Bentuk umum proses sosial adalah interkasi sosial (yang juga dapat dinamakan proses
sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi
merupakan hubungan timbal balik antar pihak tertentu, stimulasi dan tanggapan
antarmanusia. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan natara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dimulai pada
saat dua orang bertemu. Seperti saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, dll.
Interaksi sosial hanya terjadi antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua
belah pihak. Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang
langsung dengan seseuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya,
sebagai akibat hubungan termaksud. Berlangsungnya proses interaksi didasarkan pada
pelbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor
tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.
a. Faktor Imitasi
Salah satu segi positif faktor ini, bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula
mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negative seperti tindakan-tindakan yang menyimpang.
b. Faktor Sugesti
Faktor sugesti berlagsung apabila seseorang member suatu pandangan atau sesuatu
sikap yang berasal dari dirinya yang kemudin diterima oleh pihak lain.
c. Faktor Identifikasi
d. Faktor Simpati
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik
pada orang lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting,
walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan
untuk bekerja sama dengannya.proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu
keadaan di mana faktor saling terjamin.
1. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan
tango yang berarti menyentuh. Jadi, secra harfiah kontak adalah bersama-sama menyentuh.
Secara fisik, kontak baru akan terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Apabila dengan
perkembangan teknologi saat ini, orang-orang dapat berhubungan melalui telepon, telegraf,
radio, surat dan seterusnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi
syarat utama terjadinya kontak. Erjadinya suatu kontak tidak semata-mata dari tindakan,
tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial dapat bersifat positif yang
mengarah pada suatu kerja sama, atau bahkan bersifat negative yang mengarah pada suatu
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, meliputi antara orang-perorangan,
antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, serta anatara suatu
kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Suatu kontak dapat pula bersifat
prmer yang terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan
muka, dan bersifat sekunder yang memerlukan perantara.
2. Komunikasi
Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian
memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi, misalnya ketika orang Indonesia
berjabat tangan dengan orang Jerman padahal keduanya tidak mengerti bahasa yang
diucapkan satu sama lain. Dalam kasus tersebut, kotak sebagai syarat pertama telah terjadi,
tetapi komunikasi tidak terjadi sehingga interaksi sosial pun tidak terjadi. Dengan demikian,
apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi tidak mempunyai arti
apa-apa.
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji
terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna
ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak
lain. Kehdupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali
dasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnya. Dapat pula disebabkan karena caat
pada salah satu inderanya. Terasingnya seseorang mungkin jga disebabkan karena pengaruh
perbedaan rasa tau kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka-prasangka. Seperti
pada masyarakat yang berkasta dan pada beberapa suku bangsa di Indonesia yang tertutup
atau terasing dan kurang mengadakan hubungan dengan dunia luar agak sulit juga untuk
mengadakan suau interaksi sosial.
Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial
yang pokok. Sebaliknya, sosiolog yang lain menganngap kerja sama merupakan proses
utama. Golongan terakhir memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar
bentuk-bentuk interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk interkasi tersebut dapat
dikembalikan pada kerja sama. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan
terhadap kelompoknya (ingroupnya) dan kelompok lainnya (outgroupnya). Kerja sama akan
lenih kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam aau ada tindakan-tindakan luar yang
menyinggung kesetiaan secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam
kelompok, dalam diri seseorang atau sekelompok orang. Kerja sama Timbul karena adanya
kepentingan yang sama pada saat yang sama. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pada
masyarakat yang bentuk kerja sama merupakan unsur dalam sistem sosialnya, sering
dijumpai warga masyarakatnya kurang mempunyai inisiatif (daya kreasi).
Bentuk-Bentuk Kerja Sama:
a. Bargaining, yakni pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan
jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih
b. Cooptation, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan
c. Coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-
tujuan yang sama
d. Joinventure, yakni Kerjasama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.
Dari teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama, di
antaranya kerjasama spontan (spontaneous cooperation) yaitu kerja sama yang serta-merta,
kerja sama langsung (directed cooperation) yang merupakan hasil dari perintah atasan aau
penguasa, kerja sama kontrak (contractual cooperation) yang merupakan kerja sama atas
dasar tertentu, serta kerja sama tradisional (traditional cooperation) yang merupakan bentuk
kerja sama sebagai bagian atau unsure dari sistem sosial.
b. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi digunakan dalam dua arti, pertama akomodasi untuk menunjuk pada suatu
keadaan berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi anatara orang-perorang atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kedua, akomodasi sebagai suatu proses yaitu
akomodasi yang menunjuk pada suatu usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan, yakni usaha untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu proses yang digunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu peruses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama
artinya dengan pengertian adaptasi oleh para ahli biologi untuk menunjuk suatu proses di
mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebenarnya, akomodasi
merupakan Suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak
lawan sehingga tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi :
a. Untuk mengurangi pertentangan antara orang- perorangan atau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan paham
b. Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan (untuk sementara waktu)
c. Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelas-kelas sosial yang akibat
budaya hidup terpisah
d. Mengusahakan peleburan antara kelas-kelas sosial yang terpisah (mis: kawin campur)
Bentuk-bentuk Akomodasi:
a. Coersion, prosesnya paksaan
b. Compromise, masing-masing mengurangi tuntutannya
c. Arbitration, cara untuk mencapai compromise, dengan bantuan pihak ke tiga yang
dipilih oleh kedua belah pihak
d. Mediation, sama dengan arbitration, pihak ke tiga hanya sebagai penasehat belaka
e. Conciliation, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang
berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama (lebih lunak dari coercion)
f. Toleration, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil, kadang timbul secara
tidak sadar dan tanpa direncanakan
g. Stalemate, pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang
seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya
h. Adjudication, penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
c. Asimilasi (asimilation)
d. Akulturasi
2. Proses Disosiatif
Proses-proses disosiatif disebut juga oppositional processes (lawan dari kerjasama atau
oposisi). Suatu masyarakat merupakan bentuk oposisi atau kerjasama, tergantung pada
unsure-unsur kebudayaan seperti sistem nilai-nilai, struktur masyarakat dan sistem sosialnya.
Misalnya: Masyarakat Amerika bersifat kompetitif, keberhasilan ditentukan oleh faktor
materi dan individualisme disebabkan latar belakang sejarah, Masyarakat Indonesia bersifat
kooperatif, sistem nilai-nilai dalam masyarakat lebih menghargai bentuk kerjasama daripada
bentuk proses sosial yang disosiatif.
Bentuk-benuk Proses Disosiatif :
1. Persaingan (Competition)
Bentuk-bentuk persaingan :
a. Persaingan ekonomi, tidak seimbangnya antara persediaan dan permintaan
b. Persaingan kebudayaan dalam hal penyebaran kebudayaan agama dan pendidikan
c. Persaingan dalam mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat
d. Persainga ras
Fungsi persaingan:
a. Menyalurkan keinginan yang bersifat kompetitif dalam memperoleh sesuatu yang
berharga atau bernilai
b. Sebagai saluran untuk memenuhi kepentingan publik dalam memilih sesuatu
(misalnya Perlombaan)
c. Alat untuk mengadakan seleksi atas dasar sex dan seleksi sosial, sesuai dengan
kemampuannya
d. Alat untuk menyaring warga dalam kelompok-kelompok fungsional, seperti kelas
pemuka agama, seniman, politikus
2. Kontravensi (Contravention)
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana orang-orang atau
kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Sebab-sebab Pertentangan di antaranya terdapat
perbedaan antara orang-perorang (pendirian perasaan), perbedaan kebudayaan, bentrokan
antara kepentingan-kepentingan, serta perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat.
Daftar Pustaka:
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Perkasa.