Anda di halaman 1dari 17

Profil Peresepan Obat Kardiovaskular Pada Pasien JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional) Di Rawat Jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah


Harapan Kita Bulan Maret 2019

Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Ahli Madya Kesehatan bidang Farmasi

Oleh :

Bimo Kusworo Hadi

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit pada jantung dan pembuluh darah


termasuk penyakit jantung coroner, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung rematik dan
kondisi lainnya. Empat dari lima kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh
serangan jantung dan stroke. Individu yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular dapat
menunjukkan peningkatan tekanan darah, glukosa, dan lipid serta kelebihan berat badan dan
obesitas. Penyakit kardiovaskular merenggut nyawa 17,9 juta orang setiap tahun, yaitu sekitar 31%
dari semua kematian global.1

Buat kalimat penghubung alinea atas dan bawah

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi tertinggi untuk penyakit


kardiovaskular di Indonesia adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) yakni sebesar 1,5%. Dari
prevalensi tersebut, angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di
Provinsi Riau (0,3%). Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur
65-74 tahun (3,6%), diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun
(2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun(1,3%). Sedangkan menurut status ekonomi, terbanyak
pada tingkat ekonomi bawah (2,1%) dan menengah bawah (1,6%).2

Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi di mana suplai vaskular ke jantung
terhambat oleh atheroma, thrombosis atau kejang arteri coroner. Ini dapat mengganggu suplai
darah beroksigen ke jaringan jantung yang cukup untuk menyebabkan iskemia miokard yang jika
parah atau berkepanjangan dapat menyebabkan kematian sel otot jantung (infark miokard).
Penyakit jantung koroner membunuh lebih dari 6,5 juta orang di seluruh dunia setiap tahun.3

Pada umumnya pasien diberikan terapi obat beta bloker, ACE inhibitor,
antihiperlipidemia, dll. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa penggunaan terapi beta bloker
dapat mengurangi mortalitas pada pasien khususnya yang pernah mengalami infark miokard. 4Satu
pasien bisa mendapatkan lebih dari 3 macam kelas terapi obat dengan menggunakan JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional). Oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana profil peresepan obat
kardiovaskular pada pasien JKN di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Apa latar belakang, masalah2 di RS JP Harkit, sehingga dilakukan penelitian ini. Mengapa yang
diteliti pada pasien JKN ?

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil peresepan obat
kardiovaskular pada pasien JKN rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
Kita bulan Maret 2019.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu penulis ingin mengetahui profil peresepan
obat kardiovaskular pada pasien JKN rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita bulan Maret 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu mengetahui jumlah dan presentase obat
kardiovaskular yang diresepkan berdasarkan :

1. Usia dan Jenis Kelamin


2. Item obat per pasien.
3. Zat aktif dan golongan
4. Kombinasi obat dengan kelas terapi non kardiovaskular
5. Lima besar golongan obat non-kardiovaskular yang diresepkan dengan obat kardiovaskular.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Penulis

Menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di Politeknik Kesehatan


Kemenkes Jakarta II Jurusan Farmasi, serta menambah ilmu pengetahuan tentang obat-obatan
yang digunakan dalam pengobatan penyakit kardiovaskular.
1.4.2 Bagi Akademik

Sebagai bahan pustaka di perpustakaan jurusan Farmasi di Politeknik Kesehatan


Kemenkes Jakarta II mengenai pola peresepan obat kardiovaskular.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Sebagai gambaran dan referensi tambahan mengenai peresepan obat


kardiovaskular pada pasien JKN rawat jalan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
Kita.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Kardiovaskular

2.1.1 Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen miokard (otot jantung). Ketidakseimbangan ini dapat terjadi akibat:
a. Penyempitan arteri koroner.
b. Penurunan aliran darah/curah jantung (cardiac output).
c. Peningkatan kebutuhan oksigen di miokard, atau
d. Spasme arteri koroner.
Penyebab tersering adalah aterosklerosis.5

2.1.2 Angina Pektoris

Adalah rasa sakit dada akibat adanya iskemia otot jantung. Sakit dada ini timbul karena timbunan
asam laktat, akibat metabolisme anaerob pada sel miokard yang hipoksik.(Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni,Anna Ulfah) tulis nomor pustaka dan masukkan ke
daftar pustaka

Angina pektoris terbagi dalam:

a. Angina Pektoris Stabil

Angina pektoris stabil adalah sakit dada yang timbul saat melakukan aktifitas, tidak lebih dari 15
menit dan hilang dengan istirahat.

b. Angina Pektoris Tidak Stabil

Yang tergolong dalam angina pektoris tidak stabil adalah penyakit dada yang timbul saat istirahat,
lamanya lebih dari 15 menit, ada peningkatan dalam frekuensi sakitnya atau ada gejala perburukan.
c. Angina Variant/Angina Prinzmetal

Adalah bentuk angina tidak stabil yang disebabkan oleh spasme arteri koroner. No pustaka ???

2.1.3 Infark Miokard

Adalah kematian jaringan otot jantung yang ditandai adanya sakit dada khas: lama sakitnya lebih
dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat atau pemberian anti angina. Biasanya disebabkan oleh
trombus arteri koroner. Lokasi dan luasnya infark tergantung letak arteri koroner yang
tersumbat.(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni)

2.1.4 Hipertensi

Menurut JNC VI, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik>140 mmHg dan tekanan darah
diastolic>90 mmHg. Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong sejumlah
volume darah, dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai keseluruh organ tubuh melalui pembuluh
darah. Jadi tingginya tekanan darah, ditentukan oleh jumlah darah yang dipompakan jantung (curah
jantung) dan diameter pembuluh darah (resistensi perifer).(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular,
Edisi I, Jakarta 2001 Rokheni Heni, Anna Ulfah )

Menurut penyebabnya hipertensi dibagi dua:

a. Hipertensi primer atau essensial merupakan bagian terbesar (90%) dari penderita yang ada di
masyarakat. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari hipertensi primer ini.
b. Hipertensi sekunder, jenis hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya, seperti:
1. Kelainan ginjal: Glomerulonepritis akut (GNA), Glomerulonepritis kronis (GNC),
Pyelonepritis kronis (PNC), penyempitan arteri renalisis
2. Kelainan hormon:is kronis : diabetes mellitus, pil KB, (Phaecromacytoma (tumor adrenal).
3. Kelainan neurologist ; Polinueritis, Polimyelitis.

4. Lain-lain : obat-obatan, Preeklamsia, Koartasio Aortepera.


2.1.5 Gagal Jantung

Adalah suatu keadaan ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh sesuai
dengan kebutuhan metabolisme

Penyebab gagal jantung:


a. Gangguan mekanis
1. Peningkatan beban tekanan : Central (stenosis aorta),Peripheral (hipertensi sistemik).
2. Peningkatan beban volum : Regurgitasi katup, Pirau, meningkatnya preload.
3. Hambatan pengisian ventrikel : Stenosis mitral atau tricuspid.
4. Konstriksi pericard, tamponade
5. Retriksi endokardial atau miokardial
6. Aneurisma ventricular
b. Kelainan miokardial
1. Primer : Kardiomiopati, gangguan neuromuscular, Miokarditis, metabolic (DM), keracunan.
2 Sekunder : Iskemia (penyakit jantung koroner), inflamasi, penyakit paru obstruksi kronis, penyakit
sistemik, gangguan metabolic,obat-obatan miokard
c. Gangguan irama jantung : Ventrikuler standstill, Ventrikuler fibrilasi, Tachikardi atau bradikardi yang
esktrim, gangguan konduksi.(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Rokheni Heni, Anna
Ulfah)

2.2 OBAT – OBATAN KARDIOVASKULER

Obat kardiovaskular merupakan kelompok obat yang mempengaruhi dan memperbaiki system
kardiovaskular secara langsung ataupun tidak langsung, dan bekerja pada jantung dan pembuluh darah,
baik arteri maupun vena yang terbagi dalam sembilan sub kelas sebagai berikut:

2.2.1 Obat Inotropik Positif

Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokard) dan
digunakan untuk gagal jantung, yakni keadaan dimana jantung gagal memompa darah dalam volume
yang dibutuhkan tubuh.

Ada dua jenis obat inotropik positif yaitu:


a. Glikosida jantung (digoxin)

Efek samping: anoreksia, mual, muntah diare, nyeri abdomen, gangguan penglihatan, sakit
kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, delirium, halusinasi, aritmia, blok jantung.

b. Penghambat fosfodiesterase (milrinon contoh: coritrope)

Efek samping: denyut ektopik, takikardi ventricular, atau aritmia supra ventikular (lebih mudah
pada pasien aritmia); hipotensi, nyeri dada, sakit kepala, insomnia, mual dan muntah, diare
kadang-kadang menggigil, oliguria, demam, retensi urin, nyeri dilengan dan tungkai.(Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni, Anna Ulfah)

2.2.2 Obat-obat Anti Aritmia

Obat-obat anti artimia dapat dibagi berdasarkan penggunaan kliniknya dalam obat obat
untuk aritmia supraventikel (misal verapamil), obat obat untuk aritmia supra ventrikel dan aritmia
ventrikel (misal disopiramid) dan obat obat untuk aritmia ventrikel (misal lidokain).(Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni, Anna Ulfah).

2.2.3 Obat-obat Anti Hipertensi

a. Penghambat saraf adrenergik

Obat golongan ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan noradrenalin dari pasca ganglion saraf
adrenergik. .

b. Alfa-bloker

Obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama, sehingga harus hati-hati
pada pemberian pertama.

c. Penghambat enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE)

Penghambat ACE bekerja dengan cara menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Obat-obat golongan ini efektif dan pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

d. Antagonis reseptor angiotensin II

Obat-obat ini golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikin dan kinin kinin lainnya, sehingga
tampaknya tidak menimbulkan batuk kering persisten yang biasanya menganggu terapi dengan
penghambat ACE.

e. Obat antihipertensi yang bekerja sentral

Obat-obatan golongan ini mempunyai keuntungan karena aman bagi pasein asma, gagal jantung dan
kehamilan.(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni, Anna Ulfah).

2.2.4 Obat – Obat Antiangina no pustaka ???

Sebagian besar pasien angina pectoris diobati dengan β-bloker atau antagonis kalsium. Meskipun
demikian senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk tindakan profilaksis sebelum kerja
fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.

Obat yang digunakan untuk menanggulangi serangan akut angina pektoris dan profilaksisnya meliputi:

a. Golongan nitrat

Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa tergantung system
pernafasan miokardium. Efek samping senyawa nitrat merupakan akibat dari efek vasodilatasinya, yakni
sakit kepala, muka merah, dan hipotensi postural, biasanya muncul pada awal pengobatan..

b. Golongan antagonis kalsium

Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium trans membrane,
yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat kedalam sel otot polos, otot
jantung dan saraf.

Terdapat tiga tipe antagonis kalsium, yakni nifedipin, verapamil, dan diltiazem.

Verapamil digunakan untuk pengobatan angina, hipertensi dan aritmia. Obat ini
mengurangi curah jantung, memperlambat laju jantung dan dapat menganggu konduksi AV.
Dengan demikian verapamil dapat mencetuskan gagal jantung, memperburuk gangguan konduksi,
dan menyebabkan hipotensi pada dosis tinggi. Karena itu tidak boleh digunakan bersama beta-
bloker.

Nifedipin merelaksasi otot polos vaskuler sehingga mendilatasi arteri koroner dan perifer.
Obat ini lebih berpengaruh pada pembuluh darah dan kurang berpengaruh pada
miokardium .Nifedipin tidak mempunyai aktivitas anti aritmia. Nifedipin jarang menimbulkan
gagal jantung, karena efek inotropik negatifnya diimbangi oleh pengurangan kerja ventrikel kiri.
Nifedipin formulasi kerja pendek, tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang hipertensi,
karena menimbulkan variasi tekanan darah yang besar sehingga mengurangi manfaatnya untuk
mencegah komplikasi.

Diltiazem efektif untuk sebagian besar angina. Selain itu sediaan kerja panjangnya juga
digunakan untuk terapi hipertensi. Senyawa ini dapat digunakan untuk pasien yang kontraindikasi
dengan β-bloker, atau bila beta-bloker tidak efektif.

c. Golongan β-bloker

Obat-obat penghambat adrenoseptor beta (β-bloker) menghambat adroneseptor-beta di


jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pancreas dan hati.

β-bloker merupakan anti hipertensi yang efektif, namun mekanisme kerjanya belum
diketahui dengan pasti. Obat-obat ini mengurangi curah jantung, mengubah kepekaan refleks
baroreseptor, dan memblok adrenoseptor perifer. .

Terdapat bukti bahwa putus obat yang mendadak dapat menyebabkan memburuknya
angina, karena itu bila β-bloker akan dihentikan lebih baik dilakukan dengan cara pengurangan
dosis sedikit demi sedikit. Ada resiko timbulnya gagal jantung bila beta bloker dan verapamil
digunakan bersama pada penyakit jantung iskemik.

2.2.5 Diuretika

Diuretika adalah golongan obat atau zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal, digolongkan menjadi :
a. Diuretika golongan tiazid, contoh: HCT, klortalidon
b. Diuretika kuat, contoh: furosemide, torasemide
c. Diuretik hemat kalium, contoh: amiloride, triamteren, spironolakton
d. Diuretika merkuri, contoh: mersalil
e. Diuretik osmotic, contoh: manitol
f. Diuretik penghambat enzim anhidrase karbonik, contoh: asetazolamide
g. Diuretik kombinasi, contoh: tiazid dengan hemat kalium

2.2.6 Obat Yang Mempengaruhi Sistem Koagulasi Darah no pustaka ???

Berdasarkan pada tahapan pembentukan thrombus (trombosis) dikembangkan beberapa


golongan obat antitrombotik :

a. Antikoagulan

1. Antikoagulan Parenteral : Heparin, Heparin bobot molekul rendah,

2. Anti koagulan oral

b. Antiplatelet

Antiplatelet (antitrombosit) bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga


dapat menghambat pembentukan thrombus pada sirkulasi arteri, dimana trombi terbentuk melalui
agregasi platelet dan antikoagulan menunjukan efek yang kecil.

c. Fibrinolitik : Streptokinase, Urokinase, Anistreplase.

Fibrinolitik yang bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen


untuk membentuk plasmin yang lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah
thrombus.

d. Hemostatik dan antifibrinolitik.  keterangan ???

2.2.7 Obat Penurun Lipid no pustaka ???

Statin menghambat secara kompetitif enzym HMG CoA reduktas,yakni enzim pada sintesa
kolesterol, terutama dalam hati. Statin telah terbukti dapat mengurangi kejadian
koroner,kardiovaskuler dan total kematian pada pasien dengan riwayat angina atau infark miokard.
Efek samping statin yaitu sakit kepala perubahan fungsi ginjal dan efek saluran cerna.

Definisi Operasional

Alat Skala
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
1. Usia Usia yang tercantum di Rekam Jumlah dan Ordinal
rekam medik pasien medik persentase(%)
tiap R/ dari:
1. 17-25 tahun
2. 26-35 tahun
3. 36-45 tahun
4. 46-55 tahun
5. 56-65 tahun
6. ≥65 tahun

2. Zat aktif Penggunaan obat Rekam Jumlah dan Nominal


kardiovaskular Medik persentase(%)
berdasarkan zat aktif tiap R/ dari:
yang dikandungnya 1. Captopril
2. Bisoprolol
3. Spironolactone
4. Furosemide
5. Amlodipin
6. Ramipril

3. Golongan Peresepan Rekam Jumlah dan Nominal


obat kardiovaskular yang medik persentase(%)
kardiovask ditulis dokter tiap R/ dari:
ular berdasarkan mekanisme 1. ACE Inhibitor
kerjanya 2. β-Bloker
3. Calcium
Channel
Blocker
4. Diuretik
5. ARB

4. Lima Obat-obatan lain yang Rekam Jumlah dan Nominal


Besar tercantum di dalam satu medik persentase(%)
kelas resep selain obat tiap R/ dari:
terapi obat kardiovaskular 1.Anti inflamasi
2.Analgetik
berdasarkan kelas 3.Antibiotik
terapinya 4.Antiemetik
5.Vitamin
6. dll
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kuantitatif,


pengambilan menggunakan data retrospektif, yaitu dengan mengambil data sekunder berupa
rekam medik pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) di rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan Maret 2019.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita pada bulan April 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan adalah seluruh data rekam medik pasien JKN rawat jalan
di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan Maret 2019.

Sampel diambil dengan metode total sampling dari seluruh data rekam medik
pasien JKN rawat jalan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan
Maret 2019. Populasi dan sample sama ?????

3.4 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa data rekam
medik yang berasal dari rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah bulan Maret 2018.
Kemudian dilakukan pencatatan terhadap resep-resep yang mengandung obat kardiovaskular
beserta obat pendampingnya.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi :
Resep yang mengandung obat kardiovaskular pasien JKN di rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita bulan Maret 2019.

Kriteria Eksklusi :

- Pasien non JKN ???


- Obat – obat injeksi. ???

3.6 Cara Pengolahan Data

Untuk mengetahui jumlah dan presentase (%) peresepan obat kardiovaskular pada pasien
JKN rawat jalan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita bulan Maret 2019,
maka langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Melihat data rekam medik pasien.


2. Mengumpulkan dan menhitung jumlah resep.
3. Menghitung jumlah item obat per pasien.
4. Menghitung jumlah dan presentase pasien yang mendapatkan obat kardiovaskular berdasarkan
usia dan jenis kelamin pasien.
5. Menghitung jumlah dan presentase obat kardiovaskular berdasarkan golongan dan zat aktif.
6. Menghitung jumlah dan presentase tiga besar golongan obat non-kardiovaskular yang
diresepkan dengan obat kardiovaskular.
7. Menyusun dan menyajikan seluruh data ke dalam bentuk tabel.
8. Membuat pembahasan dan menyimpulkan data.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pengarang. Judul www.who.int/cardiovascular_diseases/en ... Diakses pada tanggal 12 Maret


2019
2. Pengarang. Judul Riskesdas 2013
3. McRobbie, D. Coronary Heart Disease. Dalam : Clinical Pharmacy and Therapeutic. Editor :
Walker R, Whittlesea C. 2012. Fifth Edition. Churchill Livingstone. London.
4. Andell P, Erlinge D, Smith G, et al. β-blocker Use and Mortality in COPD Patients After
Myocardial Infarction. Journal of The American Heart Association. 2015;4.
5. Rokheni, Anna Ulfah. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Edisi I. Jakarta. 2001

Mohon penulisan daftar pustaka lihat pada panduan KTI

Daftar pustaka minimal 15 literatur

Untuk obat kardiovaskular dapat dilihat di buku Farmakologi dan Terapi, Obat-obat penting dlll

Anda mungkin juga menyukai