Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

INSOMNIA NON ORGANIK

Disusun Oleh :
Titik Fadhilah 1810211003

Pembimbing :
dr. Mardi Susanto, Sp.K.J (K)
dr. Tribowo Tuahta Ginting Sugihen, Sp.K.J (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 28 JANUARI 2019 s/d 2 MARET 2019

1
SURAT PERNYATAAN

Laporan kasus ini diajukan oleh :


Nama : Titik Fadhilah
NIM : 1810211003
Program Studi : SI Fakultas Kedokteran
Tahun Akademik : 28 Januari 2019- 2 Maret 2019

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiarisme dalam penulisan
laporan kasus berjudul :

INSOMNIA NON ORGANIK

Apabila suatu saat terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah
ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 30 Januari 2019

Titik Fadhilah

2
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Pada tanggal 30 Januari 2019 dilakukan autoanamnesis dengan Ny. S pukul 12:15
WIB di Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik jiwa RSUP Persahabatan Jakarta dengan keluhan tidak
bisa tidur sejak 3 hari yang lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang mengeluhkan tidak bisa tidur sudah sejak 3 hari sebelum datang
lagi ke poli klinik jiwa RSUP Persahabatan, keluhan tidak bisa tidur dirasakan hilang
timbul kerap timbul ketika ada pikiran yang mengganggu atau stress memikirkan
cucu yang nakal. Ketika pasien tidak bisa tidur akan merasakan kelelahan otot-otot
terasa kaku terutama leher. Pasien mengakui sudah memiliki keluhan seperti ini sejak
10 tahun yang lalu dan biasanya obat yang diminum atalac dan alprazolam. Pasien
mengakui 10 bulan terakhir sudah tidak minum obat lagi, dan baru sekarang datang
ke poliklinik jiwa RSU Persahabatan Jakarta. Pasien juga mengakui ada riwayat
hipertensi riwayat minum amlodipin 5 mg. Keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit serupa dengan pasien. Saat ini pasien tinggal bersama suami, ketiga anak
dan dua cucu. Pasien mengakui akan merasa nyaman ketika curhat dengan dokter.
Pasien tidak memiliki masalah dengan keluarga dan ekonomi.
Setelah pendahuluan singkat perkenalan, dan meminta izin untuk menanyakan
beberapa pertanyaan mengenai adakah gangguan di bidang psikiatri.

3
Setelah itu, pasien diajuakan beberapa pertanyaan aritmatika, yaitu 100 dikurang
7 pasien dapat menjawab dengan cepat dan benar yaitu 93. Kemudian ditanya
kembali “93 dikurang 7 berapa?’’, pasien menjawab dapat menjawab dengan benar
namun lama, yaitu 86. Kemudian pasien ditanya mengenai pengetahuan umum yaitu
“ kapan tahun kemerdekaan Indonesia?’’ ,pasien menjawab dengan benar yaitu 1945.
Kemudian ditanyakan lagi apakah ibu merokok, minum alkohol dan makan obat-obat
terlarang/narkoba?” , “ pasien menjawab tidak pernah” . Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi kognitf dan pengetahuan pasien baik.
Pasien diajukan pertanyaan untuk menilai orientasi , “ibu sekarang pagi, siang,
apa sore?”, jawaban pasien “sekarang sudah siang dokter, saya tadi pagi-pagi sudah
datang ke poli dokter dari jam 9, karena menunggu rekam medis jadi siangan dok”.
Hal ini menunjukkan tidak ada gangguan terhadap orientasi waktu dan tempat.
Pertanyaan lagi “ibu tau sekarang ibu sedang apa, didepan ibu siapa?”, pasien
menjawab “saya sedang konsultasi, didepan saya dokter”. Hal ini menunjukan tidak
ada gangguan terhadap orientasi orang/personal dan situasi.
Pasien diajukan pertanyaan lagi untuk menilai memori jangka panjang,
menengah, pendek dan segera, dengan pertanyaan dimana dahulu tempat ibu
bersekolah ?”. pasien menjawab bahwa “SD dulu saya di kembangan”. Setelah pasien
menjawab dengan cepat maka fungsi memori jangka panjang pasien baik. Kemudian
diajukan pertanyan “tahun lalu ibu liburan kemana?” jawaban pasien “saya pulang
kampung dokter, saya merasa senang karena saya bisa bertemu dengan teman-teman
lama saya”. Hal ini menunjukan memori jangka mengengah masih baik. Kemudian
ditanyakan lagi “ibu tadi datang kesini diantar siapa?” pasien menjawab “saya datang
kepoliklinik jiwa diantar suami saya”. Hal ini menunjukan tidak ada gangguan
memori jangka pendek. Selanjutnya pasien diminta untuk mengingat 3 buah benda
yang disebutkan oleh pemeriksa yaitu pulpen,buku,dan tas kemudian pasien diajak
berbicara kembali mengenai hal lain. Saat ditanya kembali 3 buah benda tadi
disebutkan , pasien dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan baik. Hal ini
menujukkan bahwa fungsi memori segera pasien dalam keadaan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien tidak memiliki disfungsi otak yang menunjukan tidak
terdapat gangguan mental organic.

4
Pasien mengatakan jika dilingkungan tempat tinggalnya adalah seorang ibu
kepala RT. Suami selain menjadi satpam juga sebagai kepala RT sehingga pasien
memiliki kesibukan untuk mengurus surat keluarga warga sekitar dan membuatkan
minum ketika ada banyak tamu datang ke rumah. Pasien juga mengakui sering
mengikuti kegiatan yang diselenggarakan warga sekitar. Hal ini menunjukkan pasien
tidak ada retardasi mental.
Saat ini hubungann pasien dengan keluarga harmonis, suami bekerja sebagai
satpam. Pasien memiliki tiga orang anak. Anak permpuan yang pertama bekerja
sebagai pegawai busway transjakarta memiliki dua anak yang masih kecil. Anak
kedua pasien perempuan masih duduk dibangku SMA. Anak terakhir laki-laki masih
berusia 10 tahun. Kesibukan pasien dirumah selain mengurus rumah juga ngemong
cucu. Pasien merasa stress ketika cucu nakal dirumah. Kegiatan pasien siang hari juga
mencuci piring dan menggosok. Pada malam hari pasien suka menonton film yang
berjudul azab sehingga pasien tidak bisa tidur dan merasa ketakutan.
Pasien diberikan pertanyaan “apakah ibu suka mendengar suara-suara atau
melihat sesuatu yang sumber atau orang lain pun tidak ada?”. Pasien menjawab “saya
tidak mendengar sesuatu apapun, hanya saat saya sedang mencuci piring saya melihat
sekelebat ada bayangan yang lewat didepan mata saya”. Hal ini menunjukkan pasien
tidak memiliki waham dan halusinasi.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan lagi “apa arti dari Tong Kosong Nyaring
Bunyinya?”. Pasien pada pertanyaan pertama tidak bisa menjawab, kemudian
diajukan pertanyaan kedua diberi pertanyaan yang mudah “apa arti air susu dibalas
dengan air tuba?” pasien dapat menjawab dengan benar dan lantang yaitu kebaikan
dibalas dengan keburukkan. Hal ini menunjukkan bahwa daya abstrak baik.
Pasien ditanya mengenai “apakah ibu pernah mempunyai pemikiran akan
kematian?”, pasien menjawab: “saya terkadang pernah memikirkan hal itu, ketika
merasa stress memikirkan anak dan cucu”. Pasien kemudian ditanya mengenai apa
saja keinginan-keinginannya dan pasien menjawab : saya menginginkan anak-anak
saya nurut kepada saya dan rajin beribadah.

5
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat gangguan psikiatri  ada gangguan tidak bisa tidur sejak 10
tahun yang lalu
b. Riwayat penggunaan NAPZA tidak pernah mengomsumsi obat-obatan
atau zat psikoaktif.
c. Riwayat gangguan medis  riwayat tekanan darah tinggi (minum obat
amlodipin 5 mg)
d. Riwayat gangguan Neurologi  pasien tidak memiliki riwayat gangguan
neurologi sebelumnya.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal :
Lahir tampak normal, tidak ada kelainan bawaan lahir
b. Riwayat Masa Kanak-kanak Awal :
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak-anak
seusianya
c. Riwayat Masa Kanak-kanak Akhir :
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak seusianya
d. Riwayat Masa Remaja :
Pasien mampu bergaul dan bersosialisasi dengan teman-temannya sewaktu
pasien bersekolah hingga saat ini
e. Riwayat Pendidikan :
Pendidikan sekolah dasar di kampung daerah kembangan, terakhir
sepertinya sekolah menengah atas
f. Riwayat Pekerjaan :
Mengurus rumah tangga
g. Riwayat Beragama :
Pasien beragama islam
h. Riwayat Pernikahan :
Sudah menikah
i. Hubungan dengan keluarga :

6
Pasien menyatakan hubungan dengan suami tidak bermasalah, pasien saat
ini tinggal bersama suami, anak-anak dan cucu-cucu. Suami mendukung
apa yang saya lakukan terutama ketika saya ingin berkonsultasi dengan
psikiater.
j. Riwayat keluhan serupa dalam keluarga :
Tidak ada keluhan serupa pada keluarga
k. Situasi sosial ekonomi saat ini :
Kebutuhan ekonomi pasien tercukupi, sudah memiliki rumah sendiri.
l. Persepsi pasien Tentang diri dan kehidupannya :
Pasien mengerti akan kondisinya saat ini, pasien memiliki tiga keinginan
yaitu ingin segera sembuh ,rajin beribadah, anak-anak dan cucu nurut
padanya.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien perempuan 49 tahun datang ditemani oleh suaminya ke poliklinik
jiwa RSUP Persahabatan dengan berpakaian sopan, bersih dan rapih.
b. Kesadaran
Pasien datang dengan kesadaran penuh.
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien dapat berjalan sendiri tanpa alat bantu berjalan dan pasien
menjawab setiap pertanyaan dengan baik.
d. Pembicaraan
Pasien dapat menjawab semua pertanyaan pemeriksaa serta
mengungkapkan isi hatinya ,keluhan yang dialaminya. Cara bicaranya
pasien sopan, artikulasi jelas serta maksud pembicaraan dapat dimengerti
pemeriksa.
e. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif terhadap pemeriksa.

7
B. Keadaan Afektif
a. Mood : senang
b. Afek : luas
c. Keserasiaan : serasi mood dan afek
d. Empati : pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan pasien.
C. Fungsi Intelektual dan Kognnitif
a. Tarif Pendidikan, Pengetahuan Umum dan Kecerdasan
Tingkat kecerdasan dan pengetahuan umum, serta kemampuan berhitung
pasien baik.
b. Daya Konsentrasi daya konsentrasi focus baik
c. Orrientasi
1. Waktu : baik, pasien mengetahui kesiangan saat diperiksaa
2. Tempat : baik pasien mengetahui sedang berada dimana
3. Personal : baik, pasien mengetahui sedang berbicara dengan
dokter spesialis jiwa
4. Situasi : baik, pasien sadar sedang berkonsultasi dan ingin
meminta resep obat dari dokter spesialis jiwa.
d. Daya Ingat  daya ingat jangka panjang, menengah, pendek, dan segera
baik
e. Pikiran Abstrak pasien dapat mengetahui istilah air susu dibalas dengan
air tuba.
f. Kemampuan Menolong diri Sendiri  pasien dapat mengerjakan segala
sesatunya sendiri
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
i. Halusinasi Auditorik : tidak ada
ii. Halusinasi Visual : tidak ada
iii. Halusinasi Olfaktori : tidak ada
iv. Halusinasi Taktil : tidak ada
v. Halusinasi Gustatorik : tidak ada
b. Depersonalisasi dan Derealisasi

8
i. Depersonalisasi : tidak ada
ii. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Pikir
a. Arus Pikir
i. Produktivitas : baik ,pasien dapat menjawab spontan
ii. Kontuinitas : pasien menjawab semua pertanyaan
dengan baik dan focus
b. Isi Pikiran
i. Preokupasi : Tidak ada
ii. Gangguan pikiran : Tidak ada
- Delution of control : Tidak ada
- Delution of grandiosity : Tidak ada
- Delution of reference : Tidak ada
- Delution of persecution : Tidak ada
- Thought broadcasting : Tidak ada
- Thought withdrawal : Tidak ada
- Waham kejar : Tidak ada
- Waham kebesaran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik
G. Daya Ingat
Nilai sosial pasien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dengan
baik.
H. Persepsi Pemeriksaan Terhadap Diri dan Kepribadian Pasien
Pasien menyadari dirinya sakit karena tidak bisa tidur dan ingin sembuh, pasien
datang ke poliklinik jiwa untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jiwa dan
sesuai dengan kemauan diri sendiri untuk sembuh.
I. Tilikan
Pasien ini memiliki tilikan derajat 6 karena pasien menyadari dirinya sakit dan
butuh obat agar sembuh dan mengetahui penyebabnya.
J. Taraf dapat Dipercaya

9
Pasien saat diperiksa memiliki kesan secara menyeluruh bahwa semua jawaban
pasien dapat dipercaya karena pasien menjawab dengan konsisten terhadap
pertanyaan yang diberikan dari awal hingga akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
a. Keadaan Umum/Keasadaran : Baik/kompos mentis
b. Tanda Vital :
TD : 160/90 mmHg, N : 64 x/menit, RR :18 x/menit, S : 36.0 C
c. Sistem Kardiovaskuler : Riwayat Hipertensi
d. Sistem Gastointestinal : Tidak ada kelainan
e. Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
f. Sistem Muskuloskeletal :Tidak ada kelainan
g. Gangguan Khusus : Tidak ada kelainan
B. Status Neurologis
a. Saraf Kranial : kesan dalam batas normal
b. Saraf Motorik : kesan dalam batas normal
c. Sensibilitas : kesan dalam batas normal
d. Susunan saraf Vegetatif : tidak ada kelainan
e. Fungsi luhur : tidak ada kelainan
f. Gangguan khusus : tidak ada kelainan

V. IKHTISARI PENEMUAN BERMAKNA


- Pasien ny.S usia 49 tahun datang untuk berkonsultasi kembali dan meminta resep
obat dari dokter spesialis jiwa agar keluhan tidak bisa tidur dapat sembuh.
- Tidak bisa tidur/insomnia dirasakan sejak 3 hari yang lalu hilang-timbul, 10 bulan
terakhir tidak kontrol untuk minum obat karena tidak ada keluhan. Awalnya
keluhan seperti ini sudah dirasakan sejak 10 tahun yang lalu.
- Keluhan yang diasakan pasien sulit untuk memulai tidur, mempertahankan tidur
dan saat bangun pasien merasa tidak segar.

10
- Ketika tidak bisa tidur pasien akan merasakan kelelahan, kecemasan, leher terasa
pegal, rasanya ingin marah.
- Mood pasien baik dan afek luas ,keserasiann mood dan afek baik
- Kesadaran orientasi, fungsi kognitif dan memori daya ingat baik
- Berfikir abstrak baik
- Pasien tidak mengenal NAPZA
- Pasien tidak mengalami halusinasi atau waham
- Pasien tidak pernah menjadi sangat sedih yang menyebabkann hilang energy dan
hilang semnagat, pasien juga tidak pernah mengalami merasa gembira yang
teramat sangat.
- Pasien lahir normal tampak tidak ada kelainan bawaan. Pendidikan sekolah dasar
pasien di kembangan
- Pasien memiliki riwayat hipertensi minum obat antihipertensi
- Pasien mennyangkal tidak ada riwayat penyakit keluarga dengan gangguan
kejiwaan
- Pasien berhubungan baik dengan keluarga, tidak memiliki kesulitan ekonomi
- Pasien merupakan pribadi yang mandiri bisa diandalkan
- Pasien sudah menikah memilki tiga orang anak yang pertama dan kedua anak
perempuan ,terakhir anak laki-laki masih sekolah dan sudah memiliki rumah
sendiri. Anak pertama yang sudah menikah dan sudah memiliki dua orang anak
yang masih sangat kecil sehinggan pasien ngemong cucu. Hubungan pasien
dengan keluarga terutama suami harmonis. Kebutuhan sehari-hari untuk makan
cukup. Apa yang dilakukan pasien suami selalu mendukung terutama ketika saya
ingin berkonsultasi kembali mengenai kejiwaan saya dengan dokter spesialis jiwa.
- Gejala pasien minimal dan memiliki disabilitas ringan.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien ini
terdapat sekumpulan gejala atau perilaku yang menimbulkan penderitaan dan yang
berkaitan dengan dissabilitas, yaitu adanya gangguan tidak bisa tidur. Berdasarkan hasil
tersebut, pasien dikatakan menderita Gangguan Jiwa.

11
A. Diagnosis Aksis I
- Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak terdapat penyakit yang
menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, fungsi
kognitif, daya ingat, konsentrasi serta orientasi yang masih baik, sehingga pasien
ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0).
- Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien tidak pernah memiliki riwayat
mengonsumsi alkohol dan penggunaan narkoba ataupun merokok. Maka dari itu
pasien bukan penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat
Psikoaktif atau Alkohol (F.1).
- Berdasarkan anamnesis pasien tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realita berupa halusinasi dan waham. Sehingga pasien bukan merupakan
penderita Gangguan Psikotik (F.2).
- Pada pasien ini tidak ditemukan adanya afek depresi, kehilangan minat,
kehilangan energi, ataupun keinginan untuk bunuh diri sehingga pasien bukan
penderita gangguan depresi. Pada pasien juga tidak ditemukan adanya elevasi
afek, aktivitas mental dan psikomotorik yang berlebihan maka dari itu pasien ini
bukan penderita gangguan manik. Karena pada pasien tidak terdapat gangguan
depresi dan manik, maka pasien bukan penderita gangguan suasana perasaan
(Mood/afek) (F3).
- Pada pasien tidak mengeluhkan rasa kelelahan yang sangat dan gangguan nyeri
otot-otot persendian yang berarti sehingga pasien ini bukan termasuk penderita
gangguan neuretik. Pasien juga tidak pernah mempunyai keluhan-keluhan mual,
muntah, nyeri dada, berdebar-debar maupun sesak napas saat sedang ada masalah
maka pasien bukan penderita gangguan somatoform. Pasien juga tidak pernah
mengeluhkan adanya kecemasan yang memuncak ataupun yang datang setiap
hari. Pasien tidak mengeluh adanya ketegangan otot yang berlebih dan
overaktivitas autonom sehingga pasien bukan penderita terkait stress. Karena
pasien tidak memiliki adanya gejala neurotic , gangguan somatoform dan
gangguan terkait stress maka pasien ini bukan penderita gangguan neurotik,
gangguan somatoform dan gangguan terkait stress (F4).

12
- Pasien mengalami keluhan tidak bisa tidur sejak 3 hari hilang timbul terjadi saat
keadaan tertentu. Pasien sudah mengomsumsi obat 10 bulan yang lalu baru datang
kembali unrukkonsultasi, gejala dan keluhan sudah dirasakan sejak 10 tahun yang
lalu. Oleh karena terdapat gangguan tidur ketika merasa ada pikiran stress seperti
anak dan cucu nakal tidak menurut ketika diberitahu, ada pencetus dari gangguan
tidur yang dialami sehingga pada pasien ini memiliki gangguan Insomnia
nonorganik (F51.0).
B. Diagnosis Aksis II
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dan memiliki banyak teman sehingga
pasien tidak memiliki gangguan kepribadian. Selama pendidikan pasien mampu
menerima pelajaran dengan baik dan mampu bersosialisasi sehingga pada pasien
ini tidak terdapat gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan
kepribadian dan tidak terdapat retardasi mental, maka diagnosis pada Aksis II
adalah Tidak ada diagnosis.
C. Diagnosis Aksis III
Pasien sebelumnya pernah berobat ke Rumah Sakit. RSUP Persahabatan 10 bulan
yang lalu dengan keluhan sulit tidur. Pasien pernah cek di klinik terdekat rumah
jika tekanan darahnya tinggi, karena itu diagnosis aksis III adalah Terdapat
Hipertensi
D. Diagnosis Aksis IV
Pasien memiliki pekerjaan, hubungan pasien dengan keluarga dan orang
sekitarnya baik. Maka diagnosis pada Aksis IV adalah Tidak ada diagnosis.
E. Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini didapatkan gejala minimal, berfungsi baik, tidak lebih dari
masalah harian yang biasa. Maka pada aksis V didapatkan GAF scale 90 - 81.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
- Aksis I : Gangguan Tidur (Insomnia non organik)
- Aksis II : Tidak ada diagnosis
- Aksis III : ada Hipertensi
- Aksis IV : Tidak ada diagnosis
- Aksis V : GAF Scale 90-81

13
VIII. DAFTAR PROBLEM
- Organobiologik : tekanan darah terkadang pernah tinggi
- Psikologis :Pasien mengalami gangguan tidak bisa tidur
- Sosio ekonomi :Pasien ibu rumah tangga aktivitas keseharian mengurus
rumah tangga dan ngemong cucu-cucu dirumah juga merangkap menjadi ibu
ketua RT, tidak ada masalah mengenai ekonomi dianggap sudah cukup.

IX. PROGNOSIS
A. Prognosis ke Arah Baik
Pasien berkeinginan untuk sembuh, beribadah dengan rajin dan keinginan melihat anak
anaknya dan cucu sukses
B. Prognosis ke Arah Buruk
Keluhan masih dirasakan kembali walaupun timbul lagi walaupun sejak sepuluh bulan tidak
minum obat lagi. Keluhan dan gejala timbul ketika pasien merasa stress memikirkan anak dan
cucu.
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pada pasien ini adalah
▪ Ad Vitam : dubia ad bonam
▪ Ad Functionam : dubia ad bonam
▪ Ad Sanationam : dubia ad bonam

X. TATALAKSANA
A. Psikofarmaka :
- Alprazolam 1x1mg
- Amlodipin 10 mg
B. Psikoterapi
- Mendekatkan diri kepada Allah salah satunya dengan berdzikir.
- Menceritakan masalah pasien ke orang terdekat seperti suami
- Melakukan kegiatan yang disenangi
- Mengurangi tontonan yang membuat rasa takut dan sedih.

14
- Sleepy Higiens  melakukan banyak aktivitas disiang hari, tidak boleh tidur di
siang hari, tidak boleh minum yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Pada
malam hari saat ingin tidur buat suaaana kamar tempat tidur nyaman, bersih, lampu
redup.

15

Anda mungkin juga menyukai