Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI JEPANG DALAM MELINDUNGI HONDA

DALAM PERSAINGAN DI PASAR INDONESIA


TAHUN 2013

DISUSUN OLEH:

TIARA PUTRI KUSUMANINGTYAS (20160510082)

KELAS: G

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH: SITI MUSLIKHATI, S.IP.,M.Si

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jepang merupakan Negara dengan Industri otomotif yang sudah terkenal di dunia.
Industry otomotif milik Jepang ini telah berkembang di kawasan Asia Tenggara khususnya
yaitu Indonesia.Indonesia dipilih menjadi Negara tujuan dari produk otomotif Jepang ini
dikarenakan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 200 juta menjadi potensi
luar biasa yang bisa dilirik oleh industri otomotif seperti Honda, Suzuki, Yamaha untuk
dapat menanamkan modal di Indonesia. Jepang merupakan Negara yang bisa dibilang maju
dalam bidang industrinya. Industry otomotif Jepang telah tersebar keseluruh penjuru
Indonesia. Hal ini bisa dilihat di jalanan Indonesia dari kota sampai kepelosok desapun
banyak ditemukan kendaraan bermotor yang merupakan produk dari Jepang seperti Honda,
Suzuki, Yamaha dll. Ini membuktikan bahwa produk otomotif dari Jepang masih menjadi
produk unggulan di Indonesia. Kerjasama bilateral antara Indonesia sejak tahun 1950 juga
semakin meningkat dengan adanya kerjasama bilateral bidang industry otomotif.

Di Pasar Indonesia yang saat ini tengah ketat akan persaingan dagang dengan Negara-
negara lainnya. Maka, Jepang menyiasatinya dengan melakukan berbagai diplomasi seperti
diplomasi ekonomi yang bertujuan untuk mempertahankan kerjasama bilateral yang
dilakukan dengan Indonesia. Diplomasi ekonomi ini dilakukan oleh Jepang dalam bentuk
IJEPA (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement) dan Kebijakan ODA (Official
Development Assistance). IJEPA ini merupakan bentuk kerjasama regional antara Indonesia
dan Jepang yang telah ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan
perdana menteri Jepang Shinzo Abe pada tahun 2008. Kerjasama ini menguntungkan Jepang
dan Indonesia misalnya saja Jepang dapat mencapai posisi yang dominan atau
mempertahankan posisi menjadi salah satu mitra dagang utama di Indonesia. Indonesia juga
diuntungkan karena dapat meluaskan produknya dengan penurunan tariff masuk di Jepang
(Lesmana, 2016).
Jepang menggunakan IJEPA sebagai bentuk diplomasi ekonominya karena Jepang
memikirkan prioritas pasar yang dapat dilihat dari banyak produk Jepang yang ada di
Indonesia khususnya di Industri otomotif. Alasan Indonesia menyetujui IJEPA dikarenakan
Departemen Perdagangan Indonesia mengungkapkan bahwa perdagangan Internasional
Indonesia mengalami penurunan dan minimnya investasi. Sehingga dengan adanya IJEPA
ini, Jepang dapat mengambil hati Indonesia dan memainkan peran penting dalam menjalin
hubungan mitra dagang dengan Indonesia.

Selain itu Jepang ini juga melakukan suatu kebijakan ODA yang merupakan bentuk
usaha Negara dengan berbagai unsur untuk mencapai kepentingan Negara atau bisa juga
disebutkan bahwa ODA ini merupakan sebuah kebijakan luar negeri Jepang yang tidak hanya
berkaitan dengan masalah internal Jepang tetapi juga kebijakan industry yang berdasarkan
kepentingan nasional(Darmastuti, 2008). Fungsi ODA ini sebagai bentuk politik citra Jepang
yang digunakan sebagai penstimulus aktivitas ekonomi/industry Jepang yang investasi dari
Jepang ini dalam bentuk FDI (Foreign Direct Investment) serta di bidang perdagangan.
Negara yang menjadi tujuan dari ODA milik Jepang ini tidak lain adalah Indonesia, yang
ternyata tujuan ODA tidak hanya pada peningkatan investasi tetapi juga keinginan untuk
menjadikan Indonesia sebagi pasar bagi komoditas industrinya.

Kebijakan ODA ini telah membuat Indonesia menjadi konsumen bagi komoditas
industry Jepang, sebagai contoh yaitu konsumsi terhadap kendaraan bermotor (otomotif) baik
roda dua maupun roda empat seperti Honda. Saat ini kendaraan otomotif di Indonesia
memang didominasi oleh Jepang, hal ini membuktikan bahwa ketergantungan Indonesia akan
produk industry Jepang cukup tinggi. Permasalahan seperti ini dinamakan ketergantungan
teknologi-industrialis yaitu Negara penerima investasi cenderung lebih bergantung kepada
komoditas atau produk yang di produksi oleh Negara pemberi investasi. Jepang menganggap
bahwa Indonesia merupakan Negara yang penting bagi perekonomian Jepang, sebagai
contohnya yaitu permasalah negosiasi tentang ahli-teknologi di setiap investasi yang
ditanamkan Jepang di Indonesia di bidang industri otomotif. Investasi Jepang harus
menggandeng mitra lokal seperti ASTRA akan tetapi sesungguhnya ini tidak terjadi karena
ASTRA ternyata hanya dijadikan mitra dalam merakit dan menjual produk otomotif atau
suku cadang saja dan tidak dilibatkan dalam research-and-design (RD) (Puraka, 2008).
Beberapa perusahaan otomotif multinasional berlomba-lomba karena adanya
ketersediaan pasar domestic di Indonesia. Penyebab dari adanya persaingan ini yaitu harga
dan pasar. Harga merupakan bagian yang paling penting dalam suatu industry dan
berdampak langsung terhadap kebutuhan konsumen. Apabila dilihat dari harga pasaran,
memang harga kendaraan dari Honda memang lebih mahal dibandingkan produk otomotif
dari Negara lain seperti Malaysia, India ataupu China. Akan tetapi untuk kualitas dari Honda
tidak perlu diragukan lagi karena ada harga maka ada kualitas. Apalagi dengan kondisi saat
ini yang semakin maju maka secara tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan kendaraan
bermotor sehingga solusinya adalah Honda(Hidayat, 2013).

Terjadinya persaingan harga di industry otomotif di Indonesia karena banyak industry


dari Negara lain yang menawarkan produk dengan harga yang lebih murah tetapi kualitasnya
tidak terjamin. Pada tahun 2013 PT.Astra Internasional Tbk/Honda sempat mengalami
penurunan kinerja hal ini lantaran walaupun volume penjualan otomotif dalam kondisi baik
dan wajar namun pendapatan masih dipengaruhi, kenaikan biaya tenaga kerja,menurunnya
harga komoditas serta ketatnya pasar industri. Dengan adanya hal ini maka Jepang
melakukan pendekatan secara ekonomi dan politik terhadap Indonesia, secara tidak langsung
Jepang perlu melakukan suatu strategi agar dapat menjaga dan menguasai pasar industry
otomotif di Indonesia(Istanto, 2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang muncul antara lain:

1. Bagaimana kondisi Pasar Industri Otomotif di Indonesia tahun 2013?


2. Apa saja faktor yang menyebabkan Honda sempat mengalami penurunan kinerja tahun
2013?
3. Bagaimana Strategi Jepang dalam melindungi Honda dalam Persaingan masuk pasar
Indonesia Tahun 2013?
C. Teori atau Kerangka Berpikir
1. Diplomasi Ekonomi
Diplomasi ekonomi adalah suatu kegiatan untuk memajukan ekonomi dan
kepentingan ekonomi suatu Negara. Suatu Negara yang menetapkan kebijakan yang
mengatur tentang hubungan bilateral hingga multilateral maka Negara tersebut tentu akan
berhasil melaksanakan barang dan jasa sehingga dapat di implementasikan melalui
kerjasama di bidang teknologi(Rana, 2014). Diplomasi ekonomi ini juga menjadi bagian
dalam suatu kebijakan luar negeri, diplomasi ekonomi ini dapat berjalan secara baik bila
pemerintah dapat membuat kepentingan nasional dan strategi kebijakan luar negeri dapat
berjalan secara seimbang.
Diplomasi ekonomi ini dibagi menjadi 3 kategori diantaranya yaitu diplomasi pada
Perdagangan Internasional, penelitian dari perspektif makroekonomi dan mikroekonomi
untuk interpretasi basis ekonomi dan yang terakhir diplomasi ekonomi dari pandangan studi
bisnis. Selain itu terdapat tahapan-tahapan dalam diplomasi ekonomi yaitu pertama pada
tingkat multilateral yang berhubungan dengan isu yang mempengaruhi hubungan politik.
Kedua, pada tingkat bilateral yang berupa intervensi dari para actor diplomasi ekonomi.
Ketiga, perubahan pada lingkup domestic di bidang politik yang berpengaruh pada suatu
kebijakan yang terdapt lobi politik yang kuat di dalamnya(Maaike, 2007).
Jepang dalam melaksanakan diplomasi ekonomi melalui Indonesia-Jepang economic
partnership agreement (IJEPA). Adanya IJEPA ini untuk meminimalisir adanya
ketimpangan antara Negara maju dan Negara berkembang dalam melakukan suatu
hubungan kerjasama ekonomi. Ketimpangan yang dimaksud yaitu salah satu pihak atau
salah satu Negara yang mengalami kesulitan dalam mencapai kepentingannya. IJEPA ini
diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap Negara berkembang seperti Indonesia
dalam pertumbuhan ekonominya melalui fasilitasi perdagangan. Sehingga dengan adanya
hal ini maka diplomasi ekonomi yang dilakukan Jepang pada hubungan bilateral dengan
Indonesia di bidang otomotif menggunakan instrument economic partner agreement(Rana,
2014).
2. Merkantilisme
Merkantilisme merupakan sebuah teori ekonomi politik yang berfungsi dalam
melindungi perkembangan industry perdagangan dan kekayaan dari suatu Negara agar
kekayaan itu tidak direbut atau berada dalam pengaruh Negara lain. Merkantilisme juga bisa
disebut sebagai suatu pandangan tentang elit-elit politik yang berada pada pembangunan
Negara modern(Sorensen, 2009). Industri otomotif Jepang di kawasan Asia Tenggara
khususnya di Indonesia dapat bertahan selama beberapa dekade dapat dianalisa menurut
teori merkantilisme ini. Indonesia merupakan suatu potensi bagi investasi dan perputaran
roda perdagangan Internasional Jepang melalui ODA (Official Development Assistance).
Tujuan dari merkantilisme ini yaitu sebagai upaya Jepang ataupun Indonesia yang
merupakan Negara mitra afiliasi dalam membendung suatu hegemoni. Proteksi pasar yang
dilakukan oleh Jepang ini lah yang mampu membuat Jepang sebagai suatu Negara industry
serta sebagai Negara pemasok nomor satu di kawasan Asia Tenggara di bidang industry
otomotif.Dengan berkembangnya industry manufaktur otomotif ini maka muncullah pesaing
atau competitor baru bagi Jepang, misalnya saja industry otomotif dari India dan China.
Maka dari itu dengan adanya kebijakan proteksionis akan lebih membatasi Indonesia dalam
mengimpor otomotif yang berbahan baja, semen mauapun suku cadang dari India dan China
(K.Jha, 2015). Tahapan dari Kebijakan Proteksionis ini dapat melalui beberapa hal seperti
tariff pajak (bea masuk), hambatan non tariff serta subsidi dari pemerintah dalam artian
seperti bantuan terhadap bisnis industry domestic.

D. Hipotesa

Dari paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa dugaan dari penelitian ini adalah
“Strategi yang dilakukan oleh Jepang dalam melindungi Honda dalam masuk ke pasar
Indonesia melalui economic partnership agreement sebagai instrument dalam diplomasi
ekonomi yang dilakukan oleh Jepang. Tujuan Jepang malakukan diplomasi ekonomi ini
guna mengamankan posisi Jepang untuk melindungi produk otomotifnya seperti Honda
yang mana di Pasar Indonesia persaingan pasar Industri semakin ketat.
E. Jangkauan Penelitian
Dalam skripsi ini penulis memberikan jangkaun penelitian yaitu strategi Jepang dalam
melindungi Honda masuk pasar Indonesia tahun 2013, dimana pada tahun tersebut
PT.Astra Internasional Tbk/Honda sempat mengalami penurunan kinerja dan penurunan
laba.

F. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah kualitatif
deskriptif yang merupakan penelitian tentang Jepang yang melakukan diplomasi ekonomi
sebagai suatu strategi dalam menghadapi persaingan untuk masuk pasar Indonesia dalam
bidang industry otomotif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan secara rinci
tentang diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh Jepang sebagai suatu strategi dalam
memasuki pasar Indonesia melalui industry otomotif seperti Honda.
Metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu melalui studi
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pencarian data yang bisa diperoleh
melalui jurnal, artikel, dokumen resmi pemerintah ataupun buku yang menjelaskan
tentang strategi Jepang melalui diplomasi ekonomi dalam menghadapi persaingan
industry otomotif di pasar Indonesia(Silalahi, 2006).

G. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui tentang kondisi pasar otomotif di Indonesia tahun 2013.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan PT.Astra Internasional Tbk/
Honda sempat mengalami penurunan kinerja pada tahun 2013.
3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Jepang memasarkan Honda di Indonesia,
meskipun banyak merk lain yang bersaing di Indonesia tahun 2013.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan upaya penulisan, penelitian ini akan disusun ke dalam lima bab,
yang sistematikanya sebagai berikut:
Bab I: Menjelaskan mengenai latar belakang masalah serta pertanyaan penelitian yang
digunakan sebagai rumusan masalah, dalam bab ini juga dipaparkan kerangka
pemikiran yang digunakan oleh penulis untuk menerangkan argument dari
rumusan masalah, hipotesa, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Menjelaskan mengenai persaingan industry otomotif yang terjadi di Indonesia.
Mulai dari perkembangan awal industry otomotif Jepang yang berada di
Indonesia hingga berkembangnya produk Honda di Indonesia.
Bab III:.Menjelaskan mengenai factor-faktor yang menyebabkan PT.Astra Internasional
Tbk/Honda sempat mengalami penurunan kinerja pada tahun 2013.
Bab IV:. Menjelaskan mengenai strategi Jepang dalam menghadapi persaingan industry
otomotif di Indonesia tahun 2013.
Bab V : Kesimpulan mengenai strategi yang dilakukan oleh Jepang. Dalam kesimpulan
ini diberikan bukti-bukti serta argument yang disimpulkan oleh peneliti.
Daftar pustaka
Darmastuti, S. H. (2008, Desember). Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA) Indonesia-Jepang:
Kemitraan Sejati atau Pelastarian Ketergantungan. Retrieved April 19, 2019, from
Laporan Penelitian IGJ (Institute Global Justice):
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122930-SK%20002%2009%20Ray%20p%20-
%20Peran%20bantuan-Analisis.pdf

Hidayat, F. d. (2013). Pasar Bebas jadi pertimbangan keluarnya LCGC. Retrieved April 20,
2019, from http://industri.kontan.co.id/news/pasar-bebas-jadi-pertimbangan-keluarnya-
lcgc

Istanto, A. (2013). Laba Bersih Astra Kuartal Pertama 2013 sebesar Rp.4.3 Triliun. Retrieved
April 20, 2019, from Siaran Pers Astra Internasional:
http://www.astra.co.id/index.php/media_room/press_release/122

K.Jha, P. (2015, Juli 21). India and China in Southeast Asia: An Evolving Theatre of
Competition? Retrieved April 21, 2019, from http://www.e-ir.info/2015/12/07/india-and-
china-in-southeast-asia-an-evolving-theatre-of-competition/

Maaike, O.-H. (2007). Japan's Economic Diplomacy Toward China: The Lure of Business and
the Burden History. Retrieved April 21, 2019, from Netherland Institute of International
Relation Clingendael:
http://www.clingendael.nl/sites/default/files/20071100_cdsp_paper_okano-heijmans.pdf

Puraka, Y. G. (2008). Situasi Industri Otomotif dan Peran Serikat Buruh Otomotif di Indonesia.
Retrieved April 20, 2019, from Laporan Penelitian Friedrich EbertStiftung:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122930-SK%20002%2009%20Ray%20p%20-
%20Peran%20bantua

Rana, K. (2014). Introduction: The Role of Embassies dalam Economic Diplomacy: India's
Experience. Retrieved April 21, 2019, from
http://clingendael.info/publications/2003/20030100_cli_paper_dip_issue84.pdf

Silalahi, U. (2006). Metode Penelitian Sosial. Retrieved April 22, 2019


Sorensen, R. J. (2009). Ekonomi Politik International dalam Pengantar Studi Hubungan
Internasional (terj.). Retrieved April 21, 2019, from
http://eprints.umm.ac.id/40586/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai