Anda di halaman 1dari 22

BAB I

CAENDOMETRIUM

1.1 Definisi

Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium

atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk

seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker

endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam

rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel 1 djuvant 1 o. kanker

endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan

pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause.

(Whoellan 2009) B.

1.2 Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium,

tetapi beberapa 1 djuvant 1 o menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang

berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini

beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :

a. Obesitas atau kegemukan.

Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi

androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan

sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker

endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25


Kg diatas berat badan normal 2djuvant2 resiko 3 kali lipat dibanding dengan

wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas

berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.

b. Haid pertama (menarche).

Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko

1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah

usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk

menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari

jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas

x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali

dibanding MS < 29

c. Tidak pernah melahirkan

Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah

atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian

menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah

melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa

faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan

(paritas).

d. Penggunaan estrogen. Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon.

Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko

kanker endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.

Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan

selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan

estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium

intraepitel jika 3 djuvant 3 on endometrium disertai sel-sel atipikal dan

meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%.

f. Diabetes mellitus (DM).

Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) 3djuvant merupakan faktor

resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis

pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan

angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.

g. Hipertensi.

50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan

1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi

pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna

daripada populasi kontrol.

h. Faktor lingkungan dan diet.

Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian

keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang

berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa

lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika

latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan

sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari
keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan

ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika

Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke

negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti

misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih

tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya.

i. Riwayat keluarga.

Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota

keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.

j. Tumor memproduksi estrogen.

Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa,

akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

1.3 Klasifikasi

Terdapat suatu bentuk tingkatan agresivitas yang luas dalam tipe

histopatologi karsinoma endometrium. Kebanyakan pasien terkena

adenokarsinoma endometrioid yang bersifat lambat perkembangannya. Namun

demikian, Beberapa orang terkena tipe histopatologis yang jarang

ditemukan yang memiliki tingkat agresifitas yang tinggi.

Derajat diferensiasi tumor merupakan predictor yang penting untuk

mengetahui penyebaran penyakit ini. Tumor yang muncul akibat radiasi di pelvis

berasal dari karsinoma endometrium sporadik yang histologinya menunjukkan

keadaan stadium tinggi, derajat tinggi dan resiko tinggi.


Jenis Histopatologi Insiden
Endometrioid adenocarcinoma 75%
 Villoglandular atau papillary 2%

 Sekretori 1%

 Dengan diferensiasi sel squamousa 15- 25%

Karsinoma Mucinous 1-2 %


Karsinoma Papillary serous 5-10
Karsinoma Clear cell >5%
Karsinoma Squamous Jarang
Karsinoma yang tidak terdefinisikan 1-2 %
Karsinoma Campuran 10%

Tabel 2. Klasifikasi karsinoma ndometrium berdasarkan temuan histopatologiknya.

Gambar 2. Klasifikasi WHO untuk karsinoma endometrium berdasarkan jenis


histopatologisnya. A: Villoglandular atau papillary, B : Dengan diferensiasi sel
squamousa, C: Karsinoma Mucinous, D: Karsinoma Papillary serous dan E :
Karsinoma Clear cell.
1.4 Manifestasi Klinis

Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :

 Rasa sakit pada saat menstruasi.

 Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit

ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.

 Sakit punggung pada bagian bawah.

 Sulit buang air besar atau diare.

 Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.

 Keputihan bercampur darah dan nanah.

 Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

Pemeriksaan Penunjang Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu

dilakukan:

 Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru

 Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks

 Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati,

faal ginjal, elektrolit.

1.5 Patofisiologi

Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium

yangmerupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah

panggul danmenyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. 90% dari semua

kanker rahim yangterbentuk di endometrium.


Profesional medis tidak tahu persis apa yang menyebabkan

kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan estrogen terlalu banyak, yang

merupakan hormonwanita. Ini adalah ovarium yang memproduksi estrogen, tetapi

mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut 7 djuvant 7 one yang

membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Kedua hormon harus seimbang,

tetapi Jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi akanmenyebabkan

endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium. Faktor

lain yang meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah obesitas.

Jaringan lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen.

Pola makan dengan asupan tinggilemak hewani, termasuk daging, susu, dan

unggas, bersama dengan makanan olahan dan gulahalus adalah nomor satu

penyebab obesitas. makanan ini harus dihindari terutama olehmereka yang

beresiko. Mereka yang berisiko adalah wanita yang telah melalui menopause,

tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering

mengkonsumsimakanan dengan lemak tinggi. Tanda pertama kanker

endometrium adalah perdarahan atau bercak. Pendarahan atau bercak mungkin

tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang baik untuk segera memeriksakan ke

dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Selain dari kanker endometriumadalah

penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan buang air kecil dan

nyeri selama hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang

telah melewati menopause. mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun

(Corwin:1999).
1.6 WOC Endometriosis
1.7 Komplikasi

a. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.

b. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan

usus.

c. Bepresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari

sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk

menghancurkan sel-sel tumor sehingga ker’a sel-sel tumor optimal.

d. perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat

menyebabkan 9djuvan

1.8 Penatalaksanaan

Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan

pilihan terapiuntuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,

sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan

contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum

adenokarsinoma endometrium.

1. Pembedahan

Kebanyakan penderita akan mengalami histerektomi (pengangkatan

rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat ( salpingo-ooforektomi

bilateral) karena sel-sel tumor bias menyebar ke v-arium dan sel-sel kanker

dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggalkemungkinan akan terangsang

oleh estrogen yang dihasilkan oleh o-arium. jika ditemukansel-sel kanker di

dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah


beningtersebut juga diangkat. jika sel kanker telah ditemukan di dalam

kelenjar getah bening, makakemungkinan kanker telah menyebar ke bagian

tubuh lainnya. jika sel kanker belum menyebar ke luar.

Endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu

mengalami pengobatan lainnya.

2. Radioterapi ada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh

sel-sel kanker.terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang

sel-sel kanker di daerah yang disinari. ada stadium I, II atau III dilakukan

terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup tahun pada pasien

kanker endometrium menurun 20-30% dibandingdengan terapi penyinaran.

Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade atau 2) tidak memerlukan

radiasi djuvant pasca operasi. Pasien dengan operasi dan penyinaran.

penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran

tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang

tersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi radiasi djuvant diberikan

kepada :

 Penderita stadium 1, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau invasi

melebihi setengahmiometrium. penderita stadium IIA/IIB, grade I,II,

III.penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri

(Prawirohardjo, 2006)
Ada 2 jenis terapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati kanker

endometrium

1. Radiasi eksternal

Digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk mengarahkan sinar

kedaerah tumor. Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu

selama beberapaminggu dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit.

“ada radiasi eksternal tidak ada Fatradioaktif yang dimasukkan ke dalam

tubuh.

2. Radiasi internal

Digunakan sebuah selang kecil yang mengandung suatu Fat

radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama

beberapa hari. Selama mengalami radiasi internal, penderita dirawat di

rumah sakit.

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.

Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh

dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke

tempat lain.

1.9 Prognosis

Lebih atau kurang 80.000 wanita didiagnosis dengan kanker pada tahun

2005 (panggul ginekologi keganasan) dan banyak kasus ini kanker rahim kanker

serviks stadium “rognosis Bari rahim kanker sekitar 90% adalah endometrium.
1. Kanker

Rahim kebanyakan terjadi pada wanita menopause dan pada dasarnya

adalah pertumbuhan sel yang abnormal di dalam rahim (neoplasma). Setelah

masalah didiagnosis adalah perawatan yang tepat dapat dimulai.

2 Gejala

Yang paling umum dalam kanker rahim adalah perdarahan post

menopause dan mayoritas perempuan akan mengidentifikasi ini sebagai tanda

peringatan bahwa mereka mungkin memiliki masalah dan membutuhkan

bantuan medis. Untungnya hanya 10% sampai 20% wanita dengan

gejala perdarahan postmenopause sebenarnya memiliki pertumbuhan ganas

perdarahan abnormal harus die-aluasi medis tanpa penundaan seperti ini

sering hasil dalam diagnosis penyakit pada tahap pertama ketika itu berpotensi

dapat disembuhkan dan sangatdiobati.beberapa faktor risiko kanker

endometrium infertilitas (atau tidak ada anak), estrogen dihambat, menopause

terlambat, obesitas, diabetes, diet tinggi lemak hewani, hipertensi dan terapi

radiasi
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1) Data Demografi Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku,

warga negara, bahasa yang digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi

nama, alamat, dan hubungan dengan klien.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau

pernah ke daerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah

pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan

3) Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Dysmenore primer ataupun sekunder

b. Nyeri saat latihan fisik

c. Dispareun

d. Nyeri ovulasi

e. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada

bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.

f. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual

g. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter

h. Hipermenorea

i. Menoragia

j. Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.

k. Konstipasi, diare, kolik


4) Riwayat Kesehatan Keluarga Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama

saudara kembar) yang menderita endometriosis.

5) Riwayat Obstetri dan Menstruasi Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus

menstruasi pendek, darah menstruasi yang berwarna gelap yang keluar sebelum

menstruasi atau akhir menstruasi.

Pemeriksaan Fisik

1) Pada pemeriksaan fisik umum Jarang dilakukan kecuali penderita menunjukkan

adanya gejala fokal siklik pada daerah organ non ginekologi. Pemeriksaan

dilakukan untuk mencari penyebab nyeri yang letaknya kurang tegas dan dalam.

Endometrioma pada parut pembedahan dapat berupa pembengkakan yang nyeri

dan lunak fokal dapat menyerupai lesi lain seperti granuloma, abses dan

hematom.

2) Pada pemeriksaan fisik ginekologik Pada genitalia eksterna dan permukaan

vagina biasanya tidak ada kelainan. Lesi endometriosis terlihat hanya 14,4%

pada pemeriksaan inspekulo, sedangkan pada pemeriksaan manual lesi ini teraba

pada 43,1% penderita. Ada keterkaitan antara stenosis pelvik dan endometriosis

pada penderita nyeri pelvik kronik. Paling umum, tanda positif dijumpai

pada pemeriksaan bimanual dan rektovaginal.16 Hasil pemeriksaaan fisik yang

normal tidak menyingkirkan diagnosis endometriosis, pemeriksaan pelvik

sebagai pendekatan non bedah untuk diagnosis endometriosis dapat dipakai pada

endometrioma ovarium. Status Ginekologis


a. Abdomen: Inspeksi: perut datar, tidak tampak benjolan, striae (-) Palpasi:

teraba massa di regio suprapubis sebesar telur ayam, dengan konsistensi

kistik, permukaan licin, batas tegas, terfiksir, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)

Perkusi: pekak daerah massa, shifting dullness (-) Auskultasi: bising usus (+)

normal.

b. Genitalia: Inspeksi: vulva dan uretra tenang Inspekulo: vulva dan vagina

tenang, portio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup, fluksus (-), erosi (-),

laserasi (-), polip (-), massa (-), fluor albus (-)

c. Pemeriksaan dalam/ bimanual:

- Vagina tenang

- Portio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup

- Korpus uteri tidak teraba

- Teraba massa kistik di parametrium sinistra

- Kavum Douglass: menonjol

3) Review of system

a. Breath : Tachikardi

b. Blood : Anemia

c. Brain : -

d. Bladder : Oliguri

e. Bowel : Konstipasi

f. Bone : Nyeri

g. Reproduction system : Nyeri saat menstruasi dan koitus.


Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas (00146) berhubungan dengan ancaman status infertile.

2. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan dengan agen cedera biologi, ditandai

dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat menstruasi.

3. Risk for bleeding (00206) berhubungan dengan iritasi peritonium

Analisis Data

Masalah
Data Pathway
Keperawatan
Data Subjectif : Endometriosis Ansietas
Klien mengatakan takut karena
ada perdarahan dan rasa nyeri Adhesi di tuba fallopii
yang hilang timbul dan tidak
seperti sebelum-sebelumnya. Gerakan spontan ujung-
ujung fimbriae

Data Objektif :
Gerakan ovum ke uterus
Klien terlihat gelisah Klien
lambat
tampak pucat

Ovum tertahan di saluran


ekstra uterine

Infertil

Ansietas
Data Subjektif : Endometriosis Nyeri Akut
Adanya keluhan nyeri saat
menstruasi.
Peningkatan respon thd
Data Objektif : FH dan LSH
Terlihat klien sedang
memegangi perut bagian kiri Kontraksi otot-otot rahim
bawahnya sambil menunjukan
ekspresi kesakitan
Nyeri saat menstruasi
P : Menstruasi (dysminorea)
Q : Nyeri seperti tertusuk dan
terbakar
R : Perut bagian bawah hingga Nyeri akut
ke punggung
S : 6
T : Sebelum-saat-sesudah
menstruasi (fluktuatif)
Data Subjektif : Endometriosis Risk for bleeding
Klien mengatakan gejala
anemia (lelah, lemah, letih, Iritasi peritoneum
lesu, lunglai).
Data Objektif : Perdarahan di pelvic
Hb : <11 Klien tampak pucat
Klien terlihat lemas Risk for bleeding
Intervensi Keperawatan

1) Ansietas (00146) berhubungan dengan ancaman status infertile.

Domain 9 : Koping / Toleransi Stres

Class 2 : Respons Koping

NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan Pengurangan Kecemasan (5820)
keperawatan selama 1x24 jam, klien 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
dapat menunjukkan tingkat kecemasan meyakinkan
dengan kriteria hasil : 2. Berada disisi klien untuk
Tingkat Kecemasan (1211) meningkatkan rasa aman dan
1. (121105) Klien dapat menunjukkan mengurangi ketakutan
perasaan gelisah (4) 3. Lakukan usapan pada punggung
2. (121106) Klien dengan tidak dengan cara yang tepat
merasakan otot tegang (4) 4. Dukung penggunaan mekanisme
3. (121112) Klien dapat mengatasi dalam koping yang sesuai
kesulitan berkonsentrasi (4) 5. Identifikasi pada saat terjadi perubahan
4. (121117) Klien dapat menunjukkan tingkat kecemasan
rasa cemas yang disampaikan secara 6. Instruksikan klien untuk menggunakan
lisan (4) teknik relaksasi

Manajemen teknologi reproduksi (7886)


1. Berikan pendidikan tentang macam-
macam terapi modalitas reproduksi
2. Membantu pasien untuk fokus pada
bidang kehidupan yang sukses tidak
terkait dengan status kesuburan
3. Rujuk klien untuk melakukan
konseling terkait dengan proses
reproduksi
4. Beritahu keluarga untuk tetap memberi
semangat kepada klien ketika terjadi
kegagalan proses fertilisasi.

2) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan dengan agen cedera biologi, ditandai

dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat menstruasi.

Domain 12 : Comfort

Class 1 : Physical Comfort

NOC NIC
Setelah diberikan asuhan keperawatan Pemberian analgesik (2210)
1x24 jam, nyeri klien akan berkurang 1) Periksa kembali instruksi dokter,
dengan kriteria hasil: berikan obar dengan prinsip 5S
Level Nyeri (2102) : 2) Evalusi respon klien terhadap
1) Ekspresi wajah menahan nyeri analgesik yang diberikan
berkurang (210206) (3-5) 3) Cek riwayat alergi
2) Lama waktu episode nyeri 4) Monitor TTV sebelum dan sesudah
(210204) (4) pemberian analgesik
3) Tidak mengerang dan menangis
Manajemen Lingkungan :
(210217) (3-5)
Kenyamanan (6482)
4) Ketegangan otot berkurang (210209)
1) Berikan lingkungan yang bersih dan
(3-4)
aman bagi klien
2) Jelaskan sumber-sumber kenyamanan
bagi klien
3) Hindari pencahayaan yang berlebihan
4) Posisikan klien senyaman mungkin
Kontrol Nyeri (1605) : Manajemen Nyeri (1400)
1) Mengenali timbulnya nyeri (160502) 1) Berikan informasi tentang nyeri,
(4-5) penyebab, berapa lama, dan cara
2) Laporkan gejala yang tidak terkontrol mengantisipasinya
kepada perawat/dokter (160507) (3-4) 2) Dampingi klien dan keluarga untuk
3) Menggunakan langkah-langkah bisa memberikan semangat ketika
pencegahan (160503) (3-4) nyeri timbul
4) Menggunakan analgesik sesuai yang 3) Tanyakan kepada klien, hal-hal apa
dianjurkan (160505) (3-5) saja yang bisa meningkatkan da
memperburuk nyeri
4) Ajarkan teknik-teknik distraksi nyeri,
seperti mendengarkan musik.
5) Dorong klien untuk bisa memonitor
nyerinya sendiri dan mengintervensi
sebisanya.

3. Risk for bleeding (00206) berhubungan dengan iritasi peritonium

Domain 11 : Safety/ Protection

Class 2 : Physical Injury

NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Penurunan pendarahan (4020)
keperawatan selama 1x24 jam, a. Mengidentifikasi penyebab
perdarahan klien dapat teratasi dan pendarahan
jumlah darah klien kembali normal b. Memonitor jumlah dan sifat
dengan kriteria hasil : kehilangan darah
Keparahan Kehilangan Darah (0413) c. Perhatikan hemoglobin hematokrit
1. Kehilangan darah terlihat (4) tingkat sebelum dan setelah
2. Perdarahan vagina (4) kehilangan darah
3. Kecemasan (4) d. Mempertahankan kepatenan akses IV
4. Penurunan hemoglobin (Hb) (4) e. Mengelola produk darah (misalnya,
5. Penurunan hematokrit (Ht) (4) trombosit dan plasma beku segar),
sesuai
f. Hematest semua ekskresi dan
mengamati darah di emesis, dahak,
tinja, urine, drainase NG, dan
drainase luka, yang sesuai
g. Mengevaluasi psikologis pasien dalam
menanggapi perdarahan dan persepsi
peristiwa
h. Mengajar pasien dan keluarga
tindakan pada tanda-tanda pendarahan
dan tepat (i.e., memberitahu perawat),
harus lebih lanjut perdarahan terjadi
i. Menginstruksikan pasien pada
pembatasan aktivitas
j. Mengajar pasien dan keluarga pada
keparahan kehilangan darah dan
tindakan yang tepat yang dilakukan

2. Pengajaran: Prosedur / Pengobatan


(5618)
a. Menginformasikan pasien tentang
kapan dan di mana prosedur /
pengobatan akan berlangsung, yang
sesuai
b. Menginformasikan pasien tentang
berapa lama prosedur / perawatan
diperkirakan berlangsung
c. Menginformasikan pasien tentang
siapa yang akan melakukan prosedur /
pengobatan
d. Memperkuat kepercayaan pasien
dalam staf yang terlibat, yang sesuai
e. Menentukan pengalaman pasien
sebelumnya dan tingkat pengetahuan
yang berkaitan dengan prosedur /
perawatan
f. Menjelaskan tujuan prosedur /
perawatan
g. Menggambarkan kegiatan
preprocedure / pengobatan
h. Menjelaskan prosedur / perawatan
i. Mendapatkan saksi / informed consent
pasien untuk prosedur / pengobatan
sesuai dengan kebijakan lembaga,
yang sesuai
j. Anjurkan pasien tentang cara untuk
bekerja sama / berpartisipasi selama
prosedur / perawatan, yang sesuai
k. Anjurkan pasien untuk menggunakan
teknik diarahkan untuk
mengendalikan aspek-aspek tertentu
dari pengalaman (misalnya, relaksasi
dan mengatasi citra), yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai