Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROSES PEMBUATAN

PUPUK UREA

KELOMPOK 2

ERIC DAMARIS (180403154)

FAUZI RAMADHANA SURYA (180403155)

MUTIAH ZAHRO HARAHAP (180403158)

SYAFIQ ALHADI YUMAN (180403180)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

MEDAN

2018
PUPUK UREA

Amonia (NH3) adalah gas tidak berwarna berbau tajam dan sangat larut
dalam air terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Amonia adalah senyawa yang stabil
dan berfungsi sebagai bahan awal untuk produksi banyak senyawa nitrogen yang
penting secara komersial. Sedangkan pupuk adalah semua bahan yang
ditambahkan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia, dan
bilogis. Dan Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman
Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah harus subur yaitu memiliki sifat
fisis, kimia, dan biologis yang baik. Sifat fisis menyangkut kegemburan, porositas,
dan daya serap. Sifat kimia menyangkut pH serta ketersediaan unsur-unsur hara.
Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam tanah.
Seperti makhluk hidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi baik zat
organik maupun zat anorganik. Nutrisi organik diperoleh melalui proses
fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik semuanya diperoleh
melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-
zat terlarut berupa kation dan anion yang mampu masuk ke dalam pembuluh
xilem akar.
Saat ini pupuk urea merupakan kebutuhan pokok bagi para petani di
Indonesia, karena dalam senyawa pupuk urea terdapat unsur Nitrogen (N2) sekitar
46% yang merupakan makanan bagi tanaman seperti padi, palawija, dan sejenisnya.
Pupuk urea yang diproduksi dipabrik merupakan hasil reaksi antara Karbon
Dioksida (CO2) dengan Amonia (NH3), sedangkan kedua senyawa ini berasal dari
bahan baku gas alam, air, dan udara. Untuk pembuatan Amonia, salah satu proses
yang banyak digunakan di Indonesia adalah proses Kellog (KBR) sedangkan
Amonia yang dihasilkan tersebut direaksikan dengan CO2 menggunakan proses
Toyo (Total Recycle atau ACES). Pupuk urea sendiri berbentuk butiran halus warna
putih dan merah muda.

SEJARAH PRODUKSI PUPUK UREA

Hillaire Rouelle, itulah nama orang yang pertama kali menemukan pupuk
urea. Ahli kimia asal perancis ini menemukannya pada tahun 1773. Pupuk urea
yang dikenal dengan rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat secara
sintetis oleh Frederich Wohler pada tahun 1928 dengan mereaksikan garam
Cyanat dengan Ammonium Hydroxide. Penemuan Wohler ini merupakan
pembuktian pertama kali bahwa zat organik dapat diperoleh dari zat an-organik.

KELEBIHAN PUPUK UREA

 Pupuk urea mempunyai kandungan nitrogen sebanyak 46% dan itu paling
tinggi jika dibandingkan dengan pupuk yang lain seperti NPK atau ZA.
Nitrogen sangat penting bagi tumbuhan untuk pembentukan zat hijau daun.
 Biaya produksi pupuk urea sangat rendah karena karbondioksida yang
dibutuhkan untuk pembuatannya diperoleh dari bahan murah yaitu nafta
mentah. Ini berimbas pada harga jual pupuk yang relatif rendah juga. Untuk
Indonesia harga pupuk urea sekitar 4000-5000 rupiah per kilogram.
 Pupuk urea bukan merupakan bahan yang mudah terbakar sehingga aman
saat penyimpanan.
 Pupuk urea aman untuk semua jenis tanaman. Setelah kandungan pupuk
diasimilasi oleh tanaman yang tersisa hanyalah karbon dioksida yang tidak
membahayakan bagi tanah.
KEKURANGAN PUPUK UREA

 Salah satu karakteristik pupuk urea adalah sangat mudah larut dalam air.
Urea yang terlarut dalam air membentuk lapisan tipis yang dapat
mengurangi daya serap akar.
 Senyawa urea merupakan senyawa yang tidak stabil. Dalam suhu kamar ia
bisa terurai menjadi amonia dan karbondioksida. Amonia adalah senyawa
dengan bau yant tidak sedap dan merugikan.
 Jika pupuk urea mengandung kotoran (kontaminan) melebihi 2 persen tidak
akan bisa lagi digunakan sebagai pupuk dan bahkan pada tanaman tertentu
malah bisa bersifat racun.
 Penggunaan Pupuk Urea yang berlebih , akan mengancam kelangsungan
hidup mikroorganisme yang berada dalam tanah.

CARA PENGGUNAAN PUPUK UREA

Cara pemupukan dengan urea dapat dilakukan dengan beragam cara. Salah
satu yang paling mudah dan efektif adalah dengan fertigasi. Pupuk urea dilarutkan
dalam air dan disiramkan pada tanaman secara langsung maupun melalui saluran
irigasi. Kelebihan cara pemupukan ini ialah akurasi dan penyerapan kandungan
pupuk urea dapat lebih optimal dibandingkan dengan cara yang lain.

PROSES PEMBUATAN PUPUK UREA


Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang
dipasok dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan urea dibagi menjadi 6 unit yaitu:
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 didalam Urea Reactor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle Carbonat yang berasal dari bagian
Recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 Kg/cm2. Hasil Sintesa Urea
dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
Reaksinya : 2NH3 + Co2 < ===> NH2CooNH4

2. Purifikasi Unit

Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di Unit


Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan
dengan 2 langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/cm2 dan 22,2 Kg/cm2. Hasil
penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian Recovery, sedangkan larutan
urea dikirim ke bagian Kristaliser.
Reaksinya : NH2CooNH4 <===> 2NH3 + Co2

3. Kristaliser Unit

Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum,
kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP Absorber
dari Recovery.

4. Prilling Unit (Pembutiran)


Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8 %
berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan
didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan kebawah
sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran
(prill). Produk urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.

5. Recovery Unit

Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil
kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai
absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.

6. Proses Kondensat Treatment Unit

Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2
ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Stripper dan Hydroliser. Gas
CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover, sedangkan
air kondenatnya dikirim ke utilitas.
SIFAT KIMIA DARI UREA
 Bila bercampur air, dapat terhidrolisis menjadi amonium karbonat dan
terdekomposisi menjadi amoniak dan karbon dioksida.
 Urea larut dalam air, alkohol, dan benzena
 Daya racunnya rendah, tidak mudah terbakar, dan tidak meninggalkan
residu garam setelah dipakai untuk tanaman, tidak berbau.
SIFAT FISIKA DARI UREA
SIFAT NILAI
Titik didih 13,20°C
Titik Leleh 132,7°C
Spesifik Gravitasi 1,355
Indeks Bias 1,484
Bentuk Kristal Tetragonal
Panas Pembentukan pada 25°C -47,12 kkal/mol
Panas Fusi 60 kkal/mol
Panas pelarutan dalam air 60 kkal/gram
Panas Kristalisasi 58 kkal/gram
Densitas Curah 0,74 g/cm2
Panas Spesifik (50°c) 0,397
Kelarutan dalam air 20°C 51,6

LIMBAH PUPUK UREA

Meskipun (NH2)2CO dan NH-N tidak termasuk senyawa B3, limbah cair
pabrik pupuk urea dapat menimbulkan kerusakan ekosistem badan air yang sangat
serius. Sampai saat ini, pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan
dengan proses nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka.
Karena kadar COD limbah cair ini rendah, proses nitrifikasi-denitrifikasi
heterotrofik tersebut memerlukan banyak masukan sumber karbon, dalam hal ini
adalah metanol. Selain itu, kinerja proses tidak terkendali ketika terjadi fluktuasi
karakteristik limbah yang ekstrim. Teknologi yang diterapkan berbasis
pada penggabungan activated microalgae dan nitrifikasi-denitrifikasi autotrofik
untuk menguraikan limbah cair urea kadar tinggi dan ammonia kadar tinggi.
Microalgae merupakan mikroba autotrof yang mampu memanfaatkan (NH2)2CO
dan NH-N sebagai sumber nitrogen (sumber N) dan gas karbon dioksida (CO2)
sebagai sumber karbon.

Anda mungkin juga menyukai