Anda di halaman 1dari 3

Boiler Feed Water Pump merupakan salah satu aplikasi penggunaan pompa sentrifugal berukuran besar

pada industri pembangkit listrik tenaga uap. Pompa ini berfungsi untuk mengontrol dan mensupply air pada
jumlah tertentu yang berasal dari tanki air (Feed Water Tank) menuju boiler dengan spesifikasi tekanan
tertentu. Air tersebut sebelum masuk ke boiler biasanya mengalami pemanasan awal (pre-heating).
Sehingga air yang dipompa oleh BFP juga memiliki temperatur tertentu yang cukup panas.

Satu unit PLTU unit 4 terdiri atas tiga pompa dan tiga motor listrik sebagai penggerak.

Dua pompa dari BFWP adalah satu booster pump dan satu main pump / pompa utama. Keduanya
menggunakan penggerak tunggal (turbin uap atau motor), yang sumbunya di-couple dengan atau
tanpa sistem transmisi tergantung desainnya.

Booster pump memiliki spesifikasi pompa sentrifugal, single flow dan hanya satu stage pompa.
Menggunakan mechanical seal serta thrust dan journal bearing untuk menahan gaya-gaya yang
terjadi. Sedangkan main pump berspesifikasi pompa sentrifugal, multi-stage, dan single flow.
Juga menggunakan mechanical seal serta thrust dan journal bearing. Dan untuk menahan gaya
aksial yang besar, digunakan balance drum yang mengambil sebagian kecil air dari sisi outlet
pompa untuk dimasukkan ke bagian inlet untuk melawan gaya aksial yang timbul.

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya di atas bahwa BFWP mensupply air menuju
boiler dalam jumlah tertentu, yang pada prakteknya jumlah air yang dibutuhkan oleh boiler ini
berubah-ubah. Perubahannya berdasarkan jumlah uap air produk boiler yang dibutuhkan untuk
proses selanjutnya. Semisal pada PLTU, pada saat beban listrik tinggi maka kebutuhan uap air
yang masuk ke dalam turbin uap juga tinggi otomatis jumlah air yang dibutuhkan untuk masuk
ke boiler juga tinggi, sehingga BFWP akan mensupply air dalam jumlah sesuai kebutuhan.
Demikian pula sebaliknya pada saat beban listrik rendah.

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa ternyata BFWP memompa air ke boiler dengan
jumlah/debit yang bervariasi. Hal ini dengan jalan mengubah-ubah kecepatan putaran pompa
nya. Jika pompa menggunakan penggerak turbin uap, maka kecepatan putar nya akan diatur oleh
bukaan control valve uap air penggerak turbin tersebut. Jika bukaannya besar maka uap air yang
masuk akan semakin banyak dan putaran turbin sekaligus putaran pompa akan lebih besar.
Sedangkan jika menggunakan penggerak motor listrik, maka yang mengatur besar debit air
adalah fluid coupling yang terpasang di antara motor dengan main pump. Fluid coupling ini
mengatur kecepatan putar pompa sesuai dengan kebutuhan debit air yang dibutuhkan. Sedangkan
putaran motor listrik sebagai penggerak utamanya adalah tetap / konstan.

B. Boiler Feed Pump ( BFP )


Boiler feed pump berfungsi untuk menaikkan tekanan air pengisi sehingga air pengisi tersebut
dapat mengalir dan masuk ke dalam boiler drum. BFP harus mampu mengisi boiler drum pada
penguapan maksimum dengan pembakaran penuh dan ketika katup pengaman superheater dan
boiler drum membuka pada saat terjadi akumulasi tekanan. Tekanan discharge BFP harus lebih
besar dari tekanan boiler drum, karena disebabkan adanya rugi-rugi tekanan dalam sistem aliran
air pengisi sebelum air pengisi tersebut masuk kedalam boiler drum.
Tugas utama pompa BFP adalah memasok air pengisi ke boiler drum namun selain itu digunakan
juga untuk menyuplai air pengisi ke beberapa peralatan, yaitu :
Desuperheter spray water
• HP ( High Pressure ) turbin bypass
• Auxiliary steam
• Turbin bypass spray water

Minimum Flow, Control valve atau RO?


Posted on October 27, 2010 | 1 Comment

kadang kita temui fasilitas minimum flow dari suatu pompa dengan control valve atau restriction
orifice (RO). Bilamana harus pake CV, dan bilamana direkomendasikan pake RO?

Sebelum membahas itu, ada baiknya perlu dijawab dulu kenapa harus ada minimum flow?
Minimum flow diperlukan untuk menjaga pompa agar tidak cepet rusak. Logika sederhananya
adalah jika tiba2 flow discharge berkurang drastis (valve terblock atau fail close) maka tidak ada
flow yang bakal mengalir dan ini akan berakibat pada temperatur impeler dan casing akan naik,
efeknya seal temp pompa juga naik dan ujung2nya pompa akan cepet rusak (memperpendek life
time). nah untuk menghindari kerusakan sebelum masanya maka setiap pompa ada persyaratan
minimum flownya.

Berapa acuan minimum flow pompa? Flow minimum pompa tergantung dari vendor pompa, dan
biasanya ini di state dalam performance curve pompa. Umumnya sekitar 30% dari desain flow
rate.

Nah, ketika sudah tahu berapa minimum flow pompa dari performance curve, tentunya si process
engineer akan dihadapkan pada tahap berikutnya. dengan apa akan menjaga minimum flow
pompa? Yang umum digunakan adalah control valve atau RO, meski ada juga pake ARCV
(automatic Recirculation Valve), untuk yg terakhir ini digunakan pada critical/sensitive case
biasanya pada recriprocating pump atau pompa dg high pressure.

Pemakaina control valve ini biasanya digunakan untuk pompa2 yang agak besar (konsumsi
power tinggi), karena dengan CV ini maka energi pompa akan terpakai secara maksimal. si CV
akan mengatur bukaannya sesuai setting. bilamana sudah tercapai minimum flow maka control
akan menutup (MV: 0 %) jadi semua energi pompa akan termanfaatkan. lain halnya jika pake
RO, karena ada energi pompa yang terbuang. namun kelebihan RO adalah lebih murah dan low
maintenance cost ato malah hampir sama Nol, sementara CV high capital and maintenance cost.

Minimum Flow, Control valve atau RO?


Posted on October 27, 2010 | 1 Comment
kadang kita temui fasilitas minimum flow dari suatu pompa dengan control valve atau restriction
orifice (RO). Bilamana harus pake CV, dan bilamana direkomendasikan pake RO?

Sebelum membahas itu, ada baiknya perlu dijawab dulu kenapa harus ada minimum flow?
Minimum flow diperlukan untuk menjaga pompa agar tidak cepet rusak. Logika sederhananya
adalah jika tiba2 flow discharge berkurang drastis (valve terblock atau fail close) maka tidak ada
flow yang bakal mengalir dan ini akan berakibat pada temperatur impeler dan casing akan naik,
efeknya seal temp pompa juga naik dan ujung2nya pompa akan cepet rusak (memperpendek life
time). nah untuk menghindari kerusakan sebelum masanya maka setiap pompa ada persyaratan
minimum flownya.

Berapa acuan minimum flow pompa? Flow minimum pompa tergantung dari vendor pompa, dan
biasanya ini di state dalam performance curve pompa. Umumnya sekitar 30% dari desain flow
rate.

Nah, ketika sudah tahu berapa minimum flow pompa dari performance curve, tentunya si process
engineer akan dihadapkan pada tahap berikutnya. dengan apa akan menjaga minimum flow
pompa? Yang umum digunakan adalah control valve atau RO, meski ada juga pake ARCV
(automatic Recirculation Valve), untuk yg terakhir ini digunakan pada critical/sensitive case
biasanya pada recriprocating pump atau pompa dg high pressure.

Pemakaina control valve ini biasanya digunakan untuk pompa2 yang agak besar (konsumsi
power tinggi), karena dengan CV ini maka energi pompa akan terpakai secara maksimal. si CV
akan mengatur bukaannya sesuai setting. bilamana sudah tercapai minimum flow maka control
akan menutup (MV: 0 %) jadi semua energi pompa akan termanfaatkan. lain halnya jika pake
RO, karena ada energi pompa yang terbuang. namun kelebihan RO adalah lebih murah dan low
maintenance cost ato malah hampir sama Nol, sementara CV high capital and maintenance cost.

Anda mungkin juga menyukai