Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LAPORAN PERCOBAAN
JEMBATAN WHEATSTONE

NOMOR PERCOBAAN : 08
NAMA PRAKTIKAN : NATALINA SITUMORANG
KELAS/NIM : 4.31.18.0.16
ANGGOTA KELOMPOK : 1.HERIBERTUS MULYAWAN
2.SULTHON UMAR HABIBIE
PENGAMPU : ARIF NURSYAHID,H.,Drs.,M.T.

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

8.1 Tujuan Percobaan ................................................................................ 3

8.2 Landasan Teori .................................................................................... 3

8.3 Daftar Alat dan Komponen yang di gunakan ...................................... 4

8.4 Langkah Percobaan ............................................................................. 4

8.5 Hasil Percobaan ................................................................................... 5

8.6 Analisis dan Pembahasan .................................................................... 6

8.7 Pertanyaan ........................................................................................... 10

8.8 Jawaban Pertanyaan ............................................................................ 11

8.9 Kesimpulan ......................................................................................... 12

2
JEMBATAN WHEATSTONE

8.1. Tujuan Percobaan


Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1. Menggunakan rangkaian jembatan wheatstone untuk mengetahui nilai tahanan
yang belum diketahui,
2. Menggunakan rangkaian jembatan wheatstone untuk titik gangguan pada
gangguan kabel tanah (namun sekarang sudah jarang digunakan)
3. Menggunakan teori tersebut untuk menganalisis rangkaian komplek yang sesuai
secara benar.

8.2. Landasan Teori


Teori jembatan Wheatstone lazim digunakan sebagai pengganti alat ukur,
untuk melakukan pengukuran mencari nilai suatu tahanan yang belum diketahui
nilainya, dapat juga digunakan untuk mencari gangguan kabel didalam tanah
dengan cara menambah kabel penghantar pengganti yang baik dengan metode
perbandingan nilai tahanan pada jembatan wheatstone, maka dapat diketemukan
kabel dalam tanah yang telah rusak. Konfigurasi jembatan wheatstone dapat
ditunjukkan seperti pada rangkaian gambar 8.1. berikut :

3
Dari konfigurasi rangkaian gambar 8.1., dengan mengatur Rv apabila jembatan
dalam keadaan seimbang, galvanometer akan menunjukkan nol, artinya pada titik
simpul C (Vc) berpotensial sama dengan titik simpul D (Vd), sehingga tidak akan
mengalir arus dari titik C ke titik D atau sebaliknya dari titik D ke titik C, maka :
VBC/VCG = VAD/VDG
Atau
R1/R2 = RX/RV

8.3. Daftar Alat dan Komponen yang Digunakan


1. Catu daya 0 – 40 Volt/DC : 1 buah
2. Multimeter (catat merek dan tipenya) : 2 buah
3. Galvanometer (catat merek dan tipenya) : 1 buah
4. Resistor 100 Ω : 1 buah
5. Resistor 470 Ω : 1 buah
6. Resistor 1 K Ω : 1 buah
7. Papan rangkaian breadboard : 1 buah
8. Kawat penghubung rangkaian : secukupnya
9. Tahanan variable 1 K Ω : 1 buah
10. Resistor 1,2 K Ω : 1 buah
11. Resistor 3,3 K Ω : 1 buah
12. Resistor 1,5 K Ω : 1 buah

8.4. Langkah Percobaan


1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 8.2 dengan benar
2. Berikan tegangan catu dan ukur dengan miliampere meter dari masing-masing
tegangan 10, 15 dan 20 Volt, bandingkan dengan perhitungan teori dan
selanjutnya catat pada tabel 8.1
3. lakukan pengaturan RV hingga rangkaian jembatan seimbang dan hitung nilai
resistansi RX dan ukur RX dengan Ohm meter
4. Ulangi percobaan 3 dengan galvanometer G, menunjukkan adanya tegangan
(perhatikan polaritasnya), hitung Rx dan ukur dengan Ohm meter

4
5. Keselamatan kerja, pastikan pensetingan batas skala alat ukur yang digunakan

8.5. Hasil Percobaan


Teg.Catu Saat Galvanometer nol Saat Galvanometer Arus
(Volt) V Pada Tahanan (Ω) Bertegangan (Volt) Rangkaian
(mA)
𝑅1 𝑅2 𝑅𝑉 𝑅𝑋 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑉 𝑅𝑋 Praktek Teori

10 470 1500 289,3 100 470 1500 7,3 2,1 27,5 30,7

15 470 1500 289,3 100 470 1500 10,7 3,20 46,6 46,14

20 470 1500 289,3 100 470 1500 14,26 4,31 59,3 61,52

5
8.6. Analisis dan Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami melakukannya mengenai jembatan


wheatstone. Dimana alat ini merupakan alat ukur dalam menilai besaran listrik.
Pada praktikum ini kami diharapkan untuk memahami prinsip kerja dari jembatan
wheatstone lalu kami diharapkan untuk bisa menghitung besarnya nilai suatu
hambatan dari atau dengan jembatan wheatstone.
Sebelum melakukan praktikum ini, adapun yang harus dipersiapkan pertama kali
ialah kami menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan, karena supaya pada
saat praktikum tidak ada lagi alat dan bahan yang kurang. Lalu kami juga harus
mengerti apa itu jembatan wheatstone dan bagaimana penggunaannya karena
apabila kita tidak mengerti hal itu, kemungkinan hasil yang didapat kurang
maksimal. Pada praktikum ini kami merangkai galvanometer, jembatan
wheatstone , resistor serta kabel penghubung lainnya. Kemudian yang kami
lakukan ialah merangkai resistor R dalam bentuk seri dan parallel.
Pada percobaan ini kami juga menggunakan power supply sebagai sumber
tegangan listrik. Pada praktikum ini dapat di ketahui bahwa jembatan wheatstone
tidak hanya untuk mengukur yang dalam menilai besaran listrik saja namun juga
untuk mengukur sesuatu hambatan listrik yang tidak diketahui dengan
mengembangkan dua kali dari rangkain jembatan , dan juga untuk memperoleh
ketelitian dalam melakukan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relative kecil.
Pada pengukuran ini juga dilengkapi sebuah alat yakni galvanometer yang sangat
sensitive yang digunakan pada saat menghitung suatu sumber tegangan DC.
Mengapa dapat dikatakan sangat sensitive , karena galvanometer ini ialah suatu
alat yang dapat mengukur arus yang sangat kecil sekalipun.
Kemudian pada prinsip dasar pengukuran nilai hambatan dalam praktikum ini
yaitu kami menggunakan metode arus nol, dimana pada rangkaian ini diusahakan
atau diaturkan agar tidak ada arus yang mengalir atau arus pada sebuah
galvanometer menunjukkan angak nol sehingga tercapai suatu keadaan setimbang.
Untuk mendapatkan suatu keadaan setimbang dengan ukuran skala pada

6
galvanometer nya nol ialah, dengan menentukan hambatan yang dimiliki oleh
resistor yakni dengan rangkain jembatan wheatstone ini terlebih dahulu agar
mengatur kontak geser dari kabel hitam yang tidak terpakai lalu kemudian di
geser-geserkan hingga kemudian skala yang ditunjukkan oleh galvanometer ini
adalah nol.
Karena jembatan wheatstone ini dikatakan setimbang jika beda potensial pada
galvanometer ini sama dengan nol sehingga tidak ada arus yang melalui
galvanometer tersebut berdasarkan praktikum ini yang kami gunakan ialah hukum
Kirchoff I yang menyatakan pada rangkaian tertutup, jumlah ggl dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol. Sedangkan untuk menghitung nilai
hambatan yang belum diketahui besarnya maka dapat di gunakan persamaan yang
berkaitan dengan hukum ohm.
Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur
hambatan listrik. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan
amperemater,cukup satu Galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang
melalui suatu rangkaian. Berdasarkan hasil percobaan diatas diketahui bahwa
secara pengukuran :
a. pada saat Galvanometer nol (Volt) dan tegangan catu daya:
10 V maka 𝑹𝒗 = 289,3 Ω dan 𝑹𝒙 = 100 Ω
15 V maka 𝑹𝒗 = 289,3 Ω dan 𝑹𝒙 = 100 Ω
20 V maka 𝑹𝒗 = 289,3 Ω dan 𝑹𝒙 = 100 Ω
b. pada saat Galvanometer bertegangan (Volt) dan tegangan catu daya:
10 V maka 𝑹𝒗 =7,3 Ω dan 𝑹𝒙 = 2,1 Ω
15 V maka 𝑹𝒗 = 10,7 Ω dan 𝑹𝒙 = 3,20 Ω
20 V maka 𝑹𝒗 = 14,26 Ω dan 𝑹𝒙 = 4,31Ω
Kemudian arus yang dihasilkan dari rangkaian tersebut secara pengukuran dan
teori adalah :
a. pada saat galvanometer nol Volt dan tegangan catu daya :
10 V maka secara praktek nilai arus nya = 27,5 mA dan secara teori nilai arusnya
𝒗
(I) = 𝑹
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

7
𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = (𝑹𝟏 +𝑹𝟐 )//( 𝑹𝒙 +𝑹𝒗 ) Ω
= (470+1500)//(100+289.3) Ω
= 1970//389,3 Ω
𝟏𝟗𝟕𝟎.𝟑𝟖𝟗,𝟑
= 𝟏𝟗𝟕𝟎+𝟑𝟖𝟗,𝟑

= 325,06 Ω
𝟏𝟎
I = 𝟑𝟐𝟓,𝟎𝟔

= 30,7 mA
Selisih antara praktek dan teori adalah 3,2 mA

15 V maka secara praktek nilai arus nya = 46,6 mA dan secara teori nilai arusnya
𝒗
(I) = 𝑹
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = (𝑹𝟏 +𝑹𝟐 )//( 𝑹𝒙 +𝑹𝒗 ) Ω


= (470+1500)//(100+289.3) Ω
= 1970//389,3 Ω
𝟏𝟗𝟕𝟎.𝟑𝟖𝟗,𝟑
= 𝟏𝟗𝟕𝟎+𝟑𝟖𝟗,𝟑

= 325,06 Ω
𝟏𝟓
I = 𝟑𝟐𝟓,𝟎𝟔

= 46,14 mA
Selisih antara praktek dan teori adalah 0,46 mA
20 V maka secara praktek nilai arus nya = 59,3 mA dan secara teori nilai arusnya
𝒗
(I) = 𝑹
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = (𝑹𝟏 +𝑹𝟐 )//( 𝑹𝒙 +𝑹𝒗 ) Ω


= (470+1500)//(2,1+7.3) Ω
= 1970//9,4 Ω
𝟏𝟗𝟕𝟎.𝟑𝟖𝟗,𝟑
= 𝟏𝟗𝟕𝟎+𝟑𝟖𝟗,𝟑

= 325,06 Ω
𝟐𝟎
I = 𝟑𝟐𝟓,𝟎𝟔

= 61,52 mA

8
Selisih antara praktek dan teori adalah 2,22 mA
b. pada saat galvanometer bertegangan Volt dan tegangan catu daya :
10 V maka secara praktek nilai arus nya = 27,5 mA dan secara teori nilai arusnya
𝒗
(I) = 𝑹
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = (𝑹𝟏 //𝑹𝒙 )+( 𝑹𝟐 //𝑹𝒗 ) Ω


= (470//2,1)+(1500//7,3) Ω
= 2,09 + 7,26 Ω
= 9.3 Ω
𝟏𝟎
I = 𝟗,𝟑

= 1,08A
15 V maka secara praktek nilai arus nya = 46,6 mA dan secara teori nilai arusnya
𝒗
(I) = 𝑹
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = (𝑹𝟏 //𝑹𝒙 )+( 𝑹𝟐 //𝑹𝒗 ) Ω


= (470//3,20)+(1500//10,7) Ω
= 3,17 + 10,62 Ω
= 13,79 Ω
𝟏𝟓
I = 𝟏𝟑,𝟕𝟗

= 1,08A

20 V maka secara praktek nilai arus nya = 59,3 mA dan secara teori nilai arusnya
𝒗
(I) = 𝑹
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = (𝑹𝟏 //𝑹𝒙 )+( 𝑹𝟐 //𝑹𝒗 ) Ω


= (470//4,31)+(1500//14,26) Ω
= 4,27 + 14,12 Ω
= 18,39 Ω
𝟐𝟎
I = 𝟏𝟖,𝟑𝟗

= 1,08A
Dari kedua perhitungan arus diatas pada saat Galvanometer nol Volt arus yang
didapatkan pada perhitungan secara teori dan praktek hampir sama ,meskipun

9
memiliki selisih yang sangat kecil namun masih berada batas
toleransi,dikarenakan adanya tahanan dalam pada alat ukur yang digunakan atau
adanya kesalahan membaca.Semakin besar tegangangan yang diberikan maka arus
yang dihasilkan akan semakin besar pada tahanan yang sama. Namun jika
dibandingkan pada saat Galvanometer bertegangan arus yang dihasilkan pada
perhitungan teori dengan tegangan yang berbeda akan menghasilkan nilai yang
besar.
Dari percobaan ini kita dapat menghitung nilai tegangan pada :
a. 𝑽𝑪𝑫 = 𝑽𝑪 - 𝑽𝑫
𝑹𝟏 𝟒𝟕𝟎
𝑽𝑪 = 𝑅1+𝑅2 10 𝑉= 470+1500 10 V = 2,38 V
𝑹𝒗 𝟐𝟖𝟗,𝟑
𝑽𝑫 = 𝑅𝑥+𝑅𝑣 10 𝑉= 100+289,3 10 V = 7,43V

𝑽𝑪𝑫 = 𝑽𝑪 - 𝑽𝑫 = 7,43 V – 2,38 V = 5,05 V


b. 𝑽𝑪𝑫 = 𝑽𝑪 - 𝑽𝑫
𝑹𝟏 𝟒𝟕𝟎
𝑽𝑪 = 𝑅1+𝑅2 10 𝑉= 470+1500 15 V = 3,57 V
𝑹𝒗 𝟐𝟖𝟗,𝟑
𝑽𝑫 = 𝑅𝑥+𝑅𝑣 10 𝑉= 100+289,3 15 V = 11,14 V

𝑽𝑪𝑫 = 𝑽𝑪 - 𝑽𝑫 = 11,14V – 3,57V = 7,57 V


c. 𝑽𝑪𝑫 = 𝑽𝑪 - 𝑽𝑫
𝑹𝟏 𝟒𝟕𝟎
𝑽𝑪 = 𝑅1+𝑅2 10 𝑉= 470+1500 20 V = 4,6 V
𝑹𝒗 𝟐𝟖𝟗,𝟑
𝑽𝑫 = 𝑅𝑥+𝑅𝑣 10 𝑉= 100+289,3 20 V = 14,86 V

𝑽𝑪𝑫 = 𝑽𝑪 - 𝑽𝑫 = 14,86 V – 4,6 V = 10,26 V

8.7. Pertanyaan
1. Jelaskanlah penggunaan teori jembatan wheatstone yang Anda ketahui
2. Bandingkanlah perhitungan teori saat keadaan jembatan setimbang dan
jembatan tidak seimbang !
3. Hitunglah daya yang diserap rangkaian saat jembatan setimbang dan tidak
setimbang
4. Jelaskanlah mengapa keadaan pertanyaan 3, akan terjadi sedemikian

10
8.8. Jawaban Pertanyaan
1. Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam
melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil
sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan
sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan
segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber
tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone
adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir
pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama
besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah
sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan
melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana
galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
2. Perhitungan teori pada saat keadaan jembatan setimbang dan tidak setimbang
memiliki perbedaan yang sangat jauh yaitu dari mA ke A seperti yang kita lihat
pada perhitungan arus diatas.
3. Daya pada saat setimbang :
P = V.I = 0.I = 0 Watt
Daya pada saat tidak seimbang
P = V.I = 5,05 V .30,7 mA = 0,15 Watt
P = V.I =7,57V.46,14 mA =0,35 Watt
P = V.I =10,26V.61,52 mA =0,63 Watt
4. Karena pada saat seimbang galvanometer akan menunjukkan nol, artinya
pada titik simpul C (Vc) berpotensial sama dengan titik simpul D (Vd), sehingga
tidak akan mengalir arus dari titik C ke titik D sehingga daya yang dihasilkan (P=
V.I )=0 atau sebaliknya dari titik D ke titik C.Pada saat tidak seimbang maka
tegangan yang digunakan adalah tegangan pada titik C-D dan dayanya (P)= V.I

11
8.9. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan,dapat disimpulkan bahwa :
a. Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur hambatan listrik.
Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemater,cukup satu
Galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian.
b. Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol
(karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan
dengan perkalian silang

12

Anda mungkin juga menyukai