Tugas Besar Pelabuhan
Tugas Besar Pelabuhan
BAB I
PENDAHULUAN
Bahkan dengan adanya tugas ini kiranya juga dapat menjadi referensi yang
benar dalam memajukan kegiatan pembangunan khususnya pelabuhan.
Perkembangan pelabuhan yang ada, memberikan arti dan makna yang besar
pada pembangunan di negara kita. Bahkan perekonomian masyarakat berjalan maju
dikarenakan aktivitas pendistribusian barang dalam jumlah yang cukup besar yang
disalurkan melalui pelabuhan. Selain itu, melalui pelabuhan kita dapat melakukan
perjalanan menuju kebeberapa tempat.
yang ada. Namun dalam pelabuhan sendiri, kesemua hal dapat berjalan dengan baik
jikalau perencanaan pelabuhan dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan
keperluan masyarakat bukan hanya pada saat tersebut namun juga mendasari
perencanaan untuk masa yang akan datang.
Dengan mengacu pada hal tersebut, maka kelompok kami mengkhususkan diri
membahas akan perencanaan bagi pelabuhan beserta dengan perlengkapan dalam
pelabuhan.
Untuk dapat membawa pengertian yang baik dalam memahami akan makalah
ini, maka kelompok kami menyajikan sistematika dalam makalah ini beserta dengan
penjelasan singkat akan isi dari bab-bab dalam makalah ini, yang susunannya
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan penulisan,
perumusan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai pembahasan sesuai dengan topik yang diangkat
yaitu perencanaan pelabuhan.
Dalam bab ini diuraikan mengenai pembahasan soal sesuai dengan soal yang diberi
Asisten
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan beserta dengan saran yang erat
kaitannya dengan pembahasan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi dari pelabuhan itu sendiri adalah tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi
(Soedjono, 2002).
Dalam bahasa Indonesia dijumpai dua istilah yang berkaitan dengan arti
pelabuhan yaitu Bandar dan Pelabuhan. Kedua istilah ini sering dipakai dalam
percakapan sehari-hari dan seringkali pengertiannya telah disamaratakan. Dalam
pengertian aslinya kedua istilah ini mempunyai arti yang berbeda.
Bila ditinjau dari segi pengusahaanya maka pelabuhan arti pelabuhan adalah :
2. Pelabuhan Khusus, ialah pelabuhan yang dikunjungi oleh kapal- kapal yang
bermuatan tertentu untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang-barang
tertentu atau khusus serta dikelola oleh instansi terkait, sebagai contoh : Pelabuhan
Teluk Kabung ( milik PERTAMINA )
3. Pelabuhan Laut, yaitu pelabuhan yang bebas untuk dimasuki oleh kapal-kapal
yang berbendera negara asing. Jadi kalau sebuah kapal asing hendak memasuki
pelabuhan laut, dia boleh langsung masuk tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu,
karena pelabuhan laut memang disediakan untuk perdagangan internasional.
Pelabuhan adalah :
" Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal serta kendaraan air lainnya
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang , bongkar muat barang dan hewan
serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi ".
Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah yang sama Bab 11 pasal 1 ayat (1)
disebutkan bahwa :
Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan
angin untuk berlabuhnya kapal-kapal. Bandar ini hanya merupakan daerah perairan
dengan bangunan-bangunan yang diperlukan untuk pembentukkannya, perlindungan
dan perawatan seperti pemecah gelombang, jetty dan sebagainya, dan hanya
merupakan tempat bersinggahnya kapal untuk berlindung, mengisi bahan baker,
reparasi dan sebagainya.
Melihat akan jenis-jenis kapal yang ada, tentunya juga pelabuhan laut mengalami
perubahan tipe untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal tersebut. Pelabuhan
dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada sudut tinjaunya seperti
dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam perdagangan nasional
dan internasional, segi kegunaannya dan letak geografisnya.
1. Pelabuhan Umum
2. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan ini hanya untuk tempat singgahan kapal/ perahu, tanpa fasilitas
bongkar muat, bea cukai dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan kecil
yang disubsidi pemerintah dan dikelola Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral
Perhubungan Laut.
1. Pelabuhan Laut
2. Pelabuhan Pantai
1. Pelabuhan Ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar,
karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di
Indonesia pengusahaan ikan masih relative sederhana yang dilakukan oleh nelayan-
nelayan dengan mengunakan perahu kecil.
2. Pelabuhan Minyak
3. Pelabuhan Barang
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau
setidaknya 80%.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat
barang.
4. Pelabuhan Penumpang
5. Pelabuhan Campuran
6. Pelabuhan Militer
1. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan
gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk. Di
daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Salah satu contoh dari pelabuhan alam
antara lain pelabuhan Palembang, Pontianak, Bitung.
Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai, Saat pasang tersebut air sungai
dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut.
2. Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah
gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan
oleh suatu celah untuk masuk keluarnya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi
dengan alat penambat. Bangunan ini dibuat dari pantai dan menjorok ke laut
sehingga gelombang yang menjalar ke pantai terhalang oleh bangunan tersebut.
Contoh pelabuhan buatan antara lain pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan
Tanjung Mas di Semarang.
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada
alur masuk. Pelabuhan Bengkulu memanfaatkan teluk terlindung oleh lidah pasir
untuk kolam pelabuhan. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya
dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya transpor
pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya
pendangkalan.
2.3.1. Angin
Angin adalah pergerakan udara yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke tempat bertekanan udara rendah. Gerakan udara ini disebabkan oleh
perubahan temperatur atmosfer. Contoh yang paling jelas adalah perubahan yang
disebabkan siang dan malam dimana daratan lebih cepat menerima dan melepaskan
panas daripada air (laut). Oleh karena itu, pada waktu siang hari daratan lebih panas
daripada laut.
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut
angin.Gerakan angin ini disebabkan oleh perubahan temperature atmosfer. Pada
waktu udara dipanasi, rapat massanya berkurang, yang berakibatkan naiknya udara
tersebut yang kemudian diganti oleh udara yang lebih dingin di sekitarnya.
Perubahan temperature di atmosfer disebabkan oleh perbedaan penyerapan panas
oleh tanah dan air, atau perbedaan panas di gunung dan lembah. Daratan lebih
cepat menerima panas dari pada air (laut) dan sebaliknya daratan juga lebih cepat
melepaskan panas. Udara di atas daratan akan naik dan diganti oleh udara dari laut,
sehingga terjadi angin laut.
Indonesia mengalami angin musim, yaitu angin yang berhembus secara mantap
dalam satu arah dalam satu periode dalam satu tahun. Pada periode yang lain arah
angin berlawanan dengan angin pada periode sebelumnya. Angin musim ini terjadi
karena adanya perbedaan musim dingin dan panas di Benua Asia dan Benua
Australia. Pada bulan Desember, Januari dan Februari, belahan bumi bagian utara
mengalami musim dingin sedangkan belahan bumi bagian selatan mengalami musim
panas.
Istilah Musim Barat dan Musim Timur banyak digunakan, meskipun seringkali
juga disebut dengan istilah lain sesuai dengan arah utama angin yang bertiup di
suatu daerah tertentu. Misalnya Musim Barat di sebelah utara garis khatulistiwa
sering pula disebut dengan Musim Timur Laut, di sekitar khatulistiwa disebut dengan
Musim Utara dan di sebelah selatan khatulistiwa dgn Musim Barat Laut. Sebaliknya
Musim Timur disebut juga Musim Barat Daya di utara khatulistiwa, Musim Selatan di
khatulistiwa dan Musim Tenggara di selatan khatulistiwa
Dengan pencatatan angin jam – jaman tersebut akan dapat diketahui angin
dengan kecepatan tertentu dan durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin,
dan dapat pula dihitung kecepatan angin rerata harian. Kecepatan maksimum dan
arah angin diukur terhadap arah utara (0°).
2.3.2. Gelombang
1). Definisi Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan,
menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai
gelombang.
2). Proses Pembentukan Gelombang
Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh gerakan angin belum
sepenuhnya dapat dimengerti, atau dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi
menurut perkiraan, gelombang terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-
menerus, di atas permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan
membentuk riak permukaan, yang bergerak kira-kira searah dengan hembusan
angin.
3). Tipe Gelombang
1. Gelombang Pembentuk Pantai
A. Gelombang Airy
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit
digambarkan secara sistematis karena ketidak-linieran, tiga dimensi dan mempunyai
bentuk yang random ( Suatu deret gelombang mempunyai periode dan tinggi
tertentu ). Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang
sederhana dan merupakan bentuk pendekatan gelombang alam. Ada beberapa teori
dengan berbagai derajat kekomplekan dan ketelitian untuk menggambarkan
gelombang di alam diantaranya adalah teori airy, Stokes, Gertsner, Mich, Knoidal,
dan tunggal. Masing – masing teori tersebut mempunyai batasan keberlakuan yang
berbeda – beda. Teori yang paling sederhana adalah teori gelombang linier yang
pertama kali ditemukan oleh Airy pada tahun 1845.
1. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan, sehingga rapat massa adalah
konstan.
6. Dasar laut adalah horizontal, tetap dan impermeable sehingga kecepatan vertical
di dasar adalah nol.
8. Gerak gelombang berbentuk silinder yang tegak lurus arah penjalaran gelombang
sehingga gelombang adalah dua dimensi.
d.Periode silangan gelombang, Tz (detik): waktu antara dua titik berurutan di mana
permukaan gelombang menyilang permukaan air tenang, baik pada saat permukaan
gelombang naik maupun turun.
menjelaskan karakteristik umum dan ‘time history’ gelombang biasa dipakai bentuk
harga rata-rata (mean) besaran-besaran gelombang sebagai berikut:
H1/3 tinggi gelombang signifikan : harga rata-rata dari 1/3 jumlah keseluruhan
pengukuran Ha (meter).
Dengan pengukuran yang dernikian akan didapatkan tiga macam besaran, yaitu:
Agar kedua macam analisa statistik di atas dapat memberikan hasil yang cukup
memadai, maka rekaman gelombang setidak-tidaknya harus memuat sekitar 100
pasang puncak dan lembah gelombang. Rekaman demikian umumnya diperoleh
dengan pengamatan yang dilakukan berkisar antara 20 s/d 30 menit.
HI0 = KI Kr H0
Dimana :
HI0 : tinggi gelombang laut dalam ekivalen
H0 : tinggi laut dalam
KI : koefisien difraksi
Kr : koefisien refraksi
C. Refraksi Gelombang
mempunyai pengruh yang cukup besar terhadap tinggi dan arah gelombang serta
distribusi energi gelombang di sepanjang pantai. Perubahan arah gelombang karena
refraksi tersebut menghasilkan konvergensi (penguncupan) atau divergensi
(penyebaran) energi gelombang dan mempengaruhi energi gelombang yang terjadi
di suatu tempat di daerah pantai.
Anggapan - anggapan yang digunakan dalam studi refraksi adalah sebagai berikut :
1. Energi gelombang antara 2 ortogonal adalah konstan
2. Arah penjalaran gelombang tegak lurus pada puncak gelombang, yaitu dalam arah
orthogonal.
3. Cepat rambat gelombang yang mempunyai periode tertentu di suatu tempat
hanya akan tergantung pada kedalaman di tempat tersebut
4. Perubahan topografi dasar adalah berangsur- angsur
5. Gelombang mempunyai puncak yang panjang, periode konstan, amplitudo kecil
dan monokromatik
6. Pengaruh arus, angin dan refleksi dari pantai dan perubahan topografi dasar laut
diabaikan.
Persamaan cepat rambat gelombang adalah :
gL 2d
C2 = tanh
2 L
Di laut dalam,
gL
Co2 =
2
C= gd
Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi cahaya yang terjadi karena
cahaya melintasi 2 media perantara berbeda. Sesuai dengan hukum snell untuk
refraksi gelombang digunakan rumus :
C 2
Sin 2 = C 1 Sin 1
Dimana :
1 = sudut antara puncak gelombang dengan kontur dasar dimana gelombang
melintas
2 = sudut yang sama yang diukur saat garis puncak gelombang melintasi kontur
dasar
berikutnya.
C1 = kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur pertama.
C2 = kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur kedua.
Apabila ditinjau gelombang di laut dalam dan di suatu titik yang di tinjau maka :
C
Sin = sin 0
C0
Sehingga koefisien refraksi adalah :
b0 cos 0
Kr = =
b cos
Analisis refraksi dapat dilakukan secara analisis apabila garis kontur lurus dan saling
sejajar dengan menggunakan hukum snell secara langsung.
D. Difraksi Gelombang
terletak di daerah terlindung dan tinggi gelombang dating disebut koefisien difraksi
K’.
HA = KIHp
KI = (,,r / L)
Dimana :
A = titik yang ditinjau dibelakang rintangan
B = ujung pemecah gelombang
Nilai KI untuk , dan r / L di dapat dari table yang di dasarkan pada penyelesaian
matematis untuk difraksi cahaya (Panny and Price, 1952 : dalam Sorensen, 1978)
Teori difraksi seperti yang dijelaskan di atas adalah untuk pemecah gelombang
tunggal. Apabila terdapat 2 pemecah gelombang dengan celah (bukaan)
diantaranya, maka untuk menentukan koefisien difraksi digunakan grafik yang
dikembangkan oleh Johnson, yang menunjukkan kurva koefisien difraksi yang sama
untuk arah gelombang datang tegak lurus sisi pemecah gelombang ( = 900) dan
untuk berbagai perbandingan antara lebar celah B dan panjang gelombang L, BL.
Dan apabila diinginkan hasil yang lebih teliti di dalam menentukan koefisien difraksi
untuk gelombang datang membentuk sudut terhadap sumbu pemecah gelombang,
yaitu bila sudut dating gelombang adalah 750, 600, 450, 300, 150, dan00
E. Refleksi Gelombang
Tipe Bangunan X
Dinding vertikal dangan puncak di atas muka air 0,7 – 1,0
Dinding vertikal dengan puncak terendam 0,5 – 0,7
Tumpukan batu dengan sisi miring 0,3 – 0,6
Tumpukan blok beton 0,3 – 0,5
Bangunan vertikal dengan peredam energi (diberi lubang) 0,05– 0,2
F. Gelombang Pecah
Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan
bentuk karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. Gelombang pecah
dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu perbandingan antara tinggi dan panjang
gelombang. Di laut dalam kemiringan gelombang maksimum dimana gelombang
mulai tidak stabil diberikan oleh bentuk :
H0 1
0,142
L0 7
Xp = p Hb
Xp = (4,0 -9,25 m) Hb
Hbds
pm = 101 ( D ds )
LdD
Dimana :
pm = tekanan dinamis maksimum
Hb = tinggi gelombang pecah
ds = kedalaman pada kaki bangunan
D = kedalaman pada jarak satu panjang gelombang di depan
dinding
pm = (pb Hb ) / 3
1. Spilling
Spilling biasanya terjadi apabila gelombang dengan kemiringan kecil menuju ke
pantai yang datar (kemiringan kecil). Gelombang mulai pecah pada jarak yang cukup
jauh dari pantai dan pecahnya terjadi berangsur-angsur. Buih terjadi pada puncak
gelombang selama mengalami pecah dan meninggalkan suatu lapis tipis buih pada
jarak yang cukup panjang.
2. Plunging
Apabila kemiringan gelombang dan dasar bertambah , gelombang akan pecah dan
puncak gelombang akan memutar dengan massa air pada puncak gelombang akan
terjun ke depan. Energi gelombang pecah dihancurkan dalam turbulensi, sebagian
kecil dipantulkan pantai ke laut, dan tidak banyak gelombang baru terjadi pada air
yang lebih dangkal.
3. Surging
Surging terjadi pada pantai dengan kemiringan yang sangat besar seperti yang terjadi
pada pantai berkarang. Daerah gelombang pecah sangat sempit, dan sebagian besar
energi dipantulkan kembali ke laut dalam. Gelombang pecah tipe surging ini mirip
dengan plunging, tetapi sebelum puncaknya terjun, dasar gelombang sudah pecah.
2,0 yang memberika tinggi gelombang kurang dari 0,3 m sampai m = 5,0 untuk
gelombang lebih besar dari 32 m.
Gelombang tsunami mempunyai hubungan yang erat dengan kekuatan gempa
dan kedalaman pusat gempa. Sedangkan gelombang yang datang dari laut menuju
pantai menyebabkan fluktasi muka air di daerah pantai terhadap muka air diam.
Pada waktu gelombang pecah akan terjadi penurunan elevasi muka air rerata
terhadap elevasi muka air diam di sekitar lokasi gelombang pecah. Kemudian dari
titik dimana gelombang pecah permukaan air laut rerata miring ke atas pantai.
Turunnya muka air tersebut dikenal dengan wave set-down. Sedangkan untuk
naiknya muka air disebut wave set- up.
Angin dengan kecepatan besar (badai) yang terjadi di atas permukaan laut
biasanya membangkitkan fluktasi muka air laut yang besar di sepanjang pantai jika
badai tersebut cukup kuat dan daerah pantai dangkal dan luas. Penentuan elevasi
muka air rencana selama terjadinya badai adalah sangat kompleks yang melibatkan
interaksi antara angin dan air, perbedaan tekanan atsmosfer selalu berkaitan dengan
perubahan arah kecepatan angin, dan angin tersebut menyebabkan fluktasi muka air
laut.
Besar perubahan elevasi muka air laut tergantung pada kecepatan angin, fetch,
kedalaman air dan kemiringan dasar. Fetch adalah panjang daerah di atas dimana
angina berhembus dengan kecepatan dan arah konstan. Selain itu konfigurasi pantai
juga merupakan factor yang penting, kenaikan muka air di pantai yang berbentuk
corong, seperti teluk, esteari (muara sungai) akan lebih besar dibandingkan dengan
pantai yang lurus, karena massa air yang terdorong oleh angin akan bergerak
terpusat pada ujung corong. Kenaikan muka air yang cepat setelah badai dapat
menyebabkan kerusakan atau erosi karena sapuan air dari genangan kembali ke laut.
Kenaikan elevasi muka air karena badai dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
Fi
h
2
V2
h Fc
2 gd
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena
jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan
periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu
dari muara sungai. Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda
angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan
peredaran bulan mengelilingi matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan
teratur mengikuti suatu garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda
angkasa yang lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan
(www.digilib.itb.ac.id).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara
langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran
bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar
daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak
bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air
laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari
(www.oseanografi.blogspot.com).
Kisaran pasang-surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi muka air pada saat
pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata-rata berkisar
antara 1 m hingga 3 m. Tetapi di Teluk Fundy (kanada) ditemukan kisaran yang
terbesar di dunia, bisa mencapai sekitar 20 m. Sebaliknya di Pulau Tahiti, di tengah
Samudera Pasifik, kisaran pasang-surutnya kecil, tidak lebih dari 0,3 m, sedangkan di
Laut Tengah hanya berkisar 0,10-0,15 m.
Berbeda dengan arus yang disebabkan oleh angin yang hanya terjadi pada air
lapisan tipis di permukaan, arus pasang-surut bisa mencapai lapisan yang lebih
dalam. Ekspedisi Snellius I (1929-1930) di perairan Indonesia bagian Timur dapat
menunjukkan bahwa arus pasang-surut masih dapat diukur pada kedalaman lebih
dari 600 m (Nontji, 1987).
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer
(atmospheric tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat
(tide of the solid earth).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi
secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun
ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar
daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak
bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air
laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional di laut.
Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang)
dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah
waktu yang diperlukan dari posisi muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya
(bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit tergantung tipe pasang surut). Periode
saat muka air naik disebut pasang dan sebaliknya disebut surut. Variasi tersebut akan
menimbulkan arus pasang surut. Arus pasang terjadi pada saat muka air pasang dan
sebaliknya. Pada saat arus berbalik dari pasang menjadi surut terjadi slack/titik balik.
Pada saat ini kecepatan arus adalah nol.
Gaya – gaya pasang surut ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara bumi, bulan
dan matahari. Penjelasa terjadinya pasang surut dilakukan hanya dengan
memendang suatu system bumi-bulan; sedang untuk system bumi-matahari
penjelasanya adalah identik.
Rotasi bumi menyebabkan elevasi muka air di khatulistiwa lebih tinggi dari pada
di garis lintang yang lebih tinggi. Oleh karena itu rotasi bumi tidak menimbulkan
pasang surut.
Gaya tarik menarik antara bumi dan bulan tersebut menyebabkan system bumi-
bulan menjadi satu system kesatuan yang beredar bersama-sama sekeliling sumbu
perputaran bersama (common axis revolution). Sumbu perputaran ini adalah pusat
berat dari system bumi-bulan yang berada di bumi dengan jarak 1718 km di bawah
permukaan bumi. Selama gerak revolusi pusat massa bumi C sekeliling sumbu
perputaran bersama G (tidak disertai dengan rotasi) titik P beredar sekeliling Cp
dengan orbit lintasan berbentuk lingkaran yang berjari – jari orbit pusat massa bumi
sekeliling sumbu perputaran bersama (CG).
Dengan adanya tersebut maka pada setiap titik di bumi bekerja gaya sentrifugal
(Fc) yang sama besar dan arahnya. Arah gaya tersebut adalah berlawanan dengan
posisi bulan. Penjelasan tentang pembangkitan pasang surut yang diberikan di depan
adalah dengan anggapan bahwa bumi dikeliling oleh laut secara merata. Selain itu
juga tidak rata,karena adanya palung yang dalam, perairan dangkal, selat, teluk,
gunung bawa laut dan sebagainya.
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi yang
hampir sama terjadi secara berurutan teratur. Periode pasut rata-rata 12 jam 25
menit. Terjadi di Selat Malaka sampai laut Andaman.
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan Periode pasut
rata-rata 24 jam 50 menit. Terjadi di perairan Selat Karimata.
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi tinggi dan
periodenya berbeda. Terjadi di perairan Indonesia Timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal)
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tapi kadang terjadi
dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periodenya sangat berbeda.
Terjadi di Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berubah secara
sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk
perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Tipe pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang
dinyatakan dalam bentuk:
Dengan ketentuan :
Dimana:
F : bilangan Formzal
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan
AK1 :
oleh gaya tarik bulan dan matahari
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan
AO1 :
oleh gaya tarik bulan
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan
AM2 :
oleh gaya tarik bulan
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan
AS2 :
oleh gaya tarik matahari
Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk
meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-
masing komponen pembangkit pasang surut. Komponen-komponen utama pasang
surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena
interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar gelombang
pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang
surut yang baru.
Jenis harian tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara
Sumatra dan Kalimantan. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di perairan Selat
Malaka sampai ke Laut Andaman. Di samping itu dikenal pula campuran antara
keduanya, meskipun jenis tunggal maupun gandanya masih menonjol. Pada pasang-
surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing semidiurnal)
misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia bagian timur. Sedangkan jenis
campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal) contohnya
terdapat di pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat. Pola gerak muka
air pada keempat jenis pasang-surut yang terdapat di Indonesia diberikan pada
gambar 1 (Nontji, 1987).
terjadi lebih kecil disbanding hari-hari yang lain. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada gambar.
Dengan pengamatan selama 15 hari tersebut telah tercakup satu siklus pasang
surut yang meliputi pasang purnama dan perbani. Pengamatan lebih lama (30 hari
atau lebih) akan memberikan data yang lebih lengkap. Pengamatan muka air dapat
dengan menggunakan alat otomatis atau secara manual dengan menggunakan bak
ukur dengan interval pengamatan setiap jam, siang dan malam. Untuk dapat
melakukan pembacaan dengan baik tanpa terpengaruh gelombang. Biasanya
pengamatan dilakukan di tempat terbendung seperti muara sungai atau teluk.
Dari data pengamatan selama 15 hari atau 30 hari dapat diramalkan pasang surut
untuk periode berikutnya dengan menggunakan methode admiralty atau metode
kuadrat terkecil (least square method).
Mengingat perubahan elevasi muka air laut setiap saat, maka diperlukan suatu
elevasi yang ditetapkan berdasarkan data pasut sebagai pedoman dalam
perencanaan suatu pelabuhan. Beberapa definisi elevasi tersebut adalah sebagai
berikut:
Muka air tinggi/high water level (HWL) : muka air tertinggi saat air pasang dalam
satu siklus pasut.
Muka Air Rendah/low water level (LWL) : kedudukan air terendah saat air surut
Muka air tinggi rerata/mean high water level (MHWL) : rerata dari muka air tinggi
selama periode 19 tahun. Digunakan untuk menentukan elevasi puncak pemecah
gelombang, dermaga, panjang rantai penampung penambat.
Muka air rendah rerata/ mean low water level (MLWL) : rerata dari muka air
rendah selama periode 19 tahun
Muka air laut rerata/ mean sea level ( MSL) : muka air rerata antara muka air
tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi
untuk elevasi di daratan.
Muka air tinggi tertinggi/highest high water level (HHWL) : air tertinggi saat
pasang surut purnama atau bulan mati.
Air rendah terendah /lowest low water level (LLWL) : air terendah saat pasang
surut purnama atau bulan mati. Digunakan untuk menentukan kedalaman alur
pelayaran dan kolam pelabuhan.
Higher high water level : air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti
dalam pasang surut tipe campuran.
Lower low water level : air terendah dari dua air rendah dalam satu hari.
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke
pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat
menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung
pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat
dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa
ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
B. Fungsi
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya
dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan
oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi
gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah
gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona
gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang
memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang
dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
C. Material
Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri.
Seperti halnya bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas pantai
dilihat dari bentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan
sisi miring.
Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material
seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu,
tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain
sebagainya.
sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari
material dengan ukuran butiran sangat besar.
Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-
partikel halus dari debu dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter
layer) yang melindungi bagian inti(core) terhadap penghanyutan material,
biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat
bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan
pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang
pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara
1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk
khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos,
tribar, xbloc accropode dan lain-lain
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional
kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat
baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil,
berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan
konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan sebagai
solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-
solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk
melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan serangan gelombang. Tergantung
pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat
dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa
ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangan
suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasir ke
daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi secara terus menerus, maka
penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara berkala, dengan laju sama dengan
kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut
oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin
tersebut, pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem
groin. Tetapi perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat
menghalangi suplay sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan
baru di daerah tersebut.
Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun
1996, energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di pantai.
Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri,
maka type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah
satunya adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa
keuntungan seperti :
a. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton
memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4
ton untuk 1 m3 beton
b. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk
kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita.
Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita
dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja
dengan bentuk susunan berpori.
c. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah
yang tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat
5 kg – 700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan
mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.
dipompa masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu
dikurangi seperti yang dilakukan pada air yang mengisi kaison, sehingga struktur itu
berada dibawah dukungan hidrolik sementara.
* Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka lubang-
lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.
Gambar 8. Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi
dengan material pengisi
Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh
berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti yang juga
menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan
material dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah gelombang lepas pantai dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai maka untuk
pemidahan material dan alat berat ke lokasi pemasangan menggunakan alat
transportasi air misalnya kapal atau tongkang pengangkut material. Adapun metode
pelaksanaannya dapat dipilah per lapisan sebagai berikut:
* Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan
dump truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian inti(core)
idealnya mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5
meter di atas level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang surut
yang besar, sebaiknya berada diatas level tertinggi air pasang.
Gambar 11. Ilustrasi penempatan batu lapisan pelindung utama menggunakan crane.
* Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik, penyelam tadi
perlu mengarahkan operator crane setiap kali suatu batu ditempatkan sampai
lapisan pelindung ini menerobos permukaan air. Sama seperti lapisan bawah,
diperlukan dua lapisan pelindung untuk menyelesaikan lapisan pelindung utama.
Profil kemiringan dapat diatur pada interval tetap 5 m menggunakan prosedur yang
sama.
F. Dampak Lingkungan
Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa berkurangnya energi
gelombang di daerah terlindung oleh pemecah gelombang akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai
yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan.
Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini
cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.
Sedangkan pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan
bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila garis puncak
gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah
terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan
berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai
dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan
di belakang bangunan.
Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate dibelakang
bangunan.
Proses tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan
garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan tersebut transport sedimen
sepanjang pantai menjadi nol. Seperti terlihat pada gambar 1-14, dimana arah
gelombang dominan hampir tegak lurus garis pantai asli, garis puncak gelombang
dari sisi kiri dan kanan pemecah berpotongan di titik A. Puncak cuspate akan terjadi
pada titik A. Dengan demikian pembentukan tombolo tergantung pada panjang
pemecah gelombang lepas pantai dan jarak antara bangunan dengan garis pantai.
Biasanya tombolo tidak terbentuk apabila panjang pemecah gelombang lebih kecil
dari jaraknya terhadap garis pantai. Jika bangunan menjadi lebih panjang dari pada
jaraknya terhadap garis pantai maka kemungkinan terjadinya tombolo semakin
tinggi.
Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju
transport sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan
pengendapan sedimen dan terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga
pembentukan cuspate terus berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo.
Tombolo yang terbentuk akan merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang
pantai. Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat
terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.
Pemecah gelombang lepas pantai dapat direncanakan sedimikian sehingga
terjadi limpasan gelombang yang dapat membantu mencegah terbentuknya
tombolo. Manfaat lain dari cara ini adalah membuat garis pantai dari cuspate
menjadi lebih rata dan menyebar ke arah samping sepanjang pantai.
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menarik-turunkan
penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat
dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga
harus didasarkan pada ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat atau
meninggalkan dermaga maupun melakukan bongkar muat barang dengan aman, cepat
dan lancar. Di belakang dermaga terdapat halaman cukup luas. Di halaman dermaga
ini terdapat apron, gudang transit, tempat bongkar muat barang dan jalan. Apron
adalah daerah yang terletak antara sisi dermaga dan sisi depan gudang di mana
terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat (kereta
api, truk, dsb). Gudang transit digunakan untuk menyimpan barang sebelum bias
diangkut oleh kapal, atau setelah dibongkar dari kapal dan menunggu pengangkutan
barang ke daerah yang dituju.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaituwharf atau quaidan jettyatau
pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya
berimpit dengan garis pantai.Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah
yang ada dibelakangnya.Jetty ataupier adalah dermaga yang menjorok ke laut.
Berbeda denganwharf yang digunakan untuk merapat pada satu sisinya,pier bias
digunakan pada satu sisi atau dua sisinya. Jetty ini biasanya sejajar dengan pantai
dan dihubungkan dengan daratn oleh jembatan yang biasanya membentuk sudut
tegak lurus dengan jetty, sehingga pier dapat berbentuk T atau L.
2.4.1. Wharf
Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit
dengan garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang ada
dibelakangnya. Berbeda dengan wharf yang digunakan untuk merapat pada satu
sisinya, pier bisa digunakan pada satu sisi atau dua sisinya. Jetty ini biasanya sejajar
dengan pantai dan dihubungkan dengan daratn oleh jembatan yang biasanya
membentuk sudut tegak lurus dengan jetty, sehingga pier dapat berbentuk T atau L.
2.4.2. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara
sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sediment pantai.
Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan di muara
dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut, jetty harus panjang
sampai ujungnya berada di luar gelombang pecah. Dengan jetty panjang transpor
sedimen sepanjang pantai dapat bertahan, dan pada alur pelayaran kondisi
gelombang tidak pecah sehingga memungkinkan kapal masuk ke muara sungai. Jetty
juga digunakan untuk mencegah pendangkalan di muara sungai, dalam kaitannya
dengan pengendalian banjir.
Dalam penanggulangan banjir jetty terdiri dari 3 tipe, yaitu; jetty panjang, jetty
sedang, dan jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang
pecah. Jetty sedang apabila ujungnya berada diantara muka air surut dan lokasi
gelombang pecah. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada muka air
surut.
Panjang dermaga untuk tipe dermaga berbentuk pier dibangun bila garis
kedalaman jauh dari pantai dan perencana tidak menginginkan adanya pengerukan
kolam pelabuhan yang besar. Antara dermaga dengan pantai dihubungkan dengan
jembatan penhubung (approach tresstle) sebagai prasarana pergerakan barang.
Jembatan penghubung dapat ditempatkan di tengah, di sisi atau suatu kombinasi.
Penetuan panjang dermaga untuk tipe dermaga berbentuk pier yaitu sebagai
berikut.
d = Panjang Dermaga
Kapal dengan bobot (gross tonnage) 10.000 ton memiliki panjang 140 m (Kapal
barang curah) rencana sehingga panjang dermaga adalah sebagai berikut.
d = nL + ( n - 1 ) 15 + 50
d = (5)(140) + (5 – 1 ) 15 + 50
d = 700 + 60 + 50
d = 810 m
< 4,5 10
4,5 – 7,4 15
>7,5 20
Sumber : Technical standard of port and harbour acilities in japan,
1. Perairan harus cukup tenang, yaitu daerah yang terlindung dari angin, gelombang,
dan arus sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan kapal di pelabuhan tidak
terganggu.
2. Lebar dan kedalaman perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan.
3. Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak (maneuver).
4. Areal harus cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang berlabuh
dan kapal masih dapat bergerak dengan bebas.
5. Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar
dengan leluasa dan sebaiknya memiliki lintasan gerakan memutar melingkar yang
tidak terputus.
6. Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi
muka air surut terendah.
Parameter yang digunakan dalam penentuan perencanaan kolam pelabuhan adalah
sebagai berikut:
1. Batimetri perairan
2. Elevasi muka air laut rencana berdasarkan pasang surut
3. Kondisi angin di lokasi perairan
4. Arah, kecepatan, dan tnggi gelombang di lokasi perairan
5. Arah dan kecepatan arus
6. Ukuran kapal rencana yang akan masuk ke pelabuhan
Adapun syarat kedalaman kolam pelabuhan dapat dilihat pada gambar berikut:
5. Kolam putar
Alur ditandai dengan pelampung dan lampu-lampu. Berikut contoh layout dari alur
masuk ke pelabuhan.
Daerah pendekatan, alur masuk, dan saluran dapat dibedakan menurut tinggi tebing.
Daerah pendekatan h=0
Saluran h>H
Keuntungan yang diberikan jika suatu pelabuhan memiliki alur pelabuhan yang lebar
dan dalam :
1. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan
lebih besar
Kedalaman Alur
H=d+G+R+P+S+K
Dimana :
d = draft kapal
P = ketelitian pengukuran
K = toleransi pengerukan
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi yang biasanya ditentukan
berdasarkan nilai rerata dan muka air surut terendah pada saat pasang besar (spring
tide) dalam periode panjang yang disebut LLWS (lower low water spring tide). Berikut
gambar kedalaman alur pelayaran :
Elevasi dasar alur nominal adalah elevasi di atas di mana tidak terdapat rintangan
yang mengganggu pelayaran. Kedalaman elevasi ini adalah jumlah dari draft kapal
dan ruang kebebasan bruto yang dihitung terhadap muka air rencana. Ruang
kebebasan bruto adalah jarak antara sisi terbawah kapal dan elevasi dasar alur
nominal, pada draft kapal maksimum yang diukur pada air diam. Ruang ini terdiri
dari ruang gerak vertical kapal karena pengaruh gelombang dan squat serta ruang
kebebasan bersih. Ruang kebebasan bersih adalah ruang minimum yang tersisa
antara sisi terbawah kapal dan elevasi dasar alur nominal kapal (minimum 0,5m
untuk dasar laut berpasir dan 1,0m untuk dasar karang.
Elevasi pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar alur nominal dengan
memperhitungkan hal-hal berikut ini :
2. Toleransi pengerukan
3. Ketelitian pengukuran
Draft Kapal
Ditentukan oleh karakteristik kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan, muatan
yang diangkut, dan sifat-sifat air (berat jenis, salinitas, dan temperature).
Squat
Adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh
percepatan kapal. Diperhitunhkan berdasarkan dimensi dan kecepatan kapal serta
kedalaman air.
2. Selain alur no 1
Dengan :
E : energy benturan (ton meter)
V : komponen tebak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/d)
W : displacement (berat) kapal
g : percepatan gravitasi
Cm : koefisien massa
Ce : koefisien eksentrisitas
Cs : koefisien kekerasan (diambil 1)
C : koefisien bentuk dari tambatan (diambil 1)
Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal
Rf = 0,50 ρ C V2 B’
Dengan :
Rf : gaya akibat arus (kgf)
S : luas tampang kapal yang terendam air (m2)
ρ : rapat massa air laut, ρ = 104,5 (kgf d/m4)
C : koefisien tekanan arus
V : kecepatan arus (m/d)
B’ : luas sisi kapal di bawah muka air (m2)
Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang di sekitar
tengah kapal yang mempunyai tidak lebih dari 2 tali pengikat.
gelombang,arus atau angin yang dapat menimbulkan gaya tarikan kapal ke alat
penambat. Alat penambat harus mampu menahan gaya tarik yang ditimbulkan oleh
kapal.
2.5.1. Fender
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan didepan dermaga. Fender
akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus ditahan
oleh dermaga tergantung pada tipe dan konsrtuksi fender dan defleksi dermaga yang
diizinkan. Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara
kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang,arus dan angin.
Ada beberapa tipe fender yaitu fender kayu, fender karet dan fender gravitasi.
Fender berfungsi sebagai :
• Bantalan yang ditempatkan didepan dermaga
• Melindungi rusaknya cat badan kapat karena gesekan antara kapal dan dermaga
yang disebabkan karena gelombang, arus dan angin
Fender ini cocok digunakan pada dermaga tipe tertutup (solid) seperti sel turap
baja dengan dinding beton diatasnya, dinding beton masa atau pada blesting dolpin
dengan platform beton yang besar.
c). Fender Gravitas
Fender gravitas terbuat dari tabung baja yang di isi dengan beton dan sisi
depannya diberi pelindung kayu dengan berat sampai dengan 15 ton. Apabila
terbentur kapal fender tersebut akan bergerak ke belakang dan ke atas, sedemikian
sehingga kapal dapat dikurangi kecepatannya, karena untuk dapat menggerakkan ke
belakang diperlukan tenaga yang cukup besar.
Prinsip kerja fender ini adalah mengubah energi kinetis menjadi energi
potensial. Dengan memasang sejumlah fender disepanjang dermaga, energi
benturan kapal dapat diserap. Besar energi yang diserap tiap fender tergantung
bentuk kapal dan gerak kapal pada waktu membentur dermaga.
Perencanaan Fender :
Kapal yang merapat ke dermaga membentuk sudut terhadap sisi dermaga dan
mempunyai kecepatan tertentu. Dalam perencanaan fender dianggap bahwa kapal
bermuatan penuh dan merapat dengan sudut 100 terhadap sisi depan dermaga.
Energi yang diserap oleh sistim fender dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E.
Setengah energi yang lain diserap oleh kapal dan air. Dianggap bahwa energi yang
harus diserap oleh sistem fender dan dermaga adalah ½ E. Tahanan naik daroi 0
sampai maksimum, dan kerja yang dilakukan oleh dermaga adalah :
1
K Fd
2
Energi yang membentur dermaga adalah ½ E. Karena benturan tersebut fender
memberikan gaya reaksi F. Apabila d adalah defleksi fender maka terdapt hubungan
berikut ini :
1 1
E Fd
2 2
1W 2 1
V Fd
2 g 2
W
F V2
2 gd
Dengan :
F = Gaya bentur yang diserap sistem fender
d = Defleksi fender
V = Komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga
W = Bobot kapal bermuatan penuh
2.5.2. Alat Penambat
Alat penambat adalah suatu kontruksi yang digunakan untuk keperluan berikut
yaitu:
1. Mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi pergeseran atau gerak
kapal yang disebabkan oleh gelombang,arus dan angin.
2. Menolong berputarnya kapal.
Alat penambat ini diletakkan di darat dan di air. Menurut kontruksinya alat
penambat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : Bolder pengikat, Pelampung
penambat, Dolphin.
1. Bolder Pengikat
pada kedua bolder. Tali dililitkan sedemikian sehingga dapat menahan gaya yang
bekerja pada tali tetapi tetap mudah untuk dibuka oleh awak kapal.
Pengikatan tali tambat dikapal maupun didarat pada saat kapal melakukan
sandar di dermaga ditempatkan pada Bolder ( Bollard ).Disamping kegunaan bolder
tersebut diatas juga digunakan pengikatan tali pada waktu kapal ditarik oleh kapal
tunda atau kapal lain saat kapal akan masuk pelabuhan atau kegiatan yang lain.
Dengan demikian konstruksi bolder harus lebih kuat dari tali tambat (mooring ).
Ada bermacam-macam type bolder yang sering digunakan dikapal antara lain :
1. Bolder Yang Berdiri Vertikal(Vertical Type Bollard )
2. Bolder Membentuk Sudut (Oblique Type Bollard )
Pada saat penambatan kapal dilakukan ataupun kegiatan lain dikapal yang
menggunakan tali tambat Spring dan Tros maka akan terjadi gesekan antara tali
tambat dengan lambung kapal,maka perlu tempat jalan tali tambat yang gunanya
untuk mengurangi adanya gesekan antara tali tambat dengan lambung kapal. Ada
bermacam-macam bentuk dan jenisnya antara lain dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Untuk penarikan tali Tros atau Spring pada waktu pengikatan (penambatan)
kapal di dermaga digunakan warping winch atau Capstan.Tenaga penggeraknya dari
listrik atau tenaga hidrolik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
dan perahu pengunjung terumbu karang dan juga penanda kedalaman perairan arus
deras.
Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan penelitian ini yaitu besi sebagai
rangka bagian dalam konkret, drum sebagai rangka bagian luar, ban bekas mobil
berfungsi untuk penambat tali yang dihubungkan ke pelampung (buoy), buoy
berbentuk bundar dengan diameter 8-10 inch, pisau untuk memotong tali, perkakas
seperti palu, pemotong besi, cangkul, dan pahat untuk membuka tutup drum,
semen, batu gunung, pasir, dan kerikil untuk mengecor konkret, tali untuk
mengikat buoy, dan kili-kili untuk menguatkan ikatan buoy. Selain itu dibutuhkan
juga perahu angkut seperti perahu ponton untuk mengangkut unit mooring buoy ke
lokasi pemasangan.
Tahapan pengerjaan mooring buoy adalah 1). Dibuat prototipe mooring buoy. 2).
Drum diisi semen yang dicampur kerikil; pada pusat drum yang akan diisi semen
dibuat cetakan bulat dari kayu supaya ada lubang vertikal untuk mengikat tali
tambang atau dengan cara memasang besi yang dibengkokkan ke dalam konkret; 2).
Dilakukan uji coba pengangkutan drum yang telah dicor dengan menggunakan
perahu ponton yang ditarik oleh kapal dan diletakkan di perairan; 3). Mooring
diturunkan perlahan-lahan ke dalam air; 4). Tali tambang diikatkan pada mooring.
Panjang tambang sebelumnya sudah diukur sesuai dengan kedalaman pasang surut;
5). Pada bagian ujung tali tambang dipasang pelampung (buoy).
bermanfaat bagi semua pihak. Stake holder yang ikut terlibat, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yakni: semacam pawang), yang memberi informasi
mengenai pantai-pantai, perahu-perahu nelayan, aktifitas nelayan, dan lain-lain.
Pemilik dive shop dan tokoh masyarakat yang aktif dalam kegiatan bahari, mereka
memberikan informasi mengenai cara pembuatan dan pemasangan mooring buoy,
bahan-bahan dan peralatan yang di butuhkan, khususnya peralatan selam, dan
perahu yang digunakan untuk pemasangan.
Arus yang deras dan jarak pandang yang buruk karena memasang di daerah
berpasir menjadi hambatan dalam pemasangan konkret mooring.
Kendala yang muncul selama kegiatan pemasangan mooring buoy ini antara lain
kebutuhan terhadap alat dan bahan yang kurang memadai dan kekurangan tenaga
ahli, karena yang melaksanakan kegiatan ini adalah mahasiswa yang sebenarnya
tidak memiliki keahlian dalam bidang pertukangan dan bangunan. Tetapi berkat
bantuan seluruh pihak dan masyarakat setempat, kegiatan pemasangan mooring
buoy dapat terlaksana sesuai harapan yang direncanakan.
3. Dolphin
Tata letak dolphin dihitung dengan perumusan seperti gambar dibawah ini
R1 = 1,3 W.A
Dimana : R1 = Gaya akibat angin
W = Beban angin = 100 Kg/m2
A = Luas bidang kapal yang terkena angin (m2)
= panjang kapal x tinggi kapal yang tidak terendam air
b. Gaya akibat arus dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
R2 = ½ . r . c . v2 . B
Dimana : R2 = Gaya akibat angin (Kg)
r = Kecepatan massa jenis air laut = 104,5 Kg S2/m4
v = Kecepatan arus (m/det)
c = Koefisien tekanan cairan (grafik)
B = Luas bidang kapal yang terendam air (m2)
Rtotal = R1 + R2
Gaya total akibat angin dan arus akan ditahan oleh dua buah boulder.
Berdasarkan besarnya gaya yang terjadi untuk satu boulder, maka type boulder yang
digunakan dapat dilihat pada table.