Jaminan Kesehatan Nasional)
Jaminan Kesehatan Nasional)
Oleh :
JURUSAN FARMASI
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi di mana suplai vaskular ke jantung
terhambat oleh atheroma, thrombosis atau kejang arteri coroner. Ini dapat mengganggu suplai
darah beroksigen ke jaringan jantung yang cukup untuk menyebabkan iskemia miokard yang jika
parah atau berkepanjangan dapat menyebabkan kematian sel otot jantung (infark miokard).
Penyakit jantung koroner membunuh lebih dari 6,5 juta orang di seluruh dunia setiap tahun.3
Pada umumnya pasien diberikan terapi obat beta bloker, ACE inhibitor,
antihiperlipidemia, dll. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa penggunaan terapi beta bloker
dapat mengurangi mortalitas pada pasien khususnya yang pernah mengalami infark miokard. 4Satu
pasien bisa mendapatkan lebih dari 3 macam kelas terapi obat dengan menggunakan JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional). Oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana profil peresepan obat
kardiovaskular pada pasien JKN di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Apa latar belakang, masalah2 di RS JP Harkit, sehingga dilakukan penelitian ini. Mengapa yang
diteliti pada pasien JKN ?
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil peresepan obat
kardiovaskular pada pasien JKN rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
Kita bulan Maret 2019.
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu penulis ingin mengetahui profil peresepan
obat kardiovaskular pada pasien JKN rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita bulan Maret 2019.
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu mengetahui jumlah dan presentase obat
kardiovaskular yang diresepkan berdasarkan :
TINJAUAN PUSTAKA
Adalah rasa sakit dada akibat adanya iskemia otot jantung. Sakit dada ini timbul karena timbunan
asam laktat, akibat metabolisme anaerob pada sel miokard yang hipoksik.(Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni,Anna Ulfah) tulis nomor pustaka dan masukkan ke
daftar pustaka
Angina pektoris stabil adalah sakit dada yang timbul saat melakukan aktifitas, tidak lebih dari 15
menit dan hilang dengan istirahat.
Yang tergolong dalam angina pektoris tidak stabil adalah penyakit dada yang timbul saat istirahat,
lamanya lebih dari 15 menit, ada peningkatan dalam frekuensi sakitnya atau ada gejala perburukan.
c. Angina Variant/Angina Prinzmetal
Adalah bentuk angina tidak stabil yang disebabkan oleh spasme arteri koroner. No pustaka ???
Adalah kematian jaringan otot jantung yang ditandai adanya sakit dada khas: lama sakitnya lebih
dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat atau pemberian anti angina. Biasanya disebabkan oleh
trombus arteri koroner. Lokasi dan luasnya infark tergantung letak arteri koroner yang
tersumbat.(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni)
2.1.4 Hipertensi
Menurut JNC VI, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik>140 mmHg dan tekanan darah
diastolic>90 mmHg. Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong sejumlah
volume darah, dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai keseluruh organ tubuh melalui pembuluh
darah. Jadi tingginya tekanan darah, ditentukan oleh jumlah darah yang dipompakan jantung (curah
jantung) dan diameter pembuluh darah (resistensi perifer).(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular,
Edisi I, Jakarta 2001 Rokheni Heni, Anna Ulfah )
a. Hipertensi primer atau essensial merupakan bagian terbesar (90%) dari penderita yang ada di
masyarakat. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari hipertensi primer ini.
b. Hipertensi sekunder, jenis hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya, seperti:
1. Kelainan ginjal: Glomerulonepritis akut (GNA), Glomerulonepritis kronis (GNC),
Pyelonepritis kronis (PNC), penyempitan arteri renalisis
2. Kelainan hormon:is kronis : diabetes mellitus, pil KB, (Phaecromacytoma (tumor adrenal).
3. Kelainan neurologist ; Polinueritis, Polimyelitis.
Adalah suatu keadaan ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh sesuai
dengan kebutuhan metabolisme
Obat kardiovaskular merupakan kelompok obat yang mempengaruhi dan memperbaiki system
kardiovaskular secara langsung ataupun tidak langsung, dan bekerja pada jantung dan pembuluh darah,
baik arteri maupun vena yang terbagi dalam sembilan sub kelas sebagai berikut:
Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokard) dan
digunakan untuk gagal jantung, yakni keadaan dimana jantung gagal memompa darah dalam volume
yang dibutuhkan tubuh.
Efek samping: anoreksia, mual, muntah diare, nyeri abdomen, gangguan penglihatan, sakit
kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, delirium, halusinasi, aritmia, blok jantung.
Efek samping: denyut ektopik, takikardi ventricular, atau aritmia supra ventikular (lebih mudah
pada pasien aritmia); hipotensi, nyeri dada, sakit kepala, insomnia, mual dan muntah, diare
kadang-kadang menggigil, oliguria, demam, retensi urin, nyeri dilengan dan tungkai.(Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni, Anna Ulfah)
Obat-obat anti artimia dapat dibagi berdasarkan penggunaan kliniknya dalam obat obat
untuk aritmia supraventikel (misal verapamil), obat obat untuk aritmia supra ventrikel dan aritmia
ventrikel (misal disopiramid) dan obat obat untuk aritmia ventrikel (misal lidokain).(Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni, Anna Ulfah).
Obat golongan ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan noradrenalin dari pasca ganglion saraf
adrenergik. .
b. Alfa-bloker
Obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama, sehingga harus hati-hati
pada pemberian pertama.
Penghambat ACE bekerja dengan cara menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Obat-obat golongan ini efektif dan pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Obat-obat ini golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikin dan kinin kinin lainnya, sehingga
tampaknya tidak menimbulkan batuk kering persisten yang biasanya menganggu terapi dengan
penghambat ACE.
Obat-obatan golongan ini mempunyai keuntungan karena aman bagi pasein asma, gagal jantung dan
kehamilan.(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Edisi I, Jakarta 2001, Rokheni Heni, Anna Ulfah).
Sebagian besar pasien angina pectoris diobati dengan β-bloker atau antagonis kalsium. Meskipun
demikian senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk tindakan profilaksis sebelum kerja
fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.
Obat yang digunakan untuk menanggulangi serangan akut angina pektoris dan profilaksisnya meliputi:
a. Golongan nitrat
Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa tergantung system
pernafasan miokardium. Efek samping senyawa nitrat merupakan akibat dari efek vasodilatasinya, yakni
sakit kepala, muka merah, dan hipotensi postural, biasanya muncul pada awal pengobatan..
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium trans membrane,
yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat kedalam sel otot polos, otot
jantung dan saraf.
Terdapat tiga tipe antagonis kalsium, yakni nifedipin, verapamil, dan diltiazem.
Verapamil digunakan untuk pengobatan angina, hipertensi dan aritmia. Obat ini
mengurangi curah jantung, memperlambat laju jantung dan dapat menganggu konduksi AV.
Dengan demikian verapamil dapat mencetuskan gagal jantung, memperburuk gangguan konduksi,
dan menyebabkan hipotensi pada dosis tinggi. Karena itu tidak boleh digunakan bersama beta-
bloker.
Nifedipin merelaksasi otot polos vaskuler sehingga mendilatasi arteri koroner dan perifer.
Obat ini lebih berpengaruh pada pembuluh darah dan kurang berpengaruh pada
miokardium .Nifedipin tidak mempunyai aktivitas anti aritmia. Nifedipin jarang menimbulkan
gagal jantung, karena efek inotropik negatifnya diimbangi oleh pengurangan kerja ventrikel kiri.
Nifedipin formulasi kerja pendek, tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang hipertensi,
karena menimbulkan variasi tekanan darah yang besar sehingga mengurangi manfaatnya untuk
mencegah komplikasi.
Diltiazem efektif untuk sebagian besar angina. Selain itu sediaan kerja panjangnya juga
digunakan untuk terapi hipertensi. Senyawa ini dapat digunakan untuk pasien yang kontraindikasi
dengan β-bloker, atau bila beta-bloker tidak efektif.
c. Golongan β-bloker
β-bloker merupakan anti hipertensi yang efektif, namun mekanisme kerjanya belum
diketahui dengan pasti. Obat-obat ini mengurangi curah jantung, mengubah kepekaan refleks
baroreseptor, dan memblok adrenoseptor perifer. .
Terdapat bukti bahwa putus obat yang mendadak dapat menyebabkan memburuknya
angina, karena itu bila β-bloker akan dihentikan lebih baik dilakukan dengan cara pengurangan
dosis sedikit demi sedikit. Ada resiko timbulnya gagal jantung bila beta bloker dan verapamil
digunakan bersama pada penyakit jantung iskemik.
2.2.5 Diuretika
Diuretika adalah golongan obat atau zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal, digolongkan menjadi :
a. Diuretika golongan tiazid, contoh: HCT, klortalidon
b. Diuretika kuat, contoh: furosemide, torasemide
c. Diuretik hemat kalium, contoh: amiloride, triamteren, spironolakton
d. Diuretika merkuri, contoh: mersalil
e. Diuretik osmotic, contoh: manitol
f. Diuretik penghambat enzim anhidrase karbonik, contoh: asetazolamide
g. Diuretik kombinasi, contoh: tiazid dengan hemat kalium
a. Antikoagulan
b. Antiplatelet
Statin menghambat secara kompetitif enzym HMG CoA reduktas,yakni enzim pada sintesa
kolesterol, terutama dalam hati. Statin telah terbukti dapat mengurangi kejadian
koroner,kardiovaskuler dan total kematian pada pasien dengan riwayat angina atau infark miokard.
Efek samping statin yaitu sakit kepala perubahan fungsi ginjal dan efek saluran cerna.
Definisi Operasional
Alat Skala
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
1. Usia Usia yang tercantum di Rekam Jumlah dan Ordinal
rekam medik pasien medik persentase(%)
tiap R/ dari:
1. 17-25 tahun
2. 26-35 tahun
3. 36-45 tahun
4. 46-55 tahun
5. 56-65 tahun
6. ≥65 tahun
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita pada bulan April 2019.
Populasi yang digunakan adalah seluruh data rekam medik pasien JKN rawat jalan
di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan Maret 2019.
Sampel diambil dengan metode total sampling dari seluruh data rekam medik
pasien JKN rawat jalan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan
Maret 2019. Populasi dan sample sama ?????
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa data rekam
medik yang berasal dari rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah bulan Maret 2018.
Kemudian dilakukan pencatatan terhadap resep-resep yang mengandung obat kardiovaskular
beserta obat pendampingnya.
Kriteria Inklusi :
Resep yang mengandung obat kardiovaskular pasien JKN di rawat jalan Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita bulan Maret 2019.
Kriteria Eksklusi :
Untuk mengetahui jumlah dan presentase (%) peresepan obat kardiovaskular pada pasien
JKN rawat jalan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita bulan Maret 2019,
maka langkah-langkah yang dilakukan adalah :
Untuk obat kardiovaskular dapat dilihat di buku Farmakologi dan Terapi, Obat-obat penting dlll