Anda di halaman 1dari 26

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KECERDASAN

SOSIAL REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER

METODELOGI PENELITIAN

oleh

Evi Rositah NIM 162310101033

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

BAB 1.PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................4

1.3.1 TujuanUmum....................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................5

1.4.1 Bagi Keilmuan Keperawatan................................................................ 5

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan...................................................................... 5

1.4.3 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan...................................................... 5

1.4.4 Bagi Klien dan Keluarga.......................................................................5


1.4.5 Bagi Peneliti..........................................................................................6
1.5 KeaslianPenelitian ................................................................................6

BAB 2. TINJAUAN TEORI............................................................................. 9


2. 1 Konsep Remaja ..................................................................................9
2. 1.1 Definisi Remaja...........................................................................9
2. 1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada remaja.................................................9
2.2 Media Sosial..........................................................................................11
2.2.1 Penggunaan Media Sosial............................................................11
2.2.2 Dampak Penggunaan Media Sosial.............................................13
2.3 Kecerdasan Sosial................................................................................15

ii
2.3.1 Pengertian Kecerdasan Sosial......................................................15
2.3.2 Aspek Kecerdasan Sosial.............................................................16
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan
Sosial...........................................................................................18
2.4 Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kecerdasan
Sosial pada Remaja.............................................................................19
2.5 Kerangka Teori.....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan untuk
berpikir serta menganalisis sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Hubungan Penggunan Media Sosial dengan Kecerdasan Sosial Remaja
Di Sma Muhammadiyah 3 Jember”. Selama pembuatan makalah ini kami banyak
mendapatkan bantuaan, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Ahmad Rifai, S. Kep. M. S selaku dosen pengempu
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
3. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya
makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Akhir kata kami menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna dan karya
tulis ilmiah ini tentunya. Kami menyadari bahwa kami masih membutuhkan
bimbingan mengingat keterbatasan informasi, ilmu dan pengetahuan. Oleh
sebab itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya
tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Jember, 03 April 2019

Penulis

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014,


remaja adalah penduduk dalam rentang 10 sampai dengan 18 tahun. Dari
perbedaan definisi usia tersebut tidak adak ada kesepakatan yang universal
mengenai batasan kelompok usia remaja. Namun masa remaja ini
merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja
ini mangalami periode persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati
beberapa tahapan perkembangan penting dalam hidup untuk masa
depannya. Selain remaja mengalami perubahan fisik dan seksualnya,
remaja juga mengalami periode menuju kemandirian sosial dan ekonomi,
membangun identitas, akuisisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa
dewasa serta dalam kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning) (WHO,
2015) dalam Lembaga Demografi 2017.

Menurut WHO (2014), diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2


milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Sedangkan di Indonesia
jumlah penduduk usia 10-24 tahun telah mencapai sekitar 66,3 juta jiwa
atau sekitar 25,6% dari total jumlah penduduk di Indonesia (BKKBN,
2018). Perkiraan jumlah remaja usia 15 sampai dengan 19 tahun sesuai
dengan jenis kelamin di Provinsi Jawa Timur yaitu 8,18% laki-laki dan
7,65% perempuan (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2016).
Sedangkan data penduduk usia remaja di Kabupaten Jember berdasarkan
umur dan jenis kelamin sebanyak 444.178 remaja (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Remaja merupakan proses peralihan dari anak-anak kemasa dewasa.


Masa remaja merupakan masa yang dapat mempengaruhi kehidupan
dimasa depannya. Dikatakan remaja apabila mereka yang berusia 15
sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja tidak lagi dikatakan anak-anak,
namun masih tidak cukup matang untuk dikatakan dewasa (Sebayang dkk,
2

2018). Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10


sampai dengan19 tahun.

Memasuki era globalisasi, remaja merupakan kalangan yang sering


menggunakan media internet yaitu media sosial sebagai salah satu cara
mendapatkan informasi, hiburan seperti game online maupun
berkomunikasi dengan teman di situs jejaring sosial (Juwita dkk, 2015).
Media sosial merupakan bagian dari media baru. Jelas kiranya bahwa
muatan interaktif dalam media baru sangatlah tinggi (Watie, 2011). Hasil
dari data Global Web Index pada tahun 2014, Indonesia merupakan negara
yang memiliki pengguna media sosial paling aktif di indonesia, yaitu
dengan hasil presentase 79,7% dibandingkan dengan negara lain seperti
Filipina 78%, Malaysia 72%, dan Cina 67%. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan media sosial di Indonesia 15% dari total populasi dan rata-rata
waktu yang digunakan oleh pengguna untuk mengakses media sosial
adalah 2 jam 54 menit setiap harinya. Sebegian besar mengakses secara
mobile menggunakan smartphone atau tablet. Sementara media sosial yang
paling banyak diakses adalah facebook sekitar 62.000.000 pengguna, selain
itu disusul dengan penggunaan Twitter dan Instagram (Gita dan Errika,
2017).

Frontier Consulting Group Indonesia 2012, melakukan survei terhadap


perilaku digital remaja Indonesia dengan responden remaja berusia 13- 19
tahun didapatkan hasil temuan yang menunjukkan bahwa 91,2% remaja
menggunakan media sosial secara aktif. Penggunaan media sosial tersebut
meliputi kegiatan mengunggah dan mengunduh di dalam akun media sosial
mereka. Jika diasumsikan dengan pemakaian jumlah waktu, maka remaja
cenderung menghabiskan waktu 3-5 jam sehari dalam menggunakan media
sosial (Gita dan Errika, 2017).

Ardianto dalam buku Komunikasi 2.0 mengungkapkan, bahwa media sosial


online, disebut juga dengan media jejaring sosial bukan media massa online
karena media sosial memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini
3

publik yang berkembang di masyarakat (Gita dan Errika, 2017).

Penggunaan media sosial memiliki peran penting dalam kehidupan


manusia, namun media sosial ini dapat memberikan efek negatif apabila
penggunaannya tidak digunakan secara bijak seperti terlalu lama dalam
menggunakan media sosial ini mengakibatkan individu tidak peduli dengan
lingkungan sosialnya dan mejauhkan orang terdekat. Padahal dengan
adanya media sosial ini dapat memberikan efek yang baik seperti saling
bertukar informasi dan lain-lain. Oleh karena itu dengan menggunkan
media sosial ini sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan sosial pada
seseorang agar dapat lebih mudah untuk menjalin hubungan yang lebih
baik dengan orang lain.

Kecerdasan sosial merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang


khususnya pada remaja atau siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai
prestasi belajar yang optimal, mengingat terdapat berbagai aktivitas belajar
yang mengharuskan siswa berinteraksi dengan orang lain. Realitanya yang
terjadi pada lingkungan contohnya di sekolah yang dapat menunjukan tidak
semua siswa memiliki kemampuan dalam melakukan aktivitas belajar
kelompok disebabkan oleh rendahnya kecerdasan sosial yang
bersangkutan, yang tampak dalam perilaku mereka, seperti tidak mau
menerima kritikan dari teman, memberikan pendapat ataupun keritikan
teman, memberikan pendapat ataupun kritikan tanpa memahami perasaan
teman, tidak menghargai/tidak menerima pendapat teman, dan perilaku
lainnya yang mengganggu relasi sosial dalam belajar, yang berakibat pada
timbulnya keengganan teman-temannya untuk berinteraksi dalam
menyelesaikan tugas-tugas belajar kelompok (Rahim dkk, 2017).

Subjek penelitian yaitu pada remaja yang besekolah di SMA dengan


letak sekolah yang berada di perkotaan. Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Jember tahun 2017 menjelaskan
hasil bahwa terdapat 18 SMA Negeri di Kabupaten Jember. SMA Swasta di
Kabupaten Jember berjumlah 47 sekolah. SMK Negeri di Kabupaten
4

Jember berjumlah delapan sekolah dan SMK Swasta berjumlah 131


sekolah. (Ratri, 2018)

penelitian dilakukan di SMA yang berada di kota biasanya kondisi


sinyal lebih kuat dan mudah dalam mengakses internet dan mengakses
media sosial. Oleh karena itu peneliti ini memilih tempat di SMA
Muhammadiyah 3 Jember karena letaknya di perkotaan dan rata-rata
remaja menggunkan internet untuk mendapatkan hasil penelitian yang
maksimal.

Kecerdasan sosial merupakan faktor penting yang memiliki dampak


pada pada kehidupan remaja. Pada era digital saat ini kecerdasan sosial
dapat dipengaruhi oleh media sosial. Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka peneliti tertarik untuk melakukan serangkaian penelitian mengenai
hubungan penggunaan media sosial dengan kecerdasan sosial pada remaja.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan penggunaan media sosial dengan kecerdasan sosial


pada remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini didasarkan dengan rumusan masalah


adalah untuk menganalisis hubungan penggunaan media sosial dengan
kecerdasan sosial pada remaja

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum, tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Mengidentifikasi karakteristik remaja di SMA Muhammadiyah 3 Jember


yang meliputi usia, jenis kelamin, jumlah penggunaan media sosial, jenis
media sosial yang digunakan, durasi waktu penggunaan media sosial,
aktivitas yang dilakukan dalam penggunaan media sosial.
5

b. Mengidentifikasi penggunaan media sosial pada remaja di SMA


Muhammadiyah 3 Jember

c. Mengidentifikasi kecerdasan sosial pada remaja di SMA Muhammadiyah 3


Jember

d. Menganalisis keeratan hubungan penggunaan media sosial dengan


kecerdasan sosial pada remaja di SMA Muhammadiyah 3 Jember

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Keilmuan Keperawatan

Manfaat bagi profesi keperawatan adalah dapat menjadi informasi dan sebagai
sumber rujukan untuk melakukan strategi dalam keperawatan
mengenai kecerdasan sosial pada remaja khususnya di keperawatan
jiwa.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat bagi institusi pendidikan adalah dapat menjadi bahan


referensi dalam proses pembelajaran. Manfaat bagi mahasiswa
keperawatan adalah dapat menjadi bahan rujukan untuk pembelajaran
dan menambah pengetahuan mengenai hubungan penggunaan media
sosial dengan kecerdasan sosial pada remaja di SMA Muhammadiyah 3
Jember, sehingga mahasiswa mampu untuk meningkatkan keilmuannya
dibidang keperawatan.

1.4.3 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan adalah sebagai


sumber informasi dan membantu dalam membuat suatu kebijakan
atau strategi dalam memecahkan suatu masalah mengenai kecerdasan
sosial remaja.

1.4.4 Bagi Klien dan Keluarga

Manfaat bagi klien dan keluarga adalah sebagai informasi


mengenai hubungan penggunaan media sosial dengan kecerdasan
6

sosial pada remaja yang dapat menimbulkan dampak negatif dan positif
sehingga remaja dapat menggunakan media sosial secara bijak dan
terhindar dari resiko negatif yang dapat mempengaruhi psikososial remaja
serta keluarga dapat berperan aktif untuk mengawasi remaja dalam
penggunaan media sosial secara bijak.

1.4.5 Bagi Peneliti

Manfaat untuk peneliti adalah untuk meningkatkan kemampuan


dan dapat melakukan penelitian, melatih diri untuk berfikir kritis dan
ilmiah serta dapat meningkatkan pengetahuan tentang hubungan
penggunaan media sosial dengan kecerdasan sosial pada remaja di
SMA Muhammadiyah 3 Jember.

1.5 Keaslian Penelitian


Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Handita Diani Ratri pada tahun 2018 yang berjudul “Hubungan
Penggunan Media Sosial dengan Tingkat Harga diri Remaja di SMA Negeri 2
Jember”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi penggunaan
media sosial pada remaja, mengidentifikasi tingkat harga diri remaja serta
mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dengan tingkat
harga diri remaja. Variabel dari penelitian ini adalah penggunaan media
sosial dan variabel dependen adalah tingkat harga diri remaja. Jenis pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kuantitatif dengan
desain penelitian yaitu cross sectional. Analisis data yang digunakan adalah
uji Spearman’s Rank Correlation. Teknik sampling yang digunakan adalah
Cluster random sampling.
Penelitian sekarang yang akan dilakukan oleh Evi Rositah yang
berjudul “Hubungan penggunaan media sosial dengan kecerdasan sosial pada
remaja di SMA Muhammadiyah 3 Jember”. Variabel independen dari
penelitian ini adalah penggunaan media sosial sedangkan variabel dependen
adalah kecerdasan sosial remaja.
7

Tabel 1. 1 Perbedaan Penelitian


Penelitian sebelumnya Penelitian sekarang
Variabel
Judul Hubungan Penggunan Hubungan penggunaan
Media Sosial dengan media sosial dengan
Tingkat Harga diri Remaja kecerdasan sosial pada
di SMA Negeri 2 Jember remaja di SMA
Muhammadiyah 3 Jember

Tempat penelitian SMA Negeri 2 Jember SMA Muhammadiyah 3


Jember

Tahun penelitian 2018 2019

Peneliti Handita Diani Ratri Evi Rositah

Variabel Penggunaan media sosial Penggunaan media sosial


Independen

Variabel dependen Tingkat Harga Diri Kecerdasan Sosial

Responden Remaja di SMA Negeri 2 Remaja di SMA


penelitian Jember Muhammadiyah 3 Jember

Metode penelitian Cross sectional Cross sectional

Teknik sampling Accidental sampling Accidental sampling

Teknik analisis Uji person Uji person


data

Hasil penelitian Terdapat hubungan antara


penggunaan media sosial
dengan tingkat harga diri
pada remaja di SMA Negeri
2 Jember dan menunjukkan
hubungan negatif, dimana
8

apabila penggunaan media


sosial semakin tinggi maka
tingkat harga diri akan
semakin rendah. Hubungan
kedua variabel mempunyai
korelasi yang sangat lemah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja


9

2.1.1 Definisi Remaja


Masa remaja adalah masa peralihan antara anak-anak menuju
dewasa, yang dapat digambarkan sebagai masa penuh dengan strom and
stress atau badai dan tekanan. Pada masa ini, remaja mengalami beberapa
perubahan yang terkait dengan dunia sosial yang begitu cepat dan drastis
(Laursen dan Hartl, 2013 dalam Garvin, 2017).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2007, remaja
adalah periode usia antara 10 sampai dengan 19 tahun. Menurut
Kusmiran (2014), definisi remaja dapat ditinjau dari tiga sudut pandang,
yaitu:
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12
tahun sampai 20-21 tahun
2. Secara fisik, remaja ditandai dengan adanya perubahan pada
penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan
kelenjar seksual
3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu
mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi,
sosial, dan moral diantara masa anak-anak menuju masa dewasa.
Gunarsa (1978) dalam Kusmiran (2014), masa remaja merupakan
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang meliputi
semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan
kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan
antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang
menuntut tanggung jawab (Kusmiran, 2014).
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
remaja
a. pertumbuhan pada remaja
pertumbuhan pada remaja memiliki keterkaitan yang erat
dengan perubahan fisik yang ditandai oleh adanya perubahan ukuran
tubuh, jaringan tubuh, kematangan seksual, dan psikologis. Remaja
10

mengalami growth spurt yaitu pertumbuhan fisik yang sangat pesat,


yang ditandai oleh ciri-ciri perkembagan pada masa pubertas. Otot-
otot tubuh mengeras, tinggi dan berat badan meningkat cepat, begitu
pula dengan proporsi tubuh yang semakin mirip dengan tubuh orang
dewasa, termasuk juga dengan kematangan fungsi seksual, hal ini
terjadi disebabkan adanya proses biologis yang berkaitan dengan
perubahan hormonal didalam tubuh remaja. Dengan demikian, pada
saat ini remaja menjadi manusia seksual yang memiliki kemampuan
untuk bereproduksi (Holilurrohman, 2013).
faktor –faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja
dapat berasal dari berbagai sumber:
1. Keluarga
2. Gizi
3. Gangguan emosional
4. Jenis kelamin
5. Status sosial ekonomi
6. Kesehatan
7. Bentuk tubuh
b. Perkembangan pada remaja
Jean Pieget dalam Moh. Ali 2012 mengungkapkan bahwa remaja
dalam tahap perkembangan kognitif memasuki tahap oprasional formal.
Tahap operasional ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun keatas. Pada
tahap operasional formal ini, anak telah mampu mewujudkan suatu
keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir
logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang. Pada tahap
ini menurut piaget (dalam Moh. Ali, 2012), dalam tahap ini remaja
mulai berinteraksi dengan lingkungan dan semakin luas dari pada
tahapan anak-anak, remaja mulai berinteraksi dengan teman sebayanya
dan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Hubungan
sosial adalah cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang
disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya.
11

Perkembangan hubungan sosial pada masa remaja berawal dari


lingkungan rumah kemudian berkembang lebih luas ke lingkungan
sekolah dan kemudian berkembang lagi pada teman sebayanya.
Karakteristik hubungan sosial remaja adalah sebagai berikut:
1) Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan pergaulan. Hal ini
menyebabkan remaja memiliki solidaritas yang amat tinggi dan kuat
dengan kelompok sebayanya, jauh melebihi dengan kelompok lain,
bahkan dengan orangtuanya sekalipun
2) Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial. Hal ini menyebabkan
remaja senantiasa mencari nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan,
jika remaja tidak menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan
pegangan maka remaja cenderung akan menciptakan nilai-nilai
kelompok mereka sendiri
3) Mulai ada rasa tertarikterhadap lawan jenis, hal ini menyebabkan
remaja pada umumnya berusaha keras memiliki teman dekat dari
lawan jenisnya.
4) Pada masa remaja mulai tampak kecenderungannya untuk memilih
karier tertentu, meskipun sebenarnya perkembangan karier remaja
masih berada pada tahap pencarian karier.

2.2 Media Sosial


2.2.1 Penggunaan Media Sosial
Media sosial merupakan media yang diakses secara online yang
mendukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi
berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif
(Doni, 2017). Menurut Antony Mayfield (2008) media sosial adalah
media dimana penggunaannya dengan mudah berpartisipasi didalamnya,
berbagi dan menciptakan pesan, termasuk blog, jejaring sosial,
wiki/ensiklopedia online, forum-forum maya, termasuk virtual worlds
(dengan avatar dan karakter 3D). Berikut beberapa jenis media sosial
yang digunakan pada saat ini :
12

a. Facebook, merupakan jejaring sosial yang penggunaannya harus


membuat profil pribadi terlebih dahulu sebelum dapat menambahkan
pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan. Fecebook juga
memfasilitasi penggunaannya untuk membuat status, mengirimkan
foto, vidio dan file, mengirimkan pesan langsung kepada seseorang
atau sekelompok orang, streaming melalui facebook live, membuat
grup dan halaman, membuat facebook stories, mengirimkan pesan ke
dinding pengguna lain, memberikan like dan komentar, berbagai
konten, serta bergabung kedalam grup pengguna dengan ketertarikan
yang sama.
b. Twitter, merupakan suatu layanan media sosial dan mikroblog daring
yang memungkinkan penggunaannya untuk mengirim pesan berbasis
teks. Twitter memiliki kebijakan untuk penggunaanya dimana
penggunaannya dibatasi untuk mengirim pesan langsung maksimal
sebanyak seribu pesan perhari, maksimal 2400 tweet perhari,
maksimal empat kali mengganti email setiap satu jam, dan hanya
diperbolehkan mengikuti paling banyak 1000 akun setiap harinya.
c. Instagram, adalah subuah situs media sosial yang dapat memfasilitasi
para penggunanya untuk mengambil foto, mengambil video,
menerapkan bermacam-macam filter fotografi, dan membagikannya
ke berbagai situs jejaring sosial, termasuk milik instagram sendiri.
d. Path, merupakan media sosial yang memungkinkan pengguna untuk
berbagi gambar dan pesan kepada pengguna lainnya yang telah ada
pada kontak pertemanan. Penggunaan Path berbeda dari media sosial
lainnya karena hanya pengguna yang telah disetujui saja yang dapat
mengakses halaman Path seseorang.
e. Google+ merupakan media sosial yang operatori dan dimiliki oleh
Google. Profil pengguna Google Plus bersifat publik, siapapun yang
memiliki Google Plus maka dapat melihat fitur pengguna yang
lainnya.
13

f. Youtobe merupakan situs berbagi video yang memperbolehkan


penggunanya untuk mengunggah, melihat, memberikan rating,
membagikan, menambahkan kedalam daftar favorit, melaporkan,
memberi komentar, dan berlangganan ke kanal pengguna yang lain.
g. LINE adalah aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat
digunakan pada berbagai perangkat seperti smartphone, tablet PC,
dan komputer. Pengguna LINE dapat mengirimkan pesan berupa teks,
gambar, video, dan suara kepada pengguna yang lain.
h. WhatsApp merupakan aplikasi yang dapat mengirim pesan, berbagai
file, bertukar foto, mengirim lokasi, mengirim kontak, berbagi video
dan suara, serta melakukan panggilan telepon secara gratis (Ratri,
2018).
2.2.2 Dampak Penggunaan Media Sosial
Penggunaan media sosial yang tidak terbatas membantu
penggunanya untuk bisa berkomunikasi dengan siapa saja dan dimana
saja. Menurut Cahyono (2016) Penggunaan media sosial memiliki
dampak yang positif dan beberapa kerugian atau dampak negatif, yaitu
diantaranya adalah:
1. Dampak positif dari media sosial
1) Memudahkan individu untuk berinteraksi dengan banyak orang,
dengan media sosial individu dapat dengan mudah berinteraksi
dengan siapa saja termasuk artis favorit pengguna yang juga
menggunakan media sosial terkenal seperti Facebook dan
Twitter
2) Memperluas pergaulan media sosial membuat individu bisa
memiliki banyak koneksi dan jaringan yang luas.
3) Waktu sangat terjangkau, mempermudah untuk menghubungi
keluarga yang jauh, jarak jauh bukan lagi menjadi halangan
besar karena dengan menggunakan media sosial ini dapat
berinteraksi kapan saja walaupun dipisahkan oleh jarak yang
cukup jauh.
14

4) Lebih mudah dalam mengekspresikan diri, media sosial


memberikan sarana baru untuk individu dalam mengekspresikan
diri. Orang biasa, orang pemalu, atau orang yang selalu gugup
mengungkapkan pendapat di depan umum akhirnya mampu
menyuarakan diri mereka secara bebas.
5) Penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, dengan
media sosial siapapun dapat menyebarkan informasi baru kapan
saja, sehingga orang lain juga dapat memperoleh informasi yang
tersebar di media sosial kapan saja.
6) Biaya lebih murah, bila dibandingkan dengan media lainnya,
maka media sosial memerlukan biaya yang lebih murah karena
pengguna hanya perlu membayar biaya internet untuk dapat
mengakses media sosial.
2. Dampak negatif dari media sosial
1) Menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, orang
yang terjebak dalam media sosial memiliki kelemahan besar yaitu
beresiko mengabaikan orang-orang di kehidupannya sehari-hari.
2) Interaksi secara tatap muka cenderung menurun, karena
mudahnya berinteraksi melalui media sosial, maka seseorang
akan semakin malas untuk bertemu secara langsung dengan orang
lain
3) Membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet,
dengan kemudahan dan praktis menggunakan media sosial, maka
orang-orang akan semakin bergantung pada media sosial, dan
pada akhirnya akan menjadi kecanduan terhadap internet.
4) Rentan terhadap pengaruh buruk orang lain, seperti dikehidupan
sehari-hari, jika tidak menyeleksi orang-orang yang berada dalam
lingkaran sosial kita, maka kita akan lebih rentan terhadap
pengaruh buruk.
5) Masalah privasi, dengan media sosial apapun yang diunggah bisa
dengan mudah dilihat oleh orang lain. Hal ini tentu saja dapat
15

membocorkan masalah-masalah pribadi kita. Oleh karena itu,


sebaiknya tidak mengunggah hal yang bersifat privasi kedalam
media sosial.
6) Meimbulkan konflik, dengan menggunakan media sosial
siapapun bebas mengeluarkan pendapat, opini, ide gagasan dan
yang lainnya, akan tetapi kebiasaan yang berlebihan tanpa ada
kontrol sering menimbulkan potensi konflik yang akhirnya
berujung pada sebuah perpecahan.
2.3 Kecerdasan Sosial
2.3.1 Pengertian Kecerdasan Sosial

Kecerdasan adalah suatu potensi atau modal dasar untuk


mengembangkan suatu keahlian (Purba, 2007). Kecerdasan sosial
merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi kelompok dan erat
kaitannya dengan sosialisasi. Kemampuan untuk mengenal diri sendiri
dan untuk mengetahui orang lain adalah bagian yang tidak terpisah dari
kondisi manusia. Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi, membangun relasi dan kerja sama, menerima perbedaan,
memikul tanggung jawab, menghargai hak orang lain, serta kemampuan
memberi manfaat bagi orang lain. Kemampuan membangun relasi
meliputi kepandaian bergaul, membina persahabatan, hubungan kerja
atau jaringan bisnis. Kecerdasan sosial (social intelligence) berkaitan erat
dengan kecerdasan bahasa (language intelligence) dan kecerdasan emosi
(emotional intelligence). Kepandaian berbicara merupakan modal
penting dalam pergaulan. Pembicaraannya yang enak didengar, tidak
menyakitkan, dan jelas adalah ungkapan untuk memberi nilai tinggi
kepada orang yang pandai berbicara dan bergaul. Agar mudah bekerja
sama, orang perlu memiliki kesabaran, tidak mudah marah dan cerdas
mengelola emosinya (Purba, 2007).

2.3.2 Aspek Kecerdasan Sosial


16

Menurut Goleman (2006) kecerdasan sosial dapat dikategorikan


menjasi dua kategori, yaitu kesadaran sosial dan sosial fasility.
Kesadaran sosial, yaitu kesadaran sosial atau kepekaan seseorang
terhadap sesama dan social facility. Kecerdasan sosial kumpulan dari
beberapa keterampilan yang membantu seseorang dapat melakukan
interaksi sosial dengan orang lain secara lebih baik. Penulis sains populer
Daniel Goleman (2007) menyatakan adanya 2 komponen utama dalam
membangun kecerdasan sosial yaitu:
1. Kesadaran sosial
Kesadaran sosial merujuk pada spektrum yang merentang secara
instan merasakan keadaan batin orang lain sampai memahami
parasaan dan pikirannya, untuk mendapatkan situasi sosial yang baik
yaitu sebagai berikut:
a) Empati dasar
Merupakan suatu kemampuan untuk merasakan isyarat-isyarat
nonverbal dengan orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dan kemampuan merasakan emosi orang lain berupa sebuah
kemampuan jalan-rendah yang berlangsung spontan dan cepat atau
muncul dan gagal dengan cepat dan otomatis
b) Penyelarasan
Perhatian yang melampaui empati sesaat ke kehadiran yang
bertahan untuk melancarkan hubungan yang baik, yaitu dengan
menawarkan perhatian total kepada seseorang dan mendengarkan
sepenuhnya, berusaha memahami orang lain lebih daripada
menyampaikan maksud tertentu. Mendengarkan secara mendalam
seperti itu kelihatannya merupakan kemampuan alamiah. Meskipun
begitu, seperti halnya dengan dimensi-dimensi kecerdasan sosial
lainnya orang bisa memperbaiki keterampilan penyelarasannya
yang baik.
c) Ketepatan empatik
17

Merupakan adanya suatu kemampuan untuk memahami pikiran,


perasaan dan maksud orang lain dalam berinteraksi dengan orang
lain sehingga tercipta interaksi yang lebih baik dan harmonis.
d) Pengertian sosial
Merupakan aspek keempat dari kesadaran sosial yang merupakan
pengetahuan tentang bagaimana dunia sosial itu sebenarnya
bekerja. Orang yang memiliki kemahiran dalam proses mental ini
akan banyak mengetahui apa yang diharapkan dalam situasi sosial.
2. Fasilitas sosial, meliputi beberapa komponen:
a) Sinkroni
Merupakan cara individu berinteraksi secara mulus pada tingkat
nonverbal. Sebagai dasar dalam fasilitas sosial, individu dapat
menggunakan bahasa non-verbal yang dapat membantu
berinteraksi dengan orang lain dengan lancar.
b) Presentasi
Suatu kemampuan untuk menampilkan diri sendiri secara efektif
untuk menghasilkan kesan yang dikehendaki. Salah satu hal yang
sangat penting dalam presentasi diri yaitu individu mampu untuk
mengendalikan dan menutupi dalam melakukan presentasi,
memiliki kemampuan untuk bertindak yang sesuai pada
tempatnya. Dengan memiliki kemampuan tersebut mampu tampil
dengan tenang dan penuh kendali diri.
c) Pengaruh
Merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
dapat membentuk hasil interaksi sosial yang baik. Dengan cara
menggunakan kemampuan biacara yang lebih hati-hati dan
mengendalikan diri, serta mampu berperilaku profesional, tenang
dan penuh perhatian
d) Kepedulian
Adanya rasa belas kasih dan peduli akan kebutuhan terhadap
orang lain. Kemampuan ini dapat mendorong individu untuk
18

mengambil tanggung jawab apa yang perlu dilakukan dengan


baik. Semakin seseorang peduli terhadap orang lain, maka
semakin besar pula keinginan untuk mengorbankan waktu dan
tenaga untuk membantu orang tersebut.
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan Sosial
Perkembangan sosial merupakan seseorang yang memiliki
kemampuan untuk memahami dan bergau dengan orang lain.
Perkembangan sosial siswa juga berarti proses perkembangan sosial
siswa dalam berhubungan dengan orang lain di masyarakat. Banyak
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan
sosial individu. Faktor-faktor tersebut berasal dari kematangan sosial diri
sendiri, keluarga, lingkungan, ekonomi, pendidikan, pengalaman dan
lain-lain (Goleman, 2006 dalam Darmaningrum 2016)
a. Keluarga: merupkan suatu tempat pertama dalam belajar untuk
kehidupan sosial. Dari keluarga individu dapat belajar mengenai
norma-norma lingkungan, internalisasi norma-norma, perilaku dan
lain-lain. Pengalaman saat berinteraksi dengan keluarga merupakan
menjadi pedoman dan awal untuk berinteraksi dengan masyarakat
luas.
b. Kematangan Pribadi: individu dapat bersosialisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu
mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat
orang lain, memerlukan kematakan intelektual dan emosional, dan
memiliki kemampuan dalam kematangan bahasa.
c. Status Sosial Ekonomi: kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh
kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku
individu akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarga.
d. Pendidikan: merupakan suatu proses sosialisasi anak yang lebih baik
dan terarah. Hakikat pendidikan merupakan sebagai proses
19

pengoperasian ilmu yang normatif, individu memberikan warna


kehidupan sosial didalam masyarakat dan kehidupan mereka.
e. Kapasitas Mental: Emosi dan intelegensi

2.4 Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kecerdasan Sosial pada


Remaja

Kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam


berkomunikasi, membangun relasi dan kerja sama, menerima perbedaan,
memikul tanggung jawab, menghargai hak orang lain, serta kemampuan
memberi manfaat bagi orang lain. Kecerdasan sosial memiliki dampak
posistif dan negatif oleh karena itu pentingnnya remaja memiliki kecerdasan
sosial agar dapat terhindar dari dampak negatif dari kecerdasan sosial.
Dengan seiring berkembangnya teknologi, respon penerimaan setiap individu
berbeda-beda tidak hanya dapat terlihat melalui sikap yang tampak dalam
kehidupan sehari-sehari namun juga bisa didapat memalui penggunaan media
sosial.
Media sosial adalah media yang diakses secara online yang mendukung
interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif (Doni, 2017). Media sosial
merupakan sesuatu yang digunakan untuk berinteraksi antara satu dengan
yang lain. Penggunaan media sosial yang berlebihan dan terlalu lama dapat
menimbulkan efek negatif bagi pengguna salah satunya itu dapat menjauhkan
orang terdekat dan pengguna tidak akan mau menerima kritik/saran dari
temannya. Kecerdasan sosial dapat dipengaruhi dari beberapa faktor yaitu
peran keluarga sangat penting dalam membentuk suatu kecerdasan sosial
pada anak, selain itu bisa dipengaruhi dengan kapasitas mental yang tinggi.
Perbandingan yang ditanggapi secara negatif memiliki dampak yang buruk
bagi remaja karena dapat menimbulkan dampak negatif pada kecerdasan
sosial remaja seperti contohnya seseorang tidak memiliki kesadaran sosial
yang baik.
20

2.5 Kerangka Teori


Dampak positif penggunaan
media sosial
Perkemabangan hubungan 1. Mudah untuk berinteraksi
sosial 2. Memperluas pegaulan media
1. Kesadaran akan kesesuaian Media sosial merupakan
sosial Faktor yang mempengaruhi
dan pergaulan media yang diakses secara
3. Waktu sangat terjangkau kecerdasan sosial
2. Memilih nilai-nilai sosial online yang mendukung
4. Tempat mengekspresi diri 1. Keluarga
3. Ketertarikan dengan lawan interaksi sosial. Media 2. Kematangan pribadi
jenis 5. Penyebaran informasi cepat
sosial menggunakan 3. Status sosial ekonomi
4. Penentuan karier 6. Biaya lebih murah
teknologi berbasis web 4. Pendidikan
yang mengubah 5. Kapasitas mental
(Jean Pieget dalam Moh. Ali, 2012) (Cahyono, 2016)
komunikasi menjadi
(Goleman, 2006 dalam
dialog interaktif
Dampak negatif penggunaan Darmaningrum 2016)
(Doni, 2017). media sosial
Pertumbuhan dan perkembangan pada 1. Interaksi tatap muka yang
remaja:
menurun
a. Pertumbuhan remaja komponen utama dalam
1. Perubahan fisik 2. Kecanduan internet
membangun kecerdasan sosial
2. Perubahan jaringan tubuh 3. Mengabaikan orang terdekat
a. Kesadaran Sosial
3. Perubahan psikososial 4. Pengaruh buruk orang lain
4. Kematangan seksual 1. Empati dasar
5. Masalah privasi 2. Penyelarasan
b. Perkembangan Remaja
6. Menimbulkan konflik 3. Ketepatan empatik
1. Perkembangan kognitif
2. Perkembangan aspek perasaan dan 4. Pengertian sosial
moral (Cahyono, 2016)
3. Perkembangan hubungan sosial b. Fasilitas Sosial
1. Sinkroni
(Holilurrohman, 2013; Jean Pieget dalam
2. Prestasi
Moh. Ali, 2012) 3. Pengaruh
4. Kepedulian

Menurut Goleman (2006)


21

DAFTAR PUSTAKA

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2018.


Apresiasi BKKBN Kepada Remaja Melalui Pemilihan Duta Genre.
Jakarta:BKKBN.https://www.bkkbn.go.id/detailpost/apresiasi-bkkbn-
kepada-remaja-melalui-pemillihan-duta-genre [Diakses pada 3 April 2019]

Cahyono. 2016. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di


Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 9(1):140:156.

Darmaningrum R. H. 2016. Konstruksi Skala Kecerdasan Sosial Remaja


Berdasarkan Virtues In Action-Inventory Of Strengths (Via) . Skripsi.
Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Doni F. R. 2017. Perilaku Penggunaan Media Sosial Pada Kalangan Remaja.
Indonesia Journal Of Software Engineering. 3(2): 15-19.
Garvin. 2017. Hubungan Kecerdasan Sosial dengan Kesepian Pada Remaja.
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni.1(2):93-99.
Goleman D. 2007. Social Intelligence. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta:
Gramedi Pustaka Utama.
Infodatin (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI). 2014 Situasi
kesehatan Reproduksi Remaja. 29 Juni dalam Rangka Hari Keluarga
Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI). 2017. Profil
Kesehatan Profinsi Jawa Timur Tahun 2016. Surabaya: Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.
Lembaga Demografi. 2017. Brief Notes. Lembaga Demografi FEB Universitas
Indonesia.
Oktavianti R. dan R. Loisa. 2017. Penggunaan Media Sosial Sesuai Nilai Luhur
Budaya di Kalangan Siswa SMA. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat. 3(1):86-95.
22

Pramono T. 2015. Statistik Pemuda Indonesia 2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Rahim, M dan Botutihe, S. 2007. The Implementation of Jigsaw Technique
Integrated By Academic Journal to Increase Students’ Learning Activities
and Achievement in Carrier Counseling Subject. Funded By Teaching
Grant LP3-P3AI-TPSD-ISS GSU.
Rahim M., Usman I., dan Puluhulawa M. 20 17. Kecerdasan Sosial Dan Prestasi
Belajar Siswa (Tinjauan Dari Persfektif Bimbingan Dan Konseling
Belajar). Jurnal Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan Dan
Konseling. Universitas Negeri Gorontalo.
Ratri H. D. 2018. Hubungan Penggunan Media Sosial dengan Tingkat Harga diri
Remaja di SMA Negeri 2 Jember. Skripsi. Jember: Fakultas Keperawatan
Universitas Jember.

Sebayang W., Gultom Y. D., dan Sidabutar R. E. 2018. Seksual Remaja. Edisi 1.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Sumardi. 2007. Password Menuju Sukses Rahasia Membangun Sukses Individu,
Lembaga, dan Perusahaan. Erlangga
Watie E. D. 2011. Komunikasi dan Media Sosial (Communications and Social
Media). The Messenger. 3(1): 69-73

Anda mungkin juga menyukai