TEPAT
GUNA
PENGOLAHAN
LIMBAH INDUSTRI
RUMAH TANGGA
KELOMPOK :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya dalam menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui informasi tentang “Teknologi
Tepat Guna” dengan objek “Pengolahan Limbah Industri Rumah Tangga”. Dalam penulisan
karya ini penulis banyak menemui rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah banyak
membantu penulis agar dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga berbagai pihak yang
membantu tersukseskannya penulisan makalah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritiknya yang membangun terutama dari Bapak Sutiyo, selaku pembimbing. Terima kasih
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di sisi lain maraknya efisiensi dari “Teknologi Tepat Guna” yang berbiaya rendah dan
membutuhkan sedikit pemeliharaan , sepertinya dapat menjadi senter penerang untuk
sedikit mengatasi permasalahan limbah rumah tangga tersebut.
Untuk deksripsi tentang “bagaimana” dan “seperti apa” tentang teknologi tepat
guna dalam pengolahan limbah rumah tangga, mungkin keterangannya dapat disimak di
bab 2; pembahasan.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat
tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan,
kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan
yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat
sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan
teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan.
Istilah "Teknologi Tepat Guna" mulai muncul menyusul krisis minyak 1973 dan
pergerakan lingkungan pada dasawarsa 1970-an. Istilah ini biasanya diterapkan untuk
menjelaskan teknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara
berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang di negara-negara
industri maju. Bentuk dari "Teknologi Tepat Guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi
"padat karya" daripada "padat modal". Kendati perangkat hemat pekerja juga
digunakan, ia bukan berarti berbiaya tinggi atau mahal ongkos perawatan. Pada
pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan
teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif
di suatu tempat tertentu. Di negara maju, istilah “Teknologi Tepat Guna” memiliki arti
yang berlainan, seringkali merujuk pada teknik atau rekayasa yang berpandangan
istimewa terhadap ranting-ranting sosial dan lingkungan.
4
Oleh karena itu tujuan Teknologi Tepat Guna adalah melihat pemecahan-
pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu
“sesuai”.
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian Teknologi
Tepat Guna, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan Teknologi Tepat
Guna (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian,
limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan
kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi
kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah
tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan
lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain
perlu dikelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut menimbulkan bau yang
tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya. Salah satu cara mengelola limbah
rumah tangga adalah dengan membuat 3 bak. Ketiga bak tersebut digunakan sebagai
tempat pengendapan limbah secara bertahap. Dengan demikian air limbah yang keluar
dari bak terakhir sudah tidak membahayakan lagi.
5
BAHAN
1. Batu bata
2. Semen
3. Pipa pralon
4. Lem
5. Pasir
6. Lempengan besi
PERALATAN
1. Gergaji
2. Cetok
3. Cangkul
4. Parang
5. Besi runcing
6. Ember
7. Skop
8. Meteran
PEMBUATAN
Buat bak sebanyak 3 buah dari batu bata dengan campuran pasir dan
semen. Kemiringan saluran harus diperhitungkan. Usahakan jangan sampai
ada benda pada air limbah, sebab apabila ada akan menempel dan
menyumbat saluran. Antara bak satu dengan lainnya dihubungkan pipa
pralon, antara satu dengan yang lain letaknya lebih rendah. Susunan dan
sifat air limbah yang berasal dari limbah industri rumah tangga tergantung
pada macam dan jenisnya, industri. Air limbah dapat berupa limbah dari
pabrik susu, rumah makan, pemotongan hewan, pabrik tahu, pabrik tempe,
dsb. Kotoran air limbah yang masuk ke bak I, akan mengapung. Pada bagian
bawah limbah melalui pipa akan terus mengalir ke bak II. Lemak akan
tertinggal dan akan menempel pad dinding. Untuk mengambil lemak perlu
diserok. Dalam Bak II limbah akan mengalami pengendapan, terus ke bak III
begitu juga. Dari pipa pralon pada bak III air limbah akan keluar dan sudah
tidak membahayakan lagi. Untuk membawa lumpur diperlukan kecepatan
0.1m/detik dan untuk membawa pasir kasar perlu kecepatan 0,2m/detik.
Cara pembuatannya dapat dilihat Gambar di bawah ini.
6
Gambar 1. Denah bak pengendap ideal berbentuk persegi panjang
PENGGUNAAN
1. Untuk membuang limbah industri rumah tangga.
2. Untuk membuang kotoran-kotoran yang bersifat cair.
PEMELIHARAAN
1. Bak hendaknya sering dibersihkan agar kotorannya tidak mengganggu
saluran
2. Perlu di kontrol saluran-salurannya untuk menghindari kemacetan.
3. Jangan membuang limbah berupa padat seperti : kain, kertas, daun-
daun, plastik, kerikil, dsb.
7
KEUNTUNGAN
Membuatnya lebih sederhana, bahan-bahannya mudah didapat.
KERUGIAN
Apabila kurang dikontrol akan sering macet, sehingga air akan keluar
ke atas dan mengganggu lingkungan sekitarnya.
Catatan lain-lain : Periksalah secara berkala apakah lemaknya yang menempel sudah
banyak dan perlu dibersihkan atau apakah ada yang rusak.
8
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Limbah rumah tangga adalah faktor penyumbang yang cukup besar terhadap
kerusakan lingkungan. Oleh karena itu sehubungan dengan adanya efisiensi dari
teknologi cepat guna. Maka diadakannya inisiatif untuk melakukan pengolahan
terhadap limbah rumah tangga itu sendiri.
SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10