Anda di halaman 1dari 50

PEMERIKSAAN FISIK

ANAK
Pemeriksaan Fisik
 Meminta ijin
 Mencuci tangan
 Urutan pemeriksaan:
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi

 Pada anak pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari


leher
Keadaan umum
 Kesan pertama
 Kesakitan
 Lemah
 Sesak napas
 Pucat
 Kesadaran → kompos mentis, apatis,
somnolen, koma
 Status gizi → gizi kurang, gizi baik, obes
Tanda vital
 Nadi
 Frekuensi nadi/menit
 Isi
 Tegangan
 Irama
 Pernapasan
 Frekuensi pernapasan/menit
 Tipe pernapasan
 Normal
 Kussmaul → cepat dan dalam → gagal ginjal, sepsis
 Cheyne-Stokes
 Biot → tidak teratur → infeksi otak berat

 Suhu → dilakukan di aksila. Suhu normal 36,5 0C – 37,5 0C


 Tekanan darah
Tanda vital

Laju Pernapasan Normal per menit


Umur Napas cepat bila
2 bulan - < 12 bulan > 50 x/menit
1 tahun – 5 tahun > 40x/menit

(Manajemen Terpadu Balita Sakit, 2008)


Tipe pernapasan

Normal

Kussmaul

Cheyne-Stokes

Biot
Laju Nadi Normal pada Bayi dan Anak

Laju (denyut / menit)


Umur Istirahat Istirahat
Aktif/demam
(bangun) (tidur)
Baru lahir 100 – 180 80 – 160 Sampai 220
1 minggu – 3 100 – 220 80 – 200 Sampai 200
bulan
3 bulan – 2 80 – 150 70 – 120 Sampai 200
tahun
2 tahun – 10 70 – 110 60 – 90 Sampai 200
tahun
>10 tahun 55 – 90 50 – 90 Sampai 200
Pengukuran tekanan darah
 Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Manset yg digunakan harus cocok dengan ukuran
anak
 Bila manset terlalu sempit → pengukuran lebih tinggi
 Bila manset terlalu lebar → pengukuran lebih rendah
 Lebar kantong manset harus menutupi 2/3
panjang lengan atas → ada ruangan cukup utk
menempelkan stetoskop di daerah fossa cubiti
 Pada anak besar → dilakukan dalam posisi duduk
 Pada anak yang lebih kecil → posisi berbaring
Tekanan Darah pada Bayi dan Anak

Sistolik (+2 SD) Diastolik (+2 SD)


Usia
mm Hg mm Hg

Neonatus 80 (16) 45 (15)


6 – 12 bulan 90 (30) 60 (10)
1 – 5 tahun 95 (25) 65 (20)
5 – 10 tahun 100 (15) 60 (10)
10 -15 tahun 115 (17) 60 (10)
Status gizi
 Berat badan
 Tinggi badan
 Lingkar lengan atas
 BB/U
 TB/U
 BB/TB
 Gizi buruk:
 tipe marasmik
 tipe kwashiorkor
 Obesitas (kegemukan)
Kulit
 Sianosis
 Ptekie
 Eritema lesi kulit warna kemerahan
 Pada daerah popok bayi → diaper rash
 Urtikaria → eritema yg menimbul rasa gatal, hangat bila
diraba
 Pada alergi → telur, ikan, kontaktan (jam tangan, kalung, dll),
obat-obatan
 Vesikula → penonjolan kulit berisi cairan serosa
 Varisela (cacar air)
 Pustula → penonjolan kulit berisi pus
 Infeksi bakteri
 Abses
 Hematom
 Ikterik
Kulit
 Turgor kulit
 Mencubit kulit secara ringan → membiarkannya
kembali
 Bila turgor kulit jelek → bekas cubitan kembali lama
dehidrasi berat, malnutrisi
 Bila turgor kulit baik (normal) → bekas cubitan kembali
cepat
 Kelembaban kulit
 Kelembaban berlebih → berkeringat, demam,
hipoglikemia
 Anhidrosis (kulit kering) → pada dehidrasi
Turgor kulit yang jelek (menurun) pada pasien dehidrasi
Kepala dan leher
 Ukuran lingkar kepala
 Mikrosefali
 Hidrosefali
 Rambut
 Gizi buruk: warna rambut merah jagung, kering mudah
dicabut
 Ubun-ubun besar (UUB)
 Normal UUB → datar
 UUB cekung → dehidrasi
 UUB cembung (membonjol) → encephalitis,
meningoencephalitis
Kepala dan leher
 Wajah
 Asimetris
 Dismorfik → Wajah Down syndrome
 Edema palpebra →sindroma nefrotik
 Edema wajah (moon face) → penggunaan steroid
jangka panjang
Edema palpebra

Moon face

Wajah Down Syndrome


Kepala dan leher...
 Mata
 Mata cowong → pd dehidrasi
 Konjungtiva pucat → anemia
 Konjungtivitis → Discharge
 Leukocoria → retinoblastoma
 Konjungtiva kering (xerosis) → defisiensi Vit A
 Sklera ikterik
 Eksoftalmus → hipertiroidisme, glaukoma, tumor
 Strabismus

 Pemeriksaan mata dilakukan dengan ophtalmoskop


Mata cowong Leukocoria
Kepala dan leher...
 Telinga
 Bentuk, letak daun telinga
 Sekret yg keluar dari telinga
 Hidung
 Napas cuping hidung
 Epistaksis (mimisan)
 Mulut
 Trismus → tetanus, parotitis, ensefalitis
 Sianosis
 Halitosis → bau mulut tidak sedap higiene buruk,
dehidrasi, stomatitis, bau lain
 Labio-gnato-palatoschisis
 Oral thrush → infeksi jamur pada HIV/AIDS
 Lidah besar (makroglosi) → hipotiroid, Down syndrome
Trismus
Kepala dan leher...
 Faring hiperemis → faringitis
 Tonsil hipertrofi → tonsilitis
 Pembesaran kelenjar limfe pada leher → limfadenitis, limfoma
 Single/multiple
 Ukuran
 Terfiksasi/mobile
 Tanda radang
 Tortikolis
 Kaku kuduk
 Bengkak pada kelenjar parotis → parotitis
(Mumps/gondongan)
 Bengkak pada kelenjar tiroid → struma, hipertiroid
Struma Lymphoma

Parotitis (Mumps)
Mengukur tekanan vena jugularis (JVP)

 Posisi anak tidur telentang, posisi setengah


duduk (sudut 450)
 Tarik garis maya sejajar manubrium sterni
 Normal vena jugularis eksterna yg terisi tidak
boleh melebihi garis yang ditarik horisontal dari
manubrium sterni
 Bila melebihi garis tersebut→ desakan pada
atrium kanan naik →JVP meningkat
Pemeriksaan Dada
 Inspeksi
 Pectus ekscavatum
 Pectus carinatum (pigeon chest, dada burung)
 Simetris atau tidak simetris
 Ketinggalan gerak
 Retraksi dada → retraksi subkostal, interkostal,
suprasternal
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
Pectus excavatum Pectus carinatum
Pemeriksaan jantung
 Inspeksi
 Ictus kordis
 Palpasi
 Pada prekordium dapat meraba ictus kordis →
kuat angkat
 Bila ada bising yg keras → teraba getaran (thrill)
 Perkusi
 Menilai konfigurasi jantung → tidak lagi banyak
dilakukan
 Auskultasi → suara jantung, bising, gallop
Suara jantung
 Suara jantung 1 (S1)
 Suara getaran akibat menutupnya katup mitral
dan katup trikuspid
 Paling baik terdengar pada sisi sternum kiri
bawah
 Suara jantung 2 (S2)
 Suara penutupan katup aorta dan katup pulmonal
 Dapat terdengar mendua (split) saat inspirasi.
Saat ekspirasi terdengar tunggal → split tak
konstan
Suara jantung...
 Suara jantung 3 (S3)
 Getaran yang lemah, nada rendah → terjadi
akibat getaran darah yang mengalir cepat dari
atrium ke ventrikel pada saat permulaan diastole
 Terdengar paling baik di apeks pada posisi miring
 Normal pada anak
 Suara jantung 4 (S4)
 Sangat sulit terdengar
Suara jantung...
 Irama Gallop
 Kombinasi terdengarnya S3 atau sumasi S3 dan S4

dengan takikardia
 Terjadi pada gagal jantung

 Bising
 Suara yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah
melalui jalan abnormal atau daerah yang menyempit
 Menentukan: derajat, lokasi punctum maksimum,
bentuk bising, penjalaran
 Derajat bising:
 Derajat 1: lemah, hanya terdengar bila menahan
napas
 Derajat 2: lemah, tapi mudah didengar
 Derajat 3: cukup keras, tidak menimbulkan getaran
 Derajat 4: bising keras, ada getaran
 Derajat 5: bising sangat keras, bila stetoskop diangkat
tidak terdengar
 Derajat 6: bising sangat keras, masih terdengar bila
stetoskop diangkat 1 cm di atas dinding dada
PDA

Sistolik: ASD
Sistolik: VSD

Diastolik
Stensosi mitral

Sistolik
Insuf mitral
Sistolik Diastolik
Insuf trikuspid Stenosis trikuspid
Pemeriksaan paru
 Pada anak yg besar → periksa dada depan dan
punggung
 Inspeksi
 Bentuk dada
 Retraksi → subkostal, interkostal, supra sternal
 Palpasi
 Perkusi
 Normal → sonor
 Redup/pekak normal → pada daerah skapula, hepar,
jantung
 Redup/pekak abnormal → pada konsolidasi jaringan paru
(pneumonia lobaris), atelektasis, tumor, efusi pleura
 Pekak hepar → pada sela iga ke-6 midaksila kanan.
Menurun saat inspirasi, emfisema. Pekak hepar naik saat
ekspirasi, atelektasis paru kanan, hepatomegali
Pemeriksaan paru...
 Auskultasi
 Suara dasar paru
 Vesikuler
 Bronkial terdengar normal pada bronkus besar,
parasternal atas, interskapula
 Bronkovesikuler pada sela iga 1-2
 Suara tambahan
 Ronkhi basah
 Ronkhi kering, wheezing
 Krepitasi
 Friction rub
Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi
 Distensi, asites, scaphoid, potbelly, hernia
umbilikalis
Pemeriksaan abdomen...
 Auskultasi dilakukan lebih dulu sebelum
palpasi dan perkusi
 Suara peristaltik → normal setiap 10-30 detik
 Peristaltik meningkat → diare
 Peristaltik turun → ileus
 Palpasi (dan perkusi)
 Kaki difleksikan pada panggul dan lulut
 Nyeri tekan → lokasi pada kuadran abdomen
 Turgor
 Defense muskular
 Pemeriksaan hepar, spleen, ginjal
 Pemeriksaan hepar
 Normal tidak teraba atau teraba saat anak
ekspirasi
 Menilai di bawah arkus kosta dan bawah proc
sifoideus → ukuran, konsistensi, nyeri tekan, tepi
hepar
 Perkusi hepar → untuk menentukan liverspan
 6 bulan : 5 cm
 3 tahun : 7 cm
 10 tahun : 8-10 cm
 Remaja : 9-12 cm
 Pemeriksaan spleen
 Normal dapat tidak teraba
 Pembesaran spleen → splenomegali dg skala
Schuffner
 Pemeriksaan ginjal
 Pemeriksaan massa abdomen
 Pemeriksaan asites
 Shifting dullness
 Tes undulasi
Anus
 Pemeriksaan anus pada anak tidak dilakukan
secara rutin → hanya bila ada indikasi
 Diaperrash → diare
Alat kelamin
 Genitalia wanita
 Leukorea (keputihan) normal → pada beberapa bulan
sebelum menarche
 Leukorea patologis → berlebihan, kental, berwarna,
berbau
 Tanda seks sekunder → rambut pubes, pembesaran
mammae
 Genitalia laki-laki
 Fimosis → preputium yg sempit bisa faktor risiko ISK
 Mikropenis, hipospadia, epispadia
 Pembesaran skrotum
 Undesensus testikulorum
 Tanda seks sekunder
Stadium pubertas (Tanner)
Laki-laki
 Tanda pubertas pertama: pembesaran testis (11-
12 tahun)
 Rambut wajah dan aksila mulai tumbuh 2 tahun
setelah rambut pubes
Perempuan
 Tanda pubertas pertama: perubahan payudara
(telarche) (mean usia 9,5 th)
 menyusul pertumbuhan rambut pubes
 Menarche: mean usia 12,5 th; terjadi 2-3 tahun
pasca telarche
Tulang belakang
 Lordosis → condong ke depan (bungkuk)
 Kifosis → posisi badan ke posterior
 Skoliosis → deviasi ke lateral kongenital
Kifosis

Skoliosis

Lordosis
Ekstremitas
 Kelainan anatomi (polidaktili, sindaktili, equinovarus,
equinovalgus, lumpuh layu)
 Jari tabuh → penyakit jantung bawaan sianosis, penyakit paru
yang berat
 Telapak tangan pucat → anemia
 Simian line
 Ujung ekstremitas teraba dingin, nadi di punggung kaki
sangat lemah/tidak teraba → tanda syok
 Pengisian kapiler lambat → tanda syok
 Edema
 Pitting edema → hipoalbumin sindroma nefrotik, gizi buruk tipe
kwasihorkor
 Non-pitting edema → pada penyakit jantung
Jari tabuh

Pitting edema
Polidactili

Sindactili Brachidactili
Talipes equinovalgus Talipes equinovarus

Anda mungkin juga menyukai