Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Disusun Oleh :
Titik Fadhilah 1810211003

Pembimbing :
dr. Mardi Susanto, Sp.K.J (K)
dr. Tribowo Tuahta Ginting Sugihen, Sp.K.J (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 28 JANUARI 2019 s/d 2 MARET 2019

1
SURAT PERNYATAAN

Laporan kasus ini diajukan oleh :


Nama : Titik Fadhilah
NIM : 1810211003
Program Studi : SI Fakultas Kedokteran
Tahun Akademik : 28 Januari 2019- 2 Maret 2019

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiarisme dalam penulisan
laporan kasus berjudul :

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Apabila suatu saat terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah
ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 22 Februari 2019

Titik Fadhilah

2
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jatinegara

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Pada hari Jumat, tanggal 22 Februari 2019 pukul 11:00-11:45 WIB, dilakukan
autoanamnesis pada Tn.E. Pasien datang sendiri ke poliklinik Jiwa RSUP
Persahabatan Jakarta.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik jiwa RSUP Persahabatan Jakarta dengan keluhan
cemas dan kontrol rutin untuk meminta obat minum karena obat telah habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang sendiri ke poliklinik jiwa RSUP Persahabatan sekitar pukul 11:00
WIB. Pasien datang dengan keluhan merasa cemas dan banyak khawatir
dibandingkan sedihnya, namun keluhan tersebut akan berkurang jika meminum obat.
Pasien mengakui jika cemas nya timbul pasien akan merasa tiba-tiba pingsan, seakan
mata gelap tiba-tiba. Pasien merasakan berdebar-debar, tangan dingin, pikiran kacau,
terasa kaku, mata melek terus tidak bisa tidur. Keluhan cemasnya tidak setiap hari
dirasakan, sudah mulai berkurang setelah meminum obat. Pasien mengakui tidak
pernah lepas minum obat. Akhir-akhir ini pasien tidak ada keluhan penurunan nafsu
makan, badan tidak lemas dan tidak sampai merasa kesedihan yang mendalam atau
kehilangan minat. Pasien dahulu mengakui di tahun 2005 pernah didiagnosis dengan
depresi, jika sudah depresi pasien akan sulit tidur, menangis, merenung, tidak nafsu
makan, badan lemas, dan hilang minat, namun tidak sampai ada pemikiran akan

3
bunuh diri. Keluhan dirasakan terus menerus dulu saat masih kerja jadi sales,
sekarang pasien mengakui keluhan sudah berkurang. Pasien dahulu sempat
mencemaskan tentang masalah ekonomi bagaimana jika klien atau pelanggannya
pergi atau tidak kembali untuk membeli dagangannya dan pasien saat itu ditahun
2011 hubungan dengan keluarga tidak begitu baik, sang istri sering cuek. Cara pasien
mengatasi setiap ada masalah dengan banyak berdoa dan bangun setiap malam untuk
berdoa kepada tuhan. Pasien minum obat cemasnya sudah sejak 10 tahun yang lalu.
Pasien merasa berbeda saat waktu di SMA dengan sekarang ini, dulu pasien enjoy
bisa mengikuti pelajaran disekolah dengan baik kemudian bisa berkumpul nongkrong
dengan teman-temannya, namun selama pendidikan di perkuliahan tehnik industri
pasien merasa tidak percaya diri kemudian tidak dilanjutkan. Kedua orang tua tidak
mempermasalahkan kehidupannya, ayah ibu pasien tidak memanjakan pasien ataupun
tidak protektif terhadap hidupnya. Pasien merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara,
pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, yaitu laki-laki dan perempuan,
keluarga besar pasien mengetahui atas penyakitnya saat ini.
Perawakan pasien datang cukup rapih, postur tampak ideal berpenampilan sesuai
dengan usianya. Kemudian sebelum dilakukan anamnesis pasien difollow up berat
badan, tinggi badan, lingkar perut dan tanda vital pasien setiap kontrol poli rutin stiap
sebulan sekali. Setelah pasien masuk ke ruang dokter dan membiarkan pasien
bercerita tentang keluhan-keluhan yang dirasakan beberapa minggu ke belakang.
Setelah itu pasien diberikan beberapa pertanyaan aritmatika untuk menilai apakah
ada kemungkinan gangguan mental organik. Pasien diberikan pertanyaan, yaitu 100
dikurangi 7, pasien dapat menjawab dengan benar yaitu menjawab 93, kemudian 93
dikurang 7, pasien dapat menjawab dengan benar dan cepat tampa hambatan yaitu
86. Hal ini menunjukkan tidak ada gangguan fungsi kognitif. Kemudian pasien
diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan umum. Pertanyaan yang diberikan yaitu
siapa nama presiden Indonesia yang tuna netra? Kemudian pasien menjawab dengan
benar yaitu bapak Gusdur. Hal ini menunjukkan pengetahuan umum pasien baik.
Selanjutkan pasien diajukkan pertanyaan untuk menilai memori jangka panjang
dengan pertanyaan dimana dahulu pasien bersekolah. Pasien menjawab bahwa pasien
bersekolah dari SD sampai tamat SMA di Jakarta, namun pasien sempat bercerita

4
pernah kuliah di tehnik industri dan tidak diteruskan karena harus berkerja berjualan
kelontong. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi memori jangka panjang pasien dalam
keadaan baik. Kemudian pasien ditanyakan lebaran tahun lalu kemana? Pasien
menjawab lebaran tahun lalu pasien dirumah berkumpul bersama keluarga tidak
kemana-mana. Hal ini menunjukkan memori jangka menengah pasie baik. Kemudian
pasien ditanya apakah tadi pagi sarapan, pasien menjawab tadi pagi sempat sarapan
dengan nasi lauk ikan dan sayur, sehingga hal ini menunjukkan memori jangka
pendek dalam keadaan baik. Selanjutnya pasien diminta untuk mengingat nama 3
buah benda kursi, meja dan kertas yang disebutkan pemeriksan, kemudian pasien
diajak berbicara kembali mengenai hal lain. Saat ditanya kembali nama 3 benda yang
tadi disebutkan, pasien dapat mengulang dengan benar ke 3 benda tersebut dengan
baik. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi memori segera pasien dalam keadaan baik.
Pasien diajukan pertanyaan sekarang pagi, siang, atau sore kemudian pasien saat ini
ada dimana dan sedang apa dan berhadapan dengan siapa, kemudian pasien dapat
menjawab dengan baik saat ini siang, berada di poliklinik jiwa RSUP Persahabatan,
sedang berkonsultasi dengan dokter dan dokter muda. Hal ini menunjukkan bahwa
orientasi waktu, tempat, situasi dan personal pasien dalam keadaan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien tidak memiliki disfungsi otak yang menunjukkan tidak
terdapat gangguan mental organik.
Setelah itu, pasien ditanya apakah pernah menggunakan zat-zat terlarang seperti
narkoba atau minum-minuman alcohol dan apakah merokok, kemudian pasien
menjawab dengan cepat dan lantang bahwa pasien tidak pernah merokok, minum-
minuman apalagi menggunakan narkoba. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak
memiliki gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif.
Pasien menyangkal mendengar suara atau bisikkan-bisikkan yang tidak jelas
sumbernya dan hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Pasien menyangkal melihat
bayangan-banyangan yang hanya bisa dilihat oleh pasien sendiri. Pasien juga
menyangkal tidak pernah merasakan ada yang berjalan di tubuhnya serta mengaku
belum pernah mencium bau-bau atau merasakan rasa di lidah yang aneh atau tidak
jelas sumbernya yang tidak dapat dicium atau dirasakan oleh orang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien tidak memiliki halusinasi audiotorik, visual, taktil,

5
olfaktotori serta halusinasi gustatory. Ketika pasien diberi pertanyaan apakah pasien
pernah merasa ada orang disekitarnya sedang membicarakan pasien meskipun saat itu
orang tersebut tidak mengenal ataupun tidak sedang melakukan apapun, lalu pasien
menjawab tidak pernah merasakan hal tersebut. Hal ini menunjukkan pasien tidak
memiliki gangguan berupa delusion of reference atau waham rujuk. Pasien
menyangkal orang disekitarnya ingin berbuat jahat terhadap dirinya dan pasien
menyangkal bahwa banyak orang yang mengetahui isi pikiram pasien terutama ketika
sedang menonton siaran televisi. Pasien tidak pernah merasa asing terhadap
lingkungan disekitar ataupun asing terhadap dirinya sendiri bahwa yang ada dalam
dirinya bukanlah dirinya. Dari pertanyaan diatas maka pasien tidak memiliki waham
kejar, thought of broadcasting, depersonalisasi ataupun derealisasi.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan lain apakah pasien pernah mengalami rasa
sedih yang berlebihan hingga membuat pasien kehilangan energy, minat dan gairah
untuk beraktivitas. Pasien menyangkal pernah mengalami hal-hal tersebut. Pasien
juga menyangkal pernah mengalami kegembiraan yang berlebihan hingga membuat
aktivitasnya terganggu, pasien bercerita selama ini perasaan sedih dan perasaan
gembira yang dirasakan masih sewajarnya, dan pasien mengakui akhir-akhir ini tidak
banyak sedihnya. Hal ini mennunjukkan bahwa pasien tidak memiliki gangguan
depresi atau manik.
Selanjutnya, pasien ditanyakan mengenai keluhan cemas, pasien mengakui
merasa cemas dan khawatir sejak beberapa bulan yang lalu dan keluhan tersebut
berkurang semenjak pasien meminum obat, pasien mengakui tidak pernah absen
untuk minum obat walaupun keluhan terasa sudah tidak timbul lagi. Saat itu ketika
pasien merasa cemas pasien akan mengalami kesulitan untuk memulai tidur maupun
saat bangun tidur terasa kurang segar, pasien juga akan mengeluhkan dada berdebar-
debar, sulit konsentrasi, tangan terasa dingin,kaku, pikiran kacau, dan mata melek
terus keluhan tersebut dapat dirasakan sepanjang hari. Pasien mengakui memiliki
riwayat sakit hipertensi dan hiperkolesterolemia.
Kemudian pasien ditanyakan mengenai kehidupan sosial, pasien bercerita bahwa
semasa di sekolah sampai saat ini pasien memiliki banyak teman masih suka
nongkrong atau ngumpul bareng teman-teman. Pasien mengaku tidak ada masalah

6
dalam berkomunikasi, bekerjasama, berteman dengan teman sekolah ataupun orang-
orang dilingkungan sekitarnya. Selama disekolah pasien juga mampu menerima
pelajaran dan tidak pernah tinggal kelas sampai tingkat SMA. Namun saat setelah
SMA pasien merasa tidak percaaya diri dan tidak melanjutkan studinya, kegiatan saat
itu juga pasien membuka usaha sendiri sebagai pendagang kelontong. Hubungan
pasien dengan keluarga, istri, anak-anak dan rekan-rekan disekitarnya berjalin dengan
baik. Pasien juga menceritakan tentang penyakitnya kepada anak-anak dan jika ada
masalah lebih suka banyak berdoa kepada tuhan dan curhat kepada istri. Pasien
memiliki hobi atau kesenangan seperti berolahraga treadmill, main bulu tangkis, suka
mandi di sauna pijat dan juga hobi makan. Pasien juga bisa fokus dalam melakukan
aktivitas keseharianya. Hal ini menggambarkan bahwa pasien tidak memiliki
gangguan kepribadian ataupun tidak ada retardasi mental.
Orangtua pasien bercerita dahulu pada saat lahir, pasien lahir normal. Tumbuh
kembang pasien baik dan sesuai usia pertumbuhan. Serta dalam keluarga pasien tidak
ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Kemudian pasien diberikan
pertanyaan kembali untuk menilai daya abstraksi, seperti panjang tangan apa artinya,
pasien dapat menjawab dengan benar yaitu suka mencuri. Hal ini menggambarkan
bahwa daya abstrak pasien baik. Kemudian pasien diberikan pertanyaan mengenai
daya nilai, jika pasien berada di jalan kemudian melihat ada anak kecil tersesat di
pasar kehilangan keduaorangtuanya maka apa yang dilakukan, lalu pasien akan
membawanya ke petugas keamanan, membantunya agar dapat bertemu kembali
dengan keluarganya. Hal ini menunjukkan bahwa daya nilai pasien masih baik.
Kemudian pasien ditanyakan bagaimana perasaan dua minggu terakhir ini, pasien
menjawab biasa saja, memang lebih banyak khawatir cemas dibandingkan sedihnya.
Setelah itu, pasien ditanyakan kembali apa harapan pasien ketika datang ke dokter
psikiatri dan sebutkan tiga keinginan pasien, kemudian pasien menjawab pasien
membutuhkan obat minum dan ingin sembuh full semangat hidup untuk bisa sembuh
total, usaha lancar dan anak sehat semua.

7
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat gangguan psikiatri  pasien ada gangguan depresi di tahun 2005
pencetusnya karena masalah keluarga.
b. Riwayat penggunaan NAPZA  pasien tidak ada riwayat penggunaan
zat-zat psikoaktif, minum-minum beralkohol maupun merokok.
c. Riwayat gangguan medis  pasien memiliki hipertensi dan
hiperkolesterolemia
d. Riwayat gangguan Neurologi  pasien tidak memiliki riwayat gangguan
neurologi sebelumnya (+)
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal :
Pasien lahir normal menurut keterangan keluarga orangtua, tidak ada
kelainan saat proses persalinan
b. Riwayat Masa Kanak-kanak Awal :
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak-anak
seusianya
c. Riwayat Masa Kanak-kanak Akhir :
Pasien tumbuh baik memiliki banyak teman, dan tidak ada masalah dalam
bersosialisasi.
d. Riwayat Masa Remaja :
Pasien mampu bergaul dan bersosialisasi dengan teman-temannya sewaktu
pasien bersekolah hingga saat ini.
e. Riwayat Pendidikan :
Pendidikan sekolah dasar hingga SMA di Jakarta
f. Riwayat Pekerjaan :
Pasien wirausaha, berdagang kelontong
g. Riwayat Beragama :
Pasien beragama islam
h. Riwayat Pernikahan :
Sudah menikah, memiliki dua orang anak
i. Hubungan dengan keluarga :

8
Pasien mengaku di keluarganya tidak ada yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien.
j. Situasi sosial ekonomi saat ini :
Pasien laki-laki umur 50 tahun, tinggal di rumah pribadi bersama keluarga
istri dan dua orang anak. Pasien mengakui keluarga istri dan anak-anak
sudah tau penyakit yang diderita pasien, karena pasien menceritakan
keluhan-keluhannya kepada keluarga, dan istri adalah tempat pasien untuk
berkeluh kesah. Selain itu pasien juga berobat ke pernyakit dalam karena
hipertensi dan hiperkolesterolemianya. Pasien mengakui akhir-akhir ini
tidak ada masalah ekonomi. Pasien rutin setiap bulan sekali berobat
poliklinik jiwa RSUP Persahabatan dengan menggunakan pelayanan
BPJS.
k. Persepsi pasien Tentang diri dan kehidupannya :
Tiga harapan atau keinginan pasien saat ini yaitu bila memungkinkan
sembuh total, usahanya selalu lancar dan ank-anak sehat.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien laki-laki 50 tahun, datang sendiri ke poliklinik Jiwa RSUP
Persahabatan dengan berpakaian sopan, bersih, rapih, dan berpenampilan
sesuai dengan usianya.
i. Kesadaran : kompos mentis, pasien datang dengan kesadaran
penuh.
ii. Kontak psikis : kontak psikis dan komunikasi pasien baik.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
i. Cara berpakaian : baik, sopan dan rapih
ii. Cara berjalan : pasien dapat berjalan dengan baik tanpa
alat bantu.

9
iii. Aktivitas psikomotor : pasien tampak tenang, kooperatif,
menjawab semua pertanyaan dengan baik, tidak ada gerakan
involunter
c. Pembicaraan
i. Kuantitas : baik pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa
yaitu dokter
ii. Kualitas : bicara spontan, volume cukup, artikulasi jelas dan
isi pembicaraan dapat dimengerti.
d. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif terhadap dokter pemeriksa.
e. Arus pembicaraan
Baik, koheren

B. Keadaan Afektif
a. Mood :eutim/biasa saja
b. Afek :luas
c. Keserasiaan :serasi mood dan afek
d. Empati :pemeriksa dapat meraba rasakan apa yang dirasakan
pasien.
C. Fungsi Intelektual dan Kognnitif
a. Taraf Pendidikan, Pengetahuan Umum dan Kecerdasan
Pendidikan pasien mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas
di Jakarta. Pengetahuan umum dan tingkat kecerdasan baik.
b. Daya Konsentrasi
Daya konsentrasi pasien sempurna. Pasien dapat mengikuti wawancara
dengan baik dari awal hingga akhir. Pasie dapat menjawab hitung-
hitungan, pengetahuan umum, dan mengulang kembali 3 nama benda yang
disebutkan oleh pemeriksa.
c. Orientasi
i. Waktu : baik, pasien mengetahui bahwa pasien datang
siang hari.

10
ii. Tempat : baik, pasien mengetahui sedang berada dimana
yaitu di poliklinik jiwa RSUP Persahabatan Jakarta.
iii. Personal : baik, pasien mengetahui sedang berbicara dengan
dokter dan dokter muda.
iv. Situasi : baik, pasien menyadari sedang berkonsultasi dan
ingin meminta resep obat dari dokter.
d. Daya Ingat
i. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih mengingat dimana pasien bersekolah dari
sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas.
ii. Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien masih mengingat lebaran tahun lalu berada dimana
iii. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat bahwa pasien makan sarapan pagi
dengan nasi lauk dan sayur.
iv. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 nama benda yaitu,
kursi, meja, dan kertas.
e. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengetahui apa itu arti dari panjang tangan, pasien
dapat menjawab nya dengan benar yaitu suka mencuri.
f. Kemampuan Menolong diri Sendiri
Baik, pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
i. Halusinasi Auditorik : tidak ada
ii. Halusinasi Visual : tidak ada
iii. Halusinasi Taktil : tidak ada
iv. Halusinasi Olfaktori : tidak ada
v. Halusinasi Gustatorik : tidak ada
b. Depersonalisasi dan Derealisasi

11
i. Derealisasi : tidak ada
ii. Depersonalisasi : tidak ada
E. Proses Pikir
a. Arus Pikir
i. Produktivitas :baik, pasien dapat menjawab spontan
ii. Kontuinitas :baik, pasien menjawab semua pertanyaan
dengan baik dan fokus
b. Isi Pikiran
i. Preokupasi : Tidak ada
ii. Gangguan pikiran : Tidak ada
- Delution of control : Tidak ada
- Delution of grandiosity : Tidak ada
- Delution of reference : Tidak ada
- Delution of persecution : Tidak ada
- Thought broadcasting : Tidak ada
- Thought withdrawal : Tidak ada
- Waham kejar : Tidak ada
- Waham kebesaran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik, pasien mampu mengendalikan diri selama
proses wawancara.
G. Daya Ingat
a. Nilai sosial
pasien dapat bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
orang sekitarnya dengan baik
b. Uji daya nilai
Daya nilai pasien baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
yaitu “apabila anda menemukan anak kecil di pasar kehilangan kedua
orang tuanya, maka apa yang dilakukan anda saat itu?” pasien menjawab
akan membantu anak tersebut untuk mencari orsngtuanya.
c. Penilaian realita

12
Pasien tidak memiliki gangguan dalam menilai realita seperti berupa
halusinasi dan waham.
H. Persepsi Pemeriksaan Terhadap Diri dan Kepribadian Pasien
Pasien berobat rutin ke poliklinik jiwa RSUP Persahabatan Jakarta, mengetahui
bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan.
I. Tilikan
Pasien memiliki tilikan derajat 6 karena pasien menyadari bahwa dirinya sakit db
tau penyebabnya dengan adanya memotivasi diri untuk semangat mencapai
perbaikan agar sembuh total dengan minimal berobat konsultasi rutin setiap satu
bulan sekali.
J. Taraf dapat Dipercaya
Pasien saat diperiksa memiliki kesan secara menyeluruh bahwa semua jawaban
pasien dapat dipercaya karena pasien menjawab dengan konsisten terhadap
pertanyaan yang diberikan dari awal hingga akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
a. Keadaan Umum/Keasadaran : Baik/kompos mentis
b. Tanda-Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg,
N : 70 x/menit,
RR : 18 x/menit,
S : 36.0 C
VAS :0
Resiko Jatuh : tidak ada
c. Status Gizi :
BB : 72 Kg
TB : 172 cm
BMI : 24.33 (Normoweight)
LP : 84 cm
d. Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada kelainan

13
e. Sistem Gastointestinal : Tidak ada kelainan
f. Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
g. Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada kelainan
h. Gangguan Khusus : Riwayat Hipertensi, hiperkolesterolemia
B. Status Neurologis
a. Saraf Kranial : kesan dalam batas normal
b. Saraf Motorik : kesan dalam batas normal
c. Sensibilitas : kesan dalam batas normal
d. Susunan saraf Vegetatif : tidak ada kelainan
e. Fungsi luhur : tidak ada kelainan
f. Gangguan khusus : tidak ada kelainan

V. IKHTISARI PENEMUAN BERMAKNA


- Pasien Tn.E usia 50 tahun kontrol rutin setiap bulan untuk berkonsultasi dan
meminta resep obat rutin karena telah habis.
- Pasien memiliki keluhan kecemasan terus menerus dulu saat masih kerja jadi
sales, sekarang setelah rutin minum obat keluhan sudah berkurang. Keluhan yang
timbul seperti pikiran kacau, jentung berdebar-debar, sulit untuk berkonsentrasi,
tangan keringat dingin kaku, hingga sulit tidur, terkadang seolah-olah mata gelap
seperti mau pingsan, keluhan tersebut bisa dirasakan sepanjang hari.
- Pasien memiliki kesadaran penuh, orientasi, fungsi kognitif, daya ingat jangka
panjang, menengah, pendek dan segera dalam keadaan baik
- Pasien tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif, minum-minum beralkohol
ataupun merokok
- Pasien tidak memiliki gangguan dalam menilai realita seperti waham dan
halusinasi.
- Pasien dua minggu terakhir ini tidak merasakan perasaan sedih ataupun
kegembiraan yang berlebihan sehingga membuat aktivitas terganggu.
- Pasien memiliki kecemasan dan khawatir dibandingkan perasaan sedih
- Pasien lahir normal dan tidak ada gangguan tumbuh kembang
- Pasien menempuh pendidikan dari SD hinggan SMA di Jakarta.

14
- Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan hiperkolesterolemia.
- Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien
- Pasien laki-laki usia 50 tahun, tinggal di rumah pribadi bersama keluarga istri dan
dua orang anak. Pasien mengakui keluarga istri dan anak-anak sudah tau penyakit
yang diderita pasien, karena pasien menceritakan keluhan-keluhannya kepada
keluarga, dan istri adalah tempat pasien untuk berkeluh kesah. Selain itu pasien
juga berobat ke pernyakit dalam karena hipertensi dan hiperkolesterolemianya.
Pasien mengakui akhir-akhir ini tidak ada masalah ekonomi. Pasien rutin setiap
bulan sekali berobat poliklinik jiwa RSUP Persahabatan dengan menggunakan
pelayanan BPJS.
- Gejala pasien sementara dapat diatasi dan memiliki disabilitas ringan dalam
sosial.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien ini
terdapat sekumpulan gejala atau perilaku yang menimbulkan penderitaan/ distress dan
yang berkaitan dengan dissabilitas, yaitu adanya gangguan kecemasan berlebihan.
Berdasarkan hasil tersebut, pasien dikatakan menderita Gangguan Jiwa.
A. Diagnosis Aksis I
- Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak terdapat penyakit yang
menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, fungsi
kognitif, daya ingat, konsentrasi serta orientasi yang masih baik, sehingga pasien
ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0).
- Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien tidak pernah memiliki riwayat
mengonsumsi alkohol dan penggunaan zat-zat psikoaktif seperti narkoba ataupun
merokok. Maka dari itu pasien bukan penderita Gangguan Mental dan
Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol (F.1).
- Berdasarkan anamnesis pasien tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realita berupa halusinasi dan waham. Sehingga pasien bukan merupakan
penderita Gangguan Psikotik (F.2).

15
- Pada pasien ini tidak ditemukan adanya afek depresi, kehilangan minat,
kehilangan energi, ataupun keinginan untuk bunuh diri sehingga pasien bukan
penderita gangguan depresi. Pada pasien juga tidak ditemukan adanya elevasi
afek, aktivitas mental dan psikomotorik yang berlebihan maka dari itu pasien ini
bukan penderita gangguan manik. Karena pada pasien tidak terdapat gangguan
depresi dan manik, maka pasien bukan penderita gangguan suasana perasaan
(Mood/afek) (F.3).
- Pada pasien mengeluhkan rasa cemas yang timbul menonjol pada keadaan
tertentu sejak beberapa minggu yang sifatnya free floating/ mengambang keluhan
cemas di ikuti dengan ketegangan motorik dan overactivity otonom seperti pikiran
kacau sulit konsentrasi, dada terasa berdebar-debar, tangan keringat dingin, kaku,
sulit tidur hingga kadang-kadang mata terasa gelap seperti ingin pingsan.
Keluhan-keluhan tersebut merupakan kelompok herarki gangguan neurotik,
gangguan somatoform dan gangguan terkait stress (F4) sehingga gejala-
gejala tersebut menunjukkan pasien Adalah penderita Gangguan Cemas
Menyeluruh (F.41.1) .
B. Diagnosis Aksis II
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dan memiliki banyak teman sehingga
pasien tidak memiliki gangguan kepribadian. Selama pendidikan pasien mampu
menerima pelajaran dengan baik dan mampu bersosialisasi sehingga pada pasien
ini tidak terdapat gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan
kepribadian dan tidak terdapat retardasi mental, maka diagnosis pada Aksis II
adalah Tidak ada diagnosis.
C. Diagnosis Aksis III
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan hiperkolestrolemia karena itu
diagnosis aksis III adalah Terdapat Hipertensi, Hiperkolesterolemia
D. Diagnosis Aksis IV
Pasien memiliki pekerjaan, hubungan pasien dengan keluarga dan orang
sekitarnya baik. Maka diagnosis pada Aksis IV adalah Tidak ada diagnosis.
E. Diagnosis Aksis V

16
Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diaatasi, dan disabilitas
ringan dalam bersosialisasi. Maka pada aksis V didapatkan GAF scale 80-71.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
- Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh
- Aksis II : Tidak ada diagnosis
- Aksis III : Ada Hipertensi dan Hiperkolesterolemia
- Aksis IV : Tidak ada diagnosis
- Aksis V : GAF Scale 80-71

VIII. DAFTAR PROBLEM


- Organobiologik :Pasien ada Tekanan darah tinggi dan hiperkolesterolemia
- Psikologis :Pasien mengalami gangguan cemas menyeluruh
- Sosio ekonomi :Pasien bekerja sebagai pendagang kelontong, pasien saat
ini lebih merasa khawatir cemas dibandingkan sedihya, namun setelah minum
obat keluhan tersebut berkurang. Hubungan pasien dengan keluarga dan orang
sekitarnya baik.

IX. PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
- Pasien rutin kontrol dan minum obat tidak pernah terputus
- Respon pasien terhadap pengobatan baik
- Pasien berkeinginan untuk sembuh total
b. Prognosis ke Arah Buruk
- Pasien memiliki riwayat hipertensi
- Pasien memiliki riwayat hiperkolesterolemia

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pada pasien ini adalah
▪ Ad Vitam : dubia ad bonam
▪ Ad Functionam : dubia ad bonam
▪ Ad Sanationam : dubia ad bonam

17
X. TATALAKSANA
A. Psikofarmaka :
- Alprazolam 1x1/4 mg
- Lorazepam 1x0,5 mg
-Diazepam 3x5 mg
B. Psikoterapi
- Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya dan cara mengatasinya meminum
obat secara teratur, serta kontrol jika ada keluhan atau obat telah habis
- Mendekatkan diri kepada Allah salah satunya dengan berdzikir.
- Menceritakan masalah pasien ke orang terdekat seperti istri
- Melakukan kegiatan yang disenangi.
- Tehnik relaksasi bisa dilakukan ketika muncul cemas kembali : tarik napas
dalam lewat hidung, tahan beberapa detik, buang secara perlahan lewat mulut,
lemaskan seluruh otot-otot tubuh.
- Lakukan Sleepy Higiens ketika pasien sulit tidur  melakukan banyak aktivitas
disiang hari, tidak boleh tidur di siang hari, tidak boleh minum yang mengandung
kafein, seperti kopi dan teh. Pada malam hari saat ingin tidur buat suaaana kamar
tempat tidur nyaman, bersih, lampu redup.

18

Anda mungkin juga menyukai