Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Geopolitik dan geostrategi merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad
terakhir ini, karena manusia yang telah berbangsa membutuhkan wilayah sebagai tempat
tinggalnya yang kemudian di kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya pengertian Negara
tidak saja di artikan sebagai wilayah, tetapi di artikan lebih luas, yaitu sebagai intitusi. Prasarat
Negara sebagai initusi menurut Prof. DR. Sri Soemantri dalam Dikti (2001), secara minimal
meliputi unsur wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu Negara di
samping warga Negara juga meliputi bukan warga Negara. Agar Negara mencapai tujuan nasioal
aman dan sejahtera (Pembukaan UUD’45 Alinea IV) perlu pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan yang dimaksud agar warga Negara Indonesia tahu tentang hak dan kewajiban, serta
mampu berdiri dan tetap menjaga jati dirinya di tengah arus globalisasi.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari makalah tentang Geopolitik Indonesia (Wawasan Nusantara) antara lain
yaitu :
PEMBAHASAN
“Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila
dan berdasarkan Undang-undang Dasar 1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk menccapai tujuan nasional.”
Berdasarkan pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan Tap. MPR Tahun 1993 dan
tentang GBHN.
Geopolitik berasal dari dua kata yaitu “geo” dan politik. Maka membicarakan
pengertian geopolitik tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik.
“Geo” artinya bumi/planet bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata
ruang yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan bumi. Dengan demikian,
geografi berkaitan dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat
hidupnya.Politik berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar
dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
Maka, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam
wujud kebijaksanaan nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
Istilah geopolitik semula awalnya sebagai ilmu politik yang kemudian berkembang
menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri khas negara
yang berupa bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam suatu negara untuk
membangun dan membina negara. Para penyelenggara pemerintah nasional hendaknya
menyusun pembinaan politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara
ilmiah berdasarkan cita-cita bangsa. Kemudian teori Geopolitik berkembang menjadi
konsepsi wawasan nasional bangsa. Oleh karena itu, wawasan nasional bangsa selalu
mengacu pada geopolitik. Dengan wawasan nasional suatu negara, dapat dipelajari kemana
arah perkembangan suatu negara.
Pendapat para ahli mengenai teori geopolitik kontinental yaitu pertama dikemukakan
oleh Friedrich Ratzel (1844-1904) bahwa teori ruang yang dalam konsepsinya dipengaruhi
oleh ahli biologi Charles Darwin. Dalam teorinya, bangsa yang berbudaya tinggi akan
membutuhkan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang
“primitif”. Pendapat tersebut kemudian diprtegas oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan
teori kekuatannya yang menyatakan bahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh
serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual yang mampu mengeksploitasi negara
“primitif” agar negaranya mendapat swasembada.
Kemudian Karl Haushofer (1869-1946) yang pernah menjadi atase militer di Jepang
meramalkan bahwa Jepang akan menjadi negara yang jaya didunia dimana untuk menjadi
jaya suatu bangsa harus mampu menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa
pada hakekatnya dunia terbagi atas empat kawasan benua dan dipimpin oleh negara yang
unggul. Teori ruang dan teori kekuatan merupakan hasil penelitiannya yang dikenal dengan
teori Pan Regional yaitu ruang hidup yang “cukup”, swasembada, dan dunia dibagi menjadi
empat Pan Region dimana tipa region dipimpin oleh satu bangsa (nation) yang unggul.
Menurut Rahayu (2007), suatu syarat berdirinya negara, yaitu wilayah, setiap bangsa
memerlukan ruang hidup. Populasi masyarakat berkembang pesat, sedangkan luas geografi
yang merupakan ekologi manusia tidak berubah, maka sering terjadi benturan antara
pertumbuhan manusia dengan daya dukung lingkungan. Setiap bangsa yang telah menegara
memiliki wilayah sebagai tempat rakyat bernaung dan negara memberi
jaminankesejahteraan dan keamanan kepada seluruh warganya. Suatu negara dapat
menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, pengaruh
yang timbul dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi, cita-cita,
dan kondisi masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah, serta sejajarah.
Indonesia termasuk negara yang memiliki keragaman ruang yang sempurna, yaitu
memiliki ruang udara, darat dan air. Dengan memiliki ruang yang beragam ini, maka
Indonesia secara otomatis juga memiliki kekayaan alam yang besar, yang berada di udara, di
dalam perairan (laut, sungai, dan danau), serta di dalam daratan (tanah). Apalagi Indonesia
dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di sepanjang garis
khatulistiwa, yang memungkinkan memiliki keragaman hewan dan tumbuhan dengan
komposisi tanah yang sangat subur. Konsep penguasaan wilayah geografis harus menyatu
dengan sistem politik yang dianut oleh Indonesia, sehingga penjagaan terhadap sejengkal
wilayah NKRI juga sama bobotnya dengan kedaulatan negara ini. Konsep Geopolitik
digunakan untuk memperkaya wawasan dan kesadaran akan arti penting wilayah NKRI
sebagai ruang hidup seluruh rakyat Indonesia.
Dalam suatu wilayah yang disebut negara Pemerintah dan rakyat memerlukan konsep
berupa wawasan nasional sebagai visi nasional untuk menjamin kelangsungan hidup,
keutuhan wilayah, dan jati diri bangsa. Istilah wawasan berasal dari kata wawas (bahasa
jawa) yang artinya melihat/memandang, dengan akhiran –an, berarti cara lihat/cara
pandang. Wawasan nusantara adalah wawasan nasional bangsa indonesia, dimana kondisi
geografisnya adalah kepulauanyang terletak di antara dua benua dan dua samudra.
3) Lingkungan sekitar
Dengan demikian, wawasan nasional ialah cara pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksisitensinya yang serba terhubung
dengan bangsa lain dan negara lain, dan dalam perkembangannya di lingkungan daerah,
nasional, regional, dan global.
Terdapat tiga unsur penting Wawasan Nusantara yang pertama ialah unsur Wadah
dimana terdapat tiga komponen didalamya, yaitu wujud wilayah, tata inti organisasi, dan
tata kelengkapan organisasi. Kedua ialah unsur Isi, dimana isi dari Wawasan Nusantara
tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia dalam eksistensinya yang
meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu. Ketiga ialah Tata Laku yang
mencakup dari dua segi yaitu batiniah yakni berdasarkan falsafah bangsa yang membentuk
sikap mental bangsa yang memilki kekuatan batin dan lahiriah yang merupakan kekuatan
yang utuh, dalam arti kemanunggalan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan.
b) Geopolitik Indonesia
-Kebebasan beragama
Memberi hak dan kewajiban yang sama kepada setiap warga negara dalam
menerapkan HAM
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pengaruh geografi terhadap sikap dan
tatalaku negara yang bersangkutan merupakan suatu fenomena yang mutlak
diperhitungkan.
*Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut tidak ada yang mem-punyainya, dan
oleh karena itu dapat dimiliki tiap-tiap negara.
*Res Communis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat du-nia dan
karena itu tidak dapat dimiliki tiap-tiap negara.
Hugo de Groot (Belanda) dalam bukunya Mare Liberium menyatakan bahwa laut
bebas untuk semua bangsa.
Grotius dalam bukunya De Jure Belli Ac Pasis (1625), mengakui laut sepanjang
pantai suata negara dapat dimiliki sejauh yang dapat dikuasai darat.
• Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamaan NKRI
• Laut wilayah Indonesia 12 mil diukur dari pangkal lurus (Straight Base Line)
• Semua kepulauan dan laut yang terletak diantaranya harus dianggap sebagai
suatu kesatuan. Akibat dari UU tsb wilayah RI berubah luasnya dari 2 juta KM2 menjadi
5 juta KM2 yang terdiri atas + 65% wilayah laut dan + 35% wilayah darat. Wilayah darat
terdiri dari 17.508 pulau pulau besar dan kecil dimana baru 6044 yang diberi nama.
Melalui Konfrensi PBB tentang Hukum Laut Internasional Tahun 1982, pokok
pokok asas Negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam konvensi PBB tentang
hukum laut, yaitu United Nation Convention on the Law of the Sea 1982
(UNCLOS).Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui UU no.17 tahun 1985, tanggal
31 Desember 1985. Menurut UNCLOS hak Negara kepulauan :
Laut Teritorial : Wilayah laut selebar 12 mil dari garis pangkal, dihitung waktu air
surut.
Laut Dalam : semua jenis perairan yang ada di pedalaman wilayah Negara
Zona tambahan : wilayah laut sebesar 24 mil untuk pengawasan bea cukai, saniter, dan
sebagainya.
• Konvensi/traktat/perjanjian internasional
Hukum udara adalah perangkat kaidah tentang matra udara yang dikaitkan dengan
batas yurisdiksi Negara.Perkembangan hokum udara dimulai ketika Perang Dunia I
berakhir. Pada saat itu Negara dihadapkan pada:
• Menegaskan prinsip kedaulatan yang utuh dan penuh dari negara-negara atas
ruang udara diatas wilayah nasional suatu negara, dilangsungkan jaringan penerbangan
sipil internasional secara aman, tertib, teratur, dan nyaman.
Budaya merupakan hasil kekuatan budi manusia, lengkapnya ialah cipta, rasa, dan
karya.Budaya dilahirkan dari hubungan antar manusia yang membentuk pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang merangsang hubungan sosial di antara anggotanya.
Cipta, karsa, dan karya sangat dipengaruhi oleh lingkungan alamiah tempat
manusia hidup.Itulah sebabnya bangsa Indonesia yang mempunyai ruang hidup dengan
kondisinya yang masing-masing membentuk karakter bangsa yang berbeda, dari segi
etnis, alam, dan pendidikan. Heterogenitas karakter bangsa, secara budaya meliputi:
Wilayah NKRI masih berdasarkan warisan kolonial Belanda, yaitu batas wilayah
perairan berdasarkan “Teritoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie” tahun 1939 ialah
selebar 3 mil dari garis pangkal tiap pulau. Melalui proses perjuangan yang panjang (±28
tahun) Indonesia berhasil mengubah batas wilayah perairan, yaitu 12 mil dari pantai
pulau-pulau terluar (Deklarasi Juanda 13 Des 1957). Dengan demikian terwujudlah
kesatuan wilayah RI yang disebutkan dengan istilah “Konsepsi Nusantara”, terdiri atas
kata “Nusa” = pulau dan “Antara”, yaitu yang terletak di antara dua benua dan dua
samudera. Konsepsi Nusantara mengilhami Angkatan-angkatan dalam tubuh TNI untuk
mengembangkan wawasan berdasarkan mantranya:
3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan
berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.
Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain,
hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Wawasan
Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan visi bangsa yang
bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan
Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan
Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik Indonesia. Berdasarkan
fakta geografis dan sejarah, wilayah Indonesia beserta apa yang ada di dalamnya dipandang
sebagai satu kesatuan. Pandangan atau Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan
Nusantara.Wawasan Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.
Geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu
negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik
suatu negara. Sasaran implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional adalah
menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi,
menyikapi, menangani berbagai permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh.
3.2. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi pembaca lainnya
serta menambah wawasan, khususnya Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik di Indonesia.
Saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki makalah kami berikutnya.
Achmad Fauzi, Pancasila, Tinjauan Konteks Sejarah, Filsafat Ideologi Nasional dan
Ketatanegaraan Republik Indonesia, Malang:PT. Danar Jaya Brawijaya University Press,
2003.
Calam, A. dan Sobirin. 2009. Formulasi Geopolitik di Era Reformasi. Jurnal SAINTIKOM. 7(2) :
350-365.
Ditjen Dikti, 2001. Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan (untuk Mahasiswa) bag I & II
. Jakarta: Ditjen Dikti Depnas.
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa.
Depok: Gramedia Widiasarana Indonesia