Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Amin Maulana

NIM : 21080117110002

KELAS : A

Model Deterministik

Model deterministic merupakan model yang mendasarkan pada hukum konservasi massa dan
konservasi energy. Pada umumnya model model tersebut memanfaatkan bentuk persamaan
diferensial khusus yang dikenal sebagai persamaan kontinuitas, yang merupakan pernyataan
konversasi massa (materi)

sewaktu bergerak melalui ruang dalam selang waktu tertentu. Persamaan tersebut dapat
dipergunakan untuk erosi tanah pada segmen kecil dengan penjelasan sebagai berikut. Pada
segmen tersebut terdapat masukan material dari hasil pelepasan butir-butir tanah pada segmen itu
sendiri dan masukan sedimen dari lereng diatasnya. Dari segmen tersebut terdapat keluaran
material melalui proses pengangkutan oleh percikan bujan dan aliran permukaan. Jika proses
pengangkutan mempunyai kapasitas yang cukup untuk mengangkut sanua masukan material,
maka akan tajacti kehilangan tanah pada segmen tersebut. Sebaliknya kapasitas pengangkutan
tidak cukup, maka akan terjadi penambahan material. Maka dalam suatu segmen lereng akan
terjadi proses sebagai berikut:

Pelepasan butir-butir tanah oleh curah hujan (PH) adalah fungsi luas areail dan intensitas hujan :
𝑃𝐻 = 𝐾𝐼 𝐴 𝐼

Dimana A adalah luas areal, I adalah intensitas hujan, dan 𝐾𝐼 adalah konstanta yang besarnya di
pengaruhi oleh sifat – sifat tanah

Pelepasan butir-butir tanah oleh aliran permukaan (𝑃𝐴 ) adalah fungsi luas areal, kemiringan
permukaan lereng (S), dan aliran permukaan yang dinyatakan dalam persamaan berikut :

𝑃𝐴 = 𝐾2 𝐴 𝑆 2/3 𝑄𝑤 2/3

Dimana 𝐾2 adalah konstanta yang nilainya dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, S adalah
kemiringan lereng, dan 𝑄𝑤 adalah aliran permukaan.
Kapasitas pengangkutan (𝐾𝐻 ) adalah fungsi kemiringan permukaan lereng (S), dan intensitas
hujan (I):

𝐾𝐻 = 𝐾3 𝑆 𝐼

Dimana 𝐾3 adalah konstanta yang nilainya dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah.

Kapasitas pengangkutan aliran permukaan (𝐾𝐴 ) adalah fungsi kemiringan permukaan lereng (S),
dan aliran permukaan (𝑄𝑊 ) yang dinyatakan dalam persamaan berikut :
𝐾𝐴 = 𝐾4 𝑆 5/3 𝑄𝑊 5/3

Dimana 𝐾4 adalah konstanta yang nilainya dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah.

Dengan menggunakan keempat persamaan tersebut dan pelaksanaan model secara beruntun ke
segmen dibawahnya, sedimen dapat ditelusuri dan pola erosi dapat dievaluasi sepanjang seluruh
profil lereng. Untuk setiap segmen, total material yang tersedia untuk diangkut keluar adalah
butir-butir tanah pada segmen tersebut yang terlepas oleh curah hujan dan oleh aliran permukaan
(𝑃𝐻 + 𝑃𝐴 ) ditambah mataial yang terbawa dari segmen diatasnya. Total material ini dibandingkan
dengan kapasitas pengangkut pada segmen tersebut, yaitu kapasitas angkut curah hujan dan
aliran permukaan (𝐾𝐻 + 𝐾𝐴 ). lika total material yang tersedia untuk diangkut (𝑃𝐻 + 𝑃𝐴 ) lebih
kecil dari kapasitas pengangkutan (𝐾𝐻 + 𝐾𝐴 ), maka jumlah material merupakan faktor pembatas
pada bagian segmen tersebut, dan beban sedimen yang terangkut ke bagian dibawahnya sama
dengan jumlah material yang tersedia Sebaliknya, jika kapasitas pengangkutan (𝐾𝐻 + 𝐾𝐴 ). lebih
kecil dari jumlah material yang tersedia untuk tererosi (𝑃𝐻 + 𝑃𝐴 ), maka pengangkutan
merupakan faktor pembatas, dan besarnya beban sedimen adalah sama dengan kapasitas
Pengangkutan.

Karena kesederhanaanya, model tersebut mempunyai keterbatasan-keterbatasan, intensitas hujan,


laju infiltrasi, dan laju aliran permusim diasumsikan dalam kondisi permanen(steady). Tidak ada
proses erosi lain dan tidak pula pelapukan yang diperbolehkan. Lahan dianggap gundul tidak
bertanaman dan tidak ada pengolahan lahan. Tamptmgan depresi permnukaan diabaikan. Tidak
ada perpindahan material dari dasar lereng dan ketinggian dari titik tertinggi dan terendah dari
lereng adalah tetap sepanjang waktu.
Dewasa ini telah bayak model erosi yang mengarah ke modeJ kotak putib yang dikembangkan,
khusuanya di Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa ditintaranya adalah (I) WEPP (Water
Erosion Prediction Project), yang mulai dikembangkan pada tahun 1987 di Arnerika serikst, dan
sampai sekarang masih diuji terus-menerus (NSERL, 1995; Flanagan, ct.al., 1997); (2)
SMODERP (Simulation . Model of Overland Flow and Erosion Proceu), dikembangkan mulai
tahun 1989 di Eropa (Dostal, et.al., 1997); (3) EUROSEM (European Soil Erosioa Model)
dikembangkan di Eropa pada tshun 1991 (Quinton, et.al , 1997); dan LISEM (Limburg Soil
Erosice Model) pada tahun 1994 Oetten, etal., 1997). Di bawah ini diuraikan secara singkat
model WEPP untuk memberikan gambaran model-modei lain yang sejenis yang disebutkan di
atas.

WEPP (Water Erosion Prediction Project)

WEPP adalah model simulasi harian untuk memprediksi erosi dan yil sedimen untuk berbagai
skala. Dewasa ini WEPP telah dikembangkan dalam tiga versi, yaitu Profile, Watershed, dan
Grid.

1). Profile- Versi ini merupakan pengganti langsung dari USLE: menghitung crosi perrnukaan
dan erosi parit pada profil aliran permukaan tertentu. WEPP-profile juga menghitung
pengendapan sedimen berkaitan dengan perubaban topografi lahan atau meningkatkan kekasaran
permukaan, atau juga akibat meningkatkan suplai sedimen dari ujung lereng.

Pemisahan lereng kedalam elemen aliran permukaan


2). Walershed Erosi yang dihitung dengan WEPP-proftle ditelusuri melevan sistem saluran
menuju ke keluartm (outlet) dari DAS. Keluaran dari versi meliputi erosi dan pengendapan di
dalam sistem saluran.

3). Grid: Pengiriman sedimen dihitung dari luasan yang telah dibagi-bagi meniriadlit bagian
kecil atau elemen grid persegi. Dalam tiap-tiap elemen, versi profil bekerja dan, dengan versi
grid, merepresentasikan transportasi, erosi dan deposisi di dalam sistem saluran dalam area yang
ditinjau.

Penggambaran aplikasi versi-watershed

Pengoperastan WEPP memerlukan data yang sangat ekstensif, yang meliputi curah hujan
termasuk tinggi dan Intensitasnya, kualitas tekstur tanah, parameter pertumbuhan tanaman,
parameter dekomposisi residu, bentuk lereng, kecuraman lereng dan ortentasinya, dan parameter
erodibilltas tanah. WEPP juga memerlukan data masukan iklim harian. Program pembangkitan
iklim (CLIGEN) merupakan bagian dari WEPP. CLIGEN (nicks and Lane. 1989)
mensimulasikan hujan, suhu, angin, dan radiasi harian, dan juga dilengkapi dengan sarana untuk
memisahkan hujan seeara stokastik ke dalam distribusi intensitas dalam satu hari.
Representasi aplikasi versi-grid

WEPP mengtutung nilai-nilai baru karakteristik tanah, permukaan tanah dan kondisi tanaman
berbasis harian Jika tidak terjadi hujan, proses altal) dilanjutkan untuk kondisi hari berikutnya.
Jika terjadi hujan, WEPP menentukse apakah terjadi aliran permukaan berdasarkan laju infiltrasi
dan distribusi hujan. hka tajadi aliran pennukaan, WEPP akan menghitung volume dan laju aliran
dan waktu kejadiannya. Selanjumya ahran yang terjadi digunakan untuk memprediku pelepasan
material dan angkutan sedimen ke sistem saluran.

Pada WEPP versi-profile, erosi terdiri dari proses parit dan antar parit dan (rill dan interill). Erosi
antar parit aetalah pelepasan dan pengangkutan partikel tanah oleh butiran hujan dan aliran yang
sangat tipis, sedangkan aliran parit pelepasan dan pengangkutan sedimen oleh aliran air.
Pengirirnan sedimen dari area antar parit ke parit diperkirakan dengan persamaan berikut:

𝐷𝑖 = 𝐾𝑖 𝐼𝑒 2 𝐺𝑒 𝐶𝑒 𝑆𝑓

Dimana

𝐷𝐼 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑖𝑡 𝑘𝑒 𝑝𝑎𝑟𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝐾𝑔/𝑚2 / 𝑑𝑡)

𝐾𝑖 = 𝑒𝑟𝑜𝑑𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑖𝑡 (𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑖𝑙𝑙)(𝑘𝑔 𝑑𝑡/𝑚4 )

𝐼𝑒 = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑚/𝑑𝑡)

𝐺𝑒 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝 − 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛

𝐶𝑒 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝 − 𝑘𝑎𝑛𝑜𝑝𝑖


𝑆𝑓 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛, 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑆𝑓 = 1,05 − 0,85𝑒 −4 𝑠𝑖𝑛 𝑎

dimana a adalah sudut kemiringan Iahan kearah parit terdekat. Persamaan (4.23) dan (4.24)
memberikan hasil yang baik berdasarkan data yang dilaporkan oleh Meyer (1981), Meyer and
Harmon (1984, 1989), dan Watson and Laflen (1986). Proses pelepasan partikel, pengangkuta,
dan pengendapannya pada areal antara parit tidak terperinci secara jelas dalam persamaan. Erosi
parit adalah pelepasan dan pengangkutan partikel tanah oleh aliran an yang terkonsentrasi dalam
parit. Faktor yang mempengaruhi laju erosi parit meliputi tegangan geser, daya tahan tanah
terhadap tegangan geser, beban sedimen dalam aliran, dan kapasitas transportasi sedimen dari
aliran. Dalam WEPP, kapasitas pelepasan (𝐷𝑐 𝐾𝑔/𝑑𝑡/𝑚2 ) oleh aliran air adalah:

𝐷𝑡 = 𝐾𝑟 (𝜏 − 𝜏𝑐 )

Dimana :

𝐾𝑟 = erodibilitas parit 𝑑𝑡/𝑚2

𝜏= tegangan geser aliran (𝑁/𝑚2 )

𝜏𝑐 =tegangan geser kritis (𝑁/𝑚2 )untuk terjadinya pelepasan sedimen 𝜏𝑐 harus lebih besar 𝜏

Kapasitas pelepasan adalah laju pelepasan parit maksinnun, yang terjadi Pada kondisi dimana
tidak ada sedimen di dalam air. Laju pelepasan parit kurang dan kapasitasnya manakala aliran
rnengandung sedimen. Laju pelepasan aliran air (𝐷𝑡 ) adalah

𝑇𝑐 − 𝐺
𝐷𝑟 = 𝐷𝑐 ( )
𝑇𝑐

dimana G adalah beban sedimen per-satuan lebar (kg/m-dt), dan 𝑇𝑐 adalah kapasitas transportasi
sedimen per-satuan lebar (kg/m-dt). Kapasitas dapat dihitung dengan rumus

𝜏𝑐 = 𝐾𝐼 𝜏 1,5

dimana 𝐾𝐼 adalah koeftsien angkutan ([𝑚/𝑑𝑡 4 − 𝑚]0,5 ), yang dapat dihitung dengan persamaan
Yalin (1963) (Finker, et.al., 1989). Pada kondisi dimana beban sedimen yang ada melampaui
kapasitas transportasi sedimen, maka akan terjadi pengendapan, yang dapat diprediksi dengan
persamaan berikut.
𝑉𝑒𝑓𝑓
𝐷𝑟 = 𝛽 (𝑇𝑐 − 𝐺)
𝑞

𝐷𝑟 = laju pengendapan

𝛽 = Faktor turbulensi

𝑉𝑒𝑓𝑓 = Kecepatan jatuh efektif partake (m/dt)


𝑄 = debit per-satuan lebar (𝑚2 /𝑑𝑡).

Komponen Hidrologi dalam WEPP

WEPP harus meramalkan siklus hidrologi secara memadai jika menginginkan hasil prediksi erosi
dan pengiriman sedimen secara akurat. WEPP manggunakan beberapa variabel iklim, termasuk
volume dan lamanya hujan, nisbah intensitas puncak dan intensitas rerata, waktu terjadinya hujan
puncak. suhu rnaksimum dan minimum, kecepatan dan arah angin, dan radiasi matahari.
Variable - variabel ini diperlukan dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman dan
dekomposisi residu, keseimbangan air dan memperkirakan volume, lama. puncak aliran

Infiltrasi dalam WEPP dihitung dengan menggunakan persamaan green and Ampt. Kelebihan
hujan dihitung sebagai selisih antara intensitas hujan dan laiu infiltrasi selama terjadi hujan.
Prosedur penelusuran aliran permukaan menggunakan persamaan gelombang kinematik.

Masukan untuk keseimbangan air harian diperlukan untuk memperkirakan dan aliran.
Keseimbangan air dan komponen perkolasi menggunakan iklim, pertumbuhan tanaman, dan
komponen infiltrasi untuk menghitung status air tanah pada tiap lapisan yang ditinjau, dan
perkolasi dart zona perakaran. Potensi evapotranspirasi, penguapan tanah, dan transpirasi
tanaman dihitung pula dalam komponen hidrologi ini.

Proses pertumbuhan tanaman residu

Kuantitas dan kualitas tanaman dan residu berperan penting dalam menentukan akurasi prediksi
pelepasan dan transportasi sedimen. Kondisi biomas di atas maupun di bawah permukaan tanah
harus diperkirakan secara akurat untuk mengevaluasi pengaruh manajemen tanah yang berbeda-
beda terhadap erosi tanah. Karakteristik pertumbuhan tanaman yang penting meliputi penutupan
dan tinggi kanopi, massa biomas hidup maupun mati yang ada di atas maupun di bawah
permukaan tanah, indeks luas-daun dan luas basal, dan penutupan residu. Parameter-
parameternya telah ditetapkan untuk beberapa tanaman tahunan maupun semusim, sistem
manajemen dan operasi yang mungkin terjadi pada lahan pertanian, penggambalaan, hutan, dan
kebun atau taman. Perhitungan status tanaman harian dalam WEPP digunakan EP1C plant-
growth subroutines (Williams, et.al., 1984). Sedangkan dekomposisi residu badasarkan
dekomposisi modelnya Stroo, et.al. (1989).

Proses Hidraulik

Komponen hidraulik pada WEPP memprediksi tegangan geser untuk mernperkirakan erosi parit.
Komponen hidraulik menggunakan informasi tentang volume aliran permukaan, kekasaran
hidraulik, dan lamanya aliran dan debit puncak.

Untuk memprediksi erosi parit, aliran pada parit individual, bentuk parit, lebar parit, dan
kedalaman aliran diperkirakan. Jarak antar parit diperlukan untuk menentukan laju aliran untuk
parit individual. Bentuk parit diasumsikan persegi, dan lebarnya dianggap merupakan fungsi
debit. Jarak antar parit untuk lahan pertanian ditetapkan sebesar 1 m jika tidak ada spesifikasi
dalam data masukan.

WEPP menggabungkan pengetahuan tentang tanah, tanaman, pengolahan laban, residu, iklim,
dan transportasi sedimen ke dalam suatu program prediksi erosi tanah yang dapat dipakai pada
tataran lahan pertanian. WEPP mempertirnbangkan beberapa perubahan temporal yang terjadi
pada areal lahan. Karena merupakan program simulasi, program ini dapat dipergunakan untuk
mempelajari pengaruh interaktif bertnacam-macam kondisi yang berpengaruh pada erosi tanah.

Walaupun WEPP didesain dilengkapi dengan berbagai fasilitas, penggunaannya masih


diperlukan verifikasi, khususnya untuk wilayah yang mempunyai karakteristik berbeda dengan
karakteristik dimana model itu dikembangkan. Verifikasi sampai saat ini masih terbatas di
beberapa DAS di Amerika serikat dengan ukuran bervariasi antara 0,34 — 5,14 ha. Hasilnya
menyimpulkan bahwa WEPP memberikan hasil yang sangat baik. Koefisien korelasi antara yil
sedimen hasil prediksi dan hasil pengukuran sebesar 0,91 (Flanagan, etai., 1997). Sebaliknya,
hasil verifikasi pada plot yang dibuat di Swiss yang dilakukan oleh Hebel, et.al. (1997)
menyimpulkan bahwa WEPP memberikan hasil yang tidak memuaskan. Dilaporkan bahwa
WEPP memberikan prediksi yil sedimen 54% lebih rendah dibandingkan hasil pengukuran.
Penelitian serupa dilakukan olek Klik, etal. (1997) di Austria, dengan hasil bahwa WEPP
menghasilkan prediksi yil sedirnen sedikit lebih rendah dibandingkan dari hasil pengukuran. Dari
hasil beberapa verifikasi tersebut dapat dikatakan bahwa walaupun WEPP didisain berdasarkan
kaidah model kotak putih namun belum dapat berlaku umum, yang terlihat dari hasil verifikasi di
tempat yang berbeda memberikan hasil yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai