaban beton tanpa menimbulkan perubahan bentuk
cetakan, celah– celah harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air
semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
 Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, pembuangan
air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga
dapat dengan mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.
 yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkan dilakukan pada
dinding beton yang akan tampak.
 Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan
dibongkar

o Pencampuran Beton
 Perbandingan Campuran
 Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
 Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 16
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan pengerjaan,


kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang sekecil mungkin
dengan persetujuan Direksi tidak ada tambahan biaya atas perubahan
tersebut.
 Penakaran
 Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5
(lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan
mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air
menjadi suatu campuran yang merata tanpa pemisahan–pemisahan.
Juga mampu mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari
agregat, serta merubah berat material–material yang ikut tercakup.
 Mesin Pengaduk Beton (Molen Beton)
 Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah
air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.
 Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya
lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat menit pada setiap
penambahan 0,5 m3.
 Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton
dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
 Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
o Pengecoran
 Pelaksanaan Pengecoran
 Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih
dari 6 jam (final setting).
 Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan
bekas.
 Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan
penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
 Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu
dengan lapisan dibawahnya.
 Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi
pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan
cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton setebal 3
cm, dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh beton
diatasnya.
 Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran
harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru saja
dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi
sambungan yang akan ditentukan kemudian.
 Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
 Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus
Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 17
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen.


 Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai
sambungan ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan.
 Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi
Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan
kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum dicorkan.
 Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan
secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus
bekerja lembur untuk mencapai target tersebut.
o Lining Beton
 Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada
Gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
 Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai dengan
ketentuan.
 Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul
selesai dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.
 Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi,
dilaksanakan sesuai dengan gambar–gambar detail yang ada terutama
yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
o Pengerjaan Akhir
 Pembongkaran Cetakan
 Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah
di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling sedikit 85 %
dari kekuatan rancangan beton.
 Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
 Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam
yang telah digunakan untuk memegang acuan.
 Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi bangunan
atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.
o Perawatan Beton
 Perawatan dengan Pembasahan
 Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan
dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin
dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentuka
untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
 Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya
dengan bahan yang dapat menyerap air.
 Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untuk
mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan beton.

3) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan :
a) Penerimaan bahan

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 18
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan)
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan pada Pekerjaan Beton.
b) Pengawasan
Direksi pekerja menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai
keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja.

c) Perencanaan Campuran
o Ketentuan Sifat-sifat Campuran
 Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan seperti yang diusulkan
tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan
dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas.
Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung
udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
 Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan
Penyedia Jasa untuk mengambil tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutu
campuran.
 Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan akan
dilakukan pembongkaran dan penggantian beton.

o Penyesuaian Campuran
 Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang
tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan
pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air
atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk meningkatkan
sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen
dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
o Pelaksaaan Pencampuran
 Penakaran Agregat
 Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus
sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan
satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang
beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
 Beton harus dicampur dalam mesin molen yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin
distribusi yang merata dari seluruh bahan.
 Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.

4) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan :
a) Pengukuran
o Pekerjaan Beton
 Cara Pengukuran
 Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 19
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada


Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai
fc’ = 21,7 MPa (K-250).
 Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
 Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur
untuk pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana
pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
 Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture).
b) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah
dan dalam Daftar Kuantitas.

No. Uraian Satuan Pengukuran

1. Beton mutu fc’= 21,70 MPa (K-250) Meter Kubik (m3)


2. Besi Beton Polos Kilo Gram (Kg)
3. Bekisting Meter Persegi (m2)

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 20
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

III.7. Pekerjaan Pintu Air

Dimensi dari pintu air yang diperlukan harus ditunjukkan pada gambar. Untuk pintu sorong,
dipakai standar pintu besi, dimensi dan tipe pintu sorong sebagai yang ditunjukkan pada
Gambar Standar Pintu air dari Direktorat Jenderal Pengairan Dep. PU 1988,
ditunjukkan pada “ALBUM GAMBAR-GAMBAR”

Pembuatan dan pengadaan pintu harus dilaksanakan atas dasar Sub-Kontrak oleh
Penyedia jasa Utama, yang harus bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya.
Penyedia jasa dalam penawarannya agar menyertakan Sub-Kontrak yang akan membuat
pintu berikut spesifikasi teknis dan material sesuai dengan penawarannya. Dalam lampiran
analisa harga pintu sudah termasuk :
o harga pengadaan dan pembuatan pintu
o harga pengepakan dan pengangkutan dari pabrik sampai ke lokasi dan
o harga pemasangan.
Pabrik harus mempunyai peralatan dan kemampuan serta bersedia membantu Direksi
dalam hal pengujian dan pemeriksaan terhadap bahan/material yang digunakan dan
terhadap hasil akhir pekerjaan.

1) Ketentuan dan Syarat


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan :
a) Persyaratan Bahan
o Pekerjaan Daun Pintu
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI 03-
6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja
o Pekerjaan Pengecetan Pintu
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun kerangka
ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar tahan terhadap
cuaca.
o Pekerjaan Alat Angkat
 Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka
pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
 Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat batang
Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, Tumpuan/bantalan,
maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-
6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja;
 Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata.

b) Persyaratan Kerja
o Daun Pintu
 Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan
Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu;
 Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka Penyedia
Jasa harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;
 Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua) milimeter;
o Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas
dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada
pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika
konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh
Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
o Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar
tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar
dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 21
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

tanpa terjadi pelenturan.


o Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan
terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap
panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin dan diperkeras
untuk memberikan perlindungan terhadap keausan.
o Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.
.
o Stang
 Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan
tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri dari peralatan
mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi, handel pemutar dan
komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang harus
direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika konstruksi stang
yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus dibuat oleh Penyedia
Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

 Peralatan Mekanis
 Tumpuan/Bantalan
 Roda Gigi Reduksi
 Kloping
 Ulir Pegangkatan
 Tongkat Penghubung
 Handle Operasi manual

2) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Perencanaan
Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan
tegangan rencana, yang meliputi :
o Beban Rencana
 Pintu
Pintu harus direncaakan dengan kondisi beban sebagai berikut :
 Beban air
 Beban – beban lain
 Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan
terjadi pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.
 Rangka Pintu
Beban – beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan, beban karet
sekat dan semua beban lain yang diakibatkan pengoperasian pintu
dan perangkat. Rangka pintu harus mampu meneruskan beban dari karet
sekat pintu ke beton atau pasangan batu kali pada bangunan.

 Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan dan
memegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup dan pintu
terbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus seperti pada gambar. Kapasitas
rata – rata pengangkat, tongkat ulir harus mampu menaikkan atau
menurunkan pintu pada kombinasi yang paling membahayakan.
b) Perakitan dan Pengujian Bengkel
o Pintu dan Rangka Pintu
Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan,
pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan posisinya.
Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan
tepat. Seak karet harus tepat pada posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka
Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 22
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

sponing, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu harus diperiksa
kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu
harus diperiksa dan setiap. kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang
ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama
perakitan dan pengangkutan.

o Stang
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusan
permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua
kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi pada
setiap gerakan peralatannya. Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti,
semua pelumas dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat
atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian
diulang kembali.

c) Perakitan dan Pengujian Lapangan


o Rangka Pintu
 Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar
yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
Letak baut atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan
posisi yang tepat.
 Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton
dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjamin
posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.
o Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–
pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
o Pengangkat
 Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli
harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui.
Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat,
lengkap dengan perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang
disetujui. Pengangkatan harus diletakkan dan distel sehingga sesuai
dengan alat pengangkat pintu.
 Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,
pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan
tersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest
dan distel sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau
ketidak tepatan operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan
prosedur pengujian diulang kembali.
o Pengecetan
 Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan
petunjuk pengecatan dari pabrik;
 Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
 Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan
yang disarankan dari pabrik;
 Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu)
tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
3) Pengendalian Mutu
a) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan.
b) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan.
4) Pengukuran dan Pembayaran
a) Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang
pada bangunan diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 23
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SKPD-TP Dinas PSDA Prov. Sul-Sel

b) Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan
harga satuan per- bh seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan harga
yang sudah mencakup biaya–biaya pengangkutan dan pemasangan.

No. Uraian Satuan Pengukuran

1. Pintu Air (Sorong) Buah (bh)

III.8. Pekerjaan Pipa Peresapan (Suling-Suling)

Tembok-tembok penahan (proteksi saluran) harus dilengkapi dengan suling-suling yang


dibuat dari pipa PVC dengan diameter 1,5” dan paling tidak satu buah untuk setiap
2.0 m2 luas permukaan. Setiap ujung pemasukan suling-suling harus dilengkapi
dengan saringan. Suling- suling dipasang bersamaan dengan pasangan batu dan
disisakan 0.20 m keluar sisi belakang pasangan batu guna pasangan saringan sebelum
diurug. Pada pasangan miring saringan kerikil juga dibuat bersama dengan pasangan
batu

Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa menonjol keluar
pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah sekeliling pipa. Saringan krikil
tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk membatasi saringan dari tanah asli atau
tanah urug.

Pengukuran untuk pembayaran atas pipa peresapan yang disediakan dan


dipasang pada bangunan diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.
Pembayaran untuk pemasangan pipa peresapan dibuat berdasarkan harga satuan
per- m’ seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

No. Uraian Satuan Pengukuran

1. Pipa Peresapan (PVC 1,5”) Meter (m’)

Spesifikasi Teknis Pek. Pemeliharaan/Perbaikan D.I. Sadang Sidrap Paket I Kab. Sidrap 24

Anda mungkin juga menyukai