Anda di halaman 1dari 10

IV.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengamatan
Berikut merupakan tabel hasil pengamatan terhadap zona bening pada
antimikroba

Tabel 1. Hasil Pengamatan Antimikroba


Diameter Zona
No Kelompok Sampel Afektivitas
Bening (mm)

d= (28 + 20 +
1 1B 16 +1 15)/4 = Sensitif
19,75 mm

Amoxilin

Tidak terbentuk
2 2B Resistant
zona bening

Jahe Segar

Tidak terbentuk
3 3B Resistant
zona bening

Lengkuas Segar

Tidak terbentuk
4 4B Resistant
zona bening

Daun Sirih Segar


d= (13 + 8 + 11
5 5B + 7)/4 = 3,75 Intermediet
mm

Bawang Putih Segar

Tidak terbentuk
6 6B Resistant
zona bening

Jahe Bubuk

Tidak terbentuk
7 7B Resistant
zona bening

Kunyit Segar

d= (14 + 3)/2 =
8 8B 8,5 mm Intermediet

Ketumbar Bubuk
d= (25 + 5)/2 =
9 9B Sensitif
15 mm

Lada Bubuk

10 10B d = 1 mm Resistant

Lemon

11
Tidak terbentuk
11B Resistant
zona bening

Pala Bubuk

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Kelompok dan Kelompok Lain, 2017)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan prosedur percobaan telah dijelaskan sebelumnya, diketahui


bahwa tahap pertama yang dilakukan dalam melakukan percobaan adalah
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, termasuk menyiapkan media agar
untuk pengkulturan bakteri E. coli. Media yang digunakan adalah media NA atau
Natrium Agar yang memiliki sifat sepert gel dan dapat mengkulturkan berbagai
macam jenis bakteri. Media NA yang telah beku, diolesi oleh cairan yang
mengandung bakteri E. coli dipermukaannya hingga merata. Kemudian hal lain
yang perlu disiapkan adalah ekstrak dari sampel bahan-bahan alami yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ekstrak dari suatu sampel didapatkan dengan cara
menghancurkannya menggunakan mortar dan alu kemudian dilarutkan oleh air
dengan perbandingan 1:1. Setelah ekstrak didapatkan, selanjutnya yaitu melumuri
papaer disc dengan ekstrak tersebut. Selain menggunakan ekstrak, paper disc juga
dilumuri dengan akuades yang nantinya akan dijadikan sebagai pembanding
dalam percobaan. Selanjutnya yaitu meletakkan paper disc, baik yang dilumuri
oleh ekstrak maupun dilumuri oleh akuades, di atas media agar, dan diinkubasi
selama 2 hari pada suhu 37oC. Tahap terakhir yang dilakukan adalah mengamati
zona bening yang terbentuk dan dihitung diameternya. Zona bening adalah zona
yang memang berwarna bening karena tidak ada bakteri yang tumbuh pada area
tersebut disebabkan karena aktivitas senyawa antimikroba yang terkandung dalam
suatu ekstrak sampel. Semakin luas zona beningnya, maka semakin efektif
kemampuan zat antibakteri dalam membasmi bakteri yang ada. Sebaliknya,
semakin kecil, atau bahkan tidak ada zona bening, maka semakin tidak efektif
suatu zat antibakteri dalam membasmi bakteri yang ada. Terdapat tiga tingkatan
dalam menentukan suatu zona bening yaitu sensitif, intermediet, dan resisten.
Dikatakan sensitif apabila terdapat zona bening, intermediet jika luas zona bening
kecil, dan resisten apabila tidak terdapat zona bening sama sekali.

Menurut Fardiaz dalam Puspita (2011)1 menyatakan bahwa kemampuan


suatu zat antibakteri tersebut dipengaruhi oleh faktor antara lain: (1) konsentrasi
zat antibakteri; (2) waktu penyimpanan; (3) suhu lingkungan; (4) sifat-sifat fisik
dan kimia makanan termasuk kadar air, pH, jenis, dan jumlah senyawa di
dalamnya. Kemampuan suatu zat antibakteri dapat dilihat berdasarkan zona
bening yang terbentuk. Menurut Cappuccino dan Sheman (2001)2, diameter dari

1
Puspita PE. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tembakau Temanggung varietas Genjah Kemloko
[skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
2
Cappuccino, J.G. danSherman, N. 2001. Microbiology: A Laboratory Manual. Addison-Wesley
Publishing Company. New York.
areal bening dikategorikan kedalam tiga kelompok, yaitu: resisten dengan
diameter <12 mm atau kurang, intermediet dengan diameter 13 – 17 mm, dan
sensitif dengan diameter 18 mm atau lebih.

Berdasarkan tabel nomor 1, diketahui bahwa sampel amoxilin memiliki


tipe zona bening sensitif dengan diameter sepanjang 19,75 mm. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel amoxilin memiliki kemampuan yang efektif dalam
membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Amoxicillin adalah turunan
penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap penisilinase (Siswandono,
2000)3. Menurutnya, Amoksilin diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan,
infeksi saluran kemih, infeksi klamidia, sinusitis, bronkitis, pneumonia, abses gigi
dan infeksi rongga mulut lainnya. Amoksilin bekerja dengan cara menghambat
pembentukan dinding sel suatu bakteri.

Berdasarkan tabel nomor 2, diketahui bahwa sampel jahe segar memiliki


tipe zona bening resisten, yakni sama sekali tidak terbentuk zona bening. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel jahe segar tidak memiliki kemampuan dalam
membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Jahe segar biasanya dipakai
sebagai bahan penambah cita rasa dan aroma suatu makanan serta dapat pula
dijadikan sebagai minuman penghangat tubuh.

Berdasarkan tabel nomor 3, diketahui bahwa sampel lengkuas segar


memiliki tipe zona bening resisten, yakni sama sekali tidak terbentuk zona bening.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel lengkuas segar tidak memiliki kemampuan
dalam membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Lengkuas biasanya
digunakan dalam pengolahan bahan pangan sebagai penambah cita rasa dan
aroma/wangi selain berkhasiat bagi kesehatan.

Berdasarkan tabel nomor 4, diketahui bahwa sampel daun sirih segar


memiliki tipe zona bening resisten, yakni sama sekali tidak terbentuk zona bening.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel daun sirih segar tidak memiliki kemampuan
dalam membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Daun sirih terkenal sebagai
obat penawar hidung berdarah/mimisan.

3
Siswandono. (2000). Kimia Medicina I. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 124.
Berdasarkan tabel nomor 5, diketahui bahwa sampel bawang putih segar
memiliki tipe zona bening intermediet, yakni hanya terbentuk zona bening
berukuran kecil, yaitu sebesar 3,75 mm. Hal ini menunjukkan bahwa sampel jahe
segar tidak memiliki kemampuan yang efektif dalam membasmi keberadaan
bakteri patogen E. coli. Menurut Lingga, dkk. (2005)4, bawang putih dapat
bersifat antibakteri terhadap bakteri gram positif dan negatif. Bahan aktif kimia
yang mempunyai khasiat sebagai antibakteri yaitu allicin yang merupakan salah
satu zat aktif pembunuh bakteri patogen (Wannabe, 2001)5. Bawang putih biasa
dipakai sebagai bahan penambah cita rasa dan aroma suatu makanan, selain
berkhasiat bagi kesehatan.

Berdasarkan tabel nomor 6, diketahui bahwa sampel jahe bubuk memiliki


tipe zona bening resisten, yakni sama sekali tidak terbentuk zona bening. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel jahe bubuk tidak memiliki kemampuan dalam
membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Sama halnya seperti jahe segar,
jahe bubuk biasanya digunakan sebagai minuman penghangat tubuh. Jahe bubuk
dibuat melalui proses kristalisasi dari ekstrak jahe itu sendiri.

Berdasarkan tabel nomor 7, diketahui bahwa sampel kunyit segar memiliki


tipe zona bening resisten, yakni sama sekali tidak terbentuk zona bening. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel kunyit segar tidak memiliki kemampuan dalam
membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Kunyit biasa dipakai sebagai
bumbu masakan, baik untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, maupun sebagai
pewarna makanan alami (kuning). Selain itu, kunyit juga biasa dipakai sebagai
obat-obatan tradiosional, seperti jamu untuk kesehatan dan penampilan.

Berdasarkan tabel nomor 8, diketahui bahwa sampel ketumbar bubuk


memiliki tipe zona bening intermediet, yakni hanya terbentuk zona bening
berukuran kecil, yaitu sebesar 8,5 mm. Hal ini menunjukkan bahwa sampel jahe
segar tidak memiliki kemampuan yang efektif dalam membasmi keberadaan

4
Lingga, ME dan Rustama. MM. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Air dan Etanol Bawang
Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri Gram Negatif dan Gram Positif yang Diisolasi dari
Udang Dogol (Metapenaeus monoceros), Udang Lobster (Panulirus sp) dan Udang Rebon (Mysis
dan Acetes
5
Watanabe, T. 2001. Garlic Therapy. Dialihbahasakan oleh Sumintadiredja: Penyembuhan
dengan Terapi Bawang Putih. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
bakteri patogen E. coli. Menurut Ruri, dkk (2016)6 Salah satu senyawa yang
diduga memiliki aktivitas antibakteri pada ketumbar diantaranya flavonoid,
alkaloid, polifenolat dan monoterpen termasuk aktivitas antibakteri dari
kandungan minyak atsiri. Ketumbar bubuk biasa dipakai sebagai penambah cita
rasa dan aroma pada makanan.

Berdasarkan tabel nomor 9, diketahui bahwa sampel lada bubuk memiliki


tipe zona bening sensitif dengan diameter sepanjang 15 mm. Hal ini menunjukkan
bahwa sampel lada bubuk memiliki kemampuan yang efektif dalam membasmi
keberadaan bakteri patogen E. coli. Pada biji lada mengandung bahan atau
senyawa kimia berupa protein, karbohidrat, minyak atsiri, dan piperin
(Rismunandar dan Rizky. 2003)7. Kandungan minyak atsiri ini bukanlah
merupakan senyawa murni, tetapi terdiri atas beberapa senyawa kimia sebagai
penyusunnya, salah satunya adalah senyawa terpena yang menentukan aroma
sehingga buah lada berbu khas, selain itu sifatnya sebagai antibakteri dapat
digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan obat alami (Anonim, 2008)8.

Berdasarkan tabel nomor 10, diketahui bahwa sampel lemon memiliki tipe
zona bening resisten, yakni zona bening yang terbentuk sangat kecil, yaitu hanya
sebesar 1 mm sehingga tidak termasuk ke dalam kategori intermediet ataupun
sensitif.. Hal ini menunjukkan bahwa sampel lemon tidak memiliki kemampuan
dalam membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Air perasan buah lemon
(Citrus limon (L.) Burm.f.) mengandung banyak senyawa bioaktif seperti
flavonoid, karotenoid, limonoid, tannin, dan terpenoid (Pamela, 2015)9. Senyawa

6
Hapsari, Ruri A, dkk. 2016. Potensi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Ketumbar
(Coriandrum sativum L.)
terhadap Propionibacterium acnes. Prosiding Farmasi. 2, 791.

7
Budi Daya dan Tata Niaga . Jakarta: Penebar Swadaya.
8
Anonim. 2008. Eschercia coli. (Online). Sumber: http//images.co.id. (diakses 15 Mei 2017)
9
Berti, Pamela L. 2015. Daya Antibakteri Air Perasan Buah Lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.)
terhadap Porphyromonas gingivalis Dominan Periodontitis. FKG UMS. hal 5.
bioaktif yang terkandung dalam lemon masing-masing memiliki sifat
antibakteri10.

Berdasarkan tabel nomor 11, diketahui bahwa sampel pala bubuk memiliki
tipe zona bening resisten, yakni sama sekali tidak terbentuk zona bening. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel pala bubuk tidak memiliki kemampuan dalam
membasmi keberadaan bakteri patogen E. coli. Pala bubuk biasa dipakai sebagai
penyedap rasa pada makanan

10
Russo, M., Bonaccorsi, I., Torre, G., Saro, M., Dugo, P., and Modello, L. 2014. Underestimated
Sources of Flavonoids, Limonoids, and Dietary Fibre: Availability in Lemon's by-Products, J o Funct
Foods; (9): 18-26.
V. KESIMPULAN

Sampel Percobaan yang tergolong ke dalam bahan antibakteri yang


bersifat sensitif adalah lada bubuk dan amosilin, yang tergolong ke dalam bahan
antibakteri yang bersifat intermediet adalah bawang putih segar dan ketumbar
bubuk, dan bahan yang tergolong ke dalam bahan antibakteri resisten adalah jahe
segar, lengkuas segar, daun sirih segar, jahe bubuk, kunyit segar, lemon, dan lada
bubuk.

DAFTAR PUSTAKA

Puspita PE. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tembakau Temanggung varietas


Genjah Kemloko [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.

Cappuccino, J.G. dan Sherman, N. 2001. Microbiology: A Laboratory Manual.


Addison-Wesley Publishing Company. New York.

Siswandono. (2000). Kimia Medicina I. Surabaya: Airlangga University Press.


Halaman 124.

Lingga, ME dan Rustama. MM. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Air
dan Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri Gram Negatif dan
Gram Positif yang Diisolasi dari Udang Dogol (Metapenaeus monoceros), Udang
Lobster (Panulirus sp) dan Udang Rebon (Mysis dan Acetes

Watanabe, T. 2001. Garlic Therapy. Dialihbahasakan oleh Sumintadiredja:


Penyembuhan dengan Terapi Bawang Putih. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Hapsari, Ruri A, dkk. 2016. Potensi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah
Ketumbar (Coriandrum sativum L.)
terhadap Propionibacterium acnes. Prosiding Farmasi. 2, 791.
Budi Daya dan Tata Niaga . Jakarta: Penebar Swadaya.

Anonim. 2008. Eschercia coli. (Online). Sumber: http//images.co.id. (diakses 15


Mei 2017)

Berti, Pamela L. 2015. Daya Antibakteri Air Perasan Buah Lemon (Citrus limon
(L.) Burm.f.) terhadap Porphyromonas gingivalis Dominan Periodontitis. FKG
UMS. hal 5.

Russo, M., Bonaccorsi, I., Torre, G., Saro, M., Dugo, P., and Modello, L. 2014.
Underestimated Sources of Flavonoids, Limonoids, and Dietary Fibre:
Availability in Lemon's by-Products, J o Funct Foods; (9): 18-26.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Seberapa besar efektifitas ekstrak kunyit sebagai antimikroba alami bila


dibandingkan dengan penicillin?
Jawab: Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, kunyit segar sama
sekali tidak memiliki zona bening pada paper disk dan sekitarnya sedangkan
amoxilin yang merupakan turunan senyawa penicillin memiliki zona bening yang
dapat dikategorikan sebagai zat antibakteri yang sensitif. Hal ini menunjukkan
bahwa ekstrak kunyit segar tidak memiliki kemampuan yang efektif sebagai
antimikroba alami dibandingkan dengan amoxilin (senyawa turunan penicillin).

2.Diskusikan kesulitan-kesulitan yang dialami saat menguji efektivitas


antimikroba menggunakan metode Kirby-Bauer!
Jawab: Terdapat beberapa kesulitan saat menggunakan metode Kirby-Bauer, baik
pada sebelum pengamatan maupun saat pengamatan. Sebelum pengamatan,
metode ini dirasa sulit saat praktikan mengoleskan cairan bakteri E. coli pada
media NA yang telah membeku. Apabila tidak hati-hati, hasil olesan akan
menggores dan merusak media NA. Selain itu, praktikan juga harus tetap menjaga
kesterilan alat, tempat, dan tubuh praktikan itu sendiri supaya terhindar dari
kesalahan percobaan dan timbulnya penyakit akibat bakteri E. coli. Setelah
pengamatan, kesulitan yang terjadi yaitu pada saat mengukur diameter zona
bening. Dibutuhkan kehati-hatian dan ketelitian supaya hasil pengamatannya
akurat dan terhidar dari kontaminasi bakteri E. coli.

Anda mungkin juga menyukai