DISUSUN OLEH :
ASRIL TINAMBUNAN, SP
NIP. 198211092006041008
PEMERINTAH KABUPATEN
BOGOR
DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PERKEBUNAN
BPP WILAYAH CIAWI
1
I. PENDAHULUAN
I.2. Masalah
Masalah yang dihadapi oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian antara lain :
a. Perencanaan Penyuluh
2
b. Pelaksanaan Penyuluhan
c. Kerjasama Penyuluh
d. Kemampuan Penyuluh
e. Administrasi Penyuluh
relevan tentang sejauh mana tujuan programa penyuluhan pertanian dan kegiatan
atau metoda untuk mendukung tujuan tersebut dapat dicapai, serta menafsirkannya
penyuluhan pertanian.
d. Analisa Data
Dalam menganalisa data pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian di BPP
Ciawi Kabupaten Bogor menggunakan analisis data IPA (Impartence
Performance Analysis ).
6
Rumus :
Y = Peningkatan produksi
X1 = Asfek teknis
X2 = Asfek sosial
X3 = Asfek ekonomi
f = fungsi/pengaruh
n = Variabel bebas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai Per-Indikator
Nama I II III IV V Jlm
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Aep Nyai 3 3 2 2 2 4 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 67
Ahmad 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 71
Ajid 3 3 3 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 1 2 3 61
Amung 3 1 1 2 1 3 2 2 1 1 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 1 3 52
Apud 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 4 1 1 3 57
Syaripudin
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 1 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 44
anang
3 3 2 2 2 3 2 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 1 2 3 61
Kuncoro
2 2 2 1 1 2 1 1 3 1 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 50
Maman
Usman 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 51
H.
Husnudin 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 2 41
Jumlah 609
7
Dengan adanya factor internal dan eksternal yang dihadapi oleh petani
menyebabkan petani memiliki kompetensi yang rendah, kemampuan mengadopsi
teknologi pertanian lambat, tingkat ketergantungan petani kepada Pemerintah
masih sangat tinggi. Hal ini mencerminkan jiwa kewirausahaan petani masih
rendah dan perlu ditumbuh kembangkan.
Faktor penentu ekonomi merupakan upaya/kegiatan sederhana yang mudah
dilaksanakan oleh petani dan mempengaruhi terhadap keuntungan dalam berusaha
tani tetapi dalam penerapannya belum sesuai dengan anjuran. Dapat diartikan pula
sebagai aktifitas yang mudah dilaksanakan oleh para petani, tetapi sangat
memberikan pengaruh besar terhadap keuntungan optimal.
Hasil pengumpulan data identifikasi faktor penentu ekonomi menunjukan
bahwa rata-rata prosentase (%) hasil skor dari berbagai unsur diperoleh sebanyak
57,30 %. Nilai skor tertinggi sebanyak 81,00 % diperoleh dari unsur Modal usaha
tani. Hal ini sebagai dampak adanya kesiapan petani dalam membiayai
usahataninya, serta melakukan pemupukan modal utama untuk kebutuhan
usahataninya.
Nilai skor terendah sebanyak 30,66 % diperoleh dari unsur sarana produksi
terutana dalam cara pengadaan/pembelian sarana produksi, mengingat sebagian
besar para petani masih sendiri-sendiri, dalam arti belum secara kolektif. Hal ini
sebagai dampak karena mudahnya memperoleh sarana produksi serta keberadaan
kios saprodi yang mudah dijangkau oleh petani.
V.1. Kesimpulan
Setelah kami lakukan kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian Desa Leuwimalang dan
Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Berdasarkan data rekapitulasi hasil nilai responden pada saat mewawancarai,
responden sebanyak 10 orang diperolehkan jumlah nilai sebesar 609. Dari jumlah
nilai tersebut diatas bila dihubungkan dengan parameter penilaian maka dapat
dinyatakan bahwa kegiatan penyuluh pertanian di Wilayah Binaan Cisarua termasuk
dalam katagori cukup.
b. Dengan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa gerakan penerapan Pengelolaan
Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) padi sawah yang dilakukan oleh petani di
Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor baru mencapai rata-rata 80,85 % dari 10
(sepuluh) komponen kegiatan PTT, baik dibidang Pola Tanam, Pengolahan Tanah,
Penggunaan Benih, Pergiliran Varietas, Jarak Tanam, Pemupukan Berimbang,
Pemakaian ZPT/PPC, Pengendalian Jasad Pengganggu, Tataguna Air di Tingkat
Usahatani, dan Panen serta Pasca Panen. Nilai tertinggi diperoleh dari unsur
Pemakaian ZPT/PPC.
c. Hasil pengumpulan data identifikasi faktor penentu sosial menunjukan bahwa rata-
rata prosentase hasil skor dari berbagai unsur diperoleh sebanyak 63,64 % , nilai skor
tertinggi sebanyak 74,10 % diperoleh dari unsur Inisiatif dan kesepakatan kelompok,
nilai skor terendah sebanyak 49,50 % diperoleh dari unsur kegiatan belajar mengajar
seperti tingkat kehadiran anggota kelompok pada pertemuan rutin atau kunjungan
Penyuluh Pertanian, kegiatan belajar mengajar diluar kunjungan Penyuluh Pertanian,
saling menyampaikan informasi dalam kelompok, dan mencari informasi dan inovasi
keluar kelompok.
d. Hasil pengumpulan data identifikasi faktor penentu ekonomi menunjukan bahwa
rata-rata prosentase hasil skor dari berbagai unsur diperoleh sebanyak 57,30 % , nilai
skor tertinggi sebanyak 81,00 % diperoleh dari unsur Modal usaha tani.
e. Sedangkan hasil pengumpulan data bidang produktivitas menunjukan bahwa rata-rata
prosentase (%) hasil skor diperoleh sebanyak 87,95 %, nilai skor tertinggi sebanyak
98,50 % didapat oleh Petani bernama Sudin dari Desa Nanggala mekar , nilai skor
terendah sebanyak 72,28 % didapat oleh Petani bernama Ahmad dari Desa Cisarua.
V.2. Saran-saran
a. Agar penyuluh yang bertugas di Kecamatan Cisarua khususnya Wilayah
Binaan Cisarua meningkatkan aktivitas penyuluhannya serta pendekatan
terhadap tokoh tani dan aparat Desa secara kontinyu.
12
751-1000 = Baik
501-750 = Cukup