Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari laporan perhitungan beban listrik kapal ini
adalah :
1. Mengelompokkan peralatan listrik sesuai dengan jenis kapalnya.
2. Merancang jumlah daya listrik yang dibutuhkan di kapal secara efektif dan efisien.
3. Menentukan load factor peralatan listrik pada kapal.
4. Menentukan jumlah dan tipe generator yang digunakan pada kapal sesuai dengan kebutuhan
daya listrik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana menghitung electric balance pada kapal FB PRATIWI?
2. Bagaimana pengelompokan peralatan listrik pada FB PRATIWI?
3. Bagaimana menentukan diversity factor dan load factor peralatan listrik pada kapal FB
PRATIWI?

1.3 BATASAN MASALAH


1. Menghitung electric balance kapal FB PRATIWI.
2. Pembagian dan pengelompokan peralatan listrik pada FB PRATIWI.
3. Penentuan diversity factor dan load factor peralatan listrik pada kapal FB PRATIWI.

1
BAB II
TEORI DASAR

2.1 DASAR KELISTRIKAN KAPAL

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan ketika merencanakan sistem
kelistrikan kapal. Hal yang pertama sekali harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan
mengelompokkan peralatan listrik sesuai kebutuhan kapal tersebut.

Dalam merencanakan sistem kelistrikan perlu diperhatikan kapasitas dari generator dan
peralatan listrik lainnya, besarnya kebutuhan maksimum dan minimum dari peralatannya.
Kebutuhan maksimum merupakan kebutuhan daya rerata terbesar yang terjadi pada interval
waktu yang singkat selama periode kerja dari peralatan tersebut, dan sebaliknya. Kebutuhan
rerata merupakan daya rerata pada periode kerja yang dapat ditentukan dengan membagi energi
yang dipakai dengan jumlah jam periode tersebut. Untuk kebutuhan maksimum digunakan
sebagai accuan dalam menentukan kapasitas generator. Dan untuk kebutuhan minimum
digunakan sebagai accuan untuk menentukan konfigurasi dari electric plan yang sesuai serta
untuk menentukan kapan generator dioperasikan.

Daya cadangan harus dimasukkan perhitungan untuk menutup kebutuhan daya pada puncak
beben yang terjadi pada periode yang singkat, misalnya bila digunakan untuk mengasut motor –
motor besar. Jika dilihat secara regulasi BKI mensyaratkan untuk daya keluar dari generator
sekurang-kurangnya diperlukan untuk pelayanan dilaut harus 15% lebih tinggi daripada
kebutuhan daya yang ditetapkan dalam balans daya. Selain itu juga harus diperhatikan faktor
pertumbuhan beban untuk masa akan datang.
.

2
2.2 LOAD FACTOR DAN DIVERSITY FACTOR

1. Load Factor (Beban Kerja)


Load faktor peralatan didefinisikan sebagai perbandingan antara waktu pemakaian peralatan
pada suatu kondisi dengan total waktu untuk suatu kondisi dan nilai load faktor dinyatakan
dalam persentase.
Untuk peralatan yang jarang dipergunakan diatas kapal dianggap mempunyai beban nol.
Begitu juga untuk peralatan yang bisa dikatakan hampir tidak pernah dipergunakan nilai load
faktornya juga dianggap nol seperti, fire pump, anchor windlass, capstan dan boat winches.
(1)
Load factor peralatan listrik pada kapal FB PRATIWI dapat ditentukan berdasarkan dengan
kondisi pelayaran dan aktivtas operasional pada kapal ini sehingga kondisi pelayaran dapat
dibagi menjadi 6 bagian :

i. Persiapan berlayar
Kondisi ini adalah kondisi pada saat motor induk start sehingga tali tambat dilepaskan
dan kapal meninggalkan pelabuhan.
ii. Berlayar ke Fishing Ground
Kondisi ini adalah kondisi ketika kapal mulai berlayar sampai kapal mempersiapkan
untuk mendekati area fishing ground.
iii. Penangkapan
Kondisi ini adalah kondisi ketika pancing mulai dioperasikan sampai siap berlayar
kembali ke pelabuhan tempat bongkar muat.
iv. Berlayar kembali
Kondisi ini adalah kondisi yang dimulai dari kapal melaju dengan kecepatan dinasnya
setelah lego jaring sampai kapal tiba di pelabuhan yang akan menjadi tempat bongkar
muat.
v. Bongkar muat
Kondisi ini adalah kondisi dimulai dari membuka pintu palka samapi seluuruh muatan
didalam palka dipindahkan.
vi. Emergency
Kondisi ini adalah kondisi ketika kapal mengalami kondisi darurat seperti kebakaran.

3
2. Diversity Factor ( Faktor Kesamarataan)

Peralatan listrik diatas kapal memiliki karakter pembebanan yang spesifik dimana peralatan
bekerja tidak pada waktu pemakaian yang teratur dan secara bersamaan. Adapun jenis
pembebanan dalam operasional peralatan listrik diatas kapal dibagi menjadi.

i. Continous Load / CL ( Beban Kontinyu )

Ini merupakan peralatan yang dalam operasionalnya bekerja secara terus menerus pada
kondisi pelayaran normal seperti, lampu-lampu navigasi, pompa uantu CPP, dll. Contoh :
Sebuah kapal berlayar selama 10 Jam , dan memiliki lampu navigasi yang load faktornya
bernilai 0,8 CL . Ini berarti lampu navigasi tersebut selalu menyala selama 8 Jam pelayaran
tanpa berhenti . dan 2 jam mati tanpa berhenti .

ii. Intermitten Load / IL ( Beban Terputus-putus)

Peralatan yang dalam operasionalnya tidak bekerja secara kontinyu dalam pelayaran
normal, melainkan berkerja secara periodik. Misalnya, pompa transfer bahan bakar, pompa
air tawar, dll. Contoh : Sebuah kapal berlayar selama 10 Jam , dan memiliki pompa air
tawar yang load faktornya bernilai 0,3 IL . Ini berarti pompa air tawar tersebut di
nyalakan selama 3 Jam terputus (nyala selama 1 Jam kemudian mati selama 2 Jam ,
kemudian nyala kembali selama 1 Jam kemudian mati kembali selama 2 Jam , dan
dinyalakan kembali selama 1 Jam dan akhirnya mati kembali selama 3 Jam)

Faktor kesamarataan ini didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah dari kebutuhan
daya intermitten yang beroperasi selama periode waktu tertentu dengan jumlah dari total
kebutuhan daya listrik. Dalam BKI Vol IV, Bab I,D.1.c, ditetapkan faktor kesamarataan
dengan mempertimbangkan beban tertinggi yang diharapkan terjadi pada waktu yang
sama. Jika penentuan tepat tidaklah mungkin, faktor kesamaan waktunya digunakan tidak
boleh lebih kecil dari 0.5. (3)

4
2.3 PERATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

Untuk menentukan kapasitas generator di kapal dipergunakan suatu tabel balans daya yang
mana seluruh peralatan listrik yang ada kapasitanya atau dayanya tertera dalam tabel
tersebut .

Sehingga dengan tabel balans daya tersebut dapat diketahui daya listrik yang diperlukan
untuk masing – masing kondisi operasional kapal. Dalam penentuan electric balans BKI
Vol. IV (Bab I, D.I) mengisyaratkan bahwa :

a. Seluruh perlengkapan pemakaian daya yang secara tetap diperlukan untuk


memelihara pelayanan normal harus diperhitungkan dengan daya kerja penuh.

b. Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus dinyatakan. Dalam hal
perlengkapan pemakaian daya nyata yang hanya bekerja bila suatu perlengkapan
serupa rusak, kebutuhan dayanya tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan.

c. Daya masuk total harus ditentukan, dari seluruh pemakaian daya yang hanya untuk
sementara dimasukkan, dikalikan dengan suatu faktor kesamaan waktu bersama
(common simultancity factor) dan ditambahkan kepada daya masuk total dari
seluruh perlengkapan pemakaian daya yang terhubung tetap.

d. Daya masuk total sebagaimana telah ditentukan sesuai a. dan c. Maupun daya yang
diperlukan untuk instalasi pendingin yang mungkin ada, harus dipakai sebagai dasar
dalam pemberian ukuran instalasi generator. (2)

5
2.4 PERHITUNGAN KAPASITAS

Dalam perhitungan kapasitas selain load faktor dan faktor diversity ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :
i. Kondisi pelayaran kapal,
Kondisi kapal umumnya terdiri dari sandar atau berlabuh, manuver, berlayar, bongkar
muat dan emergency. Berbagai kondisi ini sangat tergantung dari type kapal.
ii. Data peralatan.
Data ini dipergunakan untuk mengetahui jumlah daya atau beban yang diperlukan dan
jumlah unit yang tersedia diatas kapal. Data peralatan ini berdasarkan perhitungan dan
telah diverifikasi dengan data yang ada dipasaran.
iii. Penggolongan Peralatan
Peralatan digolongkan berdasarkan :
a. Kondisi pelayaran kapal
b. Letak dan fungsi (Hull part, Machinery Part dan Electrical part).
c. Tipe beban (Continuos Load atau Intermitten Load )
Kemudian semua data peralatan dengan memperhatikan beberapa hal diatas dimasukkan
kedalam tabel balans daya.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PERHITUNGAN ELECTRIC BALANCE

a. Pengelompokan Peralatan Listrik


Data peralatan kapal ikan FB PRATIWI dibedakan berdasarkan fungsi masing masing peralatan
dan terbagi atas :
i. Machinery Part yaitu peralatan berupa mesin mesin listrik yang menunjang sistem
permesian kapal.
ii. Hull Part yaitu peralatan yang terdapat pada geladak lambung kapal.
iii. Electrical part merupakan seluruh peralatan yang berupa penerangan , peralatan
komunikasi, navigasi dan sistem tanda bahaya.

b. Menentukan Load Factor


Load factor peralatan listrik pada kapal FB PRATIWI dapat ditentukan berdasarkan dengan
kondisi pelayaran dan aktivtas operasional pada kapal ini sehingga kondisi pelayaran dapat
dibagi menjadi 6 bagian :
i. Persiapan berlayar
Kondisi ini adalah kondisi pada saat motor induk start sehingga tali tambat dilepaskan
dan kapal meninggalkan pelabuhan.
ii. Berlayar ke Fishing Ground
Kondisi ini adalah kondisi ketika kapal mulai berlayar sampai kapal mempersiapkan
untuk mendekati area fishing ground.
iii. Penangkapan
Kondisi ini adalah kondisi ketika pancing mulai dioperasikan sampai siap berlayar
kembali ke pelabuhan tempat bongkar muat.
iv. Berlayar kembali
Kondisi ini adalah kondisi yang dimulai dari kapal melaju dengan kecepatan dinasnya
setelah lego jaring sampai kapal tiba di pelabuhan yang akan menjadi tempat bongkar
muat.
v. Bongkar muat
Kondisi ini adalah kondisi dimulai dari membuka pintu palka samapi seluuruh muatan
didalam palka dipindahkan.

7
vi. Emergency
Kondisi ini adalah kondisi ketika kapal mengalami kondisi darurat seperti kebakaran

DATA PERALATAN LISTRIK KAPAL FB PRATIWI

Jumlah Unit AKtif Daya ( kW)


1.MACHINERY PART
a. Engine Service
Pompa Tranfer L/O 1 1 2,5
Pompa Tranfer F/O 2 2 2,5
Pompa Pendingin ME 2 2 2,5
Motor Kompresor 1 1 3,5
Blower (isap) 1 1 1,8
Blower (tekan) 1 1 1,8
b. General Service
Pompa Ballast 1 1 2,0
Pompa Air Tawar 1 1 2,0
Pompa Air Laut 1 3 2,0
Pompa OWS 1 1 2,0
Pompa Limbah (Sewage) 1 1 2,0
Pompa Bilga 2 2 2,0
Pompa Pemadam Api 2 2 2,0
2.HULL PART 0 0 0,0
a. Refrigerating
&ventilation 0 0 0,0
AC Split Anjungan 2 2 0,8
AC Split Mess Room 5 5 0,8
AC Split ABK 3 3 0,8
Oven Listrik 2 2 1,2
Blender 1 1 0,8
Blower Dapur 2 2 1,0
Kulkas Dapur 2 2 1,4
Rice Cooker 1 1 0,6
Kompor 1 1 0,8
Refrigrant ( Freezer ) 1 1 55,2
b. Deck Machinery 0,8
Line Hauler (Alat
Pancing) 2 2 48,0
Fish Hold 4 4 20,0
Steering Gear 1 1 35,0
Capstan 2 2 15,0
Windlass 2 2 10,0
Hoist / Derek 1 1 4,0
3. ELECTRICAL PART
a. Lighting
Main Deck 1 1 2,5

8
Poop Deck 1 1 2,5
TV / Video 3 3 1,5
Fish Hold 4 4 1,5
Navigasi 1 1 1,8
Kamar Mesin 1 1 2,5
Kamar Mandi 1 1 0,8
Buritan 1 1 1,8
Horn 1 1 0,8
b. Nautical, comm &
safety 1 1 1,8
Radar 1 1 1,8
Fish Finder 1 1 1,2
Echo Sounder 1 1 1,2
VFS / GPS 1 1 1,7
Auto Pilot 1 1 2,8
Detektor Api & Asap 6 6 1,8

Tabel 3.1 Data Peralatan Listrik FB PRATIWI

Berdasarkan perkiraan selama perencanaan dapat dihitung besarnya nilai faktor beban (load
factor) oprasional pada kapal yaitu dengan cara membandingkan total waktu pengoprasian
peralatan tersebut pada suatu kondisi dengan total waktu dari kondisi pelayaran (1)

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑝𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛


Load factor = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛

9
10
11
12
TOTAL KEBUTUHAN DAYA PADA KAPAL FB PRATIWI BERDASARKAN LOAD FACTOR
DAN DIVERSITY FACTOR

Tabel 3.3 Total Kebutuhan Daya Kapal FB PRATIWI Berdasarkan Load Factor dan Diversity
Factor

3.2 PENENTUAN GENERATOR

Sewaktu kapal bersiap untuk berlayar menuju ke fishing ground daya listrik bertambah
secara bertahap dan mencapai beban daya listrik maksimal pada saat proses penangkapan ikan. Line
Hauler yang digunakan untk menangkap ikan pada kapal ikan jenis Long Liner ini memiliki
kebutuhan listrik yang sangat besar dan sewaktu memulai penangkapan ikan itu sendiri ruangan
refrigrant mulai didinginkan agar setelah proses penangkapan ikan, ikan langsung dapat
dimasukkan ke dalam ruang refrigrant untuk menjaga kesegaran dan kualitas ikan. Pada kondisi
inilah kapal ikan mencapai beban maksimal dan kondisi ini di jadikan pedoman untuk pemilihan
generator set pada kapal ikan. Maka, generator set yang dipilih adalah :

Merk : YANMAR
Type : 6EY18ALW
Spesifikasi : 750 kWe = 559 kW

559 kW diperhitungkan cukup untuk mensuplai listrik kapal pada saat beban maksimal yaitu pada
saat kapal pada kondisi penangkapan ikan sebesar 474,04 Kw karena hampir keseluruhan peralatan
elektronik diatas kapal dam posisi hidup dan telah ditambah 10 % sebagai persyaratan klass yaitu
pada saat kapal melakukan aktifitas penangkapan ikan.

13
Gambar 3.1 Generator

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Seorang Naval Architect seharusnya dapat merencanakan dan menentukan
perhitungan load factor secara tepat karena listrik pada kapal sangatlah berbeda dengan
listrik yang ada di daratan, sebuah generator dikapal merupakan satu-satunya sumber
pembangkit daya listrik yang ada. Ketika kapal berlayar, maka kapal akan terisolasi dari
sumber pembangkit listrik diluar, sehingga penentuan sistem pembangkit daya listrik yang
handal akan menjamin kontinuinitas oprasional kapal tersebut.
Sewaktu kapal bersiap untuk berlayar menuju ke fishing ground daya listrik
bertambah secara bertahap dan mencapai beban daya listrik maksimal pada saat proses
penangkapan ikan. Line Hauler yang digunakan untk menangkap ikan pada kapal ikan jenis
Long Liner ini memiliki kebutuhan listrik yang sangat besar dan sewaktu memulai
penangkapan ikan itu sendiri ruangan refrigrant mulai didinginkan agar setelah proses
penangkapan ikan, ikan langsung dapat dimasukkan ke dalam ruang refrigrant untuk
menjaga kesegaran dan kualitas ikan. Pada kondisi inilah kapal ikan mencapai beban
maksimal dan kondisi ini di jadikan pedoman untuk pemilihan generator set pada kapal ikan.
Maka, generator set yang dipilih adalah :

Merk : YANMAR
Type : 6EY18ALW
Spesifikasi : 750 kWe = 559 kW

4.2 SARAN

Dengan selesainya laporan ini, semoga mampu menambah wawasan dari pembaca
khususnya agar mampu lebih dalam memahami tentang perhitungan load generator pada
kapal ikan. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
laporan di kemudian hari

15
DAFTAR PUSTAKA

(1) Aryani,Zulfaidah. 2012. Buku Ajar Teknik Kelistrikan.Universitas Diponegoro. Seamarang.

(2) Biro Klasifikasi Indonesia Volume IV Rules for electrical installations.

(3) Rizal, M.S. 2002. Dasar Kelistrikan. Titian Ilmu. Bandung

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai