Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUMDASAR-DASAR AKUAKULTUR

ACARA 2
MASUKAN BAHAN AKAN MEMPENGARUHI KUALITAS AIR

Oleh :

NAMA : M. MUTAWALLI WIRA S


NIM : C1K016060
KELOMPOK : 8

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


UNIVERSITAS MATARAM
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk megikuti praktikum selanjutnya.


Disusun oleh :
Nama : M. Mutawalli Wira S
Nim : C1K016060
Kelompok : 8 (Delapan)

Mataram, 14 April 2018

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan

ALFERDIAN HATAMI M.MUTAWALLI WIRA S


NIM : C1K015007 NIM : C1K016060
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan, tidak seperti hewan lainnya, bersama pakan yang dikonsumsi, sama-
sama berada di dalam lingkungan air. Yang pada prosesnya akan mempengaruhi
kualitas air tempat mereka tinggal. Kondisi air memegang peranan penting dalam
mempengaruhi efisiensi pakan, laju pertumbuhan, kesehatan dan kelangsungan
hidup ikan. Ketika kualitas air terdepresiasi, pakan yang dikonsumsi secara tidak
benar akan berubah menjadi daging tumbuh. Namun, bukan berarti pertumbuhan
ikan berjalan baik.
Pemberian pakan juga sangat penting dalam kegiatan budidaya untuk
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan biota aquatik dikarnakan makanan
alami yang ada di media budidaya tidak mampu menyediakan makanan yang
cukup bagi biota yang dibudidayakan. Dampak yang diakibatkan dari pemberian
pakan ini, selain dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan, juga dapat
mempengaruhi kualitas air. Pengaruh yang terjadi adalah menurunnya kualitas air
yang ada pada media budidaya yang disebabkan oleh sisa pakan yang diberikan
ataupun sisa metabolisme (feses) yang dibuang dilingkungan media. Feses ini
juga dapat menurunkan kualitas air.
Semakin banyak bahan yang masuk ke dalam air maka semakin buruk kualitas
air sehingga air tidak mampu memberikan daya dukung yang optimal terhadap
organisme yang di dalamnya. Memburuknya kualitas air ini dapat mengganggu
biota yang ada di dalamnya. Gangguan itu dapat berupa ikan stress dan
menyebabkan kematian. Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum ini untuk
mengetahui masukan bahan dapat merubah kualias air.

1.2 Tujuan praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuktikan
pemasukan bahan mempengaruhi kualitas air
BAB III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur dilaksanakan pada hari Selasa,
3 April 2018 yang dimulai dari jam 16.00 sampai jam 17.30 dan
pengamatan dilakukan dari 3 April sampai 10 april 2018 di Laboratorium
budidaya perairan, Program Studi Budidaya Perairan Universitas
Mataram.
3.2. Alat dan Bahan
a. Alat Praktikum
Adapun alat-alat dan fungsi yang digunakan pada saat praktikum yaitu :
No Alat dan Bahan Fungsi

1. Akuarium 10 buah Sebagai media pemeliharaan ikan


2. Timbangan Untuk menimbang pakan
3. DO mater Untuk mengukur oksigen terlarut air
4. Aerator Sebagai sumber oksigen untuk ikan
5. Turbidimeter Untuk mengukur kekeruhan air pada
akuarium
6. PH meter Untuk mengukur derajat keasaman air
7. Saringan Untuk mengangkat ikan yang sudah
mati

b. Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan beserta fungsi yang digunakan pada saat praktikum
yaitu :
No Alat dan Bahan Fungsi

1. Air tawar Sebagai media pemeliharaan


2. Ikan nila Sebagai sampel ikan yang digunakan
3. Pakan ikan Sebagai makanan ikan yang dibudidaya

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Disiapkan 10 buah akuarium, lalu diberi label masing-masing akuarium
yaitu :A1,B1,C1,D1,E1 dan A1,B1,C1,D1,E1 setelah itu di isi dengan air tawar,
beri satu titik aerasi.
2. Dimasukkan ikan setelah di ukur PH, DO dan tingkat kekeruhan air
3. Di isi dengan 30 ekor ikan pada masing-masing akuarium B,C,D dan E
yang berat totalnya sudah diketahui, sedangkan yang akuarium A sebagai
kontrol
4. Dilakukan pengukuran PH, DO, dan kekeruhan pada menit ke 30 dan
selanjutnya pada jam ke 24 selam 7 hari.
5. Diberikan pakan setiap 12 jam pada masing-masing akuarium A sebanyak
3℅, akuarium B sebanyak 5℅, akuarium C sebanyak 8℅, akuarium D
sebanyak 10℅ dan akuarium E sebanyak 15℅.
6. Dilarang melakukan pergantian air selama pemeliharaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari praktikum ini adalah:
Hari/ Jam Akuarium Kualitas air Jumlah Jumlah
tanggal DO Ph Kekeruhan pakan ikan mati
(gram) (ekor)
Rabu, 09.00 Kontrol 5,4 7 2,27 0 -
4-5- A1 4,2 8,1 3,02 1,71 -
2018 B1 4,2 8 1,48 3,2 -
C1 4,2 7,6 1,25 4,96 -
D1 4,2 7,9 2,04 4,2 -
E1 4,2 8 1,7 8,4 -
A2 4,2 8,1 1,92 1,98 -
B2 4,2 7,9 1,95 2,7 -
C2 4,2 7,8 2,13 5,2 -
D2 4,2 7,8 1,88 5,7 -
E2 4,2 7,8 1,75 9,15 -
15.00 Kontrol 5,4 7 2,27 0 -
A1 4,2 8,1 3,02 1,71 -
B1 4,2 8 1,48 3,2 -
C1 4,2 7,6 1,25 4,96 -
D1 4,2 7,9 2,04 4,2 -
E1 4,2 8 1,7 8,4 -
A2 4,2 8,1 1,92 1,98 -
B2 4,2 7,9 1,95 2,7 -
C2 4,2 7,8 2,13 5,2 -
D2 4,2 7,8 1,88 5,7 -
E2 4,2 7,8 1,75 9,15 -
Kamis, 09.00 Kontrol 5 8 2,35 0 -
5-5- A1 3,7 7,8 4,88 1,71 5
2018 B1 3,7 7,6 4,03 3,2 1
C1 3,7 7,6 1,25 4,96 -
D1 3,7 7,7 5,97 4,2 -
E1 3,7 7,5 9,53 8,4 -
A2 3,7 7,7 3,27 1,98 -
B2 3,7 7,7 5,13 2,7 1
C2 3,7 7,4 8,6 5,2 2
D2 3,7 7,6 15,2 5,7 2
E2 3,7 7,5 12,8 9,15 3
15.00 Kontrol 5 8 2,35 0
A1 3,7 7,8 4,88 1,71 2
B1 3,7 7,6 4,03 3,2 -
C1 3,7 7,6 1,25 4,96 -
D1 3,7 7,7 5,97 4,2 -
E1 3,7 7,5 9,53 8,4 2
A2 3,7 7,7 3,27 1,98 -
B2 3,7 7,7 5,13 2,7 -
C2 3,7 7,4 8,6 5,2 1
D2 3,7 7,6 15,2 5,7 -
E2 3,7 7,5 12,8 9,15 2
Jumat, 09.00 Kontrol 4,8 8,2 2,19 0 -
6--5- A1 3,5 7,9 4,04 1,71 -
2018 B1 3,5 7,6 4,98 3,2 1
C1 3,5 7,6 10,9 4,96 3
D1 3,5 7,7 11,6 4,2 3
E1 3,5 7,5 17,4 8,4 1
A2 3,5 7,8 4,68 1,98 -
B2 3,5 7,7 6,35 2,7 2
C2 3,5 7,8 25,4 5,2 -
D2 3,5 7,7 15,9 5,7 -
E2 3,5 7,7 48,2 9,15 1
15.00 Kontrol 4,8 8,2 2,19 0 -
A1 3,5 7,9 4,04 1,71 1
B1 3,5 7,6 4,98 3,2 -
C1 3,5 7,6 10,9 4,96 -
D1 3,5 7,7 11,6 4,2 1
E1 3,5 7,5 17,4 8,4 -
A2 3,5 7,8 4,68 1,98 -
B2 3,5 7,7 6,35 2,7 -
C2 3,5 7,8 25,4 5,2 -
D2 3,5 7,7 15,9 5,7 -
E2 3,5 7,7 48,2 9,15 -
Sabtu, 09.00 Kontrol 5 8,4 2,01 0 -
7-5- A1 3,5 8 7,04 1,71 1
2018 B1 3,5 7,7 8,08 3,2 1
C1 3,5 7,5 23,6 4,96 1
D1 3,5 7,7 16,6 4,2 -
E1 3,5 7,8 41,9 8,4 1
A2 3,5 7,8 8,98 1,98 2
B2 3,5 7,9 11,2 2,7 2
C2 3,5 7,8 14,1 5,2 4
D2 3,5 7,8 19,2 5,7 1
E2 3,5 7,8 35,5 9,15 2
15.00 Kontrol 5 8,4 2,01 0 -
A1 3,5 8 7,04 1,71 -
B1 3,5 7,7 8,08 3,2 -
C1 3,5 7,5 23,6 4,96 1
D1 3,5 7,7 16,6 4,2 -
E1 3,5 7,8 41,9 8,4 1
A2 3,5 7,8 8,98 1,98 -
B2 3,5 7,9 11,2 2,7 -
C2 3,5 7,8 14,1 5,2 1
D2 3,5 7,8 19,2 5,7 -
E2 3,5 7,8 35,5 9,15 -
Minggu 09.00 Kontrol 4,8 8,5 2,7 0 -
8-5- A1 3,2 8 11,6 1,71 -
2018 B1 3,2 7,7 14,7 3,2 -
C1 3,2 7,8 91,5 4,96 -
D1 3,2 7,6 24,4 4,2 2
E1 3,2 7,7 117 8,4 -
A2 3,2 8,1 9,08 1,98 -
B2 3,2 7,9 8,23 2,7 -
C2 3,2 8 15,9 5,2 -
D2 3,2 7,8 33 5,7 -
E2 3,2 7,8 41,8 9,15 -
15.00 Kontrol 4,8 8,5 2,7 0 -
A1 3,2 8 11,6 1,71 -
B1 3,2 7,7 14,7 3,2 -
C1 3,2 7,8 91,5 4,96 1
D1 3,2 7,6 24,4 4,2 -
E1 3,2 7,7 117 8,4 1
A2 3,2 8,1 9,08 1,98 -
B2 3,2 7,9 8,23 2,7 -
C2 3,2 8 15,9 5,2 2
D2 3,2 7,8 33 5,7 1
E2 3,2 7,8 41,8 9,15 2
Senin, 09.00 Kontrol 4,6 8,1 2,85 0 -
9-5- A1 3,6 7,9 8,11 1,71 -
2018 B1 3,6 7,9 13 3,2 1
C1 3,6 7,7 49,4 4,96 3
D1 3,6 7,7 22,3 4,2 -
E1 3,6 7,7 104 8,4 1
A2 3,6 7,9 10,87 1,98 -
B2 3,6 7,9 6,87 2,7 -
C2 3,6 7,8 49,4 5,2 -
D2 3,6 7,7 50,4 5,7 -
E2 3,6 7,8 98,6 9,15 3
15.00 Kontrol 4,6 8,1 2,85 0 -
A1 3,6 7,9 8,11 1,71 -
B1 3,6 7,9 13 3,2 -
C1 3,6 7,7 49,4 4,96 -
D1 3,6 7,7 22,3 4,2 -
E1 3,6 7,7 104 8,4 3
A2 3,6 7,9 10,87 1,98 1
B2 3,6 7,9 6,87 2,7 -
C2 3,6 7,8 49,4 5,2 2
D2 3,6 7,7 50,4 5,7 -
E2 3,6 7,8 98,6 9,15 2
Selasa, 09.00 Kontrol 4 8 3,33 0 -
10-5- A1 2,4 7,9 7,86 1,71 1
2018 B1 2,4 7,7 20,1 3,2 1
C1 2,4 7,7 57,3 4,96 1
D1 2,4 7,7 25,5 4,2 -
E1 2,4 7,7 145 8,4 11
A2 2,4 7,8 11,4 1,98 -
B2 2,4 7,9 6,98 2,7 1
C2 2,4 7,8 68,1 5,2 3
D2 2,4 7,9 124 5,7 -
E2 2,4 7,9 68,7 9,15 11
4.2.Analisis data

4.3 pembahasan
6
Kontrol
5
A1
4 B1
DO (mg/l)

3 C1
D1
2
E1
1
A2
0 B2
rabu kamis jumat sabtu minggu senin selasa

Grafik jumlah DO

9
8 Kontrol
7 A1
derajat keasaman (ph)

B1
6
C1
5
D1
4 E1
3 A2

2 B2
C2
1
D2
0 E2
rabu kamis jumat sabtu minggu senin selasa
Grafik derajat keasaman air (pH)

Selanjutnya adalah pH yang dapat mempengaruhi tingkat kesuburan


perairan karena mempengaruhi kehidupan biota. Berdasarkan hasil perhitungan
yang dibuat bahwa pH paling tinggi berada pada kelompok 1 A dan kelompok 6 B
yaitu 8,1 hingga mencapai 100%, sedangkan pH paling rendah adalah kelompok
8 B yaitu 7,4 mencapai 70% dengan perbedaan perbandingan 30%. Pada pH
rendah, kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi
oksigen menurun, aktivitas naik dan selera makan ikan akan berkurang. Hal ini
sesuai pernyataan Alfia (2013) bahwa pada suasana perairan asam akan kurang
produktif yang dapat memperhambat pertumbuhan ikan sehingga dapat
membunuh hewan budidaya dan begitupun sebaliknya jika perairan bersifat basa
maka usaha budidaya akan berhasil dengan pH netral sekitar 6,5-9,0 dan kisaran
optimal adalah pH 7,5-8,7. Berarti kelompo A dan B termasuk perairan bersifat
basa kan kandungan pHnya termasuk netral dan bisa berhasil untuk melakukan
budidaya.

160
140 Kontrol

120 A1
B1
Kekeruhan

100
80 C1
60 D1
40 E1
20 A2
0 B2
rabu kamis jumat sabtu minggu senin selasa

Grafik tingkat kekeruhan


Selanjutnya pengamatan tentang tingkat kekeruhan air memberikan hasil
bahwa kekeruhan air semakin meningkat setiap harinya dan tingkat kekeruhan
yang paling tinggi terjadi tingkat kekeruhany ialah pada kelompok 3A yaitu 91,5
NTU dan pada kelompok 10B yaitu 98,6 NTU. Hal tersebut terjadi akibat adanya
padatan yang tersuspensi seperti kadar amoniak dan sisa dari pakan ikan yang
diberikan selama 7 hari tanpa dilakukannya pergantian air sehingga membuat
keadaan air menjadi keruh. Kekeruhan air meggambarkan sifat optic air yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang dapat diserap oleh air lalu di
pancarkan oleh bahan-bahan organic yang terdapat di dalam air seperti sisa dari
pakan ikan yang tertimbun dam belum terurai. Hal ini sependapat dengan Effendi
(2003) yang mengatakan bahwa kekeruhan pada air disebabkan oleh adanya
bahan organic dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut dalam air seperti
lumpu, pasir halus dan sisa pakan yang mengendap. Padatan tersuspensi bereaksi
positif dengan kekeruhan, yang membuat semakin tingginilai padatan tersuspensi
maka tinggi pula nilai dari kekeruhan akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak
selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan dalam air.

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum ini yaitu Pemasukan
bahan akan mempengaruhi kualitas air karena pemasukan bahan-bahan secara
berlebihan dapat menyebabkan kualitas air menjadi menurun sehinggga terjadinya
setres hingga menyebabkan kematian pada ikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
.

Sinuhaji , Agustina. 2010. Pengaruh Pencampuran Massa Air Terhadap


Ketersediaan Oksigen Terlarut Pada Lokasi Keramba Jaring Apung Di
Waduk Cirata, Purwakarta. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Putra, Achmad Noerkhaerin. 2015. Laju Metabolisme Pada Ikan Nila Berdasarkan
Pengukuran Tingkat Konsumsi Oksigen. Jurnal Perikanan Dan Kelautan.
Vol 5 (1) : 13-18.

Sahetapy, Jacqueline M.F. 2013. Pengaruh Perbedaan Volume Air Terhadap


Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Nila (Oreochromis Sp). Jurnal Triton .
Vol 9 (2) : 127 – 130.
Alfia A.R; Endang A; Tita E.2013. Pengaruh Kepadatan Yang Berbeda Terhadap
Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada
Sistem Resirkulasi Dengan Filter Bioball. Journal of Aquaculture
Management and Technology Volume 2 Nomor 3. Diponegoro.

Aquarista F; Iskandar; Ujang S. 2012. Pemberian Probiotik dengan Carrier Zeolit


pada Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus). Jurnal
perikanan dan kelautan Vol.3.No.4. Unpad.

Diansari R.V.R; Endang A; Tita E. 2013. Pengaruh Kepadatan Yang Berbeda


Terhadap Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus) Pada Sistem Resirkulasi Dengan Filter Zeolit. Journal of
Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 3. Ponegoro.

Izzati M. 2006. Perubahan Konsentrasi Oksigen Terlarut dan pH Perairan Tambak


setelah Penambahan Rumput Laut Sargassum Plagyophyllum dan
Ekstraknya. Laboratorium biologi struktur dan fungsi tumbuhan jurusan
biologi FMIPA UNDIP.UNDIP.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama


untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter
kualitas air yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, pH, DO, CO2,
alkalinitas, kesadahan, phosfat, nitrogen dan lainnya. Pengaruh kualitas air
terhadap kegiatan budidaya sangatlah penting, sehingga pengawasan terhadap
parameter kualitas air mutlak dilakukan oleh pembudidaya (Ghufran et al., 2007).
Budidaya ikan dapat dilakukan secara konvensional ataupun dengan rekayasa
terkontrol.Budidaya secara konvensional memiliki keunggulan yaitu biaya
produksi yang rendah, sedangkan kelemahan dari sistem budidaya konvensional
adalah padat penebaran yang terbatas sehingga secara langsung membatasi hasil
produksi. Peningkatan padat penebaran dalam system konvensional akan
menimbulkan penurunan kualitas air diantaranya meningkatnya amoniak dan
fosfat (Afriansyah dkk, 2016).

Ikan membutuhkan oksigen untuk proses penguraian makanan dalam


tubuhnya dan kesemua komponen. Proses metabolisme membutuhkan oksigen,
oleh karena itu proses masuknya oksigen dengan cara difusi kedalam tubuh ikan
melewati organ insang dan keluarnya CO2 ke lingkungan perairan bebas diluar
tubuh ikan disebut dengan pernapasan. Maka kebutuhan oksigen dalam air harus
tetap terjaga karena kekurangan oksigen akan mengakibatkan biota yang kita
pelihara bersaing satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang
mengakibatkan stres sampai dengan kematian total (Sahetapy, 2013)

Nila merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya yang prospektif


dikembangkan di Indonesia. Jenis Ikan nila yang telah berkembang di masyarakat
adalah nila hitam dan nila merah. Ikan nila terkenal dengan keunggulannya yaitu
mudah berkembangbiak,pertumbuhannya cepat, tahan terhadap penyakit, rasanya
enak dan mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Disamping sifatnya
pemakan plankton yang cenderung omnivorous, ikan nila mempunyai
kemampuan untuk hidup pada rentang salinitas yang luas sehingga dapat di
budidayakan di air tawar, payau maupun di laut (Prihatini, 2014).

Berikut adalah klasifikasi ikan nila:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
Class : Osteichthyes
Sub-Class : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-Ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

Peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan


sehingga pada kepadatan tertentu pertumbuhan akan terhenti karena telah
mencapai titik carrying capacity (daya dukung lingkungan). Untuk memperoleh
hasil yang optimal, peningkatan kepadatan harus juga diikuti dengan peningkatan
carrying capacity. Salah satu cara meningkatkan carrying capacity yaitu dengan
pengelolaan lingkungan budidaya melalui sistem resirkulasi. Peningkatan padat
penebaran akan diikuti dengan peningkatan jumlah pakan, buangan metabolisme
tubuh, konsumsi oksigen dan dapat menurunkan kualitas air. Penurunan kualitas
air akan mengakibatkan ikan menjadi stress sehingga pertumbuhan menurun dan
ikan rentan mengalami kematian (Diansari, 2013)
Pengelolaan kualitas air untuk keperluan budidaya sangat penting, karena
air merupakan media hidup bagi kehidupan organisme akuakulture. Usaha untuk
memperbaiki dan mempertahankan kualitas air telah banyak dilakukan baik secara
fisik maupun kimia. Pada pemeliharaan ikan dengan padat tebar tinggi dan
pemberian pakan secara berlebihan akan menghasilkan limbah bahan organic
dalam jumlah banyak, kemudian akan mengalami pembusukan dan menghasilkan
ammonia yang bersifat racun sehingga air tercemar. (Akuarista, 2012).
Sebagian besar pakan yang diberikan tidak dikonsumsi oleh ikan.
Akumulasi sisa pakan akan meningkatkan jumlah bahan organik dalam ekosistem
perairan seperti karbohidrat, protein dan lemak. Semua bahan organik akan
mengalami perombakan oleh mikroorganisme. Proses perombakan bahan organik
memerlukan oksigen sehingga konsentrasi oksigen dalam perairan akan.
Perombakan sisa pakan dengan kandungan protein yang tinggi akan
meningkatkan jumlah amonia dalam perairan. Penurunan jumlah oksigen dan
peningkatan konsentrasi ammonia merupakan ancaman bebahaya bagi hewan
akuatik. Konsentrasi oksigen rendah akan meningkatkan kecepatan respirasi,
menurunkan efisiensi respirasi dan pertumbuhan yang dapat berakibat pada
kematian masal. (Izzati, 2006).
Oksigen terlarut dalam air air sangat menentukan kehidupan ikan. Apabila
kadar oksigen terlarut dalam air rendah dapat berpengaruh terhadap fungsi
biologis ikan dan lambatnya laju pertumbuhan bahkan dapat mengakibatkan
kematian pada ikan. Oksigen terlarut tidak hanya berfungsi sebagai pernapasan
ikan tetap juga untuk penguraian bahan organic yang ada di dasar kolam.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam air akan mengalami fruktasi selama sehari
semalam. Konsentrasi terendah terjadi pada waktu subuh kemudian meningkat
pada siang hari dan menurun lagi pada malam hari ( Lannan et. al:1983)
Ph atau derajat keasaman pada perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2
dan senyawa-senyawa yang bersifat asam. Sebagai reaksi nilai pH perairan akan
berubah menjadi rendah pada pagi hari dan meningkat pada siang hari dan
mencapai maximum pada sore hari serta akan menurun kembali pada malam hari.
Ph adalah nilai derajat keasaman disuatu perairan. Besarnya pH suatu perairan
adalah besarnya konsentrasi ion hydrogen yang terdapat didalam perairan tersebut
(Swingle, 1961).

Anda mungkin juga menyukai