Makalah Bab2
Makalah Bab2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Betametason
fludrokortison.
rantai atom karbon valerat pada posisi hidroksil-17 menghasilkan suatu senyawa
yang 300 kali lebih aktif dibandingkan dengan hidrokortison untuk pemakaian
pengobatan gangguan kulit dan digunakan secara luas. Sebab efek antiradang dan
bentuk ekzem dan dermatitis, penyakit sisik (psoriasis) dan bintil-tintil gatal
pada C16 berada pada posisi-beta. Struktur betametason valerat dapat dilihat pada
3,20-dion 17-valerat.
Kelarutan : Mudah larut dalam aseton dan dalam kloroform, larut dalam
Mekanisme kerja :
Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma secara difusi pasif.
Reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel hanya bereaksi di jaringan
(ribonucleic acid, RNA) dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini
2.2 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batas tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri
dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau
alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk
a) Stabil selama masih dipakai untuk pengobatan, krim harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada di dalam
suhu kamar.
b) Lunak, semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak
serta homogen.
c) Mudah dipakai, krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan
d) Terdistribusi secara merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim
Tipe krim ada dua yaitu: krim tipe air minyak (a/m) dan krim tipe minyak air
digunakan: sabun polivalen, span, adeps lanae, kolestrol, cera. Untuk krim tipe
m/a digunakan: sabun monovalen, tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur,
yang sering digunakan ialah nipagin 0,12% - 0,18%, nipasol 0,02% - 0,05%
(Anief, 2000).
0,5 mg per mL dan (2) Betametason BPFI 0,5 mg per mL pada jarak yang
sama, 2,5 cm dari tepi lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
fase gerak merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
secara kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm,
asetonitril - air (3:2), dan pelarut: asam asetat glacial - metanol (1:1000) (Ditjen
POM, 1995).
menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi.
Metode ini dikenal sebagai kromatografi cair kinerja tinggi (Ditjen POM, 1995).
dalam sampel terdistribusi antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase
diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam bentuk molekul kecil, atau dalam
bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding
kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan (Rohman, 2009).
canggih dalam analisis farmasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji
kemurnian dan penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-
senyawa yang tidak mudah menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak
bisa dianalisis dengan kromatografi gas. Banyak senyawa yang dapat dianalisis,
dengan kromatografi cair kinerja tinggi mulai dari senyawa ion anorganik sampai
campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase pemisahan kiral (chirale
Trenphasen) yang mampu menentukan rasemis dan isomer aktif (Putra, 2004).
tahun 1970-an. Saat ini, kromatografi cair kinerja tinggi merupakan teknik
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis bahan obat, baik dalam produk
ruahan atau dalam sediaan farmasetik, serta obat dalam cairan biologis (Rohman,
2009).
pisahnya baik, peka, detektor unik, kolom dapat dipakai kembali, ideal untuk
molekul besar dan ion dan mudah memperoleh kembali cuplikan (Johnson dan
Robert, 1991).
Kerugian dari kromatografi cair kinerja tinggi adalah mahal, sampel yang
Instrumen kromatografi cair kinerja tinggi pada dasarnya terdiri atas: wadah
fase gerak, pompa, alat untuk memasukkan sampel (alat injeksi), kolom, detektor,
wadah penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer sebagai perekam
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong
ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini
biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak
sebelum digunakan harus dilakukan penghilangan gas (degassing) yang ada pada
fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama
2. Fase Gerak
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Fase normal (fase diam lebih polar
pelarut. Untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak),
Rohman, 2007).
5000 Psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit.
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
reproduksibel, konstan, dan bebas dari gangguan (Gandjar dan Rohman, 2007).
4. Injektor
penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi
dengan keluk sampel (sample loop) internal atau eksternal (Gandjar dan Rohman,
2007).
5. Kolom
terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solute / analit. Ada
dua jenis kolom pada kromatografi cair kinerja tinggi yaitu kolom konvensional
dan kolom mikrobor. Kolom mikrobor mempunyai tiga keuntungan yang utama
a) Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding
dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase
b) Adanya aliran fase gerak yang lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal
jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel
6. Fase diam
Kebanyakan fase diam pada kromatografi cair kinerja tinggi berupa silica
yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-
polimer stiren dan divinil benzene. Permukaan silika adalah polar dan sedikit
asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH) (Gandjar dan Rohman, 2007).
Oktadesil silika (C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan
sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai
untuk solute yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih
7. Detektor
efluen kolom dan mengukur jumlahnya. Detektor yang baik sangat peka, tidak
banyak berderau, rentang tanggapan liniernya lebar, dan menanggapi semua jenis
Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang
rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe
senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur
golongan yaitu: detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum,
tidak spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor
spektrofotometri massa; dan golongan yang spesifik yang hanya akan mendeteksi
analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor ultraviolet sinar tampak,