Siswadi
Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi
email : siswadi@unisri.ac.id.
Teguh Yuwono
Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi
email : teguhyuwono.klaten@yahoo.com
ABSTRACT
The study titled, The influence of media on the growth and yield of lettuce (Lactuca sativa L)
hydroponics. Problems in hydroponic cultivation is different growing media having different
physical properties affecting water aeration and power savings in the root zone that condition
affects absorption roots that eventually affect the growth and yield .. The objective of this study
are: To examine the influence of various media planting on growth and yield of lettuce (Lactuca
sativa L) hydroponics. The experiment was conducted in June to August 2014 in the village of
plastic house Joho subdistrict Mojolaban Sukoharjo, Central Java, with a height of 105 m above
sea level. The study was conducted using a completely randomized design basis (RAL) yangterdiri
of 6 treatments with 5 replicates ie: M1. Media sand, M2. Media Charcoal Husk, M3. Media
Manure, M4. Rice Husk media, M5. Media fern trunks, M6. Media Charcoal Each repeat consists
of 3 samples so obtained 90 poly (plants). Variables measured were plant height. Number of
leaves, plant fresh weight and harvest index. The results showed that the planting medium husk
charcoal, manure, fern stem is the best hydroponic growing media to deliver the growth and yield
of lettuce (Lactuca sativa L) compared with planting medium sand, rice husks and charcoal, so
when will cultivate lettuce hydroponically can use rice husk or manure or fern stems depending on
the availability of these materials.
cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi yang terlalu cepat dapat memicu
menggunakan air atau bahan porous kemunculan bibit penyakit. Untuk
lainnya dengan pemberian unsur hara menghindarinya, media tanam harus sering
terkendali yang berisi unsur-unsur esensial diganti. Oleh karena itu, penambahan
yang dibutuhkan tanaman. Dilontarkan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan
pertama kali oleh W.A. Setchell dari sebelum bahan media tanam tersebut
University of California, sehubungan mengalami dekomposisi (Indrawati dkk,
dengan keberhasilan W.F. Gericke dari 2012).
universitas yang sama, dalam
3. METODE PENELITIAN
pengembangan teknik bercocok tanam
Penelitian dilaksanakan pada bulan
dengan air sebagai medium tanam.(Suseno,
Juni sampai dengan Agustus 2014 di
1998).
rumah plastik desa joho kecamatan
Menurut Rosliana (2005)
Mojolaban kabupaten sukoharjo,
menyatakan bahwa pemberian larutan hara
JawaTengah,dengan ketinggian tempat 105
yang teratur sangatlah penting pada
m dpl.
hidroponik, karena media hanya berfungsi
Bahan yang digunakan yaitu Benih
sebagai penopang tanaman dan sarana
Selada varietas grand rapids,Pasir, Arang
meneruskan larutan atau air yang
Sekam, Pupuk Kandang, Sekam Padi,
berlebihan.
Batang pakis dan Arang. Air, Pestisida,
Bahan-bahan yang biasa digunakan
Polybag. Sedangkan Alat yang digunakan
sebagai media tanam dalam hidroponik
yaitu : Cetok, Hand Spreyer Timbangan
antara lain pasir, kerikil, pecahan batu
ATK.
bata, arang sekam, spons, dan sebagainya.
Penelitian dilakukan dengan metode
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar
rancangan dasar acak lengkap (RAL) yang
yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
terdiri dari 6 perlakuan dengan 5 ulangan
pembakaran yang tidak sempurna, dan
yaitu : M1. Media pasir M2. Media Arang
paling banyak digunakan sabagai media
Sekam M3. Media Pupuk Kandang M4.
tanam secara komersial pada sistem
Media Sekam Padi M5. Media batang
hidroponik. (Perwitawati dkk, 2012).
pakis M6. Media Arang
Bahan organik merupakan media
Variabel Pengamatan meliputi : Tinggi
yang dapat mengalami proses pelapukan
tanaman. Jumlah Daun Berat Segar
atau dekomposisi yang dilakukan oleh
Tanaman konsumsi dan Indek Panen. Data
mikroorganisme. Melalui proses tersebut,
yang diperoleh dianalisis menggunakan
akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air
analisis ragam taraf 5% dan apabila
(H2O), dan mineral. Mineral yang
terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan
dihasilkan merupakan sumber unsur hara
dengan uji jarak berganda Duncan
yang dapat diserap tanaman sebagai zat
(DRMT).
makanan. Namun, proses dekomposisi
Keterangan : Angka yang diikuti oleh air meningkatkan tinggi tanaman tetapi
huruf yang sama pengaruh itu sangat komplek karena
menunjukkan berbeda ukuran daun yang lebih besar akan
tidak nyata. mengakibatkan penaungan yang lebih
banyak sehingga kompetisi untuk
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui mendapatkan cahaya bagi daun-daun
bahwa tinggi tanaman tertinggi diperoleh bawah semakin besar dan keadaan ini
pada perlakuan macam media pupuk dapat menurunkan hasil fotosintesis.
kandang setinggi 31,93 cm namun tidak Pada penelitian ini karena diatur
berbeda nyata dengan perlakuan media penempatanya sehingga tidak terjadi
arang sekam dan media batang pakis. persaingan dalam memperoleh cahaya,
Tinggi tanaman selada terendah diperoleh dengan demikian perbedaan tinggi
pada media tanam arang setinggi 7,37 cm tanaman terjadi akibat dari perbedaan
namun tidak berbeda nyata dengan karakter dari masing masing media tanam.
perlakuan media tanam sekam padi dan Media tanam pupuk kandang, arang
media tanam pasir.Gardner at. al. (1985) sekam dan batang pakis merupakan media
menyatakan bahwa ada 3 hal penting yang tanam yang mampu menyediakan aerasi
mempengaruhi pertumbuhan batang yaitu yang sangat baik dan mampu menyimpan
adanya cahaya, zat pengatur tumbuh dan kelembaban yang cukup lama sehingga
nutria. Tanaman yang kekurangan cahaya ketersediaan unsur hara pada media selalu
akan menunjukkan gejala etiolasi yaitu terjaga akibatnya pertumbuhan tinggi
gejala dari tanaman untuk tanaman dapat maksimal, sedangkan
memperpanjang batang hal ini ada media tanam pasir pada penelitian ini
kaitannya dengan peningkatan auksin menjadi mampat dengan demikian
yang bekerja secara sinergis dengan GA3. aerasinya sangat jelek berbeda dengan
Sedang nutria dan ketersediaan air media tanam arang dan sekam padi juga
mempengaruhi pertumbuhan ruas, menghasilkan tinggi tanaman yang rendah
terutama oleh perluasan sel. Nitrogen dan
dikarenakan media tersebut tidak bisa Media Pupuk Kandang 6,09 b
menahan kelembaban, yang akibatnya Media Arang Sekam 6,55 b
media tanam cepat kering dan akar tidak Keterangan : Angka yang diikuti oleh
mampu menyerap nutrisi secara huruf yang sama
maksimal. menunjukkan berbeda
Jumlah Daun tidak nyata.
Hasil uji ragam (Annova) diketahui Berdasar pada hasil analisis Duncan
bahwa media tanam berpengaruh nyata tersebut tabel 2 diatas menunjukan bahwa
terhadap tinggi tanaman. Setelah perlakuan media tanam arang sekam
dilakukan uji Duncan 5% didapatkan menghasilkan jumlah daun terbanyak
hasil sebagaimana pada tabel 2, sebagai dibanding perlakuan yang lain yaitu
berikut : sebanyak 6,55 lembar namun demikian
Tabel 2. Jumlah Daun hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan
Perlakuan Rata-rata perlakuan media pupuk kandang dan
Media Arang 3,53 a media batang pakis. Media tanam arang
Media sekam Padi 3,71 a sekam, media tanam pupuk kandang dan
Media Pasir 4,62 a media tanam arang sekam merupakan
Media Batang Pakis 5,94 b media tanam hidroponik yang bersifat
sangat porous sehingga mampu
menyediakan udara yang banyak bagi pada fase pertumbuhan vegetatif akan
pertumbuhan akar dengan demikian akar menentukan luas daun, perkembangan
tumbuh cepat dan mampu menyerap akar dan percabangan. Investasi hasil
nutrisi maksimal yang digunakan untuk asimilasi dalam pertumbuhan tanaman
pertumbuhan daun. Berdasarkar tabel selama periode vegetatif menentukan
diatas juga ditunjukan bahwa jumlah daun produktifitas pada tingkat perkembangan
terendah dihasilkan dari perlakuan media berikutnya, termasuk jumlah biji.
arang sebanyak 3,53 lembar dan hasil ini Pembagian selama perkembangan
tidak berbeda nyata dengan pelakuan reproduktif penting untuk tanaman
media sekam padi dan media pasir. Ketiga budidaya penghasil bunga, buah dan biji.
media ini bukan merupakan media yang Hasil asimilasi dapat didistribusikan dari
ideal bagi pertumbuhan tanaman karena daun atau bagian-bagian yang bukan daun
sifatnya yang tidak mampu menyerap dan dan remobilisasi dari hasil asimilasi
menahan air bahkan untuk media pasir cadangan. Proporsi hasil asimilasi yang
menjadi mampat. berasal dari masing-masing sumber
Menurut Gardner at. al. (1985) tergantung dari genetif dan lingkungan.
menyatakan bahwa dalam hal hasil panen, Agar diperoleh hasil panen yang tinggi
pembagian hasil asimilasi sangat penting tanaman harus dapat menghasilan indeks
luas daun yang cukup dengan cepat untuk menunjukkan berbeda
menyerap sebagian besar cahaya funa tidak nyata.
mencapai produksi berat kering Berdasar pada tabel diatas menunjukkan
maksimum dan setelah itu tanaman harus bahwa berat segar tanaman konsumsi
dapat menyerap cahaya yang banyak dan terberat diperoleh pada perlakuan media
dapat membagikan hasil asimilasinya batang pakis yaitu seberat 55.14 g namun
dalam kuanatitas yang besar ke organ- tidak berbeda nyata dengan perlakuan
organ yang mempunyai nilai ekonomi, media pupuk kandang dan media arang
tanpa mempengaruhi kualitas hasil yang sekam tetapi berbeda nyata dengan
dapat dipanen, (Gardner,1985 et al). pelakuan media tanam pasir, media tanam
arang dan media tanam sekam padi. Berat
Berat Tanaman Konsumsi tanaman konsumsi teringan diperoleh
Hasil uji ragam (Annova) pada perlakuan media arang, media
diperoleh data bahwa media tanam sekam padi dan media pasir. Hal ini
berpengaruh nyata terhadap berat tanaman disebabkan karena media batang pakis,
konsumsi. Setelah dilakukan uji Duncan media arang sekam dan media pupuk
5% didapatkan hasil sebagaimana pada kandang merupakan media tanam organik
tabel 3, sebagai berikut : yang mampu menyediakan unsur hara
Tabel 3. berat tanaman konsumsi, g bagi pertumbuhan tanaman disamping itu
ketiga media tanam tersebut bersifat
Perlakuan Rata-rata
sangat porous sehingga mampu
Media Arang 2,84 a
mnyediakan oksigen untuk respirasi akar
Media Sekam Padi 5,84 a
yang akibatnya pertumbuhan akar
Media Pasir 10,42 a
maksimal dengan tajuk yang tumbuh
Media Arang Sekam 42,79 b
maksimal juga hal ini bisa dilihat juga
Media Pupuk Kandang 54,94 b
pada pengamatan jumlah daun yang
Media Batang Pakis 55,14 b
maksimal pada ketiga perlakuan tersebut.
Keterangan : Angka yang diikuti oleh
Media arang dan media sekam padi
huruf yang sama
walaupun keduanya merupakan media
organik tetapi tidak mampu menyediakan Gardner at. al. (1985) menyatakan bahwa
unsur hara karena masih mentah belum dalam hal hasil panen, pembagian hasil
mengalami dekomposisi disamping itu asimilasi sangat penting pada fase
keduanya tidak dapat menyerap dan pertumbuhan vegetative akan menentukan
menahan air sehingga hasilnya rendah, luas daun, perkembangan akar dan
sedangkan media pasir merupakan media percabangan. Investasi hasil asimilasi
anorganik yang tidak bisa menyediakan dalam pertumbuhan tanaman selama
unsur hara dan bahkan mampat sehingga periode vegetatif menentukan
perakaran terhambat . produktifitas pada tingkat perkembangan
berikutnya, termasuk jumlah biji. Media Pupuk Kandang 0,85 c
Pembagian selama perkembangan Media Arang Sekam 0,88 c
reproduktif penting untuk tanaman Keterangan : Angka yang diikuti oleh
budidaya penghasil bunga, buah dan biji. huruf yang sama
Hasil asimilasi dapat didistribusikan dari menunjukkan berbeda
daun atau bagian-bagian yang bukan tidak nyata.
daun dan remobilisasi dari hasil asimilasi Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui
cadangan. Proporsi hasil asimilasi yang bahwa indeks panen tertinggi sebesar
berasal dari masing-masing sumber 0,88 diperoleh pada perlakuan media
tergantung dari genetif dan lingkungan. arang sekam, namun hasil ini tidak
Agar diperoleh hasil panen yang tinggi berbeda nyata dengan perlakuan media
tanaman harus dapat menghasilan indeks pupuk kandang dan media batang pakis
luas daun yang cukup dengan cepat sedangkan dengan perlakuan yang
untuk menyerap sebagian besar cahaya lainnya berbeda nyata. Indeks panen
funa mencapai produksi berat kering terendah diperoleh pada perlakuan
maksimum dan setelah itu tanaman harus media sekam padi sebesar 0,60 dan
dapat menyerap cahaya yang banyak dan hasil ini berbeda nyata dengan
dapat membagikan hasil asimilasinya perlakuan yang lain.
dalam kuanatitas yang besar ke organ- Hal ini disebabkan karena indeks
organ yang mempunyai nilai ekonomi, panen menyangkut pertumbuhan pucuk
tanpa mempengaruhi kualitas hasil yang dan akar. Pertumbuhan kedua organ
dapat dipanen. tersebut sangat komplek terutama pada
hal mobilisasi fotosintat itu banyak
Indeks Panen
Hasil uji ragam(Annova) faktor yang mempengaruhi tanaman
diperoleh data bahwa media tanam mempunyai sifat, apabila keadaan
berpengaruh nyata terhadap indeks terbatas maka pertumbuhan akar akan
panen. Setelah dilakukan uji Duncan 5% digalakkan untuk mendapatkan hara
didapatkan hasil sebagaimana pada tabel dan air lebih banyak. Gardner at. al.
4, sebagai berikut : (1985) menyatakan bahwa pada
keadaan stres air, tanaman akan
Tabel 4. Indeks Panen membentuk pertumbuhan akar yang
lebih besar dibandingkan apabila
Perlakuan Rata-rata
Media Sekam Padi 0,60 a
Media Arang 0,76 b
Media Pasir 0,78 b
Media Batang Pakis 0,85 c
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F.P., R.B. Pearce, Hoger L. M., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya (tercemahan), UI-
Press, Jakarta.
Indrawati, R., D. Indradewa dan S.N.H. Utami, 2012. Pengaruh Komposisi Media dan Kadar
Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicon esculentum
Mill). UGM, Yogyakarta.
Mas’ud, Hidayati, 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Selada. Program Studi Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Tadulako. Palu.
Nichollis, R. E. 1989, Hidroponik Tanaman Tanpa Tanah, Efhar dan Dahara Prize, Jakarta.
Perwitawati, B, M. Tripatmasari dan C. Wasonowati, 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L.) dengan Sistem
Hidroponik. Jurnal Agrovigar Vol. 5 No. 1 Universitas Trunojoyo Madura.
Rosliana, R dan N. Sumarni, 2005, Budidaya Tanaman Sayuran dengan sistem hidroponik, Jurnal
Monografi No. 27.Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Samanhudi dan D. Harjoko, 2006, Pengaturan Komposisi Nutrisi dan Media Dalam Budidaya
Tanaman Tomat Dengan Sistem Hidroponik. UNS, Surakarta
Siswadi dan Teguh Yuwono, 2013, Uji Hasil Tanaman Sawi Pada Berbagai Media Tanam Secara
Hidroponik. Jurnal Innofarm Vol. II, No. 1, 44-50.
Soeseno, S. 1988. “Bercocok Tanam Secara Hidroponik”. Gramedia : Jakarta.
Susilo, A. D. dan Koesniawati, 2004. Pengaruh Volume dan Jenis Media Tanam pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa) dalam Teknologi Hidroponik
Sistem Terapung, Buletin Agron (32) (3) 16-21.