PENDAHULUAN
Sepsis merupakan infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang
bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh seperti paru-paru, usus, saluran kemih atau
kulit yang menghasilkan toksin/racun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri. Sepsis dapat mengakibatkan komplikasi
yang serius mengenai ginjal, paru-paru, otak dan pendengaran bahkan kematian.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sepsis
2.1.1 Definisi Sepsis
Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa
berasal dari organ-organ dalam tubuh seperti paru-paru, usus, saluran kemih atau kulit
yang menghasilkan toksin/racun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri. Sepsis dapat mengakibatkan komplikasi
yang serius mengenai ginjal, paru-paru, otak dan pendengaran bahkan kematian.
Sepsis dapat mengenai orang dari usia berapapun, tetapi yang paling sering
pada bayi dibawah 3 bulan, sistem kekebalan tubuhnya belum cukup matang untuk
melawan infeksi yang berat, orang lanjut usia, orang dengan penyakit kronik, orang
dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti dengan infeksi HIV.
Sepsis timbul saat infeksi berat menyebabkan respon tubuh normal terhadap
infeksi menjadi berlebihan. Bakteri dan racun yang dihasilkan dapat mengakibatkan
perubahan suhu, frekuensi jantung dan tekanan darah dan dapat mengakibatkan
gangguan organ tubuh ( Maryunani, Anik, 2014 ).
Sepsis berat ditandai oleh adanya disfungsi multiorgan. Bila hipotensi tidak
memberikan respons terhadap resusitasi cairan yang adekuat maka pasien mengalami
syok septik. Diagnosis septikemia ditegakkan bila bakteremia berkaitan dengan SIRS
( Erlangga, 2008 )
2.1.2 Epidemiologi
Sepsis dan syok septik berat merupakan penyebab utama kematian di ICU dan
meliputi 2-11% dari semua kasus rawat inap rumah sakit atau ICU di AS dan Eropa.
2
Insidensi sepsis meningkat pada dekade terakhir karena adanya pertumbuhan dalam :
Sebagian besar kasus sepsis berat disebabkan oleh organisme berikut dengan
proporsi yang hampir sama:
3
2.1.5 Gambaran klinis
4
2.1.9 Prognosis
5
4) Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi bila bakteri masuk ke dalam tubuh
bayi dari ibu selama masa kehamilan, persalinan.
Infeksi umum terjadi bakteri dalam darah, dan sindrom klinis dengan ciri
penyakit sistemik simptomatik dan bakterimia, lebih sering ditemukan pada
BBLR dan lebih sering terjadi pada bayi yang lahir di RS di bandingkan dengan
di luar RS, serta BBL mendapatkan kekebalan/imunitas transplasenta terhadap
kuman yang berasal dari ibu, sesudah lahir bayi terpapar kuman dan bayi tidak
mempunyai imunitas, serta bayi beresiko mempunyai kesempatan 4 kali untuk
mendapatkan septicemia di banding BBL normal.
6
poliomyelitis, dan variola. Spirochaeta yaitu syphilis dan bakteri E.coli, listeria
dan monocytogenesis. Infeksi antenatal lebih sering terjadi, mikroorganisme
dapat masuk kedalam rongga amnion. Infeksi postnatal terjadi setelah bayi lahir
dan merupakan infeksi yang di dapat akibat pemakaian alat yang terkontaminasi
atau sebagai infeksi silang. Infeksi terjadi dengan cara pemberian susu formula
(pengolahan tidak hygienis, kontaminasi dari lingkungan), kemudian masuknya
mikroorganisme melalui umbilicus, pharynk, telinga, sistem pernapasan, slauran
kemih, gastrointestinal. Kontaminasi dengan bayi, individu atau lingkungan
seperti pemakaian alat suction dan pemasangan infus.
7
pernapasan, observasi bayi terhadap kejang yang menyertai sepsis, pastikan
evaluasi tes diagnostik tepat dan benar, fase akut, pengobatan dan komplikasi.
8
koagulan, aktivitas gen, regulasi reseptor, dan supresi sistem imun. Hal ini juga
terjadi pada IL-6 yang memediasi supresi miokard.
Fase awal, secara klinik syok berawal dari penurunan resistensi vaskuler
sistemik yang tidak sepenuhnya dikompensasi oleh peningkatan curah jantung.
Hipoperfusi menimbulkan asidosis laktat, penurunan ekstrasi oksigen jaringan,
dan disfungsi end-organ. Menurut Schrier dan Wang pada tahun 2004, gagal
ginjal sering terjadi, dan sepsis sendiri dapat menyebabkan gagal organ multipel.
9
pengatur lainnya, mengatur arteriolar smooth-muscle-cell tone dan pengambilan
oksigen kapiler. Endotelium juga penting dalam mengatur koagulasi dan fungsi
imun yang berdampak langsung dalam menentukan fungsi mikrosirkulasi.
10
tidak ditanggulangi akan berkembang menjadi systemic inflammatory response
syndrome (SIRS), sepsis, sepsis yang berat, dan syok septik.
a) Sepsis dengan tanda tanda disfungsi organ atau penurunan perfusi organ (
asidosis laktat, oliguri <30ml/jam atau 0,5 ml/gr berat badan/jam)
b) Hipotensi < 90 mmHg atau penurunan > 40 mmHg
c) Perubahan mental
2.3.5 Syok septik
Sepsis berat dan hipotensi yang persisten setelah pemberian cairan yang
adekuat, dan penyebab hipotensi yang lainnya disingkirkan. Sindrom disfungsi
organ multipel (MODS), adanya gangguan fungsi organ pada pasien dengan sakit
beat akut yang hemostasisnya tidak dapat dipertahankan tanpa intervensi.
Secara umum tanda dan gejala sepsis dan syok septik adalah :
11
1. Demam
2. Suhu tubuh tidak stabil, berkisar antara <36 - >38 C)
3. Takikardi ( denyut jantung > 110/menit)
4. Takipnu ( respirasi >28/menit)
5. Diaforesis
6. Kulit lembab
7. Mual dan muntah
8. Hipotensi sampai syok
9. Oliguri
10. Nyeri ( biasanya pada tempat infeksi)
11. Gangguan kesadaran
Hal ini dapat diperoleh dengan pendekatan yang terdiri dari intervensi awal
seperti hidrasi yang agresif , pengobatan antibiotik awal yang sesuai, pengawasan
hemodinamik sentral, keterlibatan multidisplin, bidang farmasi, spesialis penyakit
infeksi dan spesialis pelayanan intensif
12
Menurut Beller FK,dkk. Intervensi awal dalam manajemen syok sepsis
sebaiknya meliputi empat tujuan berikut :
Bila syok sepsis telah di diagnosis, maka kita perlu melakukan prosedur
penanganan. Infus harus dilakukan dengan cepat karena keterlambatan penggantian
cairan akan meningkatan morbiditas dan mortalitas. Titik akhir perfusi fisiologis
yakni central venous pressure (CPV) 8-12 mmHg dan mean arterial pressure (MAP)
>65 mmHg dengan output urin 25 ml/jam.
MANAJEMEN HEMODINAMIK
Infus sentral dan arteri
Pemberian vasoaktif bila MAP <65 mmHg
Inotropik bila SCVO2 < 70%
Resusitasi cairan (dapat diperlukan 6-10 L)
NaCl atau RL hangat
Infusan cepat (3 L dalam 20 menit )
Titik akhri perfusi fisiologis
CPV 8-12 mmHg
MAP > 65 mmHg
Urin output 25 mL/jam
Oksigen dan ventilasi mekanis
Sedasi, analgesi, blokade neuromuskular
Manajemen syok sepsis pada kehamilan, prioritas ditujukan kepada ibu, meskipun
janin dalam keadaan bahaya yang disebabkan efek dari syok sepsis. Meningkatnya kondisi
ibu, akan meningkatkan pula kondisi janin. Keadaan penting lainnya berkaitan dengan
13
perlunya induksi persalinan pada wanita hamil dengan sepsis berat/syok sepsis. Indikasi
induksi persalinan dapat ditemukan pada tabel berikut :
Tabel 2. Goal terapi pada manajemen dari sepsis berat dan syok septik
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepsis merupakan ancaman berat bagi ibu dan bayi karena bisa meningkatkan
mortalitas dan morbiditas terhadap keduanya. Sepsis terjadi bila pasien yang
mengalami infeksi memperlihatkan manifestasi sistemik tertentu dari respon inflamasi
seperti demam atau hiportemia, takikardia, dan leukositosis atau leukopenia (sindrom
respons inflamasi sistemik/systemic inflammatory response syndrome, SIRS).
Sepsis apabila berlanjut akan menjadi sepsis berat yang ditandai oleh adanya
disfungsi multiorgan. Bila hipotensi tidak memberikan respons terhadap resusitasi
cairan yang adekuat maka pasien mengalami syok septik. Oleh karena itu jika terjadi
syok septik maka manajemen syok sepsis pada kehamilan, prioritas ditujukan kepada
ibu, meskipun janin dalam keadaan bahaya yang disebabkan efek dari syok sepsis.
Meningkatnya kondisi ibu, akan meningkatkan pula kondisi janin.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah yang membahas tentang Sepsis ini dapat
bermanfaat bagi semuanya, dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta bisa
diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan
15
DAFTAR PUSTAKA
Krisnadi, SR, Anwar. AD, Alamsyah. M. (2012). Obstetri Emergensi. Jakarta : Sagung Seto
Maryunani, A dan Sari, EP. (2014). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Trans info media
16