Anda di halaman 1dari 3

Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda.

Hukum Mendel I atau hukum segregasi Perkawinan


monohibrid akan menghasilkan perbandingan 3:1 untuk fenotipe dan 1:2:1 untuk karakter fenotipe
(Suryo, 2002).

Pengamatan kali ini menggunakan lalat Ebony yang berwarna gelap, hampir hitam dibadannya. Mereka
membawa suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kayu hitam yang terletak pada kromosom
ketiga. Secara normal, gen kayu hitam bertanggung jawab untuk membangun pigmen yang memberi
warna pada lalat buah normal. Lalat Ebony ini akan dikawinkan dengan lalat normal. Alasan
menggunakan satu lalat mutan dan satu lalat normal karena persilangan monohibrid hanya
mengawinkan satu sifat beda. Jika keduanya lalat mutan maka terdapat dua sifat beda. Jika keduanya
lalat normal maka tidak terdapat sifat beda.

Penyimpangan persilangan monohibrid antara lain semi dominansi, kodominanasi, dan gen lethal. Pada
dominansi tidak sempurna, alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya,
individu yang heterozigot memiliki sifat yang setengah dominan dan setengah resesif. Misalnya, tanaman
bunga Snapdragoti (Antirrhinum) merah disilangkan dengan tanaman Snapdragoti putih. Ternyata
menghasilkan anakan dengan bunga merah muda. Hasil persilangan sesama tanaman berbunga merah
muda menghasilkan rasio keturunan % merah, ^ merah muda, dan ^ putih. Demikian pula hasil uji silang
(testcross) menunjukkan hasil 50% merah muda dan 50% putih, sedangkan persilangan balik (backcross)
menghasilkan 50% merah dan 50% merah muda.Kodominan adalah dua alel suatu gen yang
menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Contoh alel
kodominan misalnya sapi dengan warna merah (RR) yang kodominan terhadap putih (rr) menghasilkan
anak sapi yang dalam bahasa Inggris disebut roan (Rr). Warna sapi ini cokelat kemerahan atau
kekuningan, dengan sedikit percikan warna putih. Contoh alel kodominan lainnya adalah bulu ayam yang
berwarna hitam (B), semidominan terhadap bulu putih (b). Jika ayam berbulu hitam dikawinkan dengan
ayam berbulu putih, anaknya akan berbulu biru (blue Andalusia). Jika ayam blue Andalusia kawin dengan
sesamanya, akan timbul lagi asal usul warna bulu pada anaknya, yaitu hitam dan putih. Alel letal
merupakan alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya. Kematian terjadi
pada individu tersebut karena tugas gen aslinya adalah untuk menumbuhkan karakter atau bagian tubuh
yang sangat penting. Adanya gen letal akan membuat pertumbuhan karakter atau bagian tubuh vital
terganggu dan dapat menyebabkan individu mati. Kematian karena alel letal dapat terjadi pada stadium
embrio awal atau sampai beberapa waktu setelah dilahirkan. Misalnya alel subletal merupakan alel yang
menyebabkan kematian pada saat anak berumur beberapa tahun atau saat menjelang dewasa. Alel letal
terjadi pada keadaan homozigot, jika alel dalam keadaan heterozigot biasanya mengakibatkan subletal
atau hidup sehat sampai dewasa. Alel letal dibedakan lagi menjadi alel letal resesif dan alel letal
dominan. Alel letal resesif adalah alel yang dalam keadaan homozigot resesif dapat menyebabkan
kematian. Pada alel letal resesif, individu yang memiliki alel dalam keadaan heterozigot dapat hidup
normal dan tidak memperlihatkan kelainan. Contoh alel letal resesif adalah albino pada tumbuhan dan
pada sapi bulldog. Pada tanaman kedelai terdapat alel resesif yang menyebabkan tanaman tidak dapat
memproduksi klorofil. Jika biji kedelai mengandung gen dalam keadaan homozigot resesif, kecambah
yang tumbuh dari biji tersebut akan memiliki kotiledon yang putih (albino). Kecambah ini tidak dapat
berfotosintesis, sehingga kecambah akan mati karena cadangan makanan habis terpakai. Albinisme ini
sering kita jumpai pada jagung dan tanaman lainnya. Alel letal dominan adalah alel yang dalam keadaan
homozigot dominan dapat menyebabkan kematian. Berbeda dengan alel letal resesif, pada alel letal
dominan, individu yang dalam keadaan heterozigot dapat menyebabkan subletal, atau dapat hidup sehat
hingga dewasa. Contoh kasus alel letal dominan terdapat pada ayam berjambul. Dari pengamatan R.A
Fisher (1934) yang kemudian dilanjutkan oleh D.C Warren dan F.B Hutt (1936) diketahui bahwa karakter
jambul pada ayam disebabkan oleh susunan gen dominan. Lihat Gambar 5.9. Ayam jambul memiliki gen
dalam keadaan heterozigot (Crcr), sedangkan ayam dengan genotip homozigot dominan (CrCr) akan mati
pada saat embrio dierami sekitar 10 hari (normal 21 hari). Jika ayam berjambul (Crcr) dikawinkan dengan
sesamanya akan menghasilkan 25% telur yang tidak dapat menetas menjadi ayam. Dari 75% telur yang
menetas menjadi ayam, % nya normal (tidak berjambul) dan % nya berjambul. Perhatikan diagram
berikut.

Diagram Persilangan Lalat Drosophila

P1 ee × EE

(Lalat Tipe Liar) (Lalat Ebony)

G e E

F1 Ee

(100% Lalat Tipe Liar)

P2 Ee × Ee

(Lalat Tipe Liar) (Lalat Tipe Liar)

G E, e E, e

F2
E e

E EE Ee

e Ee ee

(50% Lalat Tipe Liar dan 50% Lalat Ebony


Penghitungan monohibrid kelompok kami menunjukkan lalat semuanya liar. Tidak ada lalat Ebony, dan
ditemukan lalat white veyes. Artinya ada kontaminasi di dalamnya. Hasil perhitungan chi square
menunjukkan angka perhitungan 0, artinya tidak sesuai dengan hukum Mendel.

Suryo. 2002. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai