Anda di halaman 1dari 15

NAMA : ALI ROIS

NIM : 096020220
PRODI : MUAMALAT
FAKULTAS : AGAMA ISLAM
JUDUL : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK
KOST MAKAN (Studi Kasus di Pondok Pesantren
Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten
Pati )

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kelebihannya atas


makhluk lain sebagai khalifah di bumi sebagaimana FirmanNya dalam Al
Qur’an, surat Al Baqarah ayat

ِ ‫َو ِإذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َمالَئِ َك ِة إِنِي َجا ِع ٌل فِي األ َ ْر‬
‫ض َخ ِليفَةً قَالُو أَتَجْ َعل ُ فِي َها َمن يُ ْف ِسد‬
‫ِس لَ َك ۖ قَا َل ِإنِي أ َ ْعلَ ُم َما َل‬
ُ ‫ِك َونُقَد‬ َ ُ‫الد َماء َون َْح ُن ن‬
َ ‫سبِ ُح ِب َح ْمد‬ ِ ُ‫فِي َها َويَ ْس ِفك‬
َ‫ت َ ْعلَ ُمون‬

Artinya :‘’ Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada


Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi
seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak
menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan
menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji
Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata :
Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.’’(QS.Al Baqarah : 30)1

1
Al-Quran dan Terjemahannya,Surabaya,Departemen Agama RI,Jaya Sakti,1997.h.7
2

Islam memposisikan bumi beserta isinya sebagai amanah Allah SWT


kepada sang khalifah agar dikelola dengan sebaik – baiknya sesuai dengan
perintahNya. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, manusia
dibekali petunjuk dari Allah SWT melalui ajaran – ajaran yang dibawa
rosulNya. Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang diperlukan manusia
baik dalam hal akidah, akhlak maupun syariah.

Dua komponen pertama (akidah dan akhlak) bersifat konstan, tidak


mengalami perubahan apapun dengan adanya perbedaan waktu dan tempat.
Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan masa rosul masing –
masing, dikarenakan setiap rosul hidup pada zaman yang memiliki adat dan
budaya yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini diungkapkan dalam Al
Qur’an :

‫ِل ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِش ْر َعةً َو ِم ْن َها ًجا‬

Artinya:‘’Untuk tiap – tiap umat di antara kamu,Kami berikan aturan


dan jalan yang terang.’’(QS.Al Maidah: 48)2

Syariah yang dibawa Nabi Muhammad SAW, rosul terakhir, bersifat


komprehensif yaitu merangkum seluruh aspek kehidupan baik ibadah, yang
menjelaskan tata cara manusia dalam berhubungan dengan tuhannya maupun
muamalah sebagai rule of the game dalam berinteraksi antar sesama manusia
sebagai makhluk sosial.3
Segala bentuk kegiatan ekonomi termasuk dalam kajian mua’amalah,
yang dalam pembahasannya berlaku satu kaidah ushul fiqh menyatakan ‘’ Al-
ashl fi al- muamalah (ghayr al – ibadah) al- ibahah, illa idza ma dalla al-

2
Ibid.h.117
3
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek,Jakarta:Gema Insani 2001
h.4
3

dalil ‘ala khilafihi’’, yakni suatu perkara mu’amalah pada dasarnya


diperkenankan (halal) untuk dijalankan, kecuali jika ada bukti larangan dari
sumber agama (Al Qur’an dan Sunnah) . Oleh karena itu kita tidak dibenarkan
mengharamkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah sebagaimana kita tidak
diperbolehkan memenghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah.4
Islam mempunyai pandangan yang jelas mengenai harta dan kegiatan
ekonomi, yaitu :
1. Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di bumi, termasuk
harta benda adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia hanya
bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan
memanfaatkan sesuai dengan ketentuan Nya.
2. Status harta yang dimiliki manusia adalah sebagai amanah, perhiasan
hidup, ujian keimanan, dan sebagai bekal ibadah.
3. Pemilikan harta dapat dilakukan dengan antara lain melalui usaha
(‘amal) atau mata pencaharian (ma’isyah) yang halal dan sesuai
dengan aturan-Nya.
4. Dilarang mencari harta, berusaha, atau bekerja yang dapat melupakan
kematian, melupakan dzikrullah (tidak ingat kepada Allah dengan
segala ketentuan-Nya), melupakan shalat dan zakat, dan memusatkan
kekayaan hanya pada sekelompok orang saja.
5. Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti melalui kegiatan riba,
jual beli yang dilarang atau haram, mencuri, merampok, penggasaban,
curang dalam takaran dan timbangan, melalui cara – cara yang bathil
dan merugikan, dan melalui suap menyuap (risywah) 5.
Sebagai makhluk sosial, santri -penghuni pesantren- tentunya
terlibat dalam kegiatan muamalah dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari –
4
Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islami,Jakarta:IIIT Indonesia 2003.h.7
5
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek,Jakarta:Gema Insani 2001
h.8-10
4

harinya termasuk dalam hal ini, adalah makan. Jika sebelumnya di dunia
pesantren mengakar tradisi masak bersama, namun seiring dengan berjalannya
waktu, di beberapa pondok pesantren muncul fenomena baru yaitu ‘’kost
makan’’
Mekanisme kost makan berbeda antara satu pondok pesantren dan
pondok pesantren lainnnya. Pada umumnya kost makan dikelola oleh
pengurus pondok pesantren. Santri membayar biaya kost makan di depan
(dalam beberapa kasus disertakan dalam uang syahriyyah/bulanan santri) dan
berhak mendapatkan jatah makan yang dapat diambil pada waktu yang telah
ditentukan dengan menu makanan yang diberikan tidak secara pasti diketahui
spesifikasinya melainkan dengan perkiraan dari harga yang dibayarkan.
Namun pada realitanya muncul beberapa masalah mulai tidak kebagian lauk,
sampai tidak kebagian jatah makan.
Di lingkungan pondok pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis
Kecamatan Tayu Kabupaten Pati sebagaimana di berbagai pondok pesantren
dewasa ini juga terdapat pengelola kost makan sebagai alternatif para santri
dalam memenuhi kebutuhan makan kesehariannya. Praktek kost makan yang
ada di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati berbeda dengan beberapa pondok pesantren lainnya, santri
tidak diwajibkan mengikuti program kost makan sehingga pembayarannya
tidak dimasukkan dalam uang syahriyyah (bulanan) melainkan dibayarkan
sendiri kepada pengelola kost makan.
Santri membayarkan sejumlah uang untuk mendapatkan paket makan
yang telah ditentukan waktu dan tempat pengambilannya. Pengelola kost
makan menyediakan paket makan yaitu 60 kali (2 kali sehari) yang tertulis
dalam sebuah kartu. Dalam melakukan pengambilan paket makan, santri
(konsumen) harus membawa kartu kost makan tersebut, kemudian pengelola
kost makan menandai kartu tersebut dalam setiap pengambilan paket makan.
Spesifikasi paket makan tidak dijelaskan pada awal akad atau pembayaran,
5

namun nilai dari paket makan disesuaikan dengan jumlah uang yang
dibayarkan.6
Dewasa ini, semakin banyak pondok pesantren maupun sekolah
berasrama yang menyediakan layanan kost makan sebagai altenatif bagi santri
maupun siswa untuk memenuhi kebutuhan santri dalam hal makan. Dengan
kost makan, santri dapat memiliki waktu lebih untuk kegiatan lain daripada
jika mereka memasak. Hal ini memberikan keuntungan bagi santri dalam hal
efektifitas waktu belajar dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
pengelola. Namun dengan berbagai model transaksi kost makan yang berlaku,
apakah sesuai dengan prinsip syariah atau tidak dan bagaimanakah transaksi
kost makan yang sesuai dengan syariah.
Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai tinjauan hukum Islam terhadap praktek kost makan di
Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten
Pati dan mengangkatnya dalam bentuk skripsi yang berjudul ‘’ TINJAUAN
HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK KOST MAKAN (Studi Kasus
di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati)’’

B. Alasan Pemilihan Judul


Berangkat dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
menganalisis kontruksi hukum transaksi kost makan menurut prespektif
hukum Islam dengan mengkritisi beberapa poin yaitu:
1. Santri (konsumen) melakukan pembayaran di depan.
2. Santri (konsumen) mengambil barang (paket makan) secara berangsur
sesuai dengan waktu dan tempat yang ditentukan.
3. Barang (paket makan) tidak diketahui spesifikasinya.

6
Wawancara dengan saudara Rifqy, sebagai santri, 25 Maret 2014, 21.00 WIB
6

4. Nilai paket makan berdasarkan uang yang dibayarkan.


Dari sini peneliti mencoba untuk mengidentifikasi transaksi yang
digunakan pada praktek kost makan dan kesesuaiannya dengan transaksi
muamalah yang berdasarkan ajaran agama Islam.

C. Telaah Pustaka
Penelitian mengenai transaksi jual beli dengan sistem pesanan, telah
banyak dilakukan sebelumnya. Diantaranya adalah : “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Akad Pesan Barang (Studi Kasus di Toko Mebel Mia Jaya Abadi di
Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara)”, oleh Umiyati, mahasiswi Fakultas
Syariah IAIN Walisongo Semarang. Penelitian ini membahas mengenai
mekanisme jual beli mebel dengan sistem pesanan yang ada di toko mebel
Mia Jaya Abadi di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa proses akad pesanan barang yang dilakukan di Toko
Mebel Mia Jaya Abadi dilakukan dengan dengan cara pembeli
datang/berkunjung ke toko untuk membuat perjanjian antara penjual dan
pembeli. Pembeli memilih model barang yang akan dibeli, apabila telah
terjadi kesepakatan barang yang dipesan, pihak toko/penjual kemudian
memberikan jumlah harga barang yang dipesan si pembeli. Di sinilah terjadi
negosiasi harga antara penjual dan pembeli. Setelah harga disepakati barulah
transaksi dapat dilakukan. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa
transaksi jual beli pesanan di toko mebel Mia Jaya Abadi di kecamatan
Tahunan kabupaten Jepara sudah memenuhi syarat dan rukun jual beli salam.
Akan tetapi pada kasus komplain yang dilakukan oleh pihak pembeli kepada
pihak Mebel Mia Jaya Abadi dalam pandangan hukum Islam telah melanggar
aturan, atau tidak sesuai dengan syari'at Islam, karena jika pesanan
dikembalikan maka pihak penjual akan memotong sebagian dari uang
pemesan. Hal ini tidak sesuai dengan hukum Islam yang menyatakan bahwa
7

pembeli boleh mengembalikan barang pesanan kalau terjadi kecacatan atau


ketidaksesuaian dengan barang yang dipesan.
Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli
Sepeda Motor Dengan Sistem Indent (Praktek Jual Beli Sepeda Motor di PT.
Karang Gede Motor - Boyolali) oleh Juma’in, mahasiswa jurusan Muamalat
Fakultas Syariah Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini
membahas mengenai transaksi jual beli sepeda motor dengan sistem indent, di
mana pembeli menyerahkan uangnya terlebih dahulu sedangkan barangnya
baru diserahkan di kemudian hari. Pembeli baru mendapatkan barang / sepeda
motor setelah barangnya tersedia. Penelitian ini membahas kesesuaian
transaksi jual beli indent di PT. Karang Gede Motor dengan hukum Islam
dengan mengidentifikasi isi perjanjian jual beli yang berlaku di PT. Karang
Gede Motor kemudian dibandingkan dengan rukun – rukun dan syarat –
syarat jual beli denga sistem pesanan dalam hukum Islam baik bai’ salam
maupun bai’ istishna’.
Meskipun sama – sama model transaksi jual beli pesanan, namun
secara garis besar, terdapat perbedaan antara kedua penelitian terdahulu
tersebut dengan penelitian ini yaitu mengenai waktu penyerahannya. Pada
kedua penelitian tersebut, penyerahan mabi’ / barang dagangan adalah setelah
pesanan barang tersedia atau sudah selesai sedangkan dalam penelitian ini
mabi’ diambil secara berangsur – angsur dengan waktu pengambilan yang
telah ditentukan sebelumnya.

D. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh penjelasan dari judul ‘’TINJAUAN HUKUM
ISLAM TERHADAP PRAKTEK KOST MAKAN (Studi Kasus di Pondok
Pesantren Mambaul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten
Pati)’’maka terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa penjelasan yang
berkaitan dengan judul tersebut :
8

1. Hukum Islam
Hukum Islam berarti peraturan dan ketentuan yang berkenaan dengan
kehidupan berdasarkan Al Qur’an dan Hadis.Islam adalah agama
yang ajaran – ajarannya di wahyukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
rosulNya.7
2. Kost Makan
Kata ‘’kost’’ merupakan turunan frasa dari bahasa Belanda ‘’in de
kost’’.Definisi in de kost sebenarnya adalah ‘’makan di dalam’’ namun
jika dijabarkan lebih lanjut dapat diartikan sebagai ‘’tinggal dan ikut
makan’’di dalam rumah tempat menumpang tinggal.
Namun pada perkembangannya kata ‘’kost’’ diartikan sebagai jasa
yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan
sejumlah pembayaran tertentu untuk periode tertentu (umumnya
pembayaran tiap bulan) 8

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
dapat ditarik adalah bagaimanakah mekanisme kost makan di Pondok
Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten Pati serta
tinjauan hukum Islamnya?

F. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kost
makan di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum serta tinjauan hukum
Islamnya

7
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta:UI Pres, 1996,h.24.
8
www.wikipedia.org.Akses 24 Maret 2014.22.00 WIB
9

2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah
a. Menambah referensi mengenai aplikasi teori ekonomi islam ke
dalam praktek kegiatan ekonomi.
b. Menjelaskan kontruksi hukum kost makan yang sesuai dengan
hukum islam
Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan
menagadakan penelitian mengenai masalah terkait maupun
pelaku ekonomi yang berkepentingan dalam jenis kegiatan
ekonomi ini.
b. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan jenjang
pendidikan strata satu di Fakultas Agama Universitas Wahid
Hasyim Semarang.

G. Landasan Teori
Allah SWT melarang umat manusia melakukan pertukaran harta antar
sesama dengan cara yang bathil, melainkan dengan cara yang telah diatur oleh
syariat sebgaimana tertera dalam Al Qur’an :

ٍّ‫ﻴٰا َﻴُهَاﺍلﺬِﻴْﻦَ ﺍٰﻤَنُوﺍ ﻻََﺘﺄكُلُْوﺍ ﺍَﻤْﻮَﺍلَكُمْ ﺒَﻴْنَكُمْ ﺒِا لْﺒَاﻄِلِ ﺍِﻻﱠ ﺃﻦْ ﺘَكُﻮﻦَ ﺘِﺠَارَﺓً عَﻦْ ﺘَرَﺍﺾ‬

‫اﻦِﺑُكمْ َِرﺤْﻴﻤًا‬
َ ‫ﺇﻦﺍﷲَ َك‬
َ ِ ۚ‫ﺴُكْم‬
َ ‫لﻮﺍ ﺃَْﻧْﻔ‬
ْ ‫ﻤِﻧْكمْ ۚ ﻮَﻻَْﺘَُﻘُﺘ‬

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan


harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali
dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu,
10

sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.” (QS.An


Nisa :29)9

Di antara metode pertukaran harta yang dihalalkan oleh Allah SWT


dan merupakan salah satu cara yang banyak digunakan dalam kegiatan
ekonomi adalah jual beli, sebagaimana Firman Allah:

ِ ‫َّللاُ ْﺍلﺒَ ْﻴ َع َو َح ﱠرم‬


‫ﺍلرﺑَا‬ ‫َوﺃ َ َح ﱠل ﱠ‬

Artinya :”..Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba


.(QS :Al Baqarah: 275)” 10

Dalam melakukan transaksi dengan pembayaran tidak secara


kontan,agama menganjurkan untuk membuat catatan, sebagaimana termaktub
dalam Al Qur’an :

َ ‫ﺃَيُّ َها ﺍلﱠﺬِيﻦَ آ َمنُﻮﺍ ِﺇذَﺍ تَدَﺍيَ ْنﺘ ُ ْم ِﺑدَي ٍّْﻦ ِﺇلَى ﺃَ َج ٍّل ُم‬
‫ﺴ ًّﻤى فَا ْكﺘُﺒُﻮ ه‬
‫يَا‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah


tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya….”(QS.Al Baqarah : 281).11

9
Al-Quran dan Terjemahannya,Surabaya,Departemen Agama RI,Jaya Sakti,1997.h.84.
10
Ibid.h.48
11
Ibid.h.49
11

Di antara model transaksi muamalah yang tidak secara kontan adalah


transaksi Bai’ salam, di mana pembeli tidak langsung mendapat mabi’
(barang dagangan) seketika setelah melakukan pembayaran melainkan
mendapatkannya pada tempo setelahnya. Oleh karena itu agama memberikan
penjelasan mengenai teknis pelaksanaannya melalui sabda Nabi SAW yang
diriwayatkan Ibnu Abbas RA

ٍّ ُ‫ﻮم ﺇلى ﺃَ َج ٍّل َم ْعل‬


‫ﻮم‬ ٍّ ُ‫ﻮم َو َو ْز ٍّن َم ْعل‬
ٍّ ُ‫ش ْيءٍّ فَ ِﻔي َك ْﻴ ٍّل َم ْعل‬ َ َ‫مﻦ ﺃَ ْسل‬
َ ‫ف في‬
Artinya “ Barang siapa melakukan salaf (salam),hendaknya ia
melakuakan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang
jelas untuk jangka waktu yang di ketahui’’ (HR. Bukhari)12

Pada dasarnya hukum Islam memberi kesempatan luas perkembangan


bentuk dan macam muamalah baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan
hidup masyaratkat.13Dalam kajian fiqih muamalah berlaku suatu kaidah fiqih
yang berbunyi

‫لى تَ ْﺤ ِري ِْﻤ َها‬


َ ‫ع‬َ ‫ﺍإل َﺑا َحةُ ﺍﻻﱠ ﺃ َ ْن َيد ُ ﱠل دَ ِل ْﻴ ٌل‬ ْ َ ‫ﺍأل‬
ِ ‫ص ُل فِي ﺍل ُﻤ َعا َملَ ِة‬
Artinya: ‘’Hukum asal suatu perkara adalah boleh,sehingga
ditemukan dalil yang mengharamkannya’’.14
Dari kaidah fiqih tersebut, pelaku ekonomi dapat memodifikasi transaksi
muamalah selama tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Di antara beberapa model transaleh karena itu mekanismenya juga
harus memenuhi rukun - rukun dari pada bai’ salam yaitu :
1. Muslam (pembeli)
2. Muslam ilaih (penjual)
3. Uang

12
HR.Bukhari,Shahih Al Bukhari,Beirut : Dar al Fikr,1955,jilid 2,h.36
13
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah Hukum Perdata Islam,Yogyakarta:UII
Press, 2000, h. 16.
14
Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah yang Praktis, (Jakarta: Kencana, 2006), Ed.1, cet.1. h. 128-137.
12

4. Muslam fihi (barang)


5. Sighat (ucapan)15
Ulama sepakat (Ijma’)mengenai kebolehan transaksi jual beli salam
sebagaimana terlampir dalam fatwa DSN ( Dewan Sayariah Nasional) Majlis
Ulama Indonesia NO:05/DSN-MUI/IV/200016
Kost makan identik dengan jual beli dengan pembayaran di muka
sementara barang (makanan) yang dibeli (dipesan) diambil berangsur setiap
hari.Dalam kajian hukum Islam, transaksi ini masuk ke dalam transaksi Bai
salam yaitu pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari sedangkan
pembayarannya dilakukan di muka.

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan, yaitu suatu
penelitian yang meneliti objek di lapangan untuk mendapatkan data
dan gambaran yang jelas dan kongkrit tentang hal – hal yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.17
2. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
a. Pengamatan (Observasi)
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki.18

15
Muhammad Syafi’I Antonio,Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek,Jakarta:Gema Insani
2001
16
www.mui.or.id.Akses 4 Februari 2014.22.30 WIB
17
Sumadi Suryabrata,Metodologi Penelitian,Jakarta:Rajawali Pers (cet.VII) 1992,h.18
18
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi,Metodologi Penelitian,Jakarta:PT Bumi Aksara : 2009
h.70
13

Dalam penelitian ini peneliti berkunjung di lokasi Pondok


Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati dan mengamati secara langsung praktek kost
makan yang dilakukan.

b. Wawancara (Interview)
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan responden/orang yang diwawancarai dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.19

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan


pelaku praktek kost makan yaitu santri (konsumen) dan
pengelola kost makan.

c. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menelusuri data historis.

Dalam penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan menggaki


informasi dari buku – buku, majalah, koran maupun catatan
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Analisis Data.
Untuk menganalisa data, peneliti menggunakan metode
deskriptif analitis dan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif termasuk penelitian historis dan penelitian deskriptif, adalah
penelitian yang tidak menggunakan model matematik, statistik atau
komputer. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan

19
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial,Surabaya : Airlangga University Press :
2001.h.142
14

untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai fakta – fakta, sifat


– sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki lalu
menganalisis20. Dalam penelitian ini, penulisan akan menggambarkan
bagaimana mekanisme kost makan yang ada di Pondok Pesantren
Mamba’ul Ulum.

Peneliti mengumpulkan data – data yang mempunyai relevansi


dengan praktek kost makan di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum
Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten Pati kemudian menganalisa
kontruksi hukumnya dan menarik kesimpulan berdasarkan kukum
Islam.

I. Sistematika Penulisan Skripsi


Dalam rangka mempermudah pemahaman dan pembahasan terhadap
permasalahan yang diangkat, maka pembahasannya disusun secara sistematis
sesuai tata urutan dari permasalahan yang ada.

Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang memuat latar belakang


masalah, kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan kegunaan penelitian, telaah
pustaka, kerangka teoritik sebagai alat pembahasan yang ditempuh
berdasarkan teori yang ada.

Bab kedua berisi untuk menjelaskan mengenai landasan teori transaksi


jual beli menurut hukum Islam yang meliputi pengertian jual beli menurut
hukum Islam,landasan syariah jual beli, jenis jual beli pesanan beserta
landasan syariahnya..Tujuan dari bab ini adalah mendapatkan kejelasan
mengenai jual beli dengan skema pesanan berdasarkan hukum Islam dan
ketentuan bab dua ini masih bersifat umum.

20
Saifudin Azwar,Metodologi Penelitian,Yogyakarta:pustaka pelajar offset:1998.h.128
15

Bab ketiga memberikan gambaran secara umum mengenai Pondok


Pesantren Mamba’ul Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten Pati sebagai
objek penelitian dan mekanisme kost makan yang berlaku di dalamnya yang
meliputi :

Mekanisme kost makan di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis


Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

Hak dan kewajiban peserta kost makan.

1. Hak dan kewajiban pengelola kost makan


2. Penyelesaian mengenai wanprestasi

Pembahasan pada bab ini bertujuan menemukan korelasi antara teori


yang telah dijelaskan sebelumnya dengan implementasinya pada praktek kost
makan di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati.

Bab keempat berisi analisis hasil penelitian dan konfirmasi teori


terhadap praktek kost makan di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum.

Bab kelima berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan,jawaban dari


pokok masalah dan saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai