PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Pupuk.
2. Untuk mengetahui Definisi Pemupukan.
3. Untuk mengetahui Jenis Pupuk yang digunakan.
4. Untuk mengetahui cara kerja pemupukan dan penerapannya.
5. Untuk mengetahui waktu yang tepat dalam pemberian pupuk.
6. Untuk mengetahui dosis pengaplikasian pupuk.
7. Untuk mengetahui rumus perhitungan pupuk.
1
1.4 Manfaat
Adapun manfaat makalah ini adalah supaya mahasiswa dapat mengerti materi pupuk
dan pemupukan dalam mata kuliah Dasar Budidaya Pertanian, sehingga mahasiswa dapat
mengaplikasikannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari tentang cara dan proses
pemupukan yang baik dan benar serta yang efektif dan efesien bagi tanaman.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
K Sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis dan respirasi
dalam jaringan dan sel.
b. Mikronutrien
Merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil.
Adapaun contoh dominannya yang terdapat dalam kadar pupuk ialah senyawa M, Ca,
S dan B. Fungsinya yaitu :
M berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini
untuk memperlancar proses fotosintesis di daun.
Ca berperan adalah pertumbuhan sel sebagai komponen yang menguatkan &
mengatur daya tembus. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar.
S Sebagai pembentuk asam asam amino sistin, sistein dan metionin. 90% S dalam
tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, sebagai penyusun protein
B sebagai pembentuk , pembelahan, diferensiasi & pembagian tugas sel. Hal ini
terkait dengan perannya dalam sintetis RNA; bahan dasar pembentukan sel.
4
Penggunaan pupuk hijau pada umumnya untuk menambah unsur hara tanah,
terutama unsur nitrogen karena pupuk hijau banyak mengandung unsur tersebut.
Akibatnya pupuk hijau dapat diberikan dekat waktu penanaman tanpa harus
mengalami proses pengomposan lebih dulu sebagaimana sisa-sisa tanaman pada
umumnya. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama dari jenis
polong-polongan (leguminose), tanaman pagar dan tanaman pelindung.
i). Tanaman Legum
Tanaman dari kelurga Leguminosae terdapat perakaran bernodula yang
ditempeli oleh bakteri Rhizobium sp. atau Bacilus radicicola yang dapat
mengikat N dari udara. Salah satu alasannya digunakan tanaman legum yaitu
bahan organik mudah terdekomposisi. Contohnya adalah Vigna radiata
(Kacang Hijau).
ii). Tanaman pagar
Pupuk hijau bisa didapatkan dengan menanam tanaman sumber di sela-sela
tanaman inti. Para petani tanaman pangan biasa menanamnya di lorong antar
bedengan tanaman utama. Tanaman pagar akan bekerja efektif bila
memenuhi sifat-sifat (1) Prosentase pertumbuhan daun lebih besar dari pada
kayu, (2) Pertumbuhan cepat dan akar tidak bersaing dengan tanaman inti,
(3) Berkemampuan menambat nitrogen dan kandungan hara lain, (4) Tidak
berpotensi menjadi gulma.
Contohnya adalah Crotalaria juncea (Orok-orok), Tephrosia candida
(Krepo), Desmodium gyroides (Daun duduk) dan lain-lain.
iii). Tanaman Pelindung
Pupuk hijau bisa didapatkan dengan menanam tanaman pelindung di dekat
tanaman inti. Secara garis besar peran dan fungsi sebagai yaitu (1) Pada
musim kemarau dapat mengurangi intensitas sinar matahari, menjaga
kelembaban dan suhu di sekitar areal pertanaman (2) mencegah erosi dan
pencucian unsur hara oleh air hujan (3) Daun-daun yang gugur berperan
sebagai bahan organik yang dapat memperbaiki kesuburan dan struktur tanah
(4) Perakaran dalam pada pohon pelindung dapat menyerap unsur hara di
lapisan tanah bawah, kemudian melepaskan hara tersebut dalam bentuk
bahan organik (5) pohon yang daunnya lebat dapat menekan pertumbuhan
gulma atau tanaman pengganggu. Contohnya yaitu Leucaena glauca
(Lamtoro), Erythrina lithosperma (Dedep Serep), dan Pterocarpus indicus
(Angsana)
Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak, misalnya
sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.
Kompos. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah pertanian, misalnya
jerami, batang jagung, atau sampah yang dibusukkan bersama pupuk kandang.
Pupuk kompos lebih banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman pot
atau holtikultura.
5
b) Kadar Unsur Pupuk Organik
Menurut Rosa (2015) kadar unsur persen N, P, dan K pada pupuk organik
bermacam-macam, diantaranya yaitu sebagai berikut
6
Pupuk Majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara.
Contohnya yaitu (1) Pupuk DAP dan yang terbuat dari N dan P, (2) pupuk NPK
mengandung unsur N, P dan K. Pupuk majemuk juga bisa tersusun dari 3 unsur.
Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti Fe, B,
Mo, Mn, dan Cu.
Pupuk berdasarkan kadar pH merupakan pupuk yang memiliki derajat keasaman
tertentu yang berfungsi untuk mengubah pH kimia tanah menjadi asam, basa,
ataupun netral. Contohnya yaitu Pupuk ZA (bersifat masam), pupuk kapur CaCO3
(Netral) dan pupuk NaNO3 (Basa).
Selain itu, ada juga kadar unsur persen N, P, K dan S pada pupuk majemuk, yaitu
7
c) Keuntungan dan Kerugian Pupuk Anorganik
Menurut Rahel (2015) keuntungan dan kerugian pupuk organik yaitu:
Keuntungan :
Pengangkutan distribusi mudah
Hasil cepat terlihat
Kandungan unsur hara jelas bagi tanaman
Kebutuhan dosis dapat dihitung
Kerugian
Harga mahal
Ketergantungan
Penggunaan tidak bijaksana dapat merusak tanah
Pupuk Cair
Pupuk organik dan anorganik bukan hanya berbentuk padat, tetapi juga dapat
berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari
pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui
beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
Sebelum digunakan, biasanya dicampurkan ratakan dengan air terlebih dahulu. Pupuk
ini disemprotkan ke bagian daun dan batang tanaman. Pupuk cair lebih mudah
dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak
dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga lebih cepat terasa dan pengaplikasiannya
bisa bersama dengan pestisida. Menurut waktu penggunaan, pupuk cair sebaiknya
digunakan saat pagi/sore hari saat intensitas matahari rendah untuk menghindari
penguapan yang sia-sia pada pupuk. Kekurangannya yaitu harus dilakukan secara
berulang-ulang karena sifatnya yang mudah terurai di alam.
8
2.7 Waktu yang Tepat dalam Pemupukan
Merupakan kegiatan pemberian pupuk sesuai dengan waktu relatif normal biasanya
agar pemberian pupuk menjadi efektif dan efesien, sehingga tanaman tidak keracunan
unsur hara yang berlebih dan tidak kekurangan unsur hara. Menurut Rahel (2005) cara
yang digunakan yaitu :
- Sesuai dengan masa kebutuhan hara pada setiap umur tanaman & kondisi iklim.
- Dilakukan pada awal musim hujan (tujuannya agar pupuk tidak cepat hilang pada
saat intensitas hujan tinggi) dan pada akhir musim kemarau (tujuannya agar pupuk
tidak cepat menguap ketika musim kemarau.)
- Harus pagi / sore hari saat intensitas matahari rendah. Tujuannya agar pupuk tidak
cepat menguap / hilang di alam.
9
b) Menghitung Kebutuhan yang harus diketahui
HLO = Hasil Luas Olahan
BI = Berat Isi
LL = Luas lahan
KLO = Kedalaman Lapisan Olah / Ukuran polybag
Langkah :
1) Menghitung HLO
KLO x BI x LL
2) Menghitung kebutuhan pupuk per polybag
ukuran polybag
𝑥= x rekomendasi pupuk
HLO
10
Contoh Soal :
1. Kebutuhan pupuk tanaman jagung dengan kebutuhan Urea = 300 kg/ha,
Sp36 = 200 kg/ha, KCl =150kg/ha. Luas lahan yang digunakan adalah
100 m x 50 m. Hitung kebutuhan pupuk Urea, Sp36, KCl per petak?
Jawaban :
luas lahan
𝑘𝑒𝑏. 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 = x pupu𝑘 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 (ℎ𝑎)
luas 1 Ha
100 𝑚 𝑥 50 𝑚
Kebutuhan pupuk per petak (urea) = x 300 kg/ha = 150 kg
10.000
100 𝑚 𝑥 50 𝑚
Kebutuhan pupuk per petak (Sp36) = x 200 kg/ha = 100 kg
10.000
100 𝑚 𝑥 50 𝑚
Kebutuhan pupuk per petak (KCl) = x 100 kg/ha = 50 kg
10.000
luas lahan
𝑘𝑒𝑏. 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 = x pupu𝑘 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 (ℎ𝑎)
luas 1 Ha
100 𝑚 𝑥 50 𝑚
Kebutuhan pupuk per petak (Urea) = x 135 kg/ha = 67,5 kg
10.000
100 𝑚 𝑥 50 𝑚
Kebutuhan pupuk per petak (SP36) = x 72 kg/ha = 36 kg
10.000
100 𝑚 𝑥 50 𝑚
Kebutuhan pupuk per petak (KCl) = x 60 kg/ha = 30 kg
10.000
3. Apabila dalam suatu petak lahan jagung dengan luasan seperti nomor 1
dengan jarak tanam 70 cm x 30 cm memiliki kebutuhan Urea = 300 kg/ha,
Sp36 = 200 kg/ha, KCl =150kg/ha. Maka hitung :
a) Jumlah populasi tanaman ?
11
b) Kebutuhan pupuk per tanaman masing-masing unsure ?
Jawaban :
luas lahan efektif 100 m x 50 m 5000 𝑚2
a) 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 = = = =
jarak tanam 70 𝑐𝑚 𝑥 30 𝑐𝑚 0,21 𝑚2
23810 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
150 kg
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝑈𝑟𝑒𝑎) = = 0,0063 kg
23810
= 6.3 gr
100 kg
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝑆𝑝36) = = 0,0042 kg = 4,2 gr
23810
50 kg
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝐾𝐶𝑙) = = 0,0021 = 2,1 gr
23810
4. Beberapa kebutuhan pupuk Urea, SP36 dan KCL pada polybag volume 3
kg apabila diketahui kedalaman lapisan olah (KLO) 30 cm, BI tanah 1,1
gr/cm3 luasan yang dipakai seluas 1 Ha dan rekomendasi pupuk seperti
diatas jika diketahui Rekomendasi pupuk Urea = 300 kg/Ha, Sp36 = 200
kg/Ha, KCl = 150 kg/Ha ?
Jawab :
HLO = KLO x BI x LL
= 30 x 1.1 x 108
= 33 x 108
Kebutuhan Urea
ukuran polybag
𝑥= x Keb. pupuk
HLO
3000
= 33 x 108 x 300.000 = 0, 2727 gr
Kebutuhan SP36
ukuran polybag
𝑥= x Keb. pupuk
HLO
3000
= 33 x 108 x 200.000 = 0, 1818gr
Kebutuhan KCL
12
ukuran polybag
𝑥= x Keb. pupuk
HLO
3000
= 33 x 108 x 150.000 = 0,13635gr
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pupuk adalah bahan kimia / organisme yang menyediakan unsur hara bagi
kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu
tujuan proses pemupukan untuk Memperbaiki fisika, kimia & biologi tanah dan
menambahkan unsur hara dalam tanah. Pupuk dibagi menjadi 2 macam yaitu
pupuk organik dan pupuk anorganik dengan kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Adapun senyawa unsur makro dan mikro terdapat dalam kandungan
pupuk sehingga dalam proses penggunaannya harus menggenakan ketentuan yang
telah ada, yaitu sesuai dengan cara pengaplikasiannya, tepat waktu dan tepat
dosis. Namun, dalam pengaplikasiannya harus digunakan rumus perhitungan
untuk memudahkan pemberian dosis pada tanaman per luas lahan.
3.2 Saran
Materi ini sangat membantu dalam mempelajari segala sesuatu tentang
pupuk dan pemupukan, sebaiknya dosen pengampu lebih dalam lagi menjelaskan
tentang materi ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shickluna. 1977. Soils An Introduction to
Soils and Plant Growth Fourth Edition. Prentice Hall Inc, New Jersey.
Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara :
Jakarta.
Lingga, Pilian. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Niaga Swadaya : Bandung.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Efektif. Agromedia Pustaka : Jakarta.
Primantoro dan Fadhly, 2003. Pupuk Biokimia. IPB Press : Bogor.
Rahel, Talenta Putri Mariana Sianturi, 2005. Pupuk Biogen Organik. Suwignyo :
Pontianak.
Suwandi dan N, Nurtika, 2007. Pengaruh Pupuk Biokimia “Sari Humus” pada
tanaman kubis. Buletin Penelitian Hortikultura 15(20):213-218.
Warsino, Bayu. 2009. Pupuk Fosfor Berkhasiat. UNTAN : Pontianak.
15