Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR SEMI


PADAT

(EMULGEL)

DOSEN PENGAMPU :

Siti Aisiyah, M.Sc.,Apt

NAMA KELOMPOK : Maulidah Rohmayanti (22164744A)

Sendhyla Yoma A. S. (22164745A)

Narida Syahnas Agustina (22164750A)

Eva Widyasari (22164752A)

TEORI : 1B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2018/2019


I. JUDUL PERCOBAAN
EMULGEL

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Dapat membuat sediaan emulgel
2. Dapat melakukan pengujian sifat fisik sediaan emulgel

III. DASAR TEORI

Sediaan gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganil yang kecil atau molekul organik yang besar yang terpenetrasi oleh
suatu cairan. Jika masa gel terdiri dari jaringan partikel yang kecil yang terpisah, gel
digunakan sebagaisistem dua fase (Farmakope Indonesia IV 1995).

Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan lain dalam bentuk tetesan kecil (Farmakope Indonesia IV 1995).

Emulgel adalah merupakan gel dengan cairan berbentuk emulsi, biasanya


untuk menghantarkan minyak yang merupakan zat aktif dalam sediaan tersebut, dengan
mengurangi kesan berminyak dalam aplikasinya. (Ansel, C. 1989)

Emulgel mikroemulsi lebih sulit pembuatannya karena konsentrasi surfaktan


dan co-surfaktan yang tinggi menyebabkan air sulit berpenetrasi. Formulasi emulsi
dengan rasio fase air – minyak :

T&P konstan adalah energi bebas Gibbs berhubungan dengan → HLB (ΔG <
0) fasa. (Ansel, C.1989)

Emulgel dipilih karena memiliki keuntungan dari segi emulsi dapat


meningkatkan penetrasi obat, dan gel dapat meningkatkan masa tinggal sediaan
dipermukaan kulit. (Ansel, C.1989)

Pada umumnya untuk membuat suatu emulsi yang stabil, perlu fase ketiga atau
bagian ketiga dari emulsi, yakni : zat pengelmusi emulgatoremulsifying agent. Suatu
pengelmusi berfungsi serta didefinisikan secara operasional sebagai suatu penstabil
bentuk tetesan bola- bola dari fase dalam. Berdasarkan strukturnya, pengelmusi zat
pembasah dan surfaktan bisa digambarkan sebagai molekul-molekul yang terdiri dari
bagian-bagian hidrofilik oleofobik dan hidrofobik oleofilik. Karena itu gugus senyawa-
senyawa ini seringkali disebut amfifilik yakni menyukai air dan minyak. (Ansel, 2005).
Kegunaan tween 80 antara lain sebagai: zat pembasah, emulgator, dan peningkat
kelarutan (Rowe, 2009).

Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan emulgel untuk


menjamin sediaan emulgel tidak menyebabkan iritasi pada kulit. pH sediaan emulgel
diukur dengan menggunakan stik pH universal. Stik pH universal dicelupkan ke dalam
sampel emulgel, diamkan beberapa saat dan hasilnya disesuaikan dengan standar pH
universal. pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5-6,5.
(Tranggono dan Latifa, 2007)

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan tempat
aplikasinya yang mencerminkan kelicinan sediaan tersebut, yang berhubungan
langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting
dari formulasi sediaan topikal dan bertanggung jawab untuk ketepatan transfer dosis
atau melepaskan bahan obatnya, dan kemudahan penggunaanya. (Garg et al., 2002). Uji
daya sebar dilakukan untuk menjamin 15 pemerataan sediaan saat diaplikasikan pada
kulit yang dilakukan segera setelah sediaan dibuat. Daya sebar emulgel yang baik
antara 3-5 cm (Garg et al., 2002).

Viskositas adalah suatu pertahanan dari suatu cairan untuk mengalir pada
suatu tekanan yang diberikan, semakin tinggi viskositas maka semakin besar
tahanannya sehingga semakin besar pula gaya yang diperlukan untuk membuat cairan
tersebut dapat mengalir (Sinko,2006). Pengujian viskositas dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis viscometer berdasarkan kebutuhan formulator (Garg et
al.,2002).

IV. ALAT DAN BAHAN

ALAT:

- Alat uji daya sebar - Alat uji daya lekat

- Viskotester VT-04 E.RION - Mortir

- Stopwatch - Stamfer
- Alat timbang - Neraca Analitik

- Alat-alat gelas

BAHAN:

- Corbopol 941 - Parafin cair


- Tween 20 - Span 20
- Propilen glikol - Metil Paraben
- Propil Paraben - Air Suling

FORMULA:

R/ Karbopol 941 1,5 (%b/b)


Parafin cair 7,5 (%b/b)
Tween 80 1 (%b/b)
Span 80 1,5 (%b/b)
Propilen glikol 5 (%b/b)
Nipagin 0,018 (%b/b)
Nipasol 0,02 (%b/b)
Air suling ad 100 (%b/b)

TUGAS PER KELOMPOK

KEL. TUGAS
1 CARBOPOL 1,5 (%b/b)
2 HPMC 1,5 (%b/b)
3 NA CMC 1,5 (%b/b)
4 CARBOPOL 2 (%b/b)
5 HPMC 2,5 (%b/b)
6 NA CMC 3 (%b/b)
V. CARA KERJA :
 CARA PEMBUATAN EMULGEL
Pembuatan emulsi :
1. Span 80, nipasol, dan parafin liq dipanaskan (fase minyak)
2. Propilen glikol, nipagin, tween 80 dan sisa air (air diambil dulu
untuk mengembangkan gelling agent ) dipanaskan (fase air)
3. Fase minyak masukkan dalam mortir tambahkan fase air aduk
ad dingin dan homogen

Pembuatan gel :
1. Taburkan carbapol dalam air qs
2. Tambahkan 3-4 tetes TEA aduk hingga mengembang
3. HPMC dikembangkan dalam air panas qs aduk ad mengembang
4. Na CMC ditaburkan dalam air 20x nya diamkan selama 15
menit aduk ad mengembang

Emulsi dan gel dicampur aduk ad homogen

 UJI HOMOGENITAS EMULGEL


Emulgel dioleskan pada 1 objek glass lalu digoreskan dengan objek
glass yang lain

Diamati apakah sediaan menunjukkan suasana yang homogen

 UJI DAYA SEBAR EMULGEL


Ditimbang 0,5 gram emulgel diletakkan ditengah alat (kaca bulat)

Ditimbang dulu kaca yang satunya lalu diletakkan kaca tersebut diatas
masa emulgel dan dibiarkan 1 menit

Diukur diameter emulgel yang menyebar (mengambil rata-rata


diameter dari beberapa sisi)

Ditambahkan beban 50 gram, didiamkan 1 menit dan catat emulgel


yang menyebar

Diteruskan dengan menambahkan 100 gram dan 150 gram lalu dicatat
diameternya

Mengukur diameter rata-ratanya dan menghitung luas daerah


penyebarannya.

 UJI DAYA LEKAT EMULGEL


Diletakkan emulgel secukupnya diatas objek glass , objek glass yang
satunya diletakkan diatas salep tersebut

Ditekan dengan beban 1 kg selama 15 menit

Dilepaskan beban seberat 1kg dan dicatat waktu ad keduanya objek


glass terlepas

Diulangi sebanyak 3 kali

 UJI KEMAMPUAN PROTEKSI


Diambil sepotong kertas saring 10x10 cm dibasahi dengan larutan
fenoptalein lalu dikeringkan

Diolesi dengan emulgel yang akan dicoba pada kertas lain yang telah
ada lelehan paraffin padat ditempel dikertas sebelumnya.

Area yang dibatasi dengan parafin padat ditetesi dengan 1 tetes KOH

Dilihat dan diamati disebalik kertas papan mulai muncul noda merah
apakah pada detik ke 15, 30,60, 3 menit atau 5 menit.

Kalau tidak ada noda berarti salep dapat memberikan proteksi terhadap
basa

 UJI VISKOSITAS
Memasang viskotester pada klemnya

Rotor dipasang pada viskotester

Memasukkan salep kedalam mangkuk lalu alat dihidupkan

Dicatat skala viskositas setelah jarum viskotester stabil

VI. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Uji/Kelompok 1 2 3 4 5 6 7
Organoleptis Putih, Agak Putih Putih, Putih Putih, Putih,
encer, encer, susu, bau khas, susu, bau kental kental
agak putih tidak agak khas
tengik lengket, kental
bau khas
Homogenitas Tidak Homogen Tidak Homogen Homogen Homogen Homogen
homogen homogen
Daya Sebar
Tanpa beban 4,750 5,5126 17,193 29,209 38,46 23,103 18,49
cm2 cm2 cm2 cm2 cm2 cm2 cm2
+50 g 5,893 6,1904 24,092 38,465 51,50 34,714 24,31
cm2 cm2 cm2 cm2 cm2 cm2 cm2
+100 g 6,69 cm2 6,5255 30,566 45,040 51,50 43,407 27,63
cm2 cm2 cm2 cm2 cm2 cm2
+150 g 7,64 cm2 6,3386 53,370 50,869 55,35 47,149 32,38
cm2 cm2 cm2 cm2 cm2 cm2
Viskositas 2 dpa’s 3,9 dpa’s 3,5 dpa’s 4,1 dpa’s 2,5 dpa’s 1,5 dpa’s 6 dpa’s
Daya Lekat
1 0,8 0,73 0,29 1,91 0,55 0,6 1,12
2 0,7 0,81 1,38 1,08 0,45 0,6 1,04
3 0,4 0,53 1,05 2,13 0,50 0,6 1,09
Rata-rata 0,63 0,69 0,906 1,71 0,50 0,6 1,083
SD 0,2081 0,1442 0,558 0,554 0,05 0,173 0,0404
Proteksi
15 detik Ungu Ungu Ungu Ungu Merah Merah Merah
1 menit Ungu Ungu Warna Ungu Merah Merah Merah
hanya
ditepi
3 menit Ungu Memudar Warna Ungu Merah Merah Merah
hanya
ditepi
5 menit Ungu Memudar Warna Ungu Merah Merah Merah
hanya
ditepi

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan setengah padat yaitu emulgel dengan
zat aktif paraffin cair yang memiliki khasiat sebagai laksatif. Adapun komponen lain yaitu
Trietanolamin atau TEA sebagai humektan, karbopol, tween 80, span 80 sebagai emulgator.
Propilenglikol senagai humektan. Nipagin dan nipasol sebagai pengawet serta air suling
sebagai pelarut.

Setelah sediaan emulgel jadi, maka dilakukan uji mutu fisik diantaranya adalah uji
organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat,viskositas, dan uji kemampuan proteksi.
Pertama, uji organoleptis pada ketujuh kelompok ada beberapa kelompok yang menghasilkan
sediaan agak encer dikarenakan saat pembuatan emulsi tidak menggunakan air panas
sehingga konsistensinya sedikit encer.
Kedua, uji homogenitas pada kelompok 1 dan 3 menghasilkan tidak homogeny
karena proses pengembangan karbopol yang seharusnya sedikit demi sedikit dimasukkan ke
dalam air hangat dan dikembangkan hingga tidak ada serbuk dari karbopol yang masih
berbentuk bulatan-bulatan, seharusnya sediki demi sedikit dimasukkan ke dalam air hangat
dan diaduk hingga seluruh serbuk homogeny dan terdispersi secara merata sehingga tidak ada
bulatan-bulatan dari karbopol yang terlihat.

Ketiga, uji kemampuan proteksi yang menghasilkan noda merah/ungu pada detik ke-
15. Noda yang seharusnya terbentuk kurang dari 1 menit setelah penambahan larutan KOH.
Terbentuknya noda merah/ungu pada emulgel dikarenakan zat aktif dari emuulgel yang
bereaksi dengan KOH, pengolesan emulgel yang kurang merata, pengeringan kertas saring
yang ditetesi larutan PP yang belum kering sempurna. Maka solusinya harus diperhatikan lahi
pengolesan emulgel secara benar merata dan pengeringan kertas saring yang harus lebih
diperhatikan lagi.

Keempat, uji daya sebar tanpa beban dihasilkan kelompok 1 sebesar 4,750
cm2, kelompok 2 sebesar 5,5126 cm2, kelompok 3 sebesar 17,193 cm2, kelompok 4 sebesar
29,209 cm2, kelompok 5 sebesar 38,46 cm2, kelompok 6 sebesar 23,103 cm2,dan kelompok 7
sebesar 18,49 cm2. Pada pengujian daya sebar dengan beban 50 gram dihasilkan kelompok 1
sebesar 5,893 cm2, kelompok 2 sebesar 6,1904 cm2, kelompok 3 sebesar 24,092 cm2,
kelompok 4 sebesar 38,465 cm2, kelompok 5 sebesar 51,50 cm2, kelompok 6 sebesar 34,714
cm2,dan kelompok 7 sebesar 24,31 cm2. Pada pengujian daya sebar dengan beban 100 gram
dihasilkan kelompok 1 sebesar 6,69 cm2, kelompok 2 sebesar 6,5255 cm2, kelompok 3
sebesar 30,566 cm2, kelompok 4 sebesar 45,040 cm2, kelompok 5 sebesar 51,50 cm2,
kelompok 6 sebesar 43,407 cm2,dan kelompok 7 sebesar 27,63 cm2 dan Pada pengujian daya
sebar dengan beban 150 gram dihasilkan kelompok 1 sebesar 7,64 cm2, kelompok 2 sebesar
6,3386 cm2, kelompok 3 sebesar 53,370 cm2, kelompok 4 sebesar 50,869 cm2, kelompok 5
sebesar 55,35 cm2, kelompok 6 sebesar 47,149 cm2,dan kelompok 7 sebesar 32,38 cm2,
perbedaan daya sebar ini dipengaruhi oleh konsentrasi dari masing-masing sediaan gelling
agent yang digunakan.

Kelima uji viskositas pada kelompok 1 didapatkan hasil 2 dpa’s, kelompok 2 sebesar
3,9 dpa’s, kelompok 3 sebesar 3,5 dpa’s, kelompok 4 sebesar 4,1 dpa’s, kelompok 5 sebesar
2,5 dpa’s, kelompok 6 sebesar 1,5 dpa’s, dan kelompok 7 sebesar 6 dpa’s. Dengan
konsentrasi yang semakin tinggi maka viskositasnya juga akan semakin tinggi.
Pada pengujian daya lekat kelompok 1 didapatkan hasil 0,8; 0,7; dan 0,4 dengan rata-
rata 0,63 dan didapatkan nilai SD sebesar 0,2081. kelompok 2 didapatkan hasil 0,73; 0,81;
dan 0,53 dengan rata-rata 0,69 dan didapatkan nilai SD sebesar 0,1442. kelompok 3
didapatkan hasil 0,29; 1,38; dan 1,05 dengan rata-rata 0,906 dan didapatkan nilai SD sebesar
0,558. kelompok 4 didapatkan hasil 1,91; 1,08; dan 2,13 dengan rata-rata 1,71 dan didapatkan
nilai SD sebesar 0,554. kelompok 5 didapatkan hasil 0,55; 0,45; dan 0,50 dengan rata-rata
0,50 dan didapatkan nilai SD sebesar 0,05. kelompok 6 didapatkan hasil 0,6; 0,6; dan 0,6
dengan rata-rata 0,6 dan didapatkan nilai SD sebesar 0,173 dan kelompok 7 didapatkan hasil
1,12; 1,04; dan 1,09 dengan rata-rata 1,083 dan didapatkan nilai SD sebesar 0,0404.
Persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan topical adalah tidak lebih dari 4 detik.

VII. KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Sediaan emulgel adalah sediaan baik dari emulsi tipe air dalam minyak dan minyak
dalam air yang dicampurkan dalam gelling agent, dimana penggabungan dari emulsi
dan gel akan meningkatkan stabilitas.
2. Pengujian sifat fisik sediaan emulgel yang dilakukkan meliputi pengujian
homogenitas, organoleptis, viskositas, daya sebar, daya lekat dan proteksi. Formula
yang bagus adalah formula 2 dan 7 karena bahan formula dan konsentrasi sesuai
sehingga menghasilkan hasil yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.V., Luner, P.E.,2009, Magnesium Stearate, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quin,
M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th Edition, 404-407,
Pharmaceutical Press, London.
Ansel, H, C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Universitas Indonesia. Jakarta.
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim,
F., Edisi IV, 605-619, Jakarta, UI Press.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Garg, A., Deepika, A., Sanjay, G., & Anil, K.S., 2002, Spreading of Semisolid Formulations:
An Update, 178-180, Pharmaceutical Technology, USA.
Sinko P.J., 2006, Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical
Sciences, Dalam Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences,
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
Tranggono, Latifah. Buku pegangan ilmu pengetahuan osmetik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. 2007;6.
LAMPIRAN
Karbopol span

Uji homogenitas

uji daya sebar

Uji daya lekat


Uji viskositas uji proteksi

Anda mungkin juga menyukai