Anda di halaman 1dari 10

Kemampuan Mesin Alat Berat

II.1. Faktor-faktor Penentu


Di dalam memilih alat yang cocok dengan medan kerja, perlu dipertimbangkan adanya
beberapa factor penentu yang dapat mempengaruhi kemampuan tenaga mesin dari
alat tersebut.

Faktor-faktor penentu itu adalah:


a) Tahan gelinding (rolling resistance)
b) Landai permukaan [menimbulkan grade resistance (naik)/assistance (turun)]
c) Tenaga tarik (drawbar pull =DBP),
d) Tenaga roda (rimpull)
e) Ketinggian lokasi kerja
f) Koefisien traksi
g) Kemampuan mendaki tanjakan (grade ability)

II.1.1. Tahan gelinding (rolling resistance = RR)

RR = P/B (kg/ton; lbs/ton)

B
P = tenaga tarik sampai kendaraan mulai bergerak (kg; lbs)
B = berat total kendaraan + muatan (ton) = GVW (gross vehicle weight)

Tahanan semacam ini dijumpai pada gerakan-gerakan roda kendaraan diatas


permukaan tanah. RR ini dipengaruhi oleh:

a) Tire flexing, pengaruh kelenturan ban terhadap permkaan tanah (tekanan angin).
Ini berlaku untuk kendaraan beroda karet.
b) Internal friction, pengaruh gesekan antara ban dan permukaan tanah. Hal ini
tergantung dari keadaan permukaan tanah (keras, lembek, atau licin) dan berlaku
untuk kendaraan beroda ban karet dan beroda rantai.
c) Tire penetration, pengaruh tekanan ban terhadap permukaan tanah (ukuran ban,

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
tekanan angin dan bentuk kembangan) dan berlaku untuk kendaraan beroda ban
karet.
d) GVW = gross vehicle weight (berat total kendaraan + mauatan diatas roda gerak),
berlaku untuk ban karet dan roda rantai.

Harga RR tersebut secara eksak teoritis sangat sukar menentukannya. Harga-harga


praktis bisa diperoleh dari percobaan-percobaan. Ada standar harga dari suatu pabrik
alat yang menyebutkan bahwa untuk:

Internal friction -- RR = 2% ~ 40lbs, atau 1% ~ 20lbs.


Tire penetration - RR = 30 lbs/ton tiap in masuknya roda dalam tanah.

Sebagai ancer-ancer, harga Rolling Resistance Factor (RRF), dapat dipakai table
berikut ini.

Table 4. Rolling resistance factor (RRf) dalam lbs/ton


Jenis permukaan Ban rantai
Ban baja (plain Ban karet
tanah (crawler)
bearings) High pressure Low pressure
*daerah becek
Beton halus 30 55 35 45
Aspal 50-70 60-70 40-65 50-65
Tanah padat 60-100 60-80 40-70 50-70
dipelihara
Tanah tak 100-150 80-110 100-140 70-100
terpelihara
Tanah becek 250-300 140-180 180-220 150-200
Pasir 280-320 160-200 260-400 220-260
lepas/kerikil
Tanah sangat 350-400 200-240 300-400 280-340
becek
Note: Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa untuk keadaan jalan yang rusak/tak
terpelihara, kendaraan yang sesuai adalah yang beroda ban karet “low pressure”

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
II.1.2. Landai permukaan
Penambahan/pengurangan tenaga traksi yang dibutuhkan untuk memelihara gerakan
berbanding lurus dengan % naik/turun landai permukaan jalan.

Grade resistance (GR) = GVW x %grade x 20lbs/ton

Contoh:
Kendaraan dengan berat total = 2000 kg, bekerja pada jalan dengan landai 5% (naik).
Maka tambahan tenaga traksi yang dibutuhkan untuk mengimbangi,
GR = 5% x 2000kg = 100 kg
Sebalikanya, bila jalan menurun maka terjadi pengurangan tenaga traksi sebesar 100
kg.

Selain itu grade resistance juga tergantung pada jenis roda kendaraan apakah wheel
type atau track type.

II.1.3. Tenaga tarik (drawbar pull =DBP)


Tenaga yang tersedia pada suatu traktor beroda rantai (crawler tractor), yang dapat
diperhitungkan untuk menarik muatan. Tenaga tersebut pada kait (hook) dibelakang
traktor.

DBP dinyatakan dalam kg atau lbs. seluruh tenaga mesin dikurangi untuk mengatasi
geseran-geseran mekanis traktor, tenaga yang diperlukan untuk mengerakkan traktor
dan lain-lain pengaruh yang mengurangi daya guna mesin, maka sisanya baru
diperhitungkan sebagai DBP. Karena merupakan tenaga mesin, maka DBP dapat pula
dinyatakan dalam horse power (HP)

DBP tersebut tergantung dari kecepatan gerak kendaraan, dan untuk masing-masing
“gear” dinyatakan masing-masing DBP untuk kecepatan maksimum.

II.1.4. Tenaga roda (rimpull)


Tenaga mesin yang dapat disediakan untuk mengerakan roda-roda gerak suatu
kendaraan beroda ban karet. Tenaga roda ini dinyatakan dalam lbs.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Apabila tidak ada data dari pabrik, Maka tenaga roda dapat dihitung dengan memakai
rumus berikut ini.

Rimpull = (lbs); Efficiency = 80 - 85%

Contoh 1:

Traktor 160 HP, berjalan pada gear 1 dengan kecepatan gerak = 3,60mph

Rimpull =

Tenaga roda ini hanya dapat dicapai apabila tersedia cukup geseran antara roda
dengan permukaan tanah.

Contoh 2:
Traktor diatas bergerak pada gear 4 dengan kecepatan 22,4 mph dan menarik muatan
total (berat traktor + muatan) 16 ton, melalui jalan tanjakan dengan landai 5%, maka:

Rimpull maks. =

Untuk mengatasi RR = 50 lbs/ton, diperlukan tambahan tenaga = 50 x 16 = 800 lbs


Untuk mengatasi tanjakan, diperlukan tambahan tenaga sebesar = 5% x 16 = 0,80 ton
= 0,80 x 2000 = 1600 lbs
Jadi rimpull minimum yang diperlukan untuk memelihara gerakan = 800 + 1600 =
2400 lbs > 2143 lbs. ini berarti harus pindah gear yang lebih rendah berikutnya.

Note: apabila RR kendaraan yang ditarik berbeda dengan RR traktor, maka harus
diadakan perhitungan sendiri-sendiri.

II.I.5. Ketinggian lokasi kerja


Diperhitungkan terhadap elevasi muka air laut. Mesin-mesin alat berat umumnya dari
jenis “internal combustion engines” yang bekerja berdasarkan campuran oxygen dan
bahan bakar (fuel) sehingga timbul tenaga laten yang disebut tenaga mekanis. Untuk

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
memperoleh tenaga yang maksimum dari suatu pembakaran, harus dipenuhi syarat
perbandingan yang tepat antara fuel dan oxygen.
Bila kepadatan udara berkurang karena ketinggian lokasi, maka otomatis jumlah
udara persatuan volume juga akan berkurang sehingga untuk memperoleh
pembakaran yang sempurna harus dikurangi jumlah bahan bakarnya, dan juga agar
tidak terjadi pemborosan atas bahan bakar yang tak terbakar dalam silinder mesin.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berkurangnya tenaga mesin akibat


ketinggian lokasi kerja adalah sebanding dengan berkurangnya kepadatan udara. Jadi
secara praktis boleh dianggap bahwa berkurangnya tenaga mesin berbanding lurus
dengan bertambahnya ketinggian lokasi kerja terhadap elevasi permukaan air laut.

Tenaga mesin (HP) berkurang 3% untuk setiap 1000’ kenaikan diatas 3000’ pertama
dari atas muka air laut.

Contoh:
Mesin 100 HP, 4 cycles bekerja pada ketinggian 7000’

Kehilangan tenaga =

Jadi untuk bekerja hanya diperhitungkan = 100 - 6 = 94 HP

Catatan:
Untuk mesin 2 cycles, mengingat konstruksinya, kehilangan tenaga hanya
diperhitungkan 1% saja.

II.I.6. Koefisien traksi


Tenaga mesin (HP) kendaraan, hanya dapat dijadikan traksi yang maksimal bila cukup
adanya geseran antara permukaan roda dengan permukaan tanah. Bilamana geseran
itu kurang, maka dapat terjadi “slip”.

Koefisien traksi adalah suatu faktor yang harus dikalikan dengan jumlah berat
kendaraan pada roda geraknya (atau keseluruhan berat bila kendaraan crawler),
untuk mendapatkan tenaga traksi yang maksimal sebelum terjadi slip antara roda
dengan permukaan tanah.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Contoh 1:
Kendaraan, berat 3000 kg, terjadi slip pada saat diberikan tenaga traksi sebesar 2400
kg. Maka koefisien traksi =
Contoh 2:
Traktor roda ban karet, berat diatas roda gerak sebesar 8000 kg. menurut spesifikasi
pabrik, rimpull maksimal pada suatu roda gerak 3000 kg. Traktor dijalankan pada gear
terendah. Bilamana traktor dijalankan diatas tanah berpasir dan dengan koefisien
traksi 0,30 maka rimpull maksimal sebelum slip = 0,30 x 0,50 x 8000 (satu roda) = 1200
kg.
Jadi dengan tidak melihat kekuatan mesin, maka traksi yang dapat dimanfaatkan tak
mungkin > 1200 kg, karena dapat terjadi slip.

Bila traktor dijalankan diatas jalan beraspal dengan koefisien traksi = 0,90 maka
rimpull maksimal yang terjadi = 0,9 x 0,50 x 8000 = 3600 kg > rimpul maksimal
spesifikasi pabrik, sehingga terjadi slip.

Bila tidak terjadi slip, bila dilimpahkan tenaga mesin yang maksimal kepada roda
gerak, yang hanya mencapai sebesar 3000 kg tersebut.

Table 5. koefisien traksi


Jenis permukaan tanah wheel crawler
Beton 0,80-1,00 0,45
Tanah liat kering 0,50-0,70 0,90
Tanah liat basah 0,40-0,50 0,70
Pasir/kerikil 0,20-0,40 0,30

II.I.7 Kemampuan mendaki tanjakan (grade ability)


Menunjukan landai maksimum yang dapat ditempuh oleh sebuah kendaraan/traktor,
dan dinyatakan dalam % landai.

Gerak maju traktor sebagai alat penatik (prime mover) dibatasi oleh:
a) Daya tarik (DBP/ Rimpull) yang disediakan mesin,
b) RR oleh permukaan jalan/tanah
c) Berat total (traktor+muatan)

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
d) Landai permukaan yang dijalani
Contoh:
Crawler tractor menarik scraper dengan ketentuan sebagai berikut:
- Tractor, berat 20 ton; 180 HP; scraper dimuati penuh dengan berat 36 ton
- DBP pada gear 3 = 9200 kg
- RR tractor = 80 kg/ton; RR scraper = 100 kg/ton
- RR yang sudah diperhitungkan pabrik = 50 kg/ton
- Efisiensi mesin = 85%
- Untuk memudahkan perhitungan, tiap % landai  DBP = 10 kg/ton

Perhitungan:
RR traktor = 80 kg/ton
Sudah diperhitungkan pabrik = 50 kg/ton masih memerlukan RR = 30 kg/ton

Tenaga untuk mengatasi RR traktor = 20 x 30 = 600 kg


Tenaga untuk mengatasi RR scraper = 36 x 100 = 3600 kg+
Tenaga untuk mengatasi RR total = 4200 kg

Max. DBP yang diperhitungkan = 0,85 x 9200 = 7820 kg


Tenaga untuk mengatsi RR total = 4200 kg-
DBP yang tesedia untuk menanjak = 3620 kg

Jumlah berat (traktor+scraper)= 20 + 36 = 56 ton


Untuk (traktor+scraper) dibutuhkan= 10 x 56 = 560 kg tiap % landai

Maka kemampuan mendaki traktor dengan menarik scraper yang dimuati penuh
=

Untuk traktor beroda ban karet dapat dilakukan perhitungan serupa, hanya jangan
dilupakan koefisien traksi,, yang pada traktor jenis ini mempunyai pengaruh besar.
Dapat juga digunakan rumus untuk traktor beroda ban karet sebagai berikut:

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Dimana:
K = kemampuan mendaki traktor + muatan
T = rated engine torque; lbs.ft
G = total gear reduction pada gear yang dipilih
R = rolling radius dari roda gerak, diukur dari pusat roda hingga mika tanah; inch
W = berat total (kendaraan + muatan); ton (short)
N = rolling resistance; lbs/ton

Contoh:
T = 750 lbs.ft pada 2100 rpm
G = 41,0 pada gear 1
R = 30,0 in dalam keadaan dimuati
W = 140000 lbs
N = 50 lbs/ton

Maka kemampuan mendaki (grade ability):

Apabila hanya digunakan 85% torque, maka:


K = (0,85 x 7,40) – 2,50 = 3,80 %

II.2. kemampuan tenaga mesin


Dengan memperhatikan faktor-faktor penentu sebagaimana diuraikan diatas, maka
kemampuan tenaga mesin dapat dihitung dan meliputi:
a) Power required (tenaga yang dibutuhkan)
b) Power available (tenaga yang tersedia)
c) Power usable (tenaga yang dapat dimanfaatkan)

II.2.1. Power required


Power required (tenaga yang dibutuhkan) ini berkaitan dengan rolling resistance
(tahan gelinding) dan grade resistance/grade assistance (tahan akibat landai
permukaan)

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
a) Untuk tanjakan:
Power required = Rolling Resistance (RR) + Grade Resistance (GR)
b) Untuk turunan
Power required = Rolling Resistance (RR) – Grade Assistance (GA)
Apabila tidak ada ketentuan lain, maka tiap % grade dianggap identik sama dengan 20
lbs/ton, sehingga:
GR atau GA = GVW x %grade x 20 lbs/ton

II.2.2. Power available


Power available (tenaga yang tersedia) ini besarnya dinyatakan dalam:

HP Pound (pull/push) x Speed

Dan dipengaruhi pula oleh altitude (ketinggian) lokasi tempat alat bekerja.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, untuk mesin 4 cycles HP berkurang 3% tiap 1000’
diatas 3000’ pertama, sedangkan untuk masin 2 cycles HP hanya diperhitungkan
berkurang 1% saja.

II.2.3. Power Usable


Power Usable (tenaga yang dapat dimanfaatkan) ini dipengaruhi oleh besarnya
koefisien traksi dan berat kendaraan diatas roda geraknya, sehingga dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Tenaga Maksimum = Koefisien traksi x berat

Besarnya koefisien traksi dapat dilihat dari table 5.

Dengan memahami kemapuan tenaga mesin dan faktor-faktor penentunya, maka


dapat dimengerti bahwa apabila:
Power required = A
Power available = B sudah tentu B harus > A
Power Usable =C
Power Available = B sudah tentu C harus < B diharapkan C > A

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Jadi memang diharapkan agar power usable (tenaga yang dapat dimanfaatkan) harus
lebih besar dari power required (tenaga yang dibutuhkan). Kemudian agar power
usable dapat cukup untuk bekerja bagi alat, maka diusahakan besarnya RR dan GR/GA
harus yang sekecil mungkin. Ini berarti jalan kerja diusahakan relatif rata permukaan
dan datar.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes

Anda mungkin juga menyukai