NIM : 096020220
PRODI : MUAMALAT
FAKULTAS : AGAMA ISLAM
JUDUL : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK
KOST MAKAN (Studi Kasus di Pondok Pesantren
Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten
Pati )
ِ َو ِإذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َمالَئِ َك ِة إِنِي َجا ِع ٌل فِي األ َ ْر
ض َخ ِليفَةً قَالُو أَتَجْ َعل ُ فِي َها َمن يُ ْف ِسد
ِس لَ َك ۖ قَا َل ِإنِي أ َ ْعلَ ُم َما َل
ُ ِك َونُقَد َ ُالد َماء َون َْح ُن ن
َ سبِ ُح ِب َح ْمد ِ ُفِي َها َويَ ْس ِفك
َت َ ْعلَ ُمون
1
Al-Quran dan Terjemahannya,Surabaya,Departemen Agama RI,Jaya Sakti,1997.h.7
2
2
Ibid.h.117
3
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek,Jakarta:Gema Insani 2001
h.4
3
harinya termasuk dalam hal ini, adalah makan. Jika sebelumnya di dunia
pesantren mengakar tradisi masak bersama, namun seiring dengan berjalannya
waktu, di beberapa pondok pesantren muncul fenomena baru yaitu ‘’kost
makan’’
Mekanisme kost makan berbeda antara satu pondok pesantren dan
pondok pesantren lainnnya. Pada umumnya kost makan dikelola oleh
pengurus pondok pesantren. Santri membayar biaya kost makan di depan
(dalam beberapa kasus disertakan dalam uang syahriyyah/bulanan santri) dan
berhak mendapatkan jatah makan yang dapat diambil pada waktu yang telah
ditentukan dengan menu makanan yang diberikan tidak secara pasti diketahui
spesifikasinya melainkan dengan perkiraan dari harga yang dibayarkan.
Namun pada realitanya muncul beberapa masalah mulai tidak kebagian lauk,
sampai tidak kebagian jatah makan.
Di lingkungan pondok pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis
Kecamatan Tayu Kabupaten Pati sebagaimana di berbagai pondok pesantren
dewasa ini juga terdapat pengelola kost makan sebagai alternatif para santri
dalam memenuhi kebutuhan makan kesehariannya. Praktek kost makan yang
ada di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati berbeda dengan beberapa pondok pesantren lainnya, santri
tidak diwajibkan mengikuti program kost makan sehingga pembayarannya
tidak dimasukkan dalam uang syahriyyah (bulanan) melainkan dibayarkan
sendiri kepada pengelola kost makan.
Santri membayarkan sejumlah uang untuk mendapatkan paket makan
yang telah ditentukan waktu dan tempat pengambilannya. Pengelola kost
makan menyediakan paket makan yaitu 60 kali (2 kali sehari) yang tertulis
dalam sebuah kartu. Dalam melakukan pengambilan paket makan, santri
(konsumen) harus membawa kartu kost makan tersebut, kemudian pengelola
kost makan menandai kartu tersebut dalam setiap pengambilan paket makan.
Spesifikasi paket makan tidak dijelaskan pada awal akad atau pembayaran,
5
namun nilai dari paket makan disesuaikan dengan jumlah uang yang
dibayarkan.6
Dewasa ini, semakin banyak pondok pesantren maupun sekolah
berasrama yang menyediakan layanan kost makan sebagai altenatif bagi santri
maupun siswa untuk memenuhi kebutuhan santri dalam hal makan. Dengan
kost makan, santri dapat memiliki waktu lebih untuk kegiatan lain daripada
jika mereka memasak. Hal ini memberikan keuntungan bagi santri dalam hal
efektifitas waktu belajar dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
pengelola. Namun dengan berbagai model transaksi kost makan yang berlaku,
apakah sesuai dengan prinsip syariah atau tidak dan bagaimanakah transaksi
kost makan yang sesuai dengan syariah.
Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai tinjauan hukum Islam terhadap praktek kost makan di
Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten
Pati dan mengangkatnya dalam bentuk skripsi yang berjudul ‘’ TINJAUAN
HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK KOST MAKAN (Studi Kasus
di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati)’’
6
Wawancara dengan saudara Rifqy, sebagai santri, 25 Maret 2014, 21.00 WIB
6
C. Telaah Pustaka
Penelitian mengenai transaksi jual beli dengan sistem pesanan, telah
banyak dilakukan sebelumnya. Diantaranya adalah : “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Akad Pesan Barang (Studi Kasus di Toko Mebel Mia Jaya Abadi di
Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara)”, oleh Umiyati, mahasiswi Fakultas
Syariah IAIN Walisongo Semarang. Penelitian ini membahas mengenai
mekanisme jual beli mebel dengan sistem pesanan yang ada di toko mebel
Mia Jaya Abadi di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa proses akad pesanan barang yang dilakukan di Toko
Mebel Mia Jaya Abadi dilakukan dengan dengan cara pembeli
datang/berkunjung ke toko untuk membuat perjanjian antara penjual dan
pembeli. Pembeli memilih model barang yang akan dibeli, apabila telah
terjadi kesepakatan barang yang dipesan, pihak toko/penjual kemudian
memberikan jumlah harga barang yang dipesan si pembeli. Di sinilah terjadi
negosiasi harga antara penjual dan pembeli. Setelah harga disepakati barulah
transaksi dapat dilakukan. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa
transaksi jual beli pesanan di toko mebel Mia Jaya Abadi di kecamatan
Tahunan kabupaten Jepara sudah memenuhi syarat dan rukun jual beli salam.
Akan tetapi pada kasus komplain yang dilakukan oleh pihak pembeli kepada
pihak Mebel Mia Jaya Abadi dalam pandangan hukum Islam telah melanggar
aturan, atau tidak sesuai dengan syari'at Islam, karena jika pesanan
dikembalikan maka pihak penjual akan memotong sebagian dari uang
pemesan. Hal ini tidak sesuai dengan hukum Islam yang menyatakan bahwa
7
D. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh penjelasan dari judul ‘’TINJAUAN HUKUM
ISLAM TERHADAP PRAKTEK KOST MAKAN (Studi Kasus di Pondok
Pesantren Mambaul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten
Pati)’’maka terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa penjelasan yang
berkaitan dengan judul tersebut :
8
1. Hukum Islam
Hukum Islam berarti peraturan dan ketentuan yang berkenaan dengan
kehidupan berdasarkan Al Qur’an dan Hadis.Islam adalah agama
yang ajaran – ajarannya di wahyukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
rosulNya.7
2. Kost Makan
Kata ‘’kost’’ merupakan turunan frasa dari bahasa Belanda ‘’in de
kost’’.Definisi in de kost sebenarnya adalah ‘’makan di dalam’’ namun
jika dijabarkan lebih lanjut dapat diartikan sebagai ‘’tinggal dan ikut
makan’’di dalam rumah tempat menumpang tinggal.
Namun pada perkembangannya kata ‘’kost’’ diartikan sebagai jasa
yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan
sejumlah pembayaran tertentu untuk periode tertentu (umumnya
pembayaran tiap bulan) 8
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
dapat ditarik adalah bagaimanakah mekanisme kost makan di Pondok
Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten Pati serta
tinjauan hukum Islamnya?
7
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta:UI Pres, 1996,h.24.
8
www.wikipedia.org.Akses 24 Maret 2014.22.00 WIB
9
2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah
a. Menambah referensi mengenai aplikasi teori ekonomi islam ke
dalam praktek kegiatan ekonomi.
b. Menjelaskan kontruksi hukum kost makan yang sesuai dengan
hukum islam
Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan
menagadakan penelitian mengenai masalah terkait maupun
pelaku ekonomi yang berkepentingan dalam jenis kegiatan
ekonomi ini.
b. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan jenjang
pendidikan strata satu di Fakultas Agama Universitas Wahid
Hasyim Semarang.
G. Landasan Teori
Allah SWT melarang umat manusia melakukan pertukaran harta antar
sesama dengan cara yang bathil, melainkan dengan cara yang telah diatur oleh
syariat sebgaimana tertera dalam Al Qur’an :
ٍّﻴٰا َﻴُهَاﺍلﺬِﻴْﻦَ ﺍٰﻤَنُوﺍ ﻻََﺘﺄكُلُْوﺍ ﺍَﻤْﻮَﺍلَكُمْ ﺒَﻴْنَكُمْ ﺒِا لْﺒَاﻄِلِ ﺍِﻻﱠ ﺃﻦْ ﺘَكُﻮﻦَ ﺘِﺠَارَﺓً عَﻦْ ﺘَرَﺍﺾ
اﻦِﺑُكمْ َِرﺤْﻴﻤًا
َ ﺇﻦﺍﷲَ َك
َ ِ ۚﺴُكْم
َ لﻮﺍ ﺃَْﻧْﻔ
ْ ﻤِﻧْكمْ ۚ ﻮَﻻَْﺘَُﻘُﺘ
َ ﺃَيُّ َها ﺍلﱠﺬِيﻦَ آ َمنُﻮﺍ ِﺇذَﺍ تَدَﺍيَ ْنﺘ ُ ْم ِﺑدَي ٍّْﻦ ِﺇلَى ﺃَ َج ٍّل ُم
ﺴ ًّﻤى فَا ْكﺘُﺒُﻮ ه
يَا
9
Al-Quran dan Terjemahannya,Surabaya,Departemen Agama RI,Jaya Sakti,1997.h.84.
10
Ibid.h.48
11
Ibid.h.49
11
12
HR.Bukhari,Shahih Al Bukhari,Beirut : Dar al Fikr,1955,jilid 2,h.36
13
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah Hukum Perdata Islam,Yogyakarta:UII
Press, 2000, h. 16.
14
Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah yang Praktis, (Jakarta: Kencana, 2006), Ed.1, cet.1. h. 128-137.
12
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan, yaitu suatu
penelitian yang meneliti objek di lapangan untuk mendapatkan data
dan gambaran yang jelas dan kongkrit tentang hal – hal yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.17
2. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
a. Pengamatan (Observasi)
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki.18
15
Muhammad Syafi’I Antonio,Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek,Jakarta:Gema Insani
2001
16
www.mui.or.id.Akses 4 Februari 2014.22.30 WIB
17
Sumadi Suryabrata,Metodologi Penelitian,Jakarta:Rajawali Pers (cet.VII) 1992,h.18
18
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi,Metodologi Penelitian,Jakarta:PT Bumi Aksara : 2009
h.70
13
b. Wawancara (Interview)
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan responden/orang yang diwawancarai dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.19
c. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menelusuri data historis.
3. Analisis Data.
Untuk menganalisa data, peneliti menggunakan metode
deskriptif analitis dan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif termasuk penelitian historis dan penelitian deskriptif, adalah
penelitian yang tidak menggunakan model matematik, statistik atau
komputer. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan
19
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial,Surabaya : Airlangga University Press :
2001.h.142
14
20
Saifudin Azwar,Metodologi Penelitian,Yogyakarta:pustaka pelajar offset:1998.h.128
15