Ekologi virus meliputi semua faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap daya hidupnya di alam,
antara lain;
A. FAKTOR BIOLOGI
1. Stabilitas virus dan konsentrasinya dalam inang
2. Laju pergerakan dan perpindahannya dalam tumbuhan
3. Keparahan penyakit
4. Mutabilitas dan seleksi strain
5. Kisaran inang
F. PERAMALAN PENYAKIT
1. Pemantauan perkembangan penyakit
Pemantauan biasanya dilakukan lebih banyak untuk vektor insekta, terutama dari
golongan afid. Pemantauan vektor virus akan lebih mempermudah pemilihan jenis insektisida
dan waktu aplikasinya. Pada vektor yang terbang dapat dilakukan dengan membuat perangkap
secara berkala misalnya yellow-pan trap, vertical sticky trap, conical nets, atau suction trap.
Pemantauan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni pada sebuah sampel tanaman
(terutama daun.
2. Model matematis epidemiologi
Model matematis untuk peramalan datamgnya penyakit telah banyak dikembangkan.
Ada dua tipe yaitu;
a. Model prediksi untuk menduga kemungkinan terjadinya epidemi
b. Model simulasi untuk memahami faktor-faktor yang dapat menimbulkan epidemi
dan cara mengendalikan situasi yang diakibatkannya.
BAB X
2. Penghentian atau pencegahan penyebaran virus dan vektor ke atau di antara tanaman
a. Praktek bertani atau bercocok tanam (agricultural pratices)
Meliputi pengaturan jarak tanam, waktu tanam yang tepat dan serentak, menanam
tumbuhan perangkap vektor, rotasi tanaman, dan sistem multikultur.
b. Sanitasi atau roguing
c. Peraturan atau undang-undang karantina
3. Pengendalian vektor
a. Insektisida
Harus bersifat spesifik dan mudah di aplikasikan secara menyeluruh di seluruh areal
pertanaman.
b. Barier nonkimia untuk melawan serangan insekta virus
Cara ini dilakukan dengan cara;
a) Penanaman tanaman yang berukuran lebih tinggi dari tanaman utama
b) Penggunaan mulsa berwarna alumunium
c) Penggunaan pita plastik kunung berperekat di antara atau di sekelilng tanaman
d) Penggunaan jaring-jaring perangkap vektor berwarna putih
c. Tanaman tahan vektor
d. Penggunaan predator atau parasit insekta
Beberapa agen pengendali hayati untuk insekta vektor telah dikomersilkan misalnya
Bacillus thuringiensis (Bt), Nuclear drosis virus (NPV), atau jamur parasitik insekta
misalnya Beauveria spp. Untuk vektor soilborne, pengendalian vektor lebih banyak
ditekankan pada sterilisasi tanah secara kimiawi, misalnya dengan fungisida dan
nematisida atau dengan terapi panas.