Oleh :
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
strategis dan baik untuk pertmubuhan tanaman taman. Hal ini dibuktikan
Dan dari berbagai tanaman tersebut, memiliki banyak potensi untuk dijadikan
sangat berkembang hingga saat ini, dan sangat menarik minat masyarakat
sintesis. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemisahan senyawa bermanfaat dari
fasa gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan cuplikan
secara selektif. Bila fasa gerak berupa gas, disebut kromatografi gas, dan
sebaliknya kalau fasa gerak berupa zat cair, disebut kromatografi cair
partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah silika gel G-60,
gravitasi
B. Rumusan Masalah
Dalam uraian diatas dapat dirumuskan masalah bagaimana cara
memisahkan senyawa dengan metode kromatografi kolom konvensional
pada fraksi klika kayu jawa (Lannea coromandelica) ?
C. Maksud praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Misalnya apsolsi yang cocok dengan pelarut yang baik sehingga antara
adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah silika
pori fase diam,komponen yang dipisahkan harus larut dalam fase gerak dan
padat,substrak padat bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut
pada fase cair,fase geraknya dalah cairan atau pelarut yang mengalir
teradsorbsi pada permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase gerak (
Gritter, 1991 ).
ekstrak, metode ini kemudian dikenal sebagai KLT preparatif. Metode ini
merupakan salah satu metode yang paling sederhana dan murah untuk
partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada
kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam
percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fase stationer dan fasa mobile.
Fase stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan
fasa mobile adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang
diuji, dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan
dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan
terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non
polar terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang di serap dari
larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada
Alasannya adalah lebih murah dan tidak memakan waktu yang lama. Hasil
fraksi yang masih berupa campuran, dan bisa juga menghasilkan senyawa
1. Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi
2. Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan
melalui dinding kolom secara kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk
semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat,
setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben
A. Cara basah
b. Masukkan eluen
2. Cara kering
b. Masukkan eluen
d. Lalu di aduk
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
cawan porselin, corong kaca, gelas kimia, klem, kolom kaca, pipet tetes,
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, fraksi klika kayu
B. Cara Kerja
dan klem.
kolom.
3. Penyiapan fraksi
Disiapkan alat dan bahan, ditimbang fraksi sebanyak 0,3 gram dan
kapas pada ujung kolom (dasar kolom). Dimasukkan suspensi silika yang
polar, perbandingannya yaitu: kloroform : metanol 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4,
5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9. Masing-masing eluen dibuat 50 mL; Ditampung
BAB IV
sebagai berikut :
a. Berdasarkan eluen
b. Berdasarkan warna
tertentu. Cara yang asli telah diketengahkan pada tahun 1903 oleh Tsweet
kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan proses
Fase diam pada kromatografi kolom adalah silica gel dan fase geraknya
adalah silica gel. Silika gel digunakan sebagai fase diam karena silika gel
kolom konvensional apabila ukuran kolom yang digunakan cukup besar maka
memerlukan bahan kimia yang cukup banyak sebagai fasa diam dan fasa
satu campuran, dan juga terkadang hasil yang didapatkan kurang akurat
lainnya.
10:0 sampai eluen 0:10 sehingga dihasilkan bebrapa warna dan tingkat
kepolaran.
Adapun proses pengemasan silika dibuat dalam cara kering agar aliran
eluen yang melewati silica (fase diam) tidak terlalu cepat sehingga pada saat
fraksi melewati fase diam pemisahannya lebih baik. Penyiapan kolom yaitu
dengan cara menyusun kapas, silica gel kasar, kertas saring dan sampel
kedalam kolom yang telah dimasukkan kapas dan kertas saring. Setelah itu
lebih mampat. Kemudian dimasukkan 0,3 gram fraksi klika kayu jawa
rendah terlebih dahulu dimasukkan agar fraksi dapat ditarik oleh senyawa
non polar lalu kemudian di tarik oleh senyawa polar, karena jika
RABIATUL MUSFIRAH JOHAN NURHIDAYA
15020160013
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
ditakutkansenyawa non polar pada fraksi akan tertarik juga sehingga proses
pemisahan senyawa polar dan non polar tidak efektif. Alasan penggunaan
metode kering adalah karena metode ini, metode yang mudah dilakukan dan
pemisahan senyawa dilakukan dengan cepat dalam jumlah yang besar atau
jumlah yang banyak yaitu dengan menggunakan 120 vial sebagai wadah
dihasilkanfraksi yang berwarna bening pada vial 1-22, 24, 25, 32, 33, 34, 35,
36, 37, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94,
95, 96, 97, 113, 114, 115, 116. Fraksi yang kuning bening pada vial nomor
23, 27, 30, 31, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110,
111, 112. Fraksi yang kuning bening pada vial nomor 56, 57, 58, 59, 60, 61,
62, 63, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71. Fraksi yang berwarna agak kuning pada
vial nomor 26, 27, 28, 29, 38,39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51,
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari
hasil kromatografi kolom konvensional dengan menggunakan eluen dengan
variasi perbandingan diperoleh warna kuning pucat, kuning bening, dan
bening
B. Saran
Sebaiknya sebelum praktikum bahan yang digunakan di periksa
terlebih dahulu untuk menjamin keakuratan dari hasil yang diperoleh serta
alat diharapkan diperlengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2019, Penuntun dan Buku Kerja Fitokimia II, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar.
Lampiran
Lampiran 1. Skema Kerja
↓
Kolom yang telah dipasang dimasukkan kapas pada ujung kolom
(dasar kolom)
+ Dimasukkan silika yang telah
disiapkan secara perlahan-
lahan sebanyak 30 gram,
↓
Dimasukkan perbandingan eluen satu-satu mulai dari non-polar
hingga polar,
↓
perbandingannya yaitu: n-Heksan : Etil Asetat 10:0, 9:1, 8:2, 7:3,
6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, 0:10.
↓
Ditampung dalam vial hingga mencapai volume 5 mL dan
dipisahkan berdasarkan warna.
RABIATUL MUSFIRAH JOHAN NURHIDAYA
15020160013
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
Kromatogravi kolom
Lampiran 3. Perhitungan
3
Untuk n-heksan : 10 𝑋 50 𝑚𝐿 = 15 𝑚𝐿
7
Untuk etilasetat : 10 𝑋 50 𝑚𝐿 = 35 𝑚𝐿