Anda di halaman 1dari 104

BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KOTA CILEGON

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah(SE,Sy)

Oleh:
TSARWATUL JANNAH

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KOTA CILEGON

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh:

TSARWATUL JANNAH
NIM. 107046102291

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing

DR. DJAWAHIR HEJAZZIEY, SH., MA.


NIP. 195510151979031002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Bank Syariah Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat


Kota Cilegon, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 September 2011. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)
pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 19 September 2011


Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM


NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,


NIP. 195505051982031012

Sekretaris : Mu’min Rauf, MA


NIP. 197004161997031004

Pembimbing I : Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA


NIP. 195510151979031002

Penguji I : Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., MA


NIP. 150326896

Penguji II : Bukhori Muslim, MA


NIP. 19760626200911013
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 19 September 2011

Tsarwatul Jannah

i
ABSTRAK

Spesialisasi pengembangan sektor ekonomi daerah memang sangatlah


penting untuk dilakukan di setiap daerahnya di Indonesia. Kota Cilegon yang
memiliki misi pembangunan menjadi Kota Industri, perdagangan dan Jasa,
menunjukkan bahwa memang sektor perdagangan dan industri merupakan sektor
yang menjadi bidang pekerjaan yang terbanyak menyerap tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja yang besar membuat masyarakat Kota Cilegon dapat
berkontribusi besar dalam pengembangan perekonomian daerahnya, serta mengubah
keadaan mereka. Dari yang tidak berdaya menjadi berdaya, juga yang tadinya sudah
berdaya menjadi berkembang. Inilah dengan sendirinya merupakan proses
pemberdayaan yang masyarakat Cilegon lakukan.
Untuk pengembangan dan penambahan sektor perdagangan dan industri ,
perlulah tambahan modal dari lembaga keuangan seperti bank. Dari hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri sudah berusaha memberikan
kontribusi langsungnya dalam pengembangan sektor ini dengan penyaluran dana
pembiayaan Mudharabah dan Musyarakahyang sudah terbilang banyak. Sedangkan
secara tidak langsungnya ialah melalui pembiayaan konsumtif berupa produk BSM
Implan dan Pembiayaan Koperasi Pada Anggota (PKPA) dengan bekerjasama
dengan 34 Koperasi Karyawan (Kopkar) yang tersebar di Kota Cilegon. Dengan
harapan, masyarakat kalangan bawah yang belum dapat mengajukan pembiayaan
mikro pada BSM Cilegon ini dapat mengajukan pembiayaan pada kopkar-kopkar
tersebut.

Kata Kunci: Bank Syariah Mandiri, Pemberdayaan Masyarakat, Sektor


Perdagangan, Sektor Industri, Masyarakat Kalangan Ekonomi Lemah.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufiq,

serta nikmat-Nya, sehingga Alhmudulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ”Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota

Cilegon”. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, sahabat serta umatnya hingga akhir zaman.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit

hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan

kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung

ataupun tidak langsung, membuat penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan

skripsi ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis berterima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag., M.A. sebagai Ketua

dan Sekretaris Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang tanpa henti memberikan

dorongan dan semangat kepada penulis, serta dengan tulus ikhlas meluangkan

waktunya untuk membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir.

3. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey. SH, MA. selaku dosen pembimbing skripsi

penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran-saran

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Bapak dan

Ibu ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

iii
4. Kepada seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mencurahkan

ilmunya dengan ikhlas kepada penulis, serta para pengurus perpustakaan yang

telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.

5. Kepada Ayahanda dan Ibundaku tercinta, Sutaryo dan Elah Fadilah yang tidak

pernah mengenal kata lelah mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya berupa

bimbingan dalam menuntunku menjadi pribadi yang lebih baik. Terima kasih

untuk semua waktu dan tiap doa yang selalu kau panjatkan untuk anakmu ini.

Terima kasih untuk selalu menjadi yang pertama membangkitkanku,

menyemangatiku, serta membuatku tetap melapangkan hatiku saat aku mulai

lelah dan kehabisan semangat. Bagi Tsarwah, tiada perhargaan paling terindah di

dunia ini selain melihat Umi dan Abi selalu tersenyum untuk Tsarwah. Doakan

selalu semoga anak pertamamu ini selalu menjadi pribadi yang baik, hamba

Allah yang baik, dan menjadi anak yang membanggakan kalian. Amiin. Ana

uhibbukuma fillah.

6. Kepada adik-adikku yang senantiasa ada dan selalu berupaya membantu

kakakmu dalam menempuh kuliah baik berupa semangat, canda tawa, serta

waktu. Terima kasih buat Hamzah, yang selalu boncengin teteh ke Kota Serang

ya Bang, jadi teteh ga perlu terlalu lama nyampe Serang karena mobil angkot

padarincang yang sangat lelet itu. Terima kasih buat Aisyah, yang telah banyak

menyadarkan teteh untuk selalu berani, berani berbicara, berani bertindak dan

tidak takut menghadapi sesuatu sebelum bertindak. Terimakasih buat Salsabila

adikku yang paling apik dan rajin ini, yang telah memberikan waktunya untuk

mengambil bagian teteh dalam membereskan pekerjaan rumah, teteh tahu bilah

juga sibuk, maaf ya bil… terimakasih juga untuk adik pangais bungsu dan

iv
bungsu Yusuf Haidar dan dedeng Muhammad Baqir Ismail yang keseharian

kalian bermain dan berantem, menjadi hiburan tersendiri buat teteh, tapi jangan

kebanyakan berantemnya ya sup..ya deng.. Teteh tuh sayaaaang tau sama kalian.

7. Ya Allah Ya Rabb, sampaikan ucapan terima kasih ku kepada orang-orang

terkasih yang saat ini lebih dekat dengan-Mu dan semoga berada dalam

perlindungan-Mu…Serta sampaikan ucapan terima kasihku kepada guru-guruku

yang berjasa mencurahkan ilmunya kepadaku. Semoga amal ibadah kalian

diterima di sisi Allah SWT.

8. Terima kasih kepada teman-teman PS A 07, The Imah, Sisil, Disfa, Na Chan,

Tika, Nety, Fika, Tia, Desi, Mariam, Uus, Nur, Mpo Mia, Nindya, Ihsan, Aziz,

Budi, Badrun, Ali, Huda, Redy, Bukhoy, Taufik, Esa, Rizal, Teza dan semua

yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga kebaikan dan

kesuksesan selalu ada dalam langkah kita bersama. Semoga selalu berada dalam

Ridha-Nya. Amiiiin… dan semoga persahabatan kita tidak mengenal waktu &

usia.

Akhir kata, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang turut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir penulis. Semoga karya ini

dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.

Jakarta, 19 September 2011

Tsarwatul Jannah

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………. i
ABSTRAK……………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7
D. Penelitian Terdahulu .................................................................... 8
E. Metode Penelitian ........................................................................ 9
F. Pedoman Penulisan ...................................................................... 11
G. Sistematika Penelitian ................................................................. 11
BAB II TINJAUAN TEORETIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Permberdayaan Masyarakat ......................................................... 13
B. Sumber Daya Manusia (SDM) .................................................... 23
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG
CILEGON DAN PROFIL KOTA CILEGON
A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan BSM ...................................... 34

B. Visi dan Misi BSM ........................................................................ 36

C. Profil Kota Cilegon........................................................................ 37

D. Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri dan

Perkembangannya Kota Cilegon ................................................... 48

vi
BAB IV BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KOTA CILEGON
A. Analisis terhadap Peran Bank Syariah Mandiri dalam

Memberdayakan Kota Cilegon .................................................... 53

B. Sektor-sektor Ekonomi yang Berperan dalam Memberdayakan

Kota Cilegon .................................................................................. 59

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberdayaan Masyarakat ..... 77

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 80
B. Saran-saran ................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Luas Lahan Menurut Penggunaan per Kecamatan di Kota

Cilegon….…………............................................................... 40

Tabel 3.2 Alokasi Dana Pembiayaan Murabahah BSM Cilegon (dalam

Jutaan Rupiah)…........……..................................................... 48

Tabel 3.3 Alokasi Dana Pembiayaan Mudharabah BSM Cilegon

(dalam Jutaan Rupiah)…………............................................. 49

Tabel 3.4 Alokasi Dana Pembiayaan Musyarakah BSM Cilegon

(dalam Jutaan Rupiah)............................................................. 50

Tabel 3.5 Alokasi Dana Pembiayaan BSM Impaln BSM Cilebon

(dalam Jutaan Rupiah)............................................................. 50

Tabel 3.6 Alokasi Dana Pembiayaan Qardh BSM Cilebon (dalam

Jutaan Rupiah)......................................................................... 51

Tabel 4.1 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah Kota Cilegon Tahun 2011.......................................... 54

Tabel 4.2 Total Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode 2005-2010

(dalam Miliyar Rupiah)…....................................................... 55

Tabel 4.3 Perbandingan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Per

Segmen Usaha (dalam Miliyar Rupiah)….............................. 56

Tabel 4.4 Perbandingan Pembiayaan Per Akad Bank Syariah Mandiri

Cabang Cilegon (dalam Jutaan Rupiah)…............................. 57

viii
Tabel 4.5 Persentase instansi alokasi Pembiayaan BSM Cilegon Tahun

2011…………………………………...….............................. 58

Tabel 4.6 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Kota Cilegon yang

Bekerja menurut Lapangan Usaha, 2009 dan

2010…………………………………...….............................. 60

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Cibeber

Tahun 2009…………….......................................................... 61

Tabel 4.8 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Cibeber Tahun 2009............................................. 61

Tabel 4.9 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Jombang Tahun 2009……................................... 62

Tabel 4.10 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Jombang Tahun 2009…………….......................................... 63

Tabel 4.11 Jumlah Industri di Kecamatan Jombang Tahun 2009............. 63

Tabel 4. 12 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Cilegon

Tahun 2009.............................................................................. 64

Tabel 4.13 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Cilegon Tahun 2009............................................. 65

Tabel 4.14 Jumlah Industri di Kecamatan Cilegon Tahun 2009............... 65

Tabel 4.15 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Gerogol

Tahun 2009……………………………….............................. 66

Tabel 4.16 Jumlah Industri di Usaha Kerajinan di Kecamatan Gorogol

Tahun 2009 (Unit)................................................................... 67

ix
Tabel 4.17 Jumlah Kegiatan Usaha Kerajinan di Kecamatan Gorogol

Tahun 2009 (Unit)................................................................... 68

Tabel 4.18 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Gerogol Tahun 2009............................................. 69

Tabel 4.19 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Purwakarta Tahun 2009…………........................................... 69

Tabel 4.20 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Purwakarta Tahun 2009........................................ 70

Tabel 4.21 Jumlah Industri di Kecamatan Purwakarta Tahun 2009......... 71

Tabel 4.22 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Pulomerak Tahun 2009…………………............................... 72

Tabel 4.23 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Pulomerak Tahun 2009........................................ 72

Tabel 4.24 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Citangkil Tahun 2009………………..................................... 73

Tabel 4.25 Jumlah Industri di Kecamatan Citangkil Tahun 2009............. 74

Tabel 4.26 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Citangkil Tahun 2009........................................... 74

Tabel 4.27 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Ciwandan Tahun 2009……………......................................... 75

Tabel 4.28 Jumlah Industri di Kecamatan Ciwandan Tahun 2009........... 76

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi lembaga keuangan, khususnya sektor perbankan, menempati

posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi

di sektor riil dengan pemilik dana. Dengan demikian, fungsi utama sektor

perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan

dalam konteks how to make money effective and efficient to increase economic

value.1 Yakni bagaimana menggunakan uang dengan benar (seefisien mungkin)

dengan cara yang benar (efektif) untuk meningkatkan nilai ekonomis.

Bank syariah yang menempati posisi ini pula mengalami pertumbuhan

yang pesat khususnya sepanjang tiga dekade terakhir ini, baik di dunia

internasional maupun di Indonesia. Pada era modern ini, perbankan syariah telah

menjadi fenomena global, termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk

mayoritas muslim.2

Dalam kegiatan bank syariah dikenal nama pembiayaan atau yang biasa

kita sebut dengan nama kredit. Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu

1
M. Syafi’i Antonio,dkk, Bank Syariah –Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
ancaman, (Yogyakarta : Ekonisia 2006) h. 65
2
Permata Wulandari, “Komparasi Risiko Bank Syariah Versus Bank Konvensional” Artikel
diakses pada 13 Maret 2011 dari
http://vibizmanagement.com/journal/index/category/risk_management/14/

1
2

tugas pokok bank. Kegiatan pembiayaan secara umum pada bank syariah antara

lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), penyertaan

modal(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni

tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)3

Pembiayaan bank syariah yang merupakan salah satu tugas pokok bank

syariah penerapannya, ialah bank syariah memberikan pembiayaan produktif

kepada nasabah yang membutuhkan modal usaha pada sektor tertentu. Sektor-

sektor itu bisa, sektor pertanian, perdagangan, industri pengolah dan lainnya

yang merupakan 9 sektor PDB/PDRB.

Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha,

baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.4

Pembiayaan produktif ini idealnya memenuhi kebutuhan produksi setiap

nasabah. Nasabah dari bank syariah ini bukan hanya nasabah yang berkelas

ekonomi tinggi saja, tetapi juga nasabah yang berkelas menengah dan kecil.

3
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18478/5/Chapter%20I.pdf akses tanggal 13
Maret 2011
4
Muhammad syafi’i Antonio, Bank Syariah-dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani,
Press 2007) h. 160.
3

Karena, bank syariah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai syariah Islam

mengedepankan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Desi Nasrida, tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan

adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri, kemandirian

tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang

mereka lakukan tersebut. Pemberdayaan masyarakat hendaknya mengarah pada

pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik, untuk mencapai kemandirian

masyarakat diperlukan sebuah proses.5

Edi Suharto menambahkah Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan

utama yaitu memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah

yang tidak memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (mislanya

persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas

oleh struktur sosial yang adil).6 Jadi pemberdayaan ini bertujuan membentuk

pribadi masyarakat, dengan kesadaran bahwa mereka memiliki kekuasaan atas

diri mereka sendiri untuk berkembang.

Sebaran dari masyarakat miskin yang merupakan kelompok lemah

sebagian tersebar adalah kelompok masyarakat pedesaan yaitu petani, nelayan,

peternak, sementara di perkotaan adalah para buruh, masyarakat di sektor

5
Desi nasrida, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat (studi kasus masyarakat
pasai minang kabau perantauan), Skripsi FSH uin Jkt 2007 h.26-27
6
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama,
2005)h. 60
4

informal (pedagang kaki lima, buruh, PRT, korban bencana alam, kerusuhan,

pengangguran, korban PHK, dll). Jumlah mereka akan bertambah ketika terjadi

resesi ekonomi, yang secara periodik melanda dunia termasuk Indonesia.7

Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, bentuk pemberdayaan

yang tepat sasaran sangat diperlukan, Perlu difikirkan siapa yang sesungguhnya

menjadi sasaran pemberdayaan masyarakat, sesungguhnya juga memiliki daya

untuk membangun, dengan demikian memberikan “kail jauh lebih tepat daripada

memberikan ikan”. Dewasa ini good govermance yang telah dielu-elukan

sebagai suatu pendekatan yang dipandang paling relevan, baik dalam tataran

kepemerintahan secara luas maupun dalam menjalankan fungsi pembangunan.8

Good Govermance adalah pemerintahan yang baik merupakan suatu

kondisi yang menjalin adanya proses kesejahteraan, kesamaan, kohesi, dan

keseimbangan peran, serta adanya saling mengontrol yang dilakukan komponen

pemerintah, rakyat dan usahawan swasta.9

Bank Syariah yang merupakan lembaga keuangan swasta, tempat

bertemunya masyarakat (rakyat) dengan usahawanpun merupakan komponen

7
Iskandar Adi Nuhung, Segitiga Emas : Pertanian, Kemiskinan, dan Kawasan Timur
Indonesia, (Jakarta: PT. Wahyu Promo Citra, 2010)h. 36
8
Desi nasrida, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat (studi kasus masyarakat
pasia minang kabau perantauan),Skripsi FSH uin Jkt 2007 h. 26
9
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-mdel Pemberdayaan, Yogyakarta, Gava
Media, 2004, h. 76
5

yang dikontrol pemerintahan tersebut. Bank Syariah Mandiri yang merupakan

Bank besar pelopor Bank Syariah sudah tentu termasuk.

Bank syariah Mandiri yang merupakan Bank Besar pelopor Bank Syariah,

juga merupakan Bank Syariah Besar di Kota Cilegon. Cilegon merupakan kota

yang memiliki potensi yang besar, akan tetapi tidak menutup kemungkinan, kota

ini tidak terlepas dari masalah kemiskinan dan pengangguran. Warga Kota

Cilegon yang berusia di atas 15 tahun, bekerja di bidang pertanian, kehutanan,

perkebunan dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan, rumah makan,

hotel, dan jasa kemasyarakatan.

Jika dilihat dari potensi dan peluang kerja, di Kota Cilegon banyak

industri besar dan kecil yang dibangun. Dari data yang di peroleh di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon, untuk jumlah perusahaan berbadan

hukum PT sebanyak 172, koperasi 24, perorangan 76, dan 3 perusahaan lainnya.

Adapun dilihat dari SIUP yang diterbitkan Pemkot Cilegon, untuk perusahaan

kecil 454, perusahaan menengah 90, perusahaan besar 54.

Pemkot Cilegon telah melebur dan memperbarui program pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang sudah berjalan sejak tahun 2002, menjadi unit

pelaksana teknis (UPT) pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berada di

bawah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Cilegon.


6

UPT pemberdayaan ekonomi masyarakat ini dikelola secara mandiri untuk

memberikan pelayanan terpadu dan profesional pada usaha mikro kecil (UKM),

yang meliputi pelatihan, pemagangan, pembiayaan, informasi bisnis, pemasaran,

konsultasi manajemen, dan pendampingan.10

Pemerintah daerah Kota Cilegon sudah berupaya melakukan

penanggulangan masyarakat miskin yang merupakan masyarakat yang tidak

berdaya dengan melakukan program Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Bank Syariah yang memiliki tugas pokok

berupa pembiayaan, idealnya juga membantu berjalannya program

pemberdayaan masyarakat dengan cara mengalokasikan dana pembiayaan pada

program tersebut.

Seperti yang diungkapkan Iskandar adi Nuhung, bahwa masyarakat tak

berdaya yang produktif biasanya berprofesi sebagai petani (kelompok pedesaan),

dan pedagang (kelompok perkotaan). Apakah Bank Syariah Mandiri cabang

Cilegon ikut serta membantu atau bekerjasama menjalankan program yang

dikeluarkan pemerintah daerah tersebut dengan memberikan dana pembiayaan

kepada masyarakat yang tidak berdaya. Ataupun Bank Syariah Mandiri memiliki

program sendiri untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan

pembiayaan langsung ke sektor-sektor yang digeluti masyarakat-masyarakat

10
Journalism, “sistem pereknomian dan pendidikan kota cilegon” Artikel diakses pada 16
April 2011 dari http://fivejournalism.wordpress.com/2010/12/06/sistem-perekonomian-dan-
pendidikan-kota-cilegon/
7

yang tidak berdaya tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai hal tersebut melalui skripsi berjudul “ Bank Syariah

Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota Cilegon ”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis hanya membatasi

masalah pada analisis peran Bank Syariah Mandiri dalam pemberdayaan

masyarakat melalui pendekatan sektor-sektor pengalokasian dana

Pembiayaan Bank Syariah pada Tahun 2009-2010.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti oleh

penulis dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana Peran Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan

Masyarakat Kota Cilegon?

b. Sektor-sektor apa saja yang berperan dalam memberdayakan

Masyarakat di Kota Cilegon?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan merujuk judul dari pembahasan ini serta latar belakang masalah,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Bank Syariah Mandiri

dalam memberdayaan masyarakat Kota Cilegon.


8

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

2. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah Derah

Memberikan informasi dan bahan masukan tentang seberapa besar peran

Bank Syariah, khususnya Bank Syariah Mandiri dalam memberdayakan

masyarakat , serta membantu pemerintah Daerah dalam mengambil

kebijakan.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam menginvestasikan dana di Bank Syariah.

D. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Bank

Syariah, pembiayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat diantaranya:

1. Alvi Shidqi, Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi

Masyarakat di Bukittinggi. Skripsi. Konsentrasi Perbankan Syariah. Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Kajian Skripsi
9

membahas tentang dalam bentuk apa Bank Syariah Mandiri berperan dalam

pengembangan ekonomi masyarakat Bukittinggi.

2. Desi Nasrida. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat (studi kasus

Masyarakat Pasia Minang Kabau Peratauan). Skripsi. Fakultas Syariah dan

hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007. Kajian Skripsi ini membahas

tentang bagaimana pengelolaan dan penyaluran dana zakat yang dilakukan

BAZ Nagari Pasia kepada para mustahik.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, karena sifat

penelitiannya adalah deskriptif yang menjelaskan data-data yang diperoleh

apa adanya secara sistematis.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Bank Syariah Mandiri cabang

di Kota Cilegon, yang didukung oleh data dari statistik produk pembiayaan

Bank Syariah.

3. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

a. Sumber Data
10

1) Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil

pertanyaan yang berkaitan dengan sektor alokasi pembiayaan dari

Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon.

2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan dengan cara mengumpulkan informasi melalui buku-

buku, literatur-literatur serta yang lainnya yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti dengan maksud untuk mendapatkan

data yang bersifat ilmiah dan teoritis. Data yang diperoleh tersebut

dijadikan landasan teori yang akan digunakan penulis.

b. Metode Pengumpulan Data

1) Interview yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak

yang terlibat dalam penelitian ini baik secara langsung maupun

tidak langsung, yaitu kepada direktur, manajer, pegawai, dan staf

bagian pembiayaan.

2) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang

diterima dari perusahaan yang diteliti dan laporan lainnya yang

berkaitan dengan masalah penelitian ini.

4. Metode Analisa Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara terhadap pegawai bank

(Direktur, Manajer, staf bagian pembiayaan) dan dokumentasi data-data yang


11

telah didapatkan dari Bank Syariah Mandiri. Data yang diperoleh diolah dengan

pendekatan deskriptif analitis.

Pendekatan deskriptif yaitu data penelitian yang berupa kata-kata, berupa

wawancara, catatan-lapangan, dokumen resmi. Setelah itu data dikumpulkan,

diolah, dan dijelaskan sesuai apa adanya.

Data-data yang telah terkumpul diperiksa kembali mengenai kelengkapan

jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi yang

biasa disebut editing.

F. Pedoman Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada “Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing berisi:

BAB I berisi pendahuluan yang di dalamnya membahas latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian

terdahulu, metodologi penelitian, pedoman penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II berisi tinjauan teoretis pemberdayaan masyarakat, di dalamnya diuraikan

tentang Pengertian Pemberdayaan Masyarakat, Sumber Daya Manusia (SDM).


12

BAB III berisi gambaran umum Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon dan

profil Kota Cilegon. Dalam bab ini, diuraikan tentang gambaran umum (sejarah

berdiri, perkembangan, Visi dan Misi,) dari Bank Syariah Mandiri, Profil Kota

Cilegon, Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri dan Perkembangannya di

Cilegon.

BAB IV berisi analisis Bank Syariah Mandiri dalam pemberdayaan masyarakat

Kota Cilegon, Sektor- sektor Ekonomi yang Berperan dalam Memberdayakan

Masyarakat Kota Cilegon, Faktor yang Memengaruhi Pemberdayaan Masyarakat.

BAB V berupa Penutup yang di dalamnya berisi kesimpulan-kesimpulan yang

didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan

yang diteliti.
BAB II

TINJAUAN TEORETIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Pemberdayaan Masyarakat

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pembedayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga

atau kekuatan, pemberdayaan adalah upaya yang membangun daya

masyarakat dengan mendrong, memtivasi dan membangkitkan keasadaran

akan potensi yang dimiliki serta berupa untuk mengembangknannya.1

Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama

antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan. Keduanya

merupakan satu-kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesejahteraan dan

kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola

bersama oleh semua pihak yang terdiri dari: pihak pemerintah, swasta, dan

Masyarakat.2

Menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai

tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

1
Mubyarto, Membangun Sistim Ekonomi, Cet.I, Ygyakarta, BPFE, 2000, H. 263
2
Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,
(Jakarta: Balntika, 2004). Cet ke 1. H. 99

13
14

dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun

sosial, mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian

pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator

keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.3

Sedangkan menurut sutrisno istilah pemberdayaan lahir sebagai sebuah

konsep dari perkembangan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat.

Berdasarkan penelitian kepustakaan pranarka, proses pemberdayaan

mengandung dua kecenderungan di antaranya:

a. Kecenderungan primer, yaitu pemberdayaan yang menekankan kepada

proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau

kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya.

b. Kecenderungan sekunder, yaitu pemberdayaan yang menekankan pada

proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar

mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang

menjadi pilihan hidupnya.4

3
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung : Refika Aditama 2005) h. 59-60
4
Bambang Sutrisno, dkk, (ed). Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan ekonomi
kerakyatan dalam akses peran serta masyarakat, lebih jauh memahami community Development,
(Jakarta: ICSD, 2003), h. 133
15

Masyarakat menurut Bahasa ialah sejumlah manusia dalam arti seluas-

luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.5

Sedangkan istilah masyarakat menurut Edi Suharto dapat dibedakan

menjadi dua konsep. Konsep pertama masyarakat didefinisikan sebagai

sebuah tempat bersama yang bentuknya bisa berupa wilayah geografi seperti

sebuah Rukun Tetangga (RT), perumahan di daerah perkotaan atau sebuah

kampong di wilayah pedesaan. Konsep kedua masyarakat diartikan sebagai

sebuah kepentingan bersama, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan

kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada

masyarakat etnis minoritas, atau kepentingan bersama berdasaarkan

kebutuhan tertentu seperti pada kasus rang tua yang memiliki anak dengan

kebutuhan khusus (cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan

mental.6

Pemetaan sosial (social mapping) adalah proses penggambaran

masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi

mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang

ada pada masyarakat terdekat.7 Jadi, pemetaan sosial ini membantu kita

5
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai
Pustaka, 2007), h. 721
6
Edi Suharto, Metodologi Pengembangan masyarakat-Jurnal Comdev, (Jakarta: BEMJ-PMI,
2004), vol 1, h. 3
7
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h.81
16

mengetahui sasaran tepat yakni masyarakat mana yang menjadi target

pemberdayaan, mana yang bukan.

Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan diarah guna

meningkatkan eknonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu

menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.

Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah paling tidak

harus ada perbaikan akses terhadap empat hal. Yaitu akses terhadap

sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar dan akses

terhadap permintaan.8 Ekonomi masyarakat adalah segala kegiatan ekonomi

dan upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic need)

yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.9

Kusnadi mengungkapkan hal sama, yaitu menurutnya memberdayakan

masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskann diri dari

perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain

memberdayakan masyarakat adalah memapukan dan memandirikan

masyarakat.10

8
Erna erawati cholitim dan Juni Tamrin (ed), Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha
Kecil di Indonesia, Bandung, Yayasan Akita, 1997, h. 238
9
Gunawan Sumadiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial,
Jakarta,Gramedia Pustaka Utama, 1999, Cet.1, h. 66
10
Kusnadi, Pendidikan Keaksaraan; Filosofi. Strategi, Implementasi, (Jakarta: DEPDIKNAS,
2005)h. 220
17

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat

ialah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi masyarakat

dalam kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan

kesejahteraan mereka dan dapat berpotensi dalam proses pembangunan

nasional.

b. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan ekonomi Masyarakat

Menurut Nanih Mahendrawaty dan Agus A Sapei, perlu diingat bahwa

konsep pemberdayaan masyarakat (empowerment) tidak dilupakan dalam

praktek pengembangan ekonomi masyarakat. Walaupun secara kebahasaan

dua kata tersebut memiliki arti yang berbeda, namun dalam prakteknya antar

pengembangan dan pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya dapat

dipertukarkan (interchangeable). Dengan demikian, dua istilah ini mempunyai

pengertian sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat,

dengan demiikian dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah

masyarakat yang dapat memilih dan memiliki kesempatan untuk mengadakan

pilihan-pilihan.11

Pengembangan Ekonomi Masyarakat memiliki bentuk-bentuk. Bentuk-

bentuk pengembangan ekonomi masyarakat mencakup tiga bidang

pengembangan. Yakni: Pengembangan Aset Manusia, Pengembangan Aset

Modal, dan Pengembangan Aset sosial. Pengembangan aset manusia berarti

11
Nanih Mahendrawaty dan Agus A Sapei, Pengembangan Masyarakat Islam : Dari
Ideologi, Strategi sampai Tradisi, (Bandung: Rsda, 2001), h. 42
18

pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pengembangan aset sosial

berarti pengembangan pendukung dari sekitar manusia tersebut.12

Bentuk pengembangan aset modal meliputi modal produksi yang terdiri

dari tanah, bangunan, mesin produksi dan alat-alat/ komponen produksi nyata

lainnya.13 Bank syariah yang menyediakan produk pembiayaan idealnya akan

sangat membantu pengembangan ini. Pengembangan ekonomi ini merupakan

masalah yang paling banyak dihadapi oleh para pelaku perekonomian kecil

selaku masyarakat lemah baik yang bergerak dalam bidang produksi,

distribusi, perdagangan, maupun jasa. Karena ketidakmampuan dan

ketidaksiapan mereka dalam memenuhi syarat perbankan, menyulitkan

mereka merealisasikan atau bahkan mengembangakan usaha mereka.

c. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat makin menyadari bahwa

perrtumbuhan ekonomi diupayakan melalui berbagai program tidak dengan

sendirinya dapat menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi.

Kita memerlukan suatu strategi atau arah baru kebijaksanaan pembangunan

yang memamdukan pertumbuhan dan pemerataan.

Strategi pada dasarnya mempunyai tiga arah. Pertama, pemihakan dan

pemberdayaan masyarakat. Kedua, pemantapan otonomi dan pendelegasian

12
Michael Sheraden, Aset untuk Orang miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan
Kemiskinan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h. 127 dan h. 134
13
Michael Sheraden, Aset untuk Orang miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan
Kemiskinan, h. 135
19

wewenang dalam pengelolaan pembangunan di daerah yang mengembangkan

peran serta masyarakat. Ketiga, modernisasi melalui penajaman dan

pemantapan arah perubahan struktur sosial ekonomi dan budaya yang

bersumber pada peran masyarakat lokal.14

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui

tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo,

makro

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.

Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam

menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai

Pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien

pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media

intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan, dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan

memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar

(large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,


14
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat & Jaring Pengaman Sosial, h. 130
20

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.

Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki

kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk

memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.15

Definisi pemberdayaan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan

memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat

Indonesia,, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan megurangi

kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Selain itu, pemberdayaan usaha mikro,

kecil, dan menengah merupakan suatu pekerjaan sosial.

Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UMKM yang sebagian

besar dari mereka adalah masyarakat yang tidak berdaya, harus terencana,

sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, mezzo, dan mikro yang

meliputi: (1) penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan

berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya

efisiensi ekonomi. (2) pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM

untuk mengingkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat

memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama

sumber daya lokal yang tersedia. (3) pengembangan kewirauasaan dan

15
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h. 66-67
21

keungggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UKM); dan (4)

pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal yang

berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskin. Selain

itu, peningkatan kualitas koperasi untuk berkembang secara sehat sesuai

dengan jati dirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi

pengusaha mikro dan kecil.16

d. Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat

Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dari

keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan

mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis.

Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu:

„kekuasaan di dalam‟ (power within), „kekuasaan untuk‟ (power to),

„kekuasaan atas‟ (power over), dan „kekuasaan dengan‟ (power with).17

Keberhasilan pemberdayaan masyarkat ini juga dapat dilihat dari

indikator sosial monitoring dan evaluasi (Monev). Indikator tersebut dapat

digunakan menurut fungsinya, yaitu:

1. Indikator informatif. Indikator yang digunakan untuk memberikan

gambaran tentang kondisi kesejahteraan masyarakat, sejauh mana

16
New Life Options: Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Miikro, Kecil, dan Menengah.
17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h. 63-64
22

kesejahteraan masyarakat telah tercapai, dan kebutuhan apalagi yang

masih belum terpenuhi yang mungkin dapat dikembangkan melalui

program sosial yang diperlukan.

2. Indikator prediktif. Indikator yang digunakan untuk merancang

program apa saja yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan

tertentu.

3. Indikator yang berorientasi masalah. Indikator yang digunakan untuk

menggambarkan seberapa besar masalah yang masih dihadapi dalam

suatu masyarakat.

4. Indikator evaluasi kebijakan. Indikator yang digunakan untuk

mengevaluasi suatu kebijakan tertentu, sejauh mana tujuan tercapai,

sejauh mana suatu kebijakan itu efektif, dan sejauh mana kebijakan

dilaksanakan secara efisien.18

Selain itu, indikator juga bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori,

yaitu indikator kinerja dan indikator hasil atau keluaran.

1. Indikator Kinerja: mengidentifkasikan keadaan masukan dan proses

pelayanan sosial yang dilakukan oleh lembaga dan aktor-aktor yang

terkait.

18
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h.127
23

2. Indikator Keluaran: menunjukkan hasil langsung (ouput) maupun tidak

langsung atau dampak (outcome) dari suatu kegiatan pelayanan.19

Pengembangan ekonomi yang dimaksud Nanih dan agus di sini berarti

mengajak masyarakat (manusia) untuk mengembangkan potensi mereka dengan

semangat agar dapat keluar dari ketidakberdayaan mereka saat ini. Dengan

semangat ini, diharapkan menciptakan Sumber Daya Manusia yang tidak hanya

mampu mengembangkan perekonomian mereka, tetapi juga dapat

mengembangkan perekonomian nasional.

B. Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Sumber Daya Manusia

Dalam analisis mengenai sumber daya, dibedakan antara sumber daya fisik

atau sumber daya alam di satu pihak dan sumber daya manusia di pihak lain.

Yang pertama sedikit disebut sebagai faktor produksi yang pasif, sedangkan yang

kedua adalah sumber aktif.20

Sumber daya manusia menurut bahasa ialah potensi manusia yang dapat

dikembangkan untuk proses produksi.21 Sebenarnya suku kata yang terdapat pada

sumber daya manusia, yaitu sumber, daya, dan manusia. Tidak ada satu katapun

yang sulit untuk dipahami, ketiga suku kata tentu mempunyai arti, dan semua
19
Edi Suharto, Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dalam Perspektif Pekerjaan sosial,
dalam Buku Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung : Refika Aditama 2005), h.128
20
M. Dawam Rahardjo, Intelektual Intelegensia dan perilaku Politik Bangsa, (Bandung,
Mizan, 1993) Cet ke-1, h. 356
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.1102
24

yang mudah dipahami apa artinya. Secara sederhana dapat dideffinisikan sebagai

daya yang bersumber dari manusia. Daya yang bersumber dari manusia ini dapat

pula disebut tenaga atau kekuatan (energy/power). Tenaga, daya, kemempuan,

atau kekuatan.22

Menurut Quraish Shihab manusia sebagai makhluk, memiliki beberapa

potensi yang dianugerahkan Allah dengan beberapa daya atau kemampuan:

1. Daya tubuh, yang mengantarkan manusia bekekuatan fisik. Berfungsinya

organ tubuh dan panca indera berasal dari daya ini.

2. Daya hidup, yang menjadikannya memilih kemampuan dalam

meningkatkan serta menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

mempertahankan hidupnya dalam menghadapi tantangan.

3. Daya akal, yang memungkinkannya memiliki ilmu pengetahuan

4. Daya kalbu, yang memungkinkannya berakhlak, merasakan keindahan,

kelezatan iman dan kehadiran Allah. Dari daya inilah lahir intuisi dan

indera keenam.

Apabila keempat daya itu digunakan dan ditingkatkan secara baik dan

maksimal, maka kualitas pribadi akan dapat mencapai puncaknya. Quraish Shihab

menyebutnya “Suatu pribadi yang beriman, berbudi pekerti luhur, memiliki

22
Buchori Zainun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Gunung Agung, 1993), Cet
ke-2 h. 57
25

kecerdasan, ilmu pengetahuan, keterampilan, keuletan dan wawasan masa depan

serta dibarengi fisik yang sehat”.23

Menurut Anggan Suhandana, sumber daya manusia secara konseptual

memandang manusia sebagai suatu kesatuan jasmani dan rohani. Oleh sebab itu,

kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu bangsa, dapat dilihat

sebagai sinergistik antara kualitas rohani dan jasmani, yang dimiliki oleh setiap

individu dari warga bangsa yang bersangkutan.24

Sedangkan menurut Soedarsono dkk, mempersoalkan sumber daya manusia,

pada dasarnya adalah mempersoalkan upaya optimalisasi potensi manusia, bagi

kehidupan dirinya dan kehidupan masyarakat luas. Kualifikasi sumber daya

manusia yang unggul, bukan merupakan satu-satunya ukuran kualitas SDM.

Banyak fungsi yang terkait, dalam membuat manfaat manusia itu menjadi optimal

dalam kehidupan bersama. Oleh karena itu, kualifikasi SDM unggul terkait

banyak fungsi, di antaranya adalah:

1. Bebas dari kebodohan dan kemiskinan

2. Mencerminkan manusia modern yang berbudaya

3. Memiliki motivasi untuk maju

4. Memiliki potensi sebagai subjek pembangunan

23
Quraish Shihab,Membumikan Al-quran, (Bandung: Mizan, 1994) Cet ke-66, h. 281
24
Anggan Suhandana, Pendidikan Nasional Sebagai Instrumen Pengembangan Sumber Daya
Manusiadikutip dari Himpunan Makalah seminar Nasioonal SDM yang diselenggarakan oleh ICMI,
(Bandung: Mizan,1997 ), cet ke-3 h. 151
26

5. Menciptakan paradigma hidup perspektif

6. Memiliki individu belajar

7. Memiliki keahlian jelas serta memiliki etos kerja dan disiplin tinggi

8. Memiliki komitmen kebersamaan tinggi.25

Konsep sumber daya manusia (human resource) berkembang, ketika

diketahui dan disadari bahwa manusia itu mengandung berbagai aspek

sumber daya bahkan sebagai sumber energi. Manusia tidak hanya berunsur

jumlah, seperti terkesan dari pengertian penduduk, tetapi juga mutu. Mutu ini

tidak hanya ditentukan oleh aspek keterampilan atau kekuatan tenaga

fisiknya, tetapi juga pendidikannya atau kadar pengetahuannya, pengalaman

dan kematangannya, dan sikapnya atau nilai-nilai yang dimilikinya. Dari

hasil penelitian lebih lanjut mengenai aspek biologi, arti penting unsur fisik

menonjol. Dikemukakan antara lain, bahwa pemasukan gizi atau nutrisi yang

berasal dari makanan, ikut menentukan mutu SDM, misalnya mempengaruhi

kecerdasan di samping keterampilan fisiknya.26

Jadi dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah satu

kesatuan jasmani dan rohani yang pada dirinya terdapat daya untuk

mengoptimalkan potensi dalam dirinya.

25
Soedarsono dkk,Pendidikan akhlak dan ilmu jiwa jawa, (Jakarta, Proyek penelitian dan
pengkajian kebudayaan nnusantara (Javanologi) Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen
pendidikan dan Kebudayaan, 1985), h. 23
26
M. Dawam Rahardjo,Iteletual Intelegensia dan perilaku Politik Bangsa, h. 355
27

b. Aspek-aspek pengembangan Sumber Daya Manusia

Manusia ini dibekali oleh Tuhan dengan bebrapa potensi dasar, yang

sangat membantu manusia dalam melakukan kegiatan-kegiatan hidupnya.

Potensi-potensi dasar itu berupa : Potensi ragawi (akal/ratio) dan potensi

hati-nurani (qalbu)

Pengembangan dan aktualisasi fungsi ketiga potensi tersebut kerap kali

tidak berjalan dengan baik dan berkembang, sehingga mengurangi

kemampuan manusia dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupannya.

Fisik yang lemah karena penyakit, atau kurangnnya gizi akan

mengurangi kemampuan seseorang, meskipun nalar dan rohaninya baik.

Demikian halnya jika nalarnya lemah, disebabkan karena rendahnya tingkat

pendidikan atau pengalaman akan mengurangi kemampuannya meskipun

fisiknya kuat. Juga akan menjadi lemah karena potensi qalbunya rendah,

seperti rendahnya semangat kerja, ketudakjujuran, ketidak-sopanan dan

lainsebagainya, akan memberikan citra kepribadiannya yang rendah,

meskipun mungkin nalar dan fisiknya cukup baik.

Keutuhan pengembangan ketiga potensi dasar manusia tersebut akan

menjadikan kualitas manusia utuh. Di situlah pentingnya peranan agama,

moral, kesehatan dan lingkungan hidup, di samping ilmu pengetahuan dan

teknologi. Tapi sebaliknya, apabila pengembangan potensi dasar tersebut

tidak dilakukan secara seimbang dan harmonis, dampaknya mewujudkan

hadirnya manusia-manusia pecah kepribadiannya dan krisis dimensi, kuat


28

tapi bodoh atau cerdas tapi jahat, bahkan mungkin menjadikan manusia yang

etis tapi lemah. Masyarakat industri yang muncul sekarang, umumnya

merupakan kumpulan manusia-manusia privat yang berhubungann satu sama

lain sangat lepas, yang memberikan prioritas-prioritas kepada kepuasan-

kepuasan pribadi, egosentris, tidak peka terhadap usaha-usaha bersifat

ekonomis, menimbulkan gejala-gejala sekunder dalam aspek kejiwaan dan

kerohanian.27

c. Dimensi dan hambatan pengembangan SDM

Ada 4 (empat) dimensi pengembangan kualitas suber daya manusia

yang perlu diperhatikan, dalam menghadapi era industrialisasi ini, yaitu :

1. Dimensi Kepribadian

Yang menyangkut pandangan hidup dan sikap-laku, watak dan

karakternya; seperti semangat yang tinggi, terbuka, jujur, disiplin,

berwawasan ke depan, sopan dan teguh dalam agama.

2. Dimensi kreativitas

Mempunyai banyak gagasan, terampil, pandai memanfaatkan

kesempatan, inovatif dan banyak mempunyai alternative-alternatif.

27
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta :
Lantarabora Press 2005) h. 106-107
29

3. Dimensi Produktivitas

Cukup pengetahuan, menguasai system dan peralatan, mempunyai

gairah untuk berpretasi, professional, disiplin dan menghargai

waktu.

4. Dimensi Religius / Sprirtualitas

Ketaqwaan sebagai prestasi rohani, yang bersumber pada keimanan

sebagai potensi rohani yang teraktualisasi dalam amal-amal saleh;

baik dala ibadah, moral, kepedulian sosial, sehingga terwujud

sebagai kesalehan hidup (individu maupun sosial).28

Keharusan untuk meningkatakan kualitas sumber daya manusia dalam

menghadapi industrialisasi ini kerap kali menemui hambatan-hambatan,

yang dapat digolongkan dalam dua macam hambatan atau kendala.

1. Kendala Struktural

Kendala yang menyangkut tatanan atau kelembagaan seperti

kesenjangan kepentingan antara investor dengan masyarakat

setempat, antara kepentingan oknum dengan kepentingan umum,

antara kebijaksanaan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,

antara sistem pendidikan yang berlaku dengan kebutuhan yang ada,

antara peraturan yang formal dengan kenyataan faktual.

28
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,h. 109-110
30

2. Kendala Kultural

Yang menyangkut pandangan hidup dan kebiasaan masyarakat

dalam sikap santai, feodalisme, kepura-puraan, tertutup, eksklusif,

merasa benar sendiri, tidak memiliki atensi kepada perkembangan

keilmuan, pendidikan yang lebih berat berorientasi pewarisan dari

pada perubahan, dan berkembangannya budaya titipan.

d. Peningkatan Kemampuan SDM

Bagi Indonesia, pembangunan sumber daya manusia merupakan suatu

condition sine quanon. Ada beberapa alasan mengapa pengembangan

kualitas sumber daya manusia menjadi suatu keniscayaan yaitu :

Pertama : Alasan normatif

Bahwa tujuan pembangunan nasional itu sendiri memang

mengamanatkan agar manusia sebagai sentral dalam pembangunan.

Kedua : Alasan obyektif-ekonomis

Bahwa kesinambungan pembangunan hanya akan dapat diperoleh

apabila pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan. Sementara

pertumbuhan ekonomi menghajatkan peningkatan produktivitas yang

untuk itu perlu penerapan penerapan teknologi. Dan teknologi hanya

dapat dikuasai dan diterapkan oleh sumber daya manusia yang

berkualitas.

Ketiga : Alasan kompetisi global


31

Dengan semakin terbukanya Indonesia dalam proses globalisasi, maka

tidak terhindarkan adanya persaingan yang terbuka. Untuk memasuki

persaingan global ini dituntut kemampuan teknologi (dalam rangka

kualitas produk), kemampuan manajemen (dalam rangka ketetapan

delivery), dan efisiensi yang tinggi (dalam persaingan harga).

Ketiga hal tersebut hanya dapat dicapai di Indonesia dengan tersedianya

sumber daya manusia yang berkualitas.29

Pada dasarnya dalam menangani pengembangan kualitas sumber daya

manusia ini membutuhkan strategi yang tepat, dan memerlukan jaringan yang

luas, melibatkan banyak pihak, baik kalangan birokrat, kalangan pemuka agama,

kalangan pendidikan, kalangan usahawan dan organisasi-organisasi

kemasyarakatan. Dan bagaimanapun peranan pendidikan; baik formal, informal,

maupun non-formal sangat berpengaruh terhadap pencepatan upaya

pengembangan kualitas sumber daya tersebut, apalagi jika pendidikan tersebut

digarap dengan tepat, dari masalah-masalah kuantitasnya, kualitasnya maupun

relevansinya dengan kebutuhan yang kita hadapi.30

Seperti yang diungkapkan Muhammad Tholhah Hasan, bahwa

pengembangan sumber daya manusia yang baik memerlukan jaringan yang luas,

baik dari kalangan pendidikan, maupun seorang usahawan. Pikiran ini sejalan

29
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,h. 225-226
30
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,h. 110-111
32

dengan yang pemikiran Ambar Teguh Sulitiyani mengenai upaya pemberdayaan

masyarakat. Menurutnya, ada dua upaya supaya pemberdayaan ekonomi

masyarakat bisa dijalankan, diantaranya pertama mempersiapkan pribadi

masyarakat menjadi wirausaha. Karena kiat islam yang pertama dalam mengatasi

masalah kemiskinan adalah dengan bekerja. Dengan memberikan bekal

pelatihan, karena dengan pelatihan merupakan bekal yang amat penting ketika

akan memasuki dunia kerja. Upaya yang pertama membutuhkan bantuan seorang

usahawan.

Sedangkan bentuk atau upaya yang kedua, membutuhkan bantuan kalangan

pendidikan, kebodohan adalah pangkal dari kemiskinan oleh karenanya untuk

megentaskan kemiskinan dalam jangka panjang adalah dari sektor pendidikan,

karena kemiskinan ini kebanyakan sifatnya turun-temurun, di mana orang tuanya

miskin maka tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya, dan anak yang bodoh

akan menambah daftar angka kemiskinan kelak di kemudian hari.31

Muhammad Tholhah Hasan menambahkan, bahwa Pendidikan (terutama

pendidikan tinggi) pada dasarnya merupakan usaha pengembangan kualitas

sumber daya manusia, meskipun pengembangan kualitas sumber daya manusia

bukan hanya dilakukan melalui pendidikan formal, namun sampai saat ini

dipercayakan bahwa pendidikan formal merupakan wahana utama untuk

31
Ambar teguh Sulitiyani, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan , h. 204
33

pengembangan sumber daya manusia, yang dilakukan secara sistematis,

programik dan berjenjang.

Dalam konteks inilah, pendidikan tinggi akan semakin dituntut peranannya

dalam era globalisasi untuk dapat menyiapkan manusia Indonesia yang

berkualitas yaitu rasional, dinamik, kreatif, produktif, efisien dan

berkepribadian.32

32
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,h. 227
BAB III

GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG CILEGON DAN

PROFIL KOTA CILEGON

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri

a. Sejarah Berdiri Bank Syariah Mandiri

Pasca krisis Ekonomi Tahun 1997-1998 industri perbankan nasional yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan

PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari

situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain

serta mengundang investor asing.

Pada tanggal 31 juli 1999 PT. Bank Susila Bakti pun dimiliki PT.

Mandiri (Persero) Tbk.. Para perintis bank syariah pada bank tersebut

34
35

memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank

Mandiri (Persero).

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan

oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/

KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul

pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara

resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1

November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.1

b. Perkembangan Bank Syariah Mandiri

1
Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-perusahaan/sejarah
36

Dalam rangka perluasan jaringan layanannya, maka Bank Syariah

Mandiri membuka Cabang di Kota Cilegon pada Tahun 2001. Kantornya

bertempat di Jl. SA. Tirtayasa No. 115 A Cilegon Banten. Bank Syariah

Mandiri Cabang Cilegon merupakan Bank Syariah Mandiri pertama di

sekitar Kota Cilegon dan Serang.2

B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

a. Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.

b. Misi

 Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

 Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran

pembiayaan pada segmen UMKM

 Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan

kerja yang sehat

 Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

 Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang

sehat.3

2
Wawancara Pribadi dengan Selani Syarif, 20 Juli 2011; Priatna Yusuf, 12 September 2011
3
Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Visi & Misi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visi-dan-misi/
37

C. Profil Kota Cilegon

a. Sejarah Kota Cilegon

Cilegon merupakan wilayah bekas Kewadenaan (Wilayah kerja

pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga)

Kecamatan yaitu Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak.

Berdasarkan Pasal 27 Ayat (4) UU No 5 tahun 1974 tentang Pokok

Pokok Pemerintahan di Daerah, Cilegon kiranya sudah memenuhi

persyaratan untuk dibentuk menjadi Kota Administratif. Melalui surat Bupati

KDH Serang No. 86/Sek/Bapp/VII/84 tentang usulan pembentukan

administratif Cilegon dan atas pertimbangan yang obyektif maka

dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1986, tentang pembentukan

Kota Administratif Cilegon dengan luas wilayah 17.550 Ha yang meliputi 3

(tiga) wilayah Kecamatan meliputi Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan 1

Perwakilan kecamatan Cilegon di Cibeber ,sedangkan kecamatan

Bojonegara masuk Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah

Kramatwatu.

Berdasarkan PP No. 3 Tahun 1992 tertanggal 7 Februari 1992 tentang

Penetapan Perwakilan Kecamatan Cibeber, Kota Administratif Cilegon

bertambah menjadi 4 (empat) Kecamatan yaitu Pulomerak, Ciwandan,

Cilegon dan Cibeber.


38

Dalam perkembangannya Kota Administratif Cilegon telah

memperlihatkan kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang Fisik,

Sosial maupun Ekonomi.

Hal ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan

pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,

tetapi juga memberikan gambaran mengenai perlunya dukungan kemampuan

dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal

27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok

dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif

Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan duet kepemimpinan

Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai

sebagai Ketua DPRD Cilegon.4

b. Keadaan Geografis Kota Cilegon

Sebagai kota yang berada di ujung barat Pulau Jawa, Kota Cilegon

merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dengan

Pulau Sumatera. Secara geografis, Kota Cilegon terletak pada koordinat

5°52’24” - 6°04’07” Lintang Selatan dan 105°54’05” - 106°05’11” Bujur

Timur yang dibatasi Oleh :

4
Situs Resmi Kota Cilegon, “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011,
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=41&Itemid=34
39

Sebelah Barat : Selat Sunda

Sebelah Utara : Kecamatan Pulo Ampel dan Bojonegara (Kabupaten

Serang)

Sebelah Timur : Kecamatan Kramat Watu dan Waringin (Kabupaten

Serang)

Sebelah Selatan : Kecamatan Anyer dan Mancak (Kabupaten Serang)

Dengan Luas Wilayah 175,50 Km², Kota Cilegon terbagi ke dalam 8

(delapan) Kecamatan dan sebanyak 43 Kelurahan.5

5
Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Geografis” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=45&Itemid=2
40

Tabel 3.1

Luas Lahan Menurut Penggunaan per Kecamatan di Kota Cilegon (Ha)6

Purwakarta
Pulomerak
Ciwandan

Citangkil

Jombang
Cilegon

Cibeber

Jumlah
Grogol
No Jenis Penggunaan Lahan

1 Lahan Sawah 290 239 69 364 343 55 388 385 2133


Pekarangan/ lahan untuk
2 bangunan, halaman 805 536 760 514 818 389 397 575 4794
sekitar dan lainnya
3 Tegal/ Kebun 802 1081 448 402 504 388 138 1145 4908
4 Ladang/ huma 1512 - 250 - 179 5 - - 1946
Penggembalaan padang
5 - - - - - 5 - - 5
rumput
Rawa-rawa yang tidak
6 - - - - 5 1 - - 6
ditanami
7 Tambak 2 11 - - - - - - 13
8 Kolam empang 2 5 5 1 - 2 1 1 17
Lahan kering yang
9 665 371 17 198 74 3 - - 1328
sementara tidak ditanami
Lahan yang ditanami
10 - - - - - - - - -
kayu-kayuan
11 Hutan negara - - 394 - 357 - - - 751
12 Perkebunan - - - - - - - - -
Lainnya (Jalan, Sungai,
13 1107 55 43 45 58 67 231 43 1649
Tandus)
Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cilegon

Kecamatan Jombang merupakan Kecamatan yang memiliki Lahan

terluas lahan persawahan. Kecamatan Jombang 18,19% dari seluruh luas

lahan persawahan pada Kota Cilegon yang hanya 12,15%7. Disusul

kemudian Kecamatan Cibeber sebesar 18,04%. Kecamatan yang paling

sedikit memiliki lahan persawahan ialah Kecamatan Cilegon 2,58%.

6
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Cilegon Dalam Angka, h. 8
7
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Cilegon Dalam Angka, h. 4
41

Pekarangan/ lahan untuk bangunan, halaman sekitar dan lainnya terluas

dimiliki Kecamatan Grogol, yaitu sebesar 17,06%, diikuti Kecamatan

Ciwandan sebesar 16,80%. Sedangkan lahan tersempit dimiliki Kecamatan

Cilegon yang hanya 8,11%.

Kecamatan yang memiliki lahan kebun terluas adalah Kecamatan

Ciebeber, dan tersempit Kecamatan Jombang. Lahan ladang terluas dimiliki

Kecamatan Ciwandan. Kemudian, lahan penggembalaan rumput hanya ada

di Kecamatan Cilegon. lahan rawa-rawa yang ditanami hanya dimiliki

Kecamatan Cilegon dan Grogol. Lahan tambakpun hanya dimiliki dua

Kecamatan, yakni Kecamatan Ciwandan dan Citangkil.

Hanya Kecamatan Gerogol yang tidak memiliki lahan Empang. Lahan

kering yang sementara tidak ditanami banyak dijumpai di Kecamatan

Ciwandan dan tidak akan ditemui di Kecamatan Jombang dan Cibeber.

Lahan yang ditanami kayu-kayuan tidak akan dijumpai di Kota ini.

Sedangkan Hutan Negara akan banyak dijumpai di Dua Kecamatan di Kota

Cilegon, yakni Kecamatan Pulomerak dan Grogol. Akan tetapi Kota cilegon

tidak memiliki lahan perkebunan. Sedangkan lahan lainnya dimiliki semua

kecamatan.
42

c. Penduduk Kota Cilegon

Karakteristik sosial budaya masyarakat Cilegon, tidak terlepas dari

sejarah Kesultanan Banten sebagai pusat penyebaran Agama Islam dan

identik dengan budaya ke-Islam-annya. Budaya yang bernafaskan Islam ini

sangat mewarnai kehidupan keseharian masyarakat Cilegon, serta perannya

sebagai pusat syiar Islam masih bertahan hingga saat ini. Hal ini terlihat dari

banyaknya fasilitas peribadatan maupun pendidikan berupa pondok

pesantren dan madrasah, baik di lingkungan wilayah Kota Cilegon maupun

wilayah sekitarnya. Selain itu, penghargaan masyarakat Cilegon terhadap

tokoh-tokoh agamanya (Ulama) sangat tinggi sehingga banyak dijumpai

tokoh-tokoh yang berperan sebagai pemimpin informal dalam lingkungan

tertentu.

Sekalipun demikian, dalam perkembangannya masyarakat Cilegon

sangat terbuka dalam menerima perubahan yang terjadi serta datangnya

pengaruh budaya lain akibat adanya industrialisasi di wilayah ini, sejauh

perubahan dan budaya tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma

budaya dan agama masyarakat Cilegon. Secara sederhana hal ini terlihat dari

dapat berbaurnya kehidupan antara masyarakat asli Cilegon dengan

pendatang dalam satu lingkungan permukiman. Dengan demikian dalam

melakukan kegiatan pembangunan dan pengembangan di Kota Cilegon tidak


43

dijumpai adanya hambatan sosial budaya, sepanjang kegiatan yang

dilakukan tersebut masih dalam batas rambu-rambu serta norma-norma

budaya dan agama masyarakat Cilegon.

RTRW Kota Cilegon 2000-2010 telah melakukan proyeksi terhadap

pertumbuhan jumlah penduduk Kota Cilegon dari tahun 2000-2010.

Selanjutnya proyeksi tersebut dijadikan acuan dasar dalam menetapkan

rencana-rencana yang sangat dipengaruhi oleh perkiraan jumlah dan

persebaran penduduk di masa yang akan datang, seperti rencana penyediaan

sarana perkotaan.

Data penduduk hasil sensus penduduk di Kota Cilegon, menunjukan

penambahan yang cukup signifikan. Jumlah penduduk Kota Cilegon pada

tahun 2010 sebesar 374,5 jiwa dengan komposisi 191,7 laki-laki dan 182,7

perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.134 jiwa/km²,

Dengan luas wilayah 175,5 km².8

Kota Cilegon secara umum bercirikan kota industri, perdagangan dan

jasa. hal ini didukung dengan Perkembangan struktur ketenagakerjaan lebih

pada sektor perdagangan, industri dan jasa mengingat misi pembangunan

daerah ini adalah menjadi kota industri, perdagangan dan jasa. Hal ini dapat

dilihat dari hasil pendataan yang dilakukan, yang menunjukkan bahwa ketiga

8
Situs Resmi Kota Cilegon, “Selayang Pandang” Artikel diakses pada 16 Mei 2011,
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=10&Itemid=41
44

sektor ini mampu menyerap tenaga kerja paling dominan di daerah ini.

Banyaknya penduduk usia 15 tahun ke atas yang terserap ke dalam dunia

industri ada sebanyak 23,01 persen, perdagangan 29,14 persen dan Jasa

16,71 persen.

Kondisi geografis Kota Cilegon yang bukan merupakan daerah potensi

pertanian, membuat Sektor pertanian hanya mampu menyerap sekitar 4,53

persen tenaga sedangkan Sektor Industri dapat menyerap tenaga kerja

sampai di atas 23 persen.9

Penurunan kontribusi Sektor pertanian setiap tahunnya disebabkan

banyak faktor. Yang paling berperan adalah alih guna fungsi lahan pertanian

menjadi lahan industri dan perumahan. Alih fungsi lahan tersebut merupakan

hal yang lumrah mengingat perekonomian Kota Cilegon yang didominasi

oleh sektor industri pengolahan yang membutuhkan sarana dan prasarana

pendukung untuk berproduksi. Selain hal tersebut di atas masih rendahnya

pengetahuan tentang budi daya pertanian dan teknologi yang dikuasai petani

sehingga nilai tambah sektor ini masih sangat rendah. Hal tersebut juga

menyebabkan investasi di sektor ini masih sangat kurang peminat untuk

dikembangkan. Selain hal teknis di atas sektor pertanian masih sangat

9
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Statistik Sosial kota Cilegon Tahun 2009 ,h. 66-67
45

tergantung dengan fenomena alam, sehingga sektor ini agak sedikit

terhambat perkembangannya. .10

d. Potensi Daerah Kota Cilegon

Komoditas unggulan daerah yang mendukung keberhasilan

pembangunan di Kota Cilegon meliputi tiga sektor penting yaitu sektor

primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Dari ketiga sektor tersebut

meliputi komoditas industri meliputi perdagangan dan jasa. Komoditas

pertanian dalam arti luas serta komoditas budaya dan sejarah.

1. Potensi Industri

Sebagai kota yang bercirikan kota industri, perdagangan dan jasa,

Kota Cilegon ditunjang oleh keberadaan industri berskala besar hingga

industri kecil/menengah, baik yang bergerak di bidang industri logam,

kimia, agro kimia dan industri aneka.

Kelompok industri baja umumnya merupakan industri-industri yang

memanfaatkan material baja kasar (crude steel) untuk diolah menjadi

produk atau barang jadi. Beberapa produk dari industri-industri ini

diantaranya adalah baja konstruksi, pipa baja, plat baja, perkakas rumah

10
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Statistik Sosial kota Cilegon Tahun 2009 ,h. 66-68
46

tanga, dan lain-lain. Kelompok industri ini sebagian besar berlokasi

terpusat di sekitar kawasan industri terpadu PT. Krakatau Steel (KIEC).

Kelompok industri non baja yang terdapat di Kota Cilegon

diantaranya adalah jenis industri kimia dan pengolahan bahan tambang.

Industri ini sebagian besar berkembang di sepanjang pantai Selat Sunda

dengan memanfaatkan jasa angkutan laut untuk mendistribusikan dan

memasarkan produknya.

Kelompok industri kecil merupakan jenis industri yang banyak

digeluti oleh masyarakat, yakni kelompok industri skala kecil yang

masih menggunakan teknologi sederhana. Pada umumnya kegiatan

industri ini lokasinya berbaur dengan permukiman masyarakat (home

industry). Beberapa jenis industri ini diantaranya adalah industri

genteng/batu bata, industri makanan/minuman, industri kapur, dan lain-

lain.

2. Potensi Kepelabuhanan

Konsentrasi industri tersebut didukung oleh pelabuhan-pelabuhan

khusus yang mendukung atau terkait dengan kegiatan industri tersebut,

serta pelabuhan-pelabuhan lainnya yaitu :


47

 Pelabuhan Penyeberangan Merak, yang merupakan bagian utama dari

sistem perhubungan/angkutan darat antara Pulau Jawa – Sumatera.

 Pelabuhan Laut di Cigading/Ciwandan, dibawah pengelolaan PT.

Pelindo II untuk angkutan general cargo/umum.

3. Potensi Pariwisata

Selain sebagai Kota Industri, jasa, perdagangan dan kepelabuhan,

Kota Cilegon juga memiliki kawasan pantai dengan pemandangan

indah. Kegiatan pariwisata di Kota Cilegon umumnya didominasi oleh

kegiatan wisata bahari yang banyak tersebar di sepanjang pesisir pantai.

Salah satu objek wisata yang telah dikelola secara baik dan didukung

oleh fasilitas yang memadai berupa hotel berbintang yakni pantai

Pulorida. Kawasan wisata ini cukup terkenal bahkan hingga ke

mancanegara, karenanya kunjungan wisatawan ke kawasan ini, baik

wisatawan domestik maupun mancanegara, cukup tinggi.11

11
Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Ekonomi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011,
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=36&Itemid=50
48

D. Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri dan Perkembangannya di Kota

Cilegon

a. Pembiayaan Murabahah BSM

Pembiayaan Murabahah ialah pembiayaan berdasarkan akad jual beli

antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan

menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin

keuntungan yang disepakati. dapat dipergunakan untuk keperluan usaha

(investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.

Tabel 3.2

Alokasi dana Pembiayaan Murabahah BSM Cilegon (dalam Jutaan


Rupiah)12

2009 2010 2011


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
19.039 17.781 16.971 34.861 36552 45044 45140 58014 56479 84044
Sumber : Laporan Tahunan 2010 PT. Bank Syariah Mandiri

Pengalokasian dana pada pembiayaan ini meningkat dari Rp. 88.562

Juta di Tahun 2009 menjadi Rp. 184.750 juta pada tahun 2010.

Perkembangan pertriwulan pada tiap tahunnyapun berfluktuatif yang tidak

mencolok. Dan dilihat dari pengalokasian dana 2 triwulan di Tahun 2011

menunjukkan angka bahwa pembiayaan ini akan meningkat lagi.

12
Wawancara Pribadi dengan Pak Jati Kurniawan, 14 September 2011
49

b. Pembiayaan Mudharabah BSM

Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan di mana seluruh

modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh Bank. Keuntungan

yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Tabel 3.3

Alokasi dana Pembiayaan Mudharabah BSM Cilegon (dalam Jutaan


Rupiah)13

2009 2010 2011


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
48.269 51.790 52.760 53.511 55.798 61.839 63.113 58.161 52.969 47.431
Sumber : Laporan Tahunan 2010 PT. Bank Syariah Mandiri

Pengalokasian dana pada pembiayaan ini meningkat dari Rp. 206.330

Juta di Tahun 2009 menjadi Rp. 238.911 Juta pada tahun 2010.

Perkembangan pengalokasian tiap triwulannya terus meningkat. Dan dilihat

dari pengalokasian dana 2 triwulan di Tahun 2011 menunjukkan angka

bahwa pembiayaan ini juga akan meningkat lagi.

c. Pembiayaan Musyarakah BSM

Pembiayaan Musyarakah ialah pembiayaan khusus untuk modal kerja,

di mana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan

keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

13
Wawancara Pribadi dengan Pak Jati Kurniawan, 14 September 2011
50

Tabel 3.4

Alokasi dana Pembiayaan Musyarakah BSM Cilegon (dalam Jutaan


Rupiah)14

2009 2010 2011


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
18.204 20.598 22.049 24.838 24.932 39.575 38.938 56.688 74.058 79.801
Sumber : Laporan Tahunan 2010 PT. Bank Syariah Mandiri

Pengalokasian dana pada pembiayaan ini meningkat dari Rp. 85.689

Juta di Tahun 2009 menjadi Rp. 160.133 Juta pada tahun 2010.

Perkembangan pertriwulan pada tiap tahunnyapun juga meningkat tiap

triwulannya. Dan dilihat dari pengalokasian dana 2 triwulan di Tahun 2011

menunjukkan angka bahwa pembiayaan ini akan terus meningkat

d. BSM Implan (Ijarah)

BSM Implan ialah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang

diberikan oleh Bank Kepada karyawan tetap Perusahaan/anggota Kopkar

yang pengajuannya dilakukan secara masal (kolektif).

Tabel 3.5

Alokasi dana Pembiayaan Ijarah BSM Cilegon (dalam Jutaan Rupiah)15

2009 2010 2011


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
7 91 1.030 3.539 3.485 4.868 4.983 4.784 4.443 4.309
Sumber : Laporan Tahunan 2010 PT. Bank Syariah Mandiri

14
Wawancara Pribadi dengan Pak Jati Kurniawan, 14 September 2011
15
Wawancara Pribadi dengan Pak Jati Kurniawan, 14 September 2011
51

Pengalokasian dana pada pembiayaan ini meningkat besar dari Rp.

4.667 Juta di Tahun 2009 menjadi Rp. 18.120 Juta pada tahun 2010.

Perkembangan pertriwulan pada tahun 2009 terlihat meningkat jauh tiap

triwulannya. Sedangkan pada tiap triwulan pada tahun 2010 terlihat

berfluktuatif. Dan dilihat dari pengalokasian dana 2 triwulan di Tahun 2011

diharapkan pembiayaan ini akan terus meningkat.

e. Pembiayaan Talangan Haji (Qardh)

Pembiayaan Talangan haji merupakan pinjaman dana talangan dari bank

kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh

kursi/seat haji dan pada saat pelunasan haji.

Tabel 3.6

Alokasi dana Pembiayaan Qardh BSM Cilegon (dalam Jutaan Rupiah)16

2009 2010 2011


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
4.050 2.480 2.675 2.935 4.896 5.593 6.211 8.024 11.436 14.846
Sumber: Laporan Tahunan 2010 PT. Bank Syariah Mandiri

Pengalokasian dana pada pembiayaan ini meningkat dari Rp. 13.745

Juta di Tahun 2009 menjadi Rp. 24.724 Juta pada tahun 2010.

Perkembangan pertriwulan pada tahun 2009 pernah sempat menurun dari

triwulan pertama menuju triwulan kedua, akan tetapi untuk triwulan

seterusnya, BSM berusaha meningkatnya. Sedangkan pada tahun 2010 tiap

16
Wawancara Pribadi dengan Pak Jati Kurniawan, 14 September 2011
52

triwulannya selalu meningkat. Dan dilihat dari pengalokasian dana 2

triwulan di Tahun 2011 menunjukkan angka bahwa pembiayaan ini akan

meningkat lagi.
BAB IV

BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KOTA CILEGON

A. Analisis terhadap Peran Bank Syariah Mandiri dalam Memberdayakan

Masyarakat Kota Cilegon

Keadaan geografis Kota Cilegon merupakan salah satu penyebab

bervariasinya pekerjaan masyarakat Cilegon pada setiap kecamatannya. Salah

satu contoh, Kecamatan Pulomerak yang secara geografis lebih dekat dengan

laut, membuat masyarakat di daerah ini berprofesi sebagai nelayan. Contoh lain

Kecamatan Cibeber yang masih banyak berprofesi sebagi petani, karena di

daerah Kecamatan Cibeber masih banyak persawahan. Sedangkan keadaan

geografis Kota Cilegon secara keseluruhan bukan daerah potensi pertanian,

karena lahan-lahan persawahan sudah tergantikan dengan lahan-lahan industri,

karena di Kota Cilegon terdapat perusahaan Baja besar yakni Krakatau Steel.

Keberadaan perusahaan ini membuat lapangan kerja yang besar bagi

masyarakat Cilegon, hal itu terbukti berdasarkan hasil survei angkatan kerja

nasional (Sakernas) 2010, Sektor industri menyerap tenaga kerja terbesar kedua

yaitu sebesar 23,76 persen.1

1
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Cilegon Dalam Angka, (Cilegon:Dinas Kependudukan
dan Teknil Sipil, 2011), h. 39

53
54

Keberagaman geografis Kota Cilegon memang menyebabkan beragam pula

profesi pekerjaan masyarakat kota Cilegon. Akan tetapi ada profesi yang tidak

tergantung pada keadaan geografis, Yaitu perdagangan. Hal tersebut juga terbukti

profesi pada sektor ini menyerap paling banyak tenaga kerjadi kota Cilegon,

sebesar 26,90 persen.2

Sektor perdagangan pasti akan selalu membutuhkan suntikan modal. Inilah

peran Bank Syariah selaku lembaga keuangan menjadi solusinya. Solusi dalam

masalah pengembangan ekonomi masyarakat yang menyangkut modal kerja

untuk merealisasikan atau bahkan perluasan usaha.

Tabel 4.1

Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Kota Cilegon
Tahun 20103
No Bulan Pembiayaan
1 Januari 252
2 Februari 286
3 Maret 305
4 April 322
5 Mei 344
6 Juni 377
7 Juli 392
8 Agustus 415
9 September 442
10 Oktober 463
11 November 497
12 Desember 552
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Januari – Desember 2010

2
Pusat Statistik Kota Cilegon, Cilegon Dalam Angka, h. 39
3
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Januari-Desember 2010, (Jakarta:
Dierektorat Bank Indonesia, 2010)
55

Hingga tahun 2010, Bank Syariah Mandiri telah menyalurkan pembiayaan

untuk semua segmen usaha sebesar Rp. 23, 97 tliriun, meningkat sebesar Rp.

7,91 Triliun atau tumbuh 49,21% dibanding total pembiayaan Rp. 16,06 Triliun

di Tahun 2009.

Tabel 4.2

Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode 2005-2010 (Dalam Miliyar Rupiah)4

2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan %


Pembiayaan 5.848 7.415 10.326 13.278 16.063 23.968 49,21
Sumber: Laporan Tahunan 2010 Bank Syariah Mandiri

Komposisi pembiayaan per segmen usaha selama tahun 2010 adalah Rp8,00

triliun untuk pembiayaan korporasi dengan porsi 33,38%. Porsi tersebut menurun

jika dibandingkan dengan porsi pembiayaan korporasi tahun 2009 sebesar

34,99%. Pembiayaan komersial di tahun 2010 sebesar Rp5,07 triliun dengan

porsi 21,17%, menurun dibandingkan porsi pembiayaan komersial tahun 2009

sebesar 31,10%. Pembiayaan usaha mikro dan kecil di tahun 2010 sebesar

Rp4,08 triliun dengan porsi 17,03%, meningkat dibandingkan porsi pembiayaan

usaha mikro dan kecil tahun 2009 sebesar13,36%. Pembiayaan konsumer di

tahun 2010 sebesar Rp6,81 triliun dengan porsi 28,42%, meningkat dibandingkan

porsi pembiayaan konsumer tahun 2009 sebesar 20,55%.

4
Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2010, h. 63
56

Tabel 4.3

Perbandingan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Per Segmen Usaha (Dalam


Miliyar Rupiah)5
Segmen 2009 2010 Pertumbuhan % Porsi Pembiayaan %
Korporasi 5.621 8.000 42,32 33,38
Komersial
4.996 5.073 1,54 21,17
(Menengah)
Usaha Mikro
2.146 4.082 90,21 17,03
dan Kecil
Konsumer 3.300 6.813 106,45 28,42
Jumlah 16.063 23.968 49,21 100,00
Sumber: Laporan Tahunan 2010 Bank Syariah Mandiri

Sementara itu pada Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon, pembiayaan per

akad sebesar Rp. 399.081 Juta. untuk jenis Pembiayaan Murabahah dengan porsi

29,48%, porsi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan porsi pembiayaan

murabahah Tahun 2009 sebesar 22,22%. Porsi Pembiayaan Mudharabah di

Tahun 2010 sebesar 38,14% ,menurun dibanding Tahun 2009 dengan porsi

51,70%. Porsi Pembiayaan Musyarakah di Tahun 2010 25,55% meningkat

dibanding porsi di Tahun 2009 dengan porsi 21,47%. Pembiayaan Ijarah pada

Tahun 2010 menurun dari Tahun 2009, yaitu menjadi 1,17% dari 2,89%.

Sedangkan porsi Pembiayaan Qard di Tahun 2010 3,94% meningkat dari porsi

tahun 2009 sebesar 3,44%.

5
Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2010, h. 63
57

Tabel 4.4

Perbandingan Pembiayaan per Akad Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon


(Dalam Jutaan Rupiah)6
Porsi Porsi
Jenis Pembiayaan 2009 Pembiayaan 2010 Pembiayaan
(%) (%)
Murabahah 88.652 22,22 184.750 29,48
Mudharabah 206.330 51,70 238.911 38,14
Musyarakah 85.689 21,47 160.133 25,55
Ijarah 4.667 1,17 18.120 2,89
Qardh 13.745 3,44 24.724 3,94
Jumlah 399.081 100,00 626.657 100,00
Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon

Realisasi Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada BSM ialah dengan

memberikan modal. Sayangnya pemberian modal kerja di BSM Cilegon belum

ada yang Mikro, atau dengan kata lain BSM Cilegon tidak memberikan

Pembiayaan Modal Kerja secara langsung ke Masyarakat kalangan ekonomi

lemah. BSM Cilegon hanya memberikan modal kerja kepada perusahaan atau

instansi minimal yang berbentuk CV. Akan tetapi BSM Cilegon tetap memberi

solusi bagi masyarakat ekonomi lemah ini dengan menjadi anggota salah satu

Koperasi yang bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri Cilegon.7

6
Wawancara Pribadi dengan Jati Kurniawan, Cilegon, 14 September 2011
7
Wawancara Pribadi dengan Jati Kurniawan, Cilegon, 14 September 2011
58

Tabel 4.5

Persentase instansi alokasi Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Cilegon


Tahun 20118

Instansi persentase
Koperasi 60
CV 25
Yayasan 10
LK lainnya 5
Sumber : Bank Syariah Mandiri Cilegon

Solusi lainnya apabila nasabah tidak mau melalui koperasi, maka BSM akan

menyarankan nasabah untuk datang ke Kantor Cabang Pembantu (KCP) BSM

Cikande. Karena KCP Cikande menyediakan produk pembiayaan mikro.9

Realisasi Pembiayaan Murabahah BSM Cilegon ialah dalam bentuk produk

pembiayaan konsumtif berupa pembelian Rumah dan Kendaraan. Realisasi

Pembiayaan Ijarah Bank Syariah Mandiri dalam bentuk produk BSM Implan.

BSM Cilegon mengadakan kerjasama dengan Koperasi-Koperasi Karyawan yang

tersebar di kota Cilegon Dalam pembiayaan ini, BSM telah bekerjasama dengan

34 Koperasi Karyawan yang tersebar di kota Cilegon dan Serang. 10 Realisasi

pembiayaan Qardh ialah Pembiayaan Talangan Haji.

Dilihat dari data di atas, Bank syaraiah Mandiri jenis Pembiayaan akad

Mudharabah dan Musyarakah yang merupakan Pembiayaan segmen korporasi

8
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Sulhan Fauzi, 18 Agustus 2011
9
Wawancara Pribadi dengan Selani Syarif, 20 Juli 2011; Widda Ulinuha, 22 Juli 2011; Jati
Kurniawan 14 September 2011
10
Wawancara Pribadi dengan Jati Kurniawan, Cilegon, 14 September 2011
59

sudah menyeimbangi Pembiayaan akad murabahah yang kebanyakan berupa

pembiayaan Konsumtif dan Komersial. Walaupun tidak sedikit, pembiayaan

konsumtif tersebut bertujuan menambah perlengkapan suatu instansi bisnis.

B. Sektor-sektor Ekonomi yang Berperan Dalam Memberdayakan Masyarakat

Kota Cilegon

Pembiayaan segmen korporasi BSM membantu nasabah dengan

menyalurkan pembiayaan untuk ekspansi bisnis maupun peningkatan modal

kerja pada sektor-sektor industri penting dengan pertumbuhan positif dan

menarik sesuai dengan risiko yang diterima.11 Dengan kata lain, BSM pada

pembiayaan inilah yang berperan besar dalam pemberdayaan masyarakat

Cilegon. Karena tenaga pekerja masyarakat Kota Cilegon terbesar ialah pada

sektor perdagangan yang merupakan ekspansi bisnis, dan juga sektor industri.

11
Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2010, h. 65
60

Tabel 4. 6

Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Kota Cilegon yang Bekerja menurut


Lapangan Usaha, 2009 dan 201012

Persentase (%)
No Lapangan Pekerjaan Utama
2009 2010
1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Pemburuan dan Perikanan 4,53 4,25
2 Pertambangan dan Penggalian 0,75 1,14
3 Industri 23,01 23,76
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,67 0,68
5 Konstruksi 7,56 9,32
6 Perdagangan, Rumah makan, dan Jasa Akomodasi 29,14 26,90
7 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 14,28 11,99
8 Lembaga Kauangan, Real Estate, Persewaan & Jasa Penuh 3,33 4,27
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 16,71 17,67
Jumlah 100,00 100,00
Sumber: Sakernas 2009, 2010; Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon

Di bawah ini akan dijelaskan keadaan ekonomi dari sudut pandang eksistensi

sektor perdagangan dan sektor industri masyarakat Kota Cilegon per Kecamatan.

1. Kecamatan Cibeber

Masyarakat Kecamatan Cibeber yang berprofesi sebagai pedagang

sebanyak 2210 orang. Angka yang menunjukkan bahwa pekerjaan dalam

bidang ini merupakan pekerjaan terbanyak kedua yang diprofesikan

kecamatan cibeber, setelah profesi petani yang berjumlah 3339 orang.

12
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Cilegon dalam Angka 2011, h. 52
61

Tabel 4.7

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Cibeber Tahun 200913

Pekerjaan
Transpo TNI
N Pet Kon Perda Jasa
Kelurahan Nela Indu rtasi/ /
o Petani ern struk ganga PNS Lainn
yan stri Komuni PO
ak si n ya
kasi LRI
1 Bulakan 2506 2 2 - - 15 - 13 - 949
2 Cikerai 200 5 - - - 29 - 3 - 455
3 Kalitimbang 73 15 - - - 75 142 54 3 1467
4 Karangasem - - - - - 742 - 49 21 511
5 Cibeber 98 76 - - - 193 - 135 - 3397
6 Kedaleman 462 - - - - 1156 - 63 - 1263
Jumlah 3339 98 2 - - 2210 142 317 24 8042
Sumber: Monografi Kelurahan

Tabel 4.8

Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Cibeber


Tahun 200914
Toko/ Warung kaki
No Kelurahan
Warung lima
1 Bulakan - 15
2 Cikerai 6 1
3 Kalitimbang 10 25
4 Karangasem 8 2
5 Cibeber 41 11
6 Kedaleman 54 10
Jumlah 119 64
Sumber: Monografi Kelurahan

Berdasarkan yang ditunjukkan tabel di atas, dari 2210 orang yang

bekerja sebagai pedagang, mereka tersebar dalam 119 warung dan 64

warung kaki lima.

13
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Cibeber dalam Angka, h. 17-18
14
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Cibeber dalam Angka 2010 ,h. 29
62

2. Kecamatan Jombang

Para pekerja masyarakat Kecamatan Jombang, dijelaskan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4. 9

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Jombang Tahun 200915

Pekerjaan
Ko Transp
N Nel TNI/ Jasa
Kelurahan Peter Indust nstr Perdag ortasi/
o Petani aya PNS POL Lain
nak ri uks angan Komu
n RI nya
i nikasi
Jombang
1 - 18 - 3443 - 427 189 624 - 136
Wetan
2 Masigit 281 22 - 1621 - 604 176 169 - 156
Panggung
3 249 27 - 783 - 329 284 157 3 206
Rawi
Gedong
4 483 18 - 284 - 105 58 103 21 79
Dalem
5 Sukmajaya 175 24 - 4872 - 2593 68 89 - 331
Jumlah 1188 109 - 11003 - 4053 775 1142 221 908
Sumber: Monografi Kelurahan

Perdagangan menjadi bidang pekerjaan terbanyak kedua di Kecamatan

ini, yaitu sebanyak 4053. Setelah bidang industri yaitu 11.003 orang. Para

pedagang ini tersebar pada 1706 warung dan 1062 warung kaki lima.

15
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Jombang dalam Angka, h. 19-20
63

Tabel 4.10

Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Jombang


Tahun 200916

Toko/ Warung kaki


No Kelurahan
Warung lima
1 Jombang Wetan 115 383
2 Masigit 78 77
3 Panggung Rawi 265 -
4 Gedong Dalem 50 -
5 Sukmajaya 1198 602
Jumlah 1706 1062
Sumber: Monografi Kelurahan

Sektor industri yang menjadi bidang pekerjaan terbanyak di Kecamatan

ini hanya terdapat industri berskala menengah, kecil, dan rumah tangga. Hal

tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.11

Jumlah Industri di Kecamatan Jombang Tahun 200917

N Besa Sedan Rumah


Kelurahan Kecil
o r g Tangga
1 Bulakan - 6 20 20
2 Cikerai - 6 13 13
3 Kalitimbang - 3 37 30
4 Karangasem - 3 158 158
5 Cibeber - 4 13 10
Jumlah - 22 241 231
Sumber: Monografi Kelurahan

16
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Jombang dalam Angka, h.38
17
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Jombang dalam Angka, h.41
64

3. Kecamatan Cilegon

Tenaga kerja Kecamatan Cilegon tersebar dalam bidang-bidang

pekerjaan yag akan dijelaskan pada tabel di bawah ini

Tabel 4.12

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Cilegon Tahun 200918

Pekerjaan
TN
N Pet Kon Perda Transp I/ Jasa
Kelurahan Nela Indu
o Petani ern stru ganga ortasi/ PNS PO Lain
yan stri
ak ksi n Komun LR nya
ikasi I
1 Bagendung 687 3 414 18 36 47 38 2 268
2 Ciwedus - 16 - 2 63 98 116 26 1 715
3 Bendungan 33 18 - 65 51 521 119 49 5 123
4 Ciwaduk - - - - 37 234 46 187 9 774
5 Ketileng 3 4 - 166 - 414 176 39 7 551
Jumlah 723 41 - 647 169 1336 504 339 24 2431
Sumber: Monografi Kelurahan

Pada kecamatan ini pekerjaan pada bidang perdagangan diprofesikan

terbanyak masyarakatnya, yakni 1336 orang. Disusul kemudian bidang

industri sebanyak 723 orang. Warung-warung atau toko-toko yang menjadi

lahan pekerjaan pedagang di Kecamatan Cilegon dijelaskan di bawah ini:

18
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Cilegon dalam Angka, h. 26-27
65

Tabel 4.13

Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Cilegon


Tahun 200919

Toko/ Warung kaki


No Kelurahan
Warung lima
1 Bagendung 44 3
2 Ciwedus 39 3
3 Bendungan 8 4
4 Ciwaduk 39 9
5 Ketileng 39 9
Jumlah 169 24
Sumber: Monografi Kelurahan

Sedangkan bentuk-bentuk industri yang ada pada Kecamatan ini:

Tabel 4.14

Jumlah Industri di Kecamatan Cilegon Tahun 200920

N Rumah
Kelurahan Besar Sedang Kecil
o Tangga
1 Bagendung - - - 177
2 Ciwedus - - 9 11
3 Bendungan - - 16 16
4 Ciwaduk - - 2 1
5 Ketileng - - 7 4
Jumlah - - 34 199
Sumber: Monografi Kelurahan

19
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Cilegon dalam Angka, h. 63
20
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Cilegon dalam Angka, h. 65
66

4. Kecamatan Gerogol

Ketenagakerjaan pada Kecamatan Grogol dijelaskan di bawah ini:

Tabel 4.15

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Grogol Tahun 200921

Pekerjaan
No Kelurahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1
Kotasari 308 2 3 398 188 344 29 49 7 18 8 134
2
Grogol 185 5 4 191 162 97 22 13 2 4 3 92
3
Rawa. A 85 4 27 1500 485 371 39 498 16 16 13 176
4
Gerem 920 6 276 789 658 492 136 281 11 72 37 542
Jumlah 1728 17 310 2878 1493 1304 226 841 36 110 61 944
Sumber: Monografi Kelurahan

Ket :
1 : Petani / Pekebun
2 : Peternak
3 : Nelayan
4 : Industri
5 : Konstruksi
6 : Perdagangan
7 : Transportasi / Komunikasi
8 : PNS
9 : TNI / POLRI
10 : Keuangan
11 : Pertambangan dan Galian
12 : Listrik, Gas, Air dan Jasa Lainnya

Kecamatan Grogol yang merupakan satu-satunya kecamatan yang

memiliki dua bidang pekerjaan tambahan yang diprofesikan masyarakatnya

yaitu bidang keuangan dan galian, pertambangan ini juga merupakan

21
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Grogol dalam Angka, h. 18-19
67

kecamatan yang masyarakatnya kebanyakan berprofesi di bidang industri,

yaitu sebanyak 2878 orang. Industri-industri di kecamatan ini berupa:

Tabel 4.16

Jumlah Industri di Kecamatan Grogol Tahun 200922

N Sedan Rumah
Kelurahan Besar Kecil
o g Tangga
1 Kotasari 8 3 17 14
2 Grogol - 4 7 9
3 Rawa. A 8 3 11 9
4 Gerem 30 3 19 7
Jumlah 46 13 54 39
Sumber: Monografi Kelurahan

22
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Grogol dalam Angka, h. 57
68

Pada Kecamatan ini juga terdapat beberapa kegiatan usaha kerajinan,

seperti yang dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.17

Jumlah Kegiatan Usaha Kerajinan di Kecamatan Grogol Tahun 2009


(Unit)23

Jenis Kegiatan Usaha / Kelurahan


No
Perdagangan Kotasari Grogol Rawa Arum Gerem
1 Kerajinan kulit - - - -
2 Kerajinan Kayu 18 23 53 51
3 Kerajinan Logam - - - -
4 Anyaman - - 1 2
5 Gerabah Keramik - - - -
6 Kerajinan Kain 23 14 1 1
7 Industri Makanan Rumah Tangga 5 3 18 24
8 Supermarket / Swalayan 1 1 1 3
9 Restoran / Rmh Makan 1 - 1 3
10 Warung / Kedai Makanan 14 2 32 38
11 Bengkel Kendaraan Bermotor 5 1 9 11
12 Bengkel Alat-alat Elektronik 3 2 4 5
13 Fotokopi 1 - 3 2
14 Barber Shop 3 1 4 3
15 Sarana Kecantikan 2 1 2 3
16 Bengkel Las 3 1 3 3
17 Persewaan Alat-alat Pesta 3 1 3 4
18 Hulerr 3 1 2 3
Sumber: Monografi Kelurahan / Pendataan Kelurahan

Bidang perdagangan di Kecamatan ini hanya pekerjaan yang terbanyak

keempat, yaitu sebanyak 1304 orang, masih kalah banyak dibanding

pekerjaan pada bidang pertanian dan konstruksi. Pedagang-pedagang ini

tersebar dalam 531 warung/toko seperti yang dijelaskan di bawah ini:

23
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Grogol dalam Angka, h. 59-60
69

Tabel 4.18

Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Grogol Tahun
200924

No Kelurahan Toko/ Warung


1 Kotasari 50
2 Grogol 36
3 Rawa. A 224
4 Gerem 221
Jumlah 531
Sumber: Monografi Kelurahan

5. Kecamatan Purwakarta

Karakteristik masyarakat Kecamatan Purwakarta dapat dilihat dari sudut

pandang tenaga kerja pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.19

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Purwakarta Tahun


200925

Pekerjaan
Transpo TN
N Pet Ne Kon Perda Jasa
Kelurahan Indu rtasi/ I/
o Petani ern lay struk ganga PNS Lainn
stri Komuni PO
ak an si n ya
kasi LRI
1 Ramanuju - - - 598 - 347 - 98 17 19
2 Kebondalem 85 - - 4 45 156 157 285 640 47
3 Purwakarta 96 17 7 172 99 178 15 115 3 517
4 Tegalbunder 90 - 1 - - 83 13 65 - 61
5 Pabean 171 - - 180 - 51 50 69 1 180
6 Kotabumi 19 3 4 1 - 151 48 240 13 42
Jumlah 461 20 12 955 144 966 283 841 675 866
Sumber: Monografi Kelurahan

24
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Grogol dalam Angka, h. 61
25
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Purwakarta dalam Angka, h. 16-17
70

Pada Kecamatan Purwakarta, perdagangan juga menjadi pekerjaan

terbanyak yang digeluti masyarakat ini, yaitu sebanyak 966 orang.

Kemudian bidang indusri menyusul sebanyak 955 orang. Para pedagang ini

bekerja pada warung-warung maupun warung kaki lima yang tersebar per

kelurahannya di Kecamatan Purwakarta, seperti yang dijelaskan pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.20

Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Purwakarta


Tahun 200926

Toko/ Warung kaki


No Kelurahan
Warung lima
1 Ramanuju 246 240
2 Kebondalem 156 14
3 Purwakarta 40 -
4 Tegalbunder 30 -
5 Pabean 45 -
6 Kotabumi 53 100
Jumlah 570 354
Sumber: Monografi Kelurahan

26
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Purwakarta dalam Angka, h. 36
71

Pekerjaan pada bidang industri yang jumlahnya tidak jauh dari

perdagangan pada Kecamatan ini bermacam-macam:

Tabel 4.21

Jumlah Industri di Kecamatan Purwakarta Tahun 200927

N Rumah
Kelurahan Besar Sedang Kecil
o Tangga
1 Ramanuju 3 - - -
2 Kebondalem - - 3 -
3 Purwakarta - - - -
4 Tegalbunder - - 2 -
5 Pabean - - - -
6 Kotabumi - - 1 1
Jumlah 3 - 6 1
Sumber: Monografi Kelurahan

6. Kecamatan Pulomerak

Kecamatan Pulomerak yang di dalamnya terdapat pelabuhan

penghubung pulau jawa dengan sumatera ini, memiliki masyarakat yang

kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yaitu sebanyak 2739

orang.

27
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Purwakarta dalam Angka, h. 39
72

Tabel 4.22

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Pulomerak Tahun


200928

Pekerjaan

N Ind Kons Perd TNI/


Kelurahan Peter Nela Transpo Jasa
o Petani ustr truks agan PNS POL
nak yan rtasi/ Lainnya
i i gan RI
Komuni
kasi
1 Mekarsari 756 105 300 80 314 588 76 206 57 4478
2 Tamansari 170 - 35 3 135 1419 320 459 23 1426
3 Lebakgede 130 - 173 - 128 548 558 256 48 1377
4 Suralaya 202 17 56 8 3 184 38 59 - 1550
Jumlah 1258 122 564 91 580 2739 992 980 128 8831
Sumber: Monografi Kelurahan

Lahan pedagang melakukan pekerjaannya di warung-warung/ toko-toko

yang tersebar di setiap kelurahannya, diejelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.23

Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Pulomerak


Tahun 200929

Toko/ Warung kaki Warung


No Kelurahan
Warung lima Makan
1 Mekarsari 178 - 78
2 Tamansari 20 - 18
3 Lebakgede 65 15 25
4 Suralaya 2 - 53
Jumlah 265 15 174
Sumber: Monografi Kelurahan

28
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Pulomerak dalam Angka, h. 21-22
29
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Pulomerak dalam Angka, h. 39
73

7. Kecamatan Citangkil

Ketenagakerjaan masyarakat Kecamatan Citangkil dijelaskan di bawah

ini:

Tabel 4.24

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Citangkil Tahun 200930

Pekerjaan

N TNI
Kelurahan Nel Kons Transp Jasa
o Peter Indus Perdag /
Petani aya truks ortasi/ PNS Lainn
nak tri angan PO
n i Komu ya
LRI
nikasi
1 Deringo 1800 - - 395 186 153 - 23 2 -
2 Lebak Denok 2841 166 - 786 322 152 - 65 2 -
3 Taman Baru 300 37 - 495 200 187 - 98 1 -
4 Citangkil 31 - - 128 63 608 2730 301 21 -
5 Kebonsari 644 30 - 2205 39 2322 35 187 4 12
6 Warnasari 28 2 2 871 45 328 - 181 55 32
7 Samangraya 252 - 10 217 15 108 - 79 2 -
Jumlah 5896 235 12 5097 870 3858 2765 934 87 8042
Sumber: Monografi Kelurahan

Kecamatan yang meiliki 11,2% lahan persawahan di Kota Cilegon,

cukup bagi masyarakat di kecamatan ini untuk menyerap tenaga kerja paling

banyak, yaitu 5896 orang. Diikuti pekerjaan pada sektor industri sebanyak

5097 orang. Industri di kecamatan inipun memiliki 4 kategori:

30
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Citangkil dalam Angka, h. 28-29
74

Tabel 4.25

Jumlah Industri di Kecamatan Citangkil Tahun 200931

N Rumah
Kelurahan Besar Sedang Kecil
o Tangga
1 Deringo - 1 1 5
2 Lebak Denok - 1 2 10
3 Taman Baru - - - -
4 Citangkil - - 9 9
5 Kebonsari 1 3 7 15
6 Warnasari 43 5 21 7
7 Samangraya - - - -
Jumlah 44 10 40 46
Sumber: Monografi Kelurahan

Perdagangan pada kecamatan ini pekerjaan yang diminati terbanyak

ketiga, yaitu sebnayak 3858 orang. Yang tersebar dalam 1245 warung/toko

dan 382 warung kaki lima.

Tabel 4.26
Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Citangkil
Tahun 200932

Toko/ Warung kaki


No Kelurahan
Warung lima
1 Deringo 87 2
2 Lebak Denok 57 2
3 Taman Baru - -
4 Citangkil 613 361
5 Kebonsari 338 -
6 Warnasari 150 17
7 Samangraya - -
Jumlah 1245 382
Sumber: Monografi Kelurahan

31
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Citangkil dalam Angka, h.74
32
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Citangkil dalam Angka, h. 72
75

8. Kecamatan Ciwandan

Penyebaran bidang pekerjaan masyarakat Ciwandan dijelaskan pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.27

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Ciwandan Tahun 200933

Pekerjaan

N TNI
Kelurahan Nel Kons Transp Jasa
o Petan Peter Industr Perdag /
aya truks ortasi/ PNS Lainn
i nak i angan PO
n i Komu ya
LRI
nikasi
1 Gunungsugih 176 17 8 2015 13 350 60 48 1 1525
2 Kepuh 385 45 24 308 21 375 65 26 - 50
3 Randakari 25 5 5 275 12 300 72 28 - 15
4 Tegalratu 52 7 8 20 13 401 198 147 5 114
5 Banjarnegara 67 32 7 239 12 138 69 46 - 587
6 Kubangsari 67 5 7 790 10 548 75 29 1 74
Jumlah 772 111 53 3647 81 2112 539 324 7 2365
Sumber: Monografi Kelurahan

Industri dan perdagangan juga merupakan pekerjaan terbanyak yang

diprofesikan masyarakat Kecamatan ini, yaitu masing-masing dengan jumlah

3647 orang, dan 2112 orang. Jenis-jenis industri di Kecamatan inipun

bermacam-macam, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

33
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Ciwandan dalam Angka, h. 17-18
76

Tabel 4.28

Jumlah Industri di Kecamatan Ciwandan Tahun 200934

Rumah
No Kelurahan Besar Sedang Kecil
Tangga
1 Gunungsugih 9 3 3 2
2 Kepuh 9 3 4 4
3 Randakari 2 2 3 3
4 Tegalratu 8 3 5 5
5 Banjarnegara - - - 648
6 Kubangsari - - 2 3
Jumlah 3 - 6 1
Sumber: Monografi Kelurahan

Pedagang-pedagang ini belum tentu semua merupakan pedagang kategori

besar yang mudah mendapatkan suntikan modal dari bank. Mestilah ada juga

pedagang kecil yang relatif susah mendapatkan suntikan modal.

Begitu juga terjadi pada industri. Perusahaan industri di Cilegon tidaklah

hanya yang bekategori besar saja, meskipun di Cilegon terdapat pabrik baja

besar. Tetapi industri kecil yang relatif susah mendapatkan suntikan modal dari

bank juga ada.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa, rata-rata bidang pekerjaan

yang banyak diprofesikan masyarakat Cilegon ialah pekerjaan pada sektor

perdagangan dan industri. Karena banyaknya masyarakat Cilegon yang bekerja

pada dua bidang ini, maka alangkah lebih baiknya, pekerjaan pada bidang lebih

ditingkatkan. Ditingkatkan dapat melalui penambahan atau perluasan

perusahaan-perusahan industri ataupun toko-toko/warung-warung.


34
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Kecamatan Ciwandan dalam Angka, h. 46
77

Peningkatan dan perluasan ini memerlukan tambahan modal. Maka

seharusnya bank syariah khususnya Bank Syariah Mandiri mengoptimalkan dana

pembiayaannya pada sektor perdagangan dan industri.

Dengan pengoptimalan pada sektor ini, maka akan menyerap lebih banyak

tenaga kerja dari masyarkat Cilegon. Kemudian, dengan banyaknya masyarakat

yang bekerja, maka diharapkan masyarakat-masyarakat Cilegon dapat berdaya.

C. Faktor-faktor yang memengaruhi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat yang merupakan upaya meningkatkan potensi

masyarakat khususnya masyarakat yang tidak berdaya ke arah yang lebih baik

dengan strategi-strategi pemberdayaan yang benar. Salah satu strateginya ialah

dengan memberikan peluang besar bagi pembiayaan pada sektor-sektor yang

biasa digeluti orang kalangan lemah. Yakni pertanian dan perdagangan.

1. Sektor Pertanian

Pada Tahun 2009 Sektor pertanian merupakan sektor yang kecil

konstribusinya dalam nilai tambah bruto di Kota Cilegon, yaitu hanya

2,22%.35 Bahkan penurunan ini terjadi setiap tahunnya.

Keadaan geografis Kota Cilegon yang bukan daerah potensi pertanian

menjadi penyebab terus menurunnya kontribusi sektor ini dalam nilai

35
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Cilegon Tahun 2009, h. 60
78

tambah bruto. Lahan-lahan pertanian di kota cilegon sudah banyak beralih

fungsi menjadi lahan industri dan perumahan.

Kecilnya kontribusi sektor ini dalam PDRB, menyebabkan kecil pula

sorotan para investor untuk berinvestasi pada sektor ini di Kota Cilegon.

Inilah sebabnya Bank Syariah Mandiri tidak memberikan pembiayaan pada

sektor ini36. Alasan lain mengapa Bank Syariah Mandiri cabang Cilegon

tidak memberikan pembiayaan pada sektor ini ialah karena sektor ini

merupakan sektor yang berisiko tinggi, yaitu tidak dapat ditebaknya hasil

panen karena ditentukan alam.

2. Sektor perdagangan

Sektor perdagangan kota cilegon merupakan sektor yang tiap tahunnya

selalu mengalami kenaikan nilai tambah pada PDRB, hal tersebut

disebabkan karena tingginya tingkat konsumsi masyarakat cilegon.37 Oleh

karena itu bank syariah mandiripun banyak dari dana pembiayaannya

dialokasikan pada sektor perdagangan.

Alasan lain mengapa BSM banyak menyalurkan dana pembiayaan pada

sektor perdagangan ialah karena sektor ini merupakan sektor ekonomi yang

dapat dikerjakan seluruh kalangan masyarakat, baik masyarakat miskin

maupun kaya. Karena dapat diprofesikan dari berbagai kalangan, maka

36
Wawancara pribadi dengan Muhammad Sulhan Fauzi, Cilegon, 18 Agustus 2011
37
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Poduk Domestik Bruto (PDRB) Kota Cilegon
2009, h. 65
79

hasilnyapun perdagangan ada yang kecil, menengah, dan besar. Begitu juga

di Cilegon.

Bank Syariah Mandiri menyalurkan dana pembiayaan baru pada

pengajuan pembiayaan di atas Rp. 50 Juta. Itu berarti BSM Cilegon belum

memberikan pembiayaan mikro38 untuk pedagang kecil dan mikro. Hal

tersebut karena BSM Cilegon masih belum mau mengambil risiko tersebut39,

pembiayaan yang diberikan BSM Cilegon hanya pembiayaan yang jelas

alasan pengajuan pembiayaannya, sedangkan pada pembiayaan mikro yang

biasanya di bawah Rp. 50 Juta tidak perlu dijelaskan kepada Bank apa

tujuannya.40 Sehingga BSM Cilegon masih belum membuka pembiayaan

mikro, akan tetapi pembukaan produk mikro akan menjadi target BSM

Cilegon di Tahun 2012.41

38
Wawancara Pribadi dengan Selani Syarif, 20 Juli 2011; Widda Ulinuha, 22 Juli 2011;
Muhammad Sulhan Fauzi 18 Agustus 2011, Jati Kurniawan 14 September 2011
39
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Sulhan Fauzi, Cilegon, 18 Agustus 2011
40
Wawancara Pribadi dengan Widda Ulinuha, Cilegon, 22 juli 2011
41
Wawancara Pribadi denganJati Kurniawan, Cilegon, 14 September 2011
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian melalui data-data dan hasil wawancara

dengan pegawai Bank Syariah Mandiri, maka dapat dismpulkan bahwa:

1. Peran Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat Cilegon

dilihat dari alokasi penyaluran dana pembiayaan ialah dengan banyaknya

penyaluran pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah yang kebanyakan

pembiayaan ini merupakan bertujuan memperluas ataupun memperbanyak

perusahaan atau instansi ekonomi yang berupa perdagangan dan industri.

Meskipun pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang lebih

benkontribusi langsung dalam pengembangan sektor perdangan maupun

industri, Jenis pembiayaan konsumtif juga memberikan kontribusinya.

Yaitu berupa BSM Implan, Pembiayaan Koperasi Pada Anggota (PKPA),

yang memberikan peluang bagi Masyarakat kalangan masyarakat ekonomi

kecil yang Unbankable mengembangkan usahanya.

2. Sektor-sektor ekonomi yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat

Kota Cilegon ialah Sektor Perdagangan dan Sektor Industri. Kota Cilegon

yang bermisi pembangunan menjadi kota industri, perdagangan dan jasa ini

terbukti dari banyaknya tenaga kerja yang terserap dari sektor industri dan

perdagangan. Selain itu, sektor perdagangan dan industri merupakan dua

80
81

sektor terbesar kontribusinya dalam penambahan PDRB kota Cilegon,

dengan demikian kinerja perekonomian Cilegonpun bertambah apabila

sektor perdagangan dan industri menjadi fokus pengembangan baik bagi

Bank Syariah sebagai investor, serta pemerintah daerah untuk

mengembangkan daerahnya.

B. Saran

Pada kesempatan terakhir ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran

berkenaan dengan pembahasan yang telah dijelaskan di atas:

1. Perlunya Bank Syariah Mandiri cabang Cilegon lebih memberikan

permodalan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Yakni

dengan menyediakan produk pembiayaan mikro secara langsung, agar

nasabah yang sangat membutuhkan ini lebih mudah mendapatkan

pembiayaan, tanpa repot-repot ditransfer ke KCP atau koperasi.

2. Perlunya Bank Syariah Mandiri mengembangkan produk Pembiayaan

Produktif, karena pembiayaan produktif lebih sangat terasa efeknya dalam

memberdayakan semua kalangan masyarakat.

3. Perlunya Bank Syariah Mandiri mengembangkan perannya pada sektor-

sektor yang paling berpotensi di Kota Cilegon, agar sektor-sektor tersebut

dapat berkembang. Sehingga nantinya dengan berkembangnya sektor

potensi ini diharapkan dapat mengembangkan perekonomian masyarakat

Cilegon.
DAFTAR PUSTAKA

Alvi Shidqi “Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Di Bukittinggi” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)

Antonio Muhammad syafi’I, Bank Syariah-dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema


Insani Press, 2007

Antonio M. Syafi’i, dkk, Bank Syariah –Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang,


dan ancaman, Yogyakarta : Ekonisia, 2006

Cholitim, Erna erawati dan Juni Tamrin (ed), Pemberdayaan dan Refleksi Finansial
Usaha Kecil di Indonesia, Bandung, Yayasan Akita, 1997

Ghalib, Rusli. Ekonomi Regional. Pustaka Ramadhan, 2005

Hasan, Muhammad Tholhah. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta :
Lantarabora Press 2005

Jabbar, Habiullah (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,


Jakarta: Balntika, 2004. Cet ke 1

Michael Sheraden. Aset untuk Orang miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan
Kemiskinan, Jakarta: Raja Grafindo, 2006

Mubyarto, Membangun Sistim Ekonomi, Cet.I, Yogyakarta: BPFE, 2000

New Life Options: Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Miikro, Kecil, dan Menengah.
Rahardjo, M. Dawam. Intelektual Intelegensia dan perilaku Politik Bangsa,
Bandung, Mizan, 1993. Cet ke-1

Resnawati “Analisis Potensi Ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon


Periode 2004-2008” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010)

Shihab, Quraish. Membumikan Al-quran, Bandung: Mizan, 1994 Cet ke-66

87
88

Soedarsono dkk,Pendidikan akhlak dan ilmu jiwa jawa, Jakarta, Proyek penelitian
dan pengkajian kebudayaan nnusantara (Javanologi) Direktorat Jendral
Kebudayaan Departemen pendidikan dan Kebudayaan, 1985

Suhandana, Anggan. Pendidikan Nasional Sebagai Instrumen Pengembangan


Sumber Daya Manusiadikutip dari Himpunan Makalah seminar Nasioonal
SDM yang diselenggarakan oleh ICMI, Bandung: Mizan,1997 ,cet ke-3

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika


Aditama, 2005

Suharto, Edi. Metodologi Pengembangan masyarakat-Jurnal Comdev, Jakarta:


BEMJ-PMI, 2004, vol

Suharto, Edi. Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dalam Perspektif Pekerjaan


sosial, dalam Buku Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat- Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan
Sosial, Bandung : Refika Aditama 2005

Sulistiyani, Ambar teguh. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan, Yogyakarta,


Gava Media, 2004

Sumadiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman


Sosial, Jakarta,Gramedia Pustaka Utama, 1999, Cet.1

Sustrisno, Bambang. dkk, (ed). Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan


ekonomi kerakyatan dalam akses peran serta masyarakat, lebih jauh
memahami community Development, Jakarta: ICSD, 2003

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2007

Zainun, Buchori. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gunung Agung, 1993,
Cet ke-2
89

Hasil Wawancara

Wawancara Pribadi dengan Selani Syarif selaku Pelaksana Marketting support.


Cilegon. 20 Juli 2011

Wawancara Pribadi dengan Widda Ulinuha selaku Customer Service. Cilegon. 22 Juli
2011

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Sulhan Fauzi selaku Kepala Cabang.


Cilegon. 18 Agustus 2011

Wawancara Pribadi dengan Priatno Yusuf selaku Pelaksana SDI, Cilegon, 12


September 2011.

Wawancara Pribadi dengan Jati Kurniawan selaku Pelaksana bagian Admin .


Cilegon. 14 September 2011

Literatur Internet

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Cilegon Dalam Angka Tahun 201
1
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Statistik Sosial kota Cilegon Tahun 2009

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Cibeber dalam Angka Tahun
2010

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Jombang dalam Angka Tahun
2010

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Cilegon dalam Angka Tahun
2010

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Grogol dalam Angka Tahun
2010

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Purwakarta dalam Angka
Tahun 2010

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Pulomerak dalam Angka
Tahun 2010
90

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Citangkil dalam Angka
Tahun 2010

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Kecamatan Ciwandan dalam Angka
Tahun 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Januari 2010, Jakarta: Dierektorat
Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Februari 2010, Jakarta:


Dierektorat Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Maret 2010, Jakarta: Dierektorat
Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi April 2010, Jakarta: Dierektorat
Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Mei 2010, Jakarta: Dierektorat
Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Juni 2010, Jakarta: Dierektorat
Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Juli 2010, Jakarta: Dierektorat
Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Agustus 2010, Jakarta: Dierektorat
Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi September 2010, Jakarta:


Dierektorat Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Oktober 2010, Jakarta:


Dierektorat Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi November 2010, Jakarta:


Dierektorat Bank Indonesia, 2010

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Edisi Desember 2010, Jakarta:


Dierektorat Bank Indonesia, 2010
91

Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2010

Wulandari, Permata, “Komparasi Risiko Bank Syariah Versus Bank Konvensional”


Artikel diakses pada 13 Maret 2011 dari
http://vibizmanagement.com/journal/index/category/risk_management/14/

Journalism, “sistem perekonomian dan pendidikan kota cilegon” Artikel diakses pada
16 April 2011 dari http://fivejournalism.wordpress.com/2010/12/06/sistem-
perekonomian-dan-pendidikan-kota-cilegon/

Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-
perusahaan/sejarah

Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Visi & Misi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011
dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visi-dan-misi/

Situs Resmi Kota Cilegon, “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4
1&Itemid=34

Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Geografis” Artikel diakses pada 16 Mei 2011,
dari
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4
5&Itemid=2

Situs Resmi Kota Cilegon, “Selayang Pandang” Artikel diakses pada 16 Mei 2011,
dari
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
0&Itemid=41

Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Ekonomi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011,
dari
http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3
6&Itemid=50

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18478/5/Chapter%20I.pdf akses
tanggal 13 Maret 2011
Lampiran I

Wawancara yang telah saya lakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon, ialah dengan:

1. Muhammad Sulhan Fauzi, selaku Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon,
pada tanggal 18 Agustus 2011
2. Selani Syarif, selaku Pelaksana Marketing Support Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon,
pada tanggal 20 Juli 2011
3. Priatna Yusuf, selaku pelaksana SDI Bank Syariah Manidir Cabang Cilegon, pada tanggal
12 September 2011
4. Jati Kurniawan, selaku Pelaksana bagian Administrasi Bank Syariah Mandiri Cabang
Cilegon, pada tanggal 14 September 2011
5. Widda Ulinuha, selaku Costumer Service Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon, pada
tanggal 22 Juli 2011.

Hasil wawancara

1. Sektor-sektor apa saja yang menjadi Alokasi Penyaluran dana Pembiayaan di Bank Syariah
Mandiri. Bagaimana perkembangannya?
a. Bu Selani Syarif
Bank Syariah Mandiri mengalokasikan dana pembiayaan pada pembiayaan Produktif,
Konsumtif, dan Mikro. Yang termasuk pembiayaan produktif ialah Modal kerja dan
Investasi. Modal kerja disalurkan BSM Cilegon hanya pada pembiayaan di atas Rp. 50
Juta.
Pembiayaan Konsumtif BSM berupa Pembiayaan kepemilikan Rumah dan kendaraan,
Pendidikan, BSM Implan, Pembiayaan Koperasi Pada Anggota (PKPA), Linkage.
Pada Tahun 2011 pembiayaan lebih banyak disalurkan pada pembiayaan komersil, yakni
bekerjasama dengan Multifinance yang ada di Sekitar Cilegon. Pembiayaan Mikro di
Cilegon masih belum ada aplikasinya. Adapun ada bentuk kerjasama dengan pemerintah
dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak terlalu dipentingkan, pembiayaan ini hanya
diproses apabila ada yang mengajukan. Atau, kalaupun tetap ada nasabah yang ingin
mengajukan pembiayaan ini, maka akan kami sarankan ke Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Cikande yang ada di Kabupaten Serang, dan juga bisa kami sarankan mengajukan
pembiayaan tersebut ke Koperasi-koperasi yang bekerjasama dengan kami.
b. Bu Widda Ulinuha
Nasabah pembiayaan produktif modal kerja dapat berupa perorangan, maupun
perusahaan, yang pengajuan pembiayaannya di atas Rp. 50 Juta. Sedangkan pembiayaan
produktif investasi kebanyakan yang berbentuk deposito.
Pembiayaan konsumtif hanya akan diberikan kepada seorang pegawai yang sedang
bekerja di suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Dengan begitu, para nasabah
ini akan dipindahgajikan, dan pembayaran akan diambil tiap bulannya dari gajinya
secara otomatis. Kalau nasabah yang berwiraswasta akan lebih suasah mendapatkan
pembiayaan, karena nasabah wiraswasta ini lebih susah diamati keuangannya
Untuk kepemilikan rumah atau kendaraan biasanya nasabah yang merupakan pegawai
dari perusahaan swasta, karena untuk pembayarannya harus pindah gaji. Sedangkan
pegawai negeri yang biasanya dapat gaji akan ditransfer ke rekening Bank Jabar, atau
gaji fisik. Untuk pindah gaji dari Bank Jabar lebih sulit, oleh Karena itu pegawai negeri
yang ingin mengajukan pembiayaan biasanya dengan produk BSM Implan. BSM baru
mengadakan Linkage dengan Baitul Muawwanah
Pembiayaan Mikro, belum ada di BSM Cilegon. pembiayaan mikro merupakan
pembiayaan dibawah Rp. 50 Juta. Pembiayaan dibawah Rp. 50 Juta ini biasanya tidak
akan ditanyakan tujuan dari pengajuan pembiayaan ini. Sedangkan BSM Cilegon hanya
melayani dan memberikan pembiayaan yang dijelaskan di awal pada Bank apa tujuan
dari pengajuan pembiayaan tersebut.
c. Pak Jati Kurniawan
Jenis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah merupakan Pembiayaan modal kerja.
Perkembangan dari pembiayaan ini dapat dilihat di sini (Lampiran II) bahwa
pembiayaan ini sudah banyak, dan setiap tahunnya meningkat.
Jenis pembiayaan Murabahah merupakan pembiayaan konsumtif. Pembiayaan ini juga
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
Pembiayaan dengan akad Iajarah biasanya aplikasinya berupa BSM Implan. BSM
Implan ini juga meningkat tiap tahunnya.
Sedangkan pembiayaan dengan akad Qardh aplikasinya berupa pembiayaan Talangan
Haji.
BSM Cilegon kini bekerjasama dengan 34 Koperasi Karyawan (Kopkar)

2. Kenapa Pembiayaan Mikro masih belum tersedia di Bank Syariah Mandiri Cilegon?
a. Pak Muhammad Sulhan Fauzi
Karena memang kami belum membuka pembiayaan mikro pada cabang cilegon ini.
Kami baru membuka pembiayaan mikro pada KCP Cikande
b. Bu Selani Syarif
Alasan kami belum membuka pembiayaan mikro, adalah memang fokus pengembangan
pembiayaan BSM Cilegon masih pada pembiayaan komersil, dan konsumtif.

3. Bagaimana kalau ada nasabah yang ingin mengajukan Pembiayaan Mikro di BSM Cilegon
ini?
a. Bu Selani Syarif
Kami akan menyarankan kepada nasabah tersebut mengajukan pembiayaan mikro ke
KCP Cikande yang berada di Cikande Kabupaten Serang.
b. Bu Widda Ulinuha dan Pak Jati Kurniawan
Kami akan menyarankan nasabah tersebut mengajukan pembiayaan ke koperasi-koperasi
yang menjadi relasi kerjasama kami. Atau kalau memang nasabah tersebut tetap ingin
mendapatkan pembiayaan langsung dari BSM, maka kami akan menyarankan mereka ke
KCP Cikande.

4. Bagaimana dengan pengalokasiaan dana Pembiayaan pada sektor pertanian?


a. Bu Selani Syarif dan Pak Sulhan Fauzi
BSM Cilegon belum memberikan pembiayaan pada sektor pertanian, karena sektor
tersebut beresiko tinggi. Sehingga, BSM Cilegon masih belum mau mengambil risiko
tersebut

5. Bagaimana dengan Target-target Pembiayaan yang telah tercapai Tahun 2010?


a. Bu Selani syarif
Pada tahun 2010 kemarin, target pembiayaan yang diberikan kantor pusat sudah tercapai
100%. Sedangkan target 2011, sampai bulan Juni, sudah tercapai 100%, akan tetapi
target hingga desember, masih kurang 50% lagi.

6. Target-target apa saja yang diharapkan akan dicapai di Tahun depan?


a. Pak Muhammad Sulhan Fauzi
Target kedepan ialah, mengimbangkan penyaluran pembiayaan terbanyak. Yang hingga
saat ini, pembiayaan komersil dan konsumtif masih paling banyak menjadi imbang
dengan pembiayaan lainnya.
b. Pak Jati Kurniawan?
Pembiayaan Mikro akan diadakan atau dibuka di Cabang Cilegon. Dengan harapan
Masyarakat mikro Cilegon lebih mudah mendapatkan pembiayaan ini langsung dari
BSM Cabang Cilegon, tanpa harus jauh-jauh ke KCP Cikande atau koperasi-koperasi.

7. Peran Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat?


a. Pak Muhammad Sulhan Fauzi
Pemberdayaan yang sudah diberikan BSM Cilegon ialah sudah banyaknya kegiatan CSR
(Corporate Social Responsibility) dari BSM Cilegon, yaitu berupa Zakat Infaq
Shodaqoh, Sunnatan Massal, santunan Panti Asuhan, dll.
Sedangkan dari sisi pembiayaan, BSM melakukan melalui Pembiayaan Produktif.
b. Pak Priatna Yusuf
Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Syariah Mandiri ialah:
1. Bekerjasama dengan Serikat Karyawan Krakatau Steel mengadakan Sunatan
Massal dan santunan panti asuhan
2. Tebar Zakat bersama Yayasan Kami Peduli Cilegon
3. Mengadakan Pesantren Kilat di SMP Al- Hadid Kota Cilegon pada Bulan
Ramadhan 1432 H
4. Mengadakan Buka Puasa bersama di SMA 2 KS pada Bulan Ramadhan 1432 H
5. Pemberiaan Bingkisan kepada siswa tak mampu SMA Nurul Ibad dan SMA Al-
Irsyad
6. dll
Lampiran II

Jumlah Dana Alokasi Pembiayaan per Akad Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon (dalam Jutaan Rupiah)

Jenis 2008 2008 2009 2010 2011


No
Pembiayaan Awal 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Murabahah 6.151 5.052 22.795 19.745 18.374 19.039 17.781 16.971 34.861 36.552 45.044 45.140 58.014 56.479 84.044
2 Mudharabah 30.606 40.338 53.070 52.777 48.581 48.269 51.790 52.760 53.511 55.798 61.839 63.113 58.161 52.969 47.431
3 Musyarakah 7.218 7.674 11.347 18.029 17.648 18.024 20.598 22.049 24.838 24.932 39.575 38.938 56.688 74.058 79.801
4 Ijarah - - 38 25 17 7 91 1.030 3.539 3.485 4.868 4.983 4.784 4.443 4.309
5 Qardh 3.681 3.971 2.085 2.675 2.935 4.050 2.480 2.734 4.481 4.896 5.593 6.211 8.024 11.436 14.846
Jumlah 47.656 57.035 89.335 93.250 87.555 89.569 92.739 95.544 121.229 125.663 156.920 158.384 185.670 199.385 230.432

Anda mungkin juga menyukai