Bab 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) yaitu seseorang yang telah mencapai 60 tahun

ke atas baik pria maupun wanita (Depkes, 2010). Dengan semakin

meningkatnya penduduk lansia, dibutuhkan perhatian dari semua pihak

dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan

penuaan penduduk. Penuaan penduduk membawa berbagai implikasi baik

dari aspek sosial, ekonomi, hukum, politik, dan terutama kesehatan.

Permasalahan kesehatan merupakan salah satu permasalahan utama

penduduk lansia, karena terkait dengan kemunduran fisik manusia yang

terjadi secara alamiah serta menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup

(KomNas RI, 2010).

Menurut Juniardi (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia, antara lain pengetahuan,

jarak rumah dengan lokasi posyandu, dukungan keluarga, sarana dan

prasarana penunjang pelaksanaan posyandu, sikap dan perilaku lansia,

penghasilan ekonomi, dukungan petugas kesehatan.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat

usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakti, yang digerakkan Commented [u1]: Letakkan alinea ini ke bawah karena sdh
mengacvu kapada judul/masalah

oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

Kegiatan dari posyandu lansia meliputi preventif, promotif, kuratif, dan

rehabilitatif. (Ismawati, 2010)


2

Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat

juga menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjut usia perlu

mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya

peningkatan kesejahteraan lanjut usia. Adapun untuk mengatasi masalah

kesehatan lansia tersebut, perlu upaya pembinaan kelompok lanjut usia

melalui puskesmas yang mencakup kegiatan promotif, preventif dan

rehabilitatif. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2004 pasal 8 disebutkan bahwa pemerintah, masyarakat dan keluarga

bertanggung jawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan

sosial lanjut usia (lansia). Pemerintah mencanangkan pelayanan kesehatan

yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan

peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial

yang disebut dengan Posyandu Lansia.

Dalam posyandu lansia faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemanfaatan posyandu lansia antara lain umur, status tinggal bersama

suami/istri dan anak, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, jarak ke

posyandu, pendapatan, pengetahuan, sikap, dukungan sosial, peran

petugaskesehatan dan ketersediaan fasilitas (Anonim, 2010).

Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk

yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi

dari populasi penduduk berusia lebi dari 60 tahun adalah 11,7% dari total

populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat

seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Data WHO menunjukan

pada tahun 2000 usia harapan hidup orang didunia adalah 66 tahun, pada
3

tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun.

Jumlah proporsi lansia di indonesia juga bertambah setiap tahunnya. Data

WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% dari total

populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan

proporsi lansia sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015).

Menurut Data WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia

sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan

populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000

jumlah Lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan

pada tahun 2010 jumlah lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi,

dantahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.000.000 (11,34%)

dari total populasi.

Menurut United Nations (2018) Indonesia 3,51% memiliki jumlah

lansia urutan ke-4 terbesar didunia, setelah negara China (18,5%), India

(17,8%) dan Amerika (4,38%), pakistan (2,85%), brazil (2,85%)

MenurutDataBadan Pusat Statistik (2018) menyebutkan bahwa jumlah

lansia di Indonesia mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05% dari

seluruh penduduk Indonesia.

Sesuai dengan data dari BPS Provinsi Sumatera Barat, jumlah

penduduk Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2016 tercatat sebesar

5.259.109 jiwadan 5,6% diantaranya adalah penduduk berusia tua (>65

tahun). Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah seiring dengan

peningkatanusia harapan hidup. Usia harapan hidup di Sumatera Barat

pada tahun 2011 adalah 69,76 tahun angka ini lebih tinggi dibandingkan
4

data nasional yaitu 65.65 tahun (Dinas Kesehatan provinsi Sumatra

Barat,2016).

Berdasarkan hasil penilitian Dwi Rahayu Yuliyanti, Tahun 2015

menunjukkan dukungan keluarga tinggi sebagian besar kualitas hidupnya

baik sebanyak 17 lansia (44,7%), sedangkan lansia yang mendapat

dukungan keluarga rendah sebagian kualitas hidupnya buruk sebanyak 13

lansia (34,2%).

Pada hasil penelitian dari Rosmiaty (2013) di dapatkan faktor

support system keluarga merupakan faktor yang dapat menentukan tingkat

stress lansia dimana semakin tinggi support system keluarga maka semakin

kecil stres yang dialami lansia, sedangkan factor perasaan terbuangjuga

dapat meningkatkan stress lansia dimana dengan dititipkannya mereka

dipanti mereka merasa seakan terbuang.

Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia juga mengalami

peningkatan lansia yang cukup signifikan. Pada tahun 2000, penduduk

lansia berjumlah 14,45 juta jiwa atau sebesar 7,18% dan jumlah tersebut

meningkat menjadi 18,04 juta jiwa atau7,56% pada tahun 2010. Data

Susenas 2016 menunjukan bahwa penduduk lansia di Indonesia adalah

sebesar 8,69% dari populasi penduduk, angka ini meningkat dimana pada

data susenas 2014 jumlah lansia di Indonesia adalah 8,03 persen dari

seluruh penduduk Indonesia. Persentase lansia perempuan pada tahun 2016

sebesar 9,20 persen sedangkan persentase lansia laki-laki sebesar 8,19

persen. Rasio ketergantungan penduduk lansia Indonesia pada tahun 2016

sebesar 13,65. (BPS : Statistik Penduduk Lanjut Usia 2016).


5

Meningkatnya jumlah lanjut usia yang terjadi di Indonesia ini

berkaitan dengan peningkatan angka harapan hidup yang dipengaruhi oleh

membaiknya layanan kesehatan dan naiknya derajat kesejahteraan. Harapan

hidup yang bertambah tinggi pada lanjut usia di Indonesia menandakan

bahwa lansia memiliki motivasi hidup yang lebih panjang yang bisa

diidentifikasi dengan adanya kepuasan hidup pada diri lansia.

Peningkatan kondisi sosial masyarakat dan usia harapan hidup

(UHH) menyebabkan jumlah lanjut usia (lansia) semakin bertambah

(Utomo,2010). Peningkatan jumlah lansia tersebut perlu mendapatkan

perhatian karena lansia beresiko tinggi mengalami berbagai gangguan

kesehatan khususnya penyakit degeneratif, diantaranya adalah hipertensi,

diabetes melitus, kolesterol, penyakit jantung, penyakit rematik, gangguan

tidur,dan gangguan keseimbangan. Gangguan kesehatan tersebut dapat

menyebabkan penurunan kualitas hidup pada lansia.

Berbagai strategi telah diupayakan untuk meningkatkan status

kesehatan dan gizi lansia. Salah satunya adalah melalui aktivitas fisik dan

olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik lansia dan dilakukan secara

teratur. Strategi tersebut diharapkan mampu mempertahankan kualitas hidup

lansia agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Senam adalah salah satu

bentuk olahraga yang gerakannya mudah untuk diikuti oleh siapapun,

termasuk lansia (Akmal, 2012).


6

Berdasarkan hasil penelitian Dwi Handayani (2012) mengenai

dukungan keluarga, dari 100 responden menunjukkan bahwa dukungan

keluarga terbanyak yaitu dukungan rendah sebanyak 60 orang (60 %). Indah

Kresnawati Hasil tabel 2 menunjukkan dapat diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan dukungan keluarga paling banyak adalah dukungan

keluarga yang cukup sebanyak 33 orang (41,3%), dukungan keluarga

terbanyak ke dua adalah dukungan keluarga yang baik sebanyak 28 orang

(35,0%), sedangkan proporsi terkecil yaitu dukungan keluarga yang kurang

sebanyak 19 orang (23,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas

responden mendapatkan dukungan keluarga yang cukup sebanyak 33 orang

(41,3%).

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

tahun 2019 tercatat sebanyak 25 Puskesmas yang ada di wilayah kabupaten

padang pariaman dimana wilayah kerja puskesmas sungai limau didapatkan Commented [u2]: Hurufr awalnya hurtuf besar

paling banyak kunjungan ke posyandu yaitu 366 orang. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :


7

Tabel 1.1
Jumlah Data Pemanfaatan Fasilitas Posyandu Di Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2019

NO PUSKESMAS JUMLAH
1 Pasar Usang 173
2 Ketaping 55
3 Lubuk Alung 116
4 Sikabu 98
5 Sintuk 85
6 Ulakan 183
7 Pauh Kambar 310
8 Sicincin 46
9 Kampuang Guci 30
10 Enam Lingkung 170
11 Kayutanam 79
12 Anduring 41
13 Sei.Sarik 112
14 Ampalu 85
15 Patamuan 105
16 Kp. Dalam 147
17 Limau Puruik 103
18 Padang Sago 101
19 Padang Alai 54
20 Sei. Limau 366
21 Gasan Gadang 48
22 Sei. Geringging 96
23 Koto Bangko 98
24 Batu Basa 185
25 Sikucur 40
JUMLAH 2.926
(Dinkes Kabupaten Padang pariaman, 2019)
8

Menurut data laporan Puskesmas Sungai Limau Terdapat 200

orang lansia yang hadir atau berkunjung ke posyandu lansia. Wilayah kerja

puskesmas sungai limau terdiri dari 2 korong, dan dari 2 korong tersebut

dimana korong sungai sirah paling banyak kunjungan lansia sebanyak 76

orang. Dibandingkan dengan korong pasar ampalam terdapat 37 orang.

Berdasarkan data kunjungan lansia ke posyandu terbanyak pada

bulan januari sampai bulan mei berjumlah 598 orang. Kunjungan lansia

terbanyak terlihat pada bulan maret dengan kunjungan 180 orang. Untuk

lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2
Data Kunjungan Lansia Ke Posyandu Sungai Sirah
Tahun 2019

BULAN KUNJUNGAN
Januari 100
Februari 110
Maret 180
April 100
Mei 108
JUMLAH 598
(Posyandu Sungai Sirah, 2019)

Dari survey awal yang peneliti wawancara terhadap 10 orang

lansia, 3 orang lansia mengatakan ada dukungan dari keluarga, seperti

keluarga mengantarkan ke posyandu, 2 orang lansia mengatakan fasilitas

posyandu sudah baik oleh lansia tersebut, dan 5 orang lansia mengatakan

tidak ada dukungan dari keluarga maupun fasilitas posyandu.

Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah

ada Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Fasilitas

Posyandu Lansia Di Wilayah Puskesmas Pauh Tahun 2019.


9

Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

Hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas posyandu

lansia, di Wilayah Puskesmas tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah, “Apakah Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Commented [u3]: Apakah terdapat hubungan……..

Pemanfaatan Fasilitas Posyandu Lansia Di Wilayah Puskesmas Pauh

Tahun 2019.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Penelitian ini adalah untukm mengetahui Hubungan

Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di

Wilayah Puskesmas Pauh Tahun 2019

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pauh Tahun 2019.

2) Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2019.

3) Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Fasilitas

Posyandu LansiaDi Wilayah Kerja Puskemas Pauh Tahun 2019.


10

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

1.4.1 Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

untuk penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kemajuan

keperawatan, khusunya dibidang keperawatan gerontik.

1.4.2 Bagi Lansia/keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat mendorongan lanjut usia

agar lebih aktif di berbagai kegiatan di posyandu lansia.

1.4.3 Bagi Posyandu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan bagi posyandu lansia sehingga bisa meningkatkan peran

serta lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia.

1.4.4 Bagi Peneliti Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi puskesmas

dalam upaya memberikan penyuluhan tentang hubungan

pemanfaatan fasilitas posyandu lansia.

1.4.5 Bagi Puskesmas Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman

Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan kegiatan posyandu lansia agar lansia bisa lebih

sering mengikuti kegiatan posyandu lansia menyediakan fasilitas

untuk keposyandu.
11

1.4.6 Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

lebih kepada masyarakat tentang hubungan dukungan keluarga pada

pemanfaatan fasilitas posyandu lansia. Hasil penelitian ini bisa

menambah kesadaran lansia akan arti pentingnya kesehatan, dimana

posyandu lansia merupakan salah satu tempat pemeriksaan

kesehatan yang sangat penting dilingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai