Bentuk serta dimensinya tergantung pada jenis dan ukuran kapal yang bertambat
pada dermaga tersebut.
Dermaga harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kapal dapat merapat dan
bertambat serta melakukan kegiatan di pelabuhan dengan aman, cepat, dan lancar.
• Pier, adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya tegak lurus
dengan garis pantai (berbentuk jari). Berbeda dengan wharf yang digunakan
untuk merapat pada satu sisinya, pier bisa digunakan pada satu atau dua
sisinya.
• Jetty, adalah dermaga yang letaknya menjorok ke laut sehingga sisi depannya
berada pada kedalaman yang cukup sebagai tempat bertambatnya kapal-
kapal. Pada umumnya jetty digunakan untuk merapat kapal-kapal yang
memiliki ukuran sangat besar. Sisi muka jetty biasanya sejajar dengan pantai
dan dihubungkan dengan daratan oleh jembatan yang membentuk sudut
tegak lurus terhadap jetty.
Dimana :
a. Wharf
b. Pier
c. Jetty
Gaya vertikal meliputi berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban
peralatan bongkar muat (crane), dan sebagainya.
• Gaya sandar (berthing forces), gaya yang ditimbulkan oleh benturan antara
kapal dan dermaga pada waktu kapal merapat ke dermaga dengan kecepatan
yang masih dimilikinya.
• Gaya tambat (mooring forces), gaya tarikan kapal pada alat penambat
(bollard) yang disebabkan oleh tiupan angin dan arus pada badan kapal.
Bollard ditanam/diangker pada dermaga dan harus mampu menahan gaya
tarikan kapal.
• Gaya akibat angin, gaya yang ditimbulkan oleh besarnya angin yang
berhembus pada badan kapal yang ditambatkan.
• Gaya akibat arus, gaya yang ditimbulkan oleh besarnya arus yang bekerja
pada bagian kapal yang terendam air yang diteruskan pada alat penambat
dan dermaga.
• Gaya pada bollard, gaya yang ditimbulkan dari tali penambat yang
dililitkan pada bollard sehingga bollard harus dapat menahan gaya tarikan
kapal yang ditambatkan.
Gaya-Gaya yang Bekerja pada Dermaga
Lanjutan….
Dimana :
E = energi kinetik yang timbul akibat benturan kapal/energi benturan
(ton meter)
V = kecepatan kapal pada saat membentur dermaga/merapat (m/d)
W = displacement/berat kapal (ton)
g = percepatan gravitasi bumi (m/d2)
Cm = koefisien massa
Ce = koefisien eksentrisitas
Cs = koefisien kekerasan (diambil 1)
Cc = koefisien bentuk dan tambatan (diambil 1)
Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling kapal
dan
Dimana :
Cb = koefisien blok kapal
d = draft kapal (m)
B = lebar kapal (m)
Lpp = panjang garis air (m)
γo = berat jenis air laut (t/m3)
Koefisien eksentrisitas, adalah perbandingan antara energi sisa dan energi kinetik
kapal yang merapat
Dimana :
l = jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai
titik sandar kapal (m)
l = ¼ Loa (pada dermaga) (m)
l = 1/6 Loa (pada dolphin) (m)
r = jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air
• Gaya tambat (mooring forces)
• Gaya akibat angin, gaya yang ditimbulkan oleh besarnya angin yang
berhembus pada badan kapal yang ditambatkan.
dengan :
Rw = gaya akibat angin (kg)
Qa = tekanan angin (kg/m2)
V = kecepatan angin (m/d)
Aw = proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
• Gaya akibat arus, gaya yang ditimbulkan oleh besarnya arus yang bekerja
pada bagian kapal yang terendam air yang diteruskan pada alat penambat
dan dermaga.
dengan :
Ra = gaya akibat arus (kgf)
Cc = koefisien tekanan arus
γw = rapat massa air laut (1025 kg/m3)
Ac = luas penampang kapal yang terendam air (m2)
Vc = kecepatan arus (m/d)
g = percepatan gravitasi bumi (m/d2)
• Gaya pada bollard, gaya yang ditimbulkan dari tali penambat yang
dililitkan pada bollard sehingga bollard harus dapat menahan gaya tarikan
kapal yang ditambatkan.