Anda di halaman 1dari 1

JUDUL : TEORI AGENSI DAN KEJAHATAN KEUANGAN :PARADOKS

EKSEKUTIF OPORTUNITIK

METODE PENELITIAN :

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif kualitatif .sumber data yang
digunakan yaitu sumber data yang diperoleh dari hasil survei dinegara malaysia, yang
dimana yang menjadi objek nya adalah perusahaan keluarga dan perusahaan non keluarga
dan menggunakan Teori agensi dari sudut pandang Filosofis sebagai Teori pendukung
nya .

Analisis yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif yakni:

1)mengumpulkan data yang berkaitan dengan oppourtunisme manajerial misalnya


,struktur tata kelola perusahaan ,pengelolaan keuangan serta kepemilikan sahamnya .

2)menganalisis data survei dan membandingkan antara dua kelompok perusahaan


tersebut Untuk melihat kemungkinan besar manajer perusahaan yang melakukan
kecurangan .

3)Mencocokan hasil survei dengan Teori pendukungnya .

HASIL PENELITIAN :

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kejahatan
keuangan atau oportunisme manajerial terjadi dikarenakan adanya kepentingan pribadi
dari manusia. yang dimana kepentingan itu saling bertentangan dengan kepentingan
organisasi.selain itu penulis juga menyimpulkan bahwa perusahaan yang lebih besar
atau perusahaan non keluarga tingkat kecenderungan terjadinya opportunime manajerial
ternyata lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil atau keluarga .

Dari sudut pandang filosofis, cara teori agensi menggunakan gagasan oportunisme tidak
mencerminkan kompleksitas egoisme filosofis (Smith, Hobbes) dan pemikiran
Machiavellian. Ketika menggunakan gagasan oportunisme, teori agensi tidak berakar
pada karya Adam Smith, Thomas Hobbes, atau Nicolo Machiavelli. Oportunisme dapat
secara psikologis atau sosiologis digambarkan sebagai fenomena psikis / sosial. Namun,
ketika teori agensi menggunakan gagasan oportunisme, itu tidak memberikan impor
filosofis. Filsafat Smith, Hobbes, dan Machiavelli dipilih, karena teori agensi kadang-
kadang merujuk kepadanya, ketika mendefinisikan gagasan oportunisme. Filsafat lain
juga dapat dianalisis untuk melihat sejauh mana mereka membuka pintu untuk
oportunisme (vg Spinoza).

Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi cara organisasi dapat mengidentifikasi


perilaku Smithian, Hobbesian, atau Machiavellian eksekutif. Dengan melakukan itu,
mereka dapat menerapkan mekanisme tata kelola yang jauh lebih relevan untuk
menghindari oportunisme manajerial dan untuk mencegah kejahatan finansial. Selain itu,
penting untuk menganalisis oportunisme pemegang saham

Anda mungkin juga menyukai