Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annisa Rahmawati

NRP : 1203171025
Dosen : Arifin
Mata Kuliah : Antena dan Propagasi

I. Link Budget
Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua parameter dalam
transmisi sinyal, mulai dari gain dan losses dari Tx sampai Rx melalui media transmisi. Dalam
hal ini perhitungan dengan media transmisi Wifi.
Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu jaringan yang menggunakan media
transmisi berbagai macam. Link budget ini dihitung berdasarkan jarak antara transmitter
(Tx) dan receiver (Rx). Link budget juga dihitung karena adanya penghalang antara Tx dan
Rx misal gedung atau pepohonan. Link budget juga dihitung dengan melihat spesifikasi yang
ada pada antenna.
1.1. Dasar Teori Link Budget Satelite
Link Budget Satelite merupakan suatu metode perhitungan link dalam perencanaan dan
pengoperasian jaringan komunikasi menggunakan satelit. Perhitungan link budget merupakan
perhitungan level daya yang dilakukan untuk memastikan bahwa level daya penerimaan lebih
besar atau sama dengan level daya yang dikirtimkan. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan
gain dan loss dari antenna pemancar (Tx) ke antenna penerima (Rx).

Terdapat tiga komponen penting yang harus diperhatikan untuk membuat link budget satelit.
Tiga komponen tersebut harus diperhatikan adalah komponen payload satelit, komponen
stasiun bumi, dan komponen jalur propagasi. Komponen payload satelit adalah komponen yang
terdapat dalam satelit yang berfungsi untuk proses komunikasi.

Secara garis besar parameter payload terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:


1. Parameter sisi transmite satelit terdiri dari EIRP satelit yang menentukan tingkat kekuatan
daya pancar satelit.
2. Parameter sisi receive satelit terdiri dari G/T yang menentukan kualitas dan SFD yang
menentukan sensitifitas penerimaan sinyal di satelit.

Komponen stasiun bumi merupakan komponen yang dimiliki oleh stasiun bumi. Komponen
ini mempunyai beberapa parameter yang terdiri dari :
1. Carrier data, yang mencakup tipe modulasi dan data rate.
2. Frekuensi uplink dan downlink.
3. Letak koordinat stasiun bumi (longitude dan latitude), yang mempengaruhi azimuth dan
elevasi dari posisi antena pada stasiun bumi.
4. Gain antena stasiun bumi pada sisi transmit (Tx) dan sisi receive(Rx), yang dipengaruhi oleh
diameter antena dan efisiensi antena.

Komponen jalur propagasi, jalur propagasi komunikasi satelit adalah udarabebas dengan
jarak sekitar 36.000 Km melewati lapisan atmosfer dan ruang hampa. Jalan tersebut memiliki
berbagai efek redaman yang mempengaruhi kualitas sinyal yang dikirim ataupun yang diterima.
Jenis-jenis redaman jalur propagasi itu adalah :
1. Free space loss(redaman ruang bebas).
2. Rain attenuation(redaman hujan).
3. Atmosfer attenuation(redaman atmosfer).
4. Pointing loss(rugi-rugi pointing).
Gambar 1.1 Link Komunikasi Satelite
1.2. Perhitungan Link Budget Satelite
Adapun beberapa parameter yang ada pada satelite Telkom yang bisa dibuat untuk
perhitungan :
Posisi : 108 bujur timur
EIRP : 41 dBw
SFD : -105 dBw/Hz
G/T : 2dB
PAD : 10 dB
IBO : 3 dB
OBO : 2.5 dB
EIRP : 41 dBw
Frekuensi Up-Link : 5925 Mhz
Frekuensi Down-Link : 3700 Mhz
Jumlah Transponder : 36
Jarak dari Bumi : 36.000 km
Burst rate : 2048 kbps
FEC :¾
Mod. RF : QPSK
Soal !
1. Antenna up-link berdiameter 7 meter dan down-link 10 meter, masing- masing efisiensi
antenna adalah 60%. Jarak bumi ke satelit 36.000 km Temperature system 700 K. Redaman
Atmosfer 0,02 dB. Redaman Hujan Up-Link 0,17 dB dan Redaman Hujan Down-Link 0,5
dB. Maka perhitungannya adalah

Jawab :
 Analisa Up-Link :
 Jumlah Gelombang pembawa = 36 buah
10 log jumlah transponder = …. (1)
10 log 36 = 15,56 dW

 IBO/gelombang pembawa
IBO – jumlah gel. Pembawa = …. (2)
-3 – 15,56 = 18,56 dB

 Fluks Density = FD
FD = SFD – IBO/gel. Pembawa = … (3)
FD = -105 -18,56= -123,56 dBw/m2

 FD = EIRP – 10 log (4πR^2) = …. (4)


FD = EIRP – 10 log (4π(360000002))
= EIRP – 162,12

 EIRP = -123,56 + 162,12 = 38,56 dBw

 Gain up-link = 20,4 + 20 log D + 20 log F +10 log μ ... (5)


= 20,4 + 20 log 7 + 20 log 5,925 + 10 log 0,6
= 20,4 + 16,9 +15,45 + (- 2,22)
= 50,53 dB

 Power HPA yang dibutuhkan :


P = EIRP – Gain Up-Link + Loss yang terjadi …(6)
= 38,56 – 50,53 + (0,02+0,17)
= - 11,78 dBw
P = 101,178
= 15,07 watt
 Free Space Loss (FSL) = 32,44 + 20 log D + 20 log F ... (7)
= 32,44 + 20 log 36000 + 20 log 5925
= 32,44 + 91,13 + 75,45
= 199,02 dB

 C/N = EIRP – Lfs + Gr/T – L – k ... (8)


= 38,56 – 199,02 – 2 – 0,19 + 228,6
= 65,95 dB

 Analisa Down-Link
 EIRP satelit : 41 dBw
 OBO Gelombang pembawa = OBO – jumlah gel. Pembawa …. (9)
= -2,5 – 15,56
= -18,06 dB

 EIRP setiap gelombang pembawa = EIRP – OBO gel.pembawa ... (10)


= 41 – 18,06
= 22,94 dBw

 Gain down-link = 20,4 + 20 log D + 20 log F + 10 log μ


= 20,4 + 20 log 10 + 2log 3,7 + 10 log 0,6
= 20,4 + 20 + 11,36 + (-2,22)
= 49,54 dB

 G/T di penerima : G/T = Gr/Ts .... (11)


= Gr – 10 log Ts (dB/K)
= 49,54 – 10 log 70
= 49,54 – 18,45
= 31,09 dB

 Free Space Loss (FSL) = 32,44 + 20 log D + 20 log F


= 32,44 + 20 log 36000 + 20 log 3700
= 32,44 + 91,13 + 71,36
= 194,93 dB

 C/N = EIRP – Lfs + Gr/T – L – k


= 22,94 – 194,93 + 31,09 – (0,02 + 0,5) + 228,6
= 87,15 dB

Anda mungkin juga menyukai